Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2565 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang kakek, 75 tahun, tinggal di PSTW, mengalami paska stroke dan harus berbaring di atas tempat tidur. Semua kebutuhan dipenuhi oleh pramuwisma. Hasil pengkajian didapatkan data sebelah shi kanan badannya tidak bisa digerakkan. Apakah diagnose kelkeperawatan utama pada kasus diatas? a. Resiko injury jatuh b. Resiko perubahan integritas bullt c. Gangguan mobilitas fisik d. Gangguan personal hyigine e. Resiko terjadinya deformitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk pasien adalah:
c. Gangguan mobilitas fisik
Penjelasan singkat:
Sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosa keperawatan utama yang paling sesuai dengan kasus ini adalah "Gangguan mobilitas fisik".
Pasien dengan riwayat stroke mengalami hemiparesis atau kelemahan pada satu sisi tubuh, sehingga mengalami keterbatasan dalam pergerakan dan mobilitas fisik. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Diagnosa ini fokus pada masalah utama yang dialami pasien, yaitu gangguan mobilitas fisik akibat kondisi pasca stroke.
Diagnosa-diagnosa lain yang disebutkan juga dapat menjadi masalah keperawatan yang perlu dipertimbangkan, seperti risiko jatuh, risiko perubahan integritas kulit, gangguan personal hygiene, dan risiko deformitas. Namun, gangguan mobilitas fisik merupakan inti dari masalah yang harus ditangani secara komprehensif dalam kasus ini. -
Article No. 2566 | 17 Oct 2024
Klinis : 45. Seorang laki-laki yang berusia 78 tahun, kondisi tubuh lemah, bau badan, kulit kusam, rambut kotor, bou mulut, kuku panjang, pakaian tidak rapi, dan tidak ganti 2 hari. untuk BAB Dan BAK dilakukan ditempat tidur. hasil indeks Katz skornya 3 ketergantungan Totol, Hasil pengkajian Mini Mental State Exam 20 kerusakan mental berat, Risiko jatuh 9 yaitu risiko jatuh Sedang. Apakah diagnosa treperawatan yang muncul dari kasus diatas? a. Intoleransi aktifitas b. Deficit perawtan diri makan d. Deficit perawatan diri eliminasi c. Deficit perawatan diri mandi e. Hambatan mobilitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, saya mengidentifikasi beberapa diagnosis keperawatan yang muncul, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Diagnosis Keperawatan yang muncul adalah:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI: 00108)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Ditandai dengan: kulit kusam, rambut kotor, kuku panjang, pakaian tidak rapi.
2. Inkontinensia Bowel (SDKI: 00014)
- Definisi: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran feses secara sukarela.
- Ditandai dengan: BAB dilakukan di tempat tidur.
3. Risiko Jatuh (SDKI: 00155)
- Definisi: Risiko mengalami cedera akibat terjatuh.
- Ditandai dengan: skor risiko jatuh sedang (9).
4. Gangguan Proses Pikir (SDKI: 00128)
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan gangguan dalam memproses informasi.
- Ditandai dengan: skor Mini Mental State Exam 20 (kerusakan mental berat).
5. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI: 00204)
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Ditandai dengan: kondisi tubuh lemah.
Penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan acuan dalam menentukan diagnosis keperawatan yang didasarkan pada pola respons manusia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan acuan dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan acuan dalam menentukan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 2567 | 17 Oct 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan rasa nyaman.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Rasa Nyaman: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan terkait dengan sensasi tubuh yang tidak spesifik, seperti ketidaknyamanan, tidak puas, atau tidak menyenangkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi rasa nyaman dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan rasa nyaman.
b. Kriteria Hasil: Klien melaporkan peningkatan rasa nyaman, klien menerapkan strategi untuk meningkatkan rasa nyaman, dan klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengatasi gangguan rasa nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi Keperawatan:
i. Manajemen Nyeri: Membantu klien untuk mengenali dan mengelola nyeri yang dialaminya.
ii. Terapi Sensori: Menyediakan stimulasi sensorik untuk mempromosikan relaksasi dan rasa nyaman.
iii. Pengaturan Lingkungan: Memodifikasi lingkungan untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi klien.
b. Aktivitas Keperawatan:
i. Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi rasa nyaman klien.
ii. Membantu klien mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan rasa nyaman.
iii. Menerapkan intervensi yang sesuai untuk mengatasi gangguan rasa nyaman.
iv. Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi dalam meningkatkan rasa nyaman klien.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi rasa nyamannya, mengembangkan strategi yang tepat, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai peningkatan rasa nyaman yang diharapkan. -
Article No. 2568 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret sebagai manifestasi dari tuberkulosis paru.
2. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen dan penurunan kapasitas fungsional akibat infeksi tuberkulosis paru.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan sebagai dampak dari tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menegakkan diagnosis keperawatan yang akurat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI memandu perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara komprehensif membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terarah, dan berpusat pada pasien, sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2569 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan kesadaran menurun. Berdasarkan anamnesis, pasien jatuh dari tangga ± 5 hari yang lalu, mual dan muntah 5 kali, pemeriksaan fisik ditemukan: Pupil anisokor, kaku kuduk, hemiparese kontralateral, midriasis pupil ipsilateral, GCS 10, TD: 130/80 mmHg, N: 88 x/menit, S: 37,8°C, RR: 24 x/ menit. Hasil CT Scan Subdural Hematoma. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut? a. Gangguan nutrisi B. Gangguan keseimbangan cairan c. Gangguan persepsi sensori penglihatan d. Gangguan mobilitas e. Gangguan perfusi serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah:
E. Gangguan perfusi serebral
Penjelasan:
Pasien mengalami cedera kepala dengan hasil diagnosis Subdural Hematoma, yang menyebabkan perubahan pada tanda-tanda vital dan kesadaran pasien. Gejala-gejala yang muncul, seperti pupil anisokor, kaku kuduk, hemiparese kontralateral, midriasis pupil ipsilateral, dan penurunan GCS mengindikasikan adanya gangguan perfusi serebral.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan perdarahan intrakranial berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia).
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan perfusi serebral" yang berhubungan dengan perdarahan intrakranial akibat cedera kepala. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan neurologis, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan segera. -
Article No. 2570 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia mengeluh tidak bisa berjalan karena sendi kakinya sangat nyeri, Lansia tersebut masih melakukan aktivitas secara mandiri. Diagnosis keperawatan yang dapat dirumuskan adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Mobilitas Fisik Terganggu
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Mobilitas Fisik Terganggu didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau rentang gerak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik secara bertahap, dengan indikator utama seperti peningkatan kemampuan berjalan, rentang gerak, dan kekuatan otot.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk meningkatkan mobilitas.
2. Terapi Latihan: Memberikan latihan fisik yang terstruktur untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan rentang gerak.
3. Terapeutik: Memberikan kenyamanan dan mengelola nyeri sendi untuk memfasilitasi mobilitas.
Dengan penanganan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien lansia dapat meningkatkan mobilitas fisiknya secara bertahap dan dapat mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 2571 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang nenek, 70 tahun, tinggal di PSTW, mengeluh jari-jari kaki dan tangan sering kaku khususnya kalau suhu udara dingin. Aktifitas dapat dilakukan mandir Apakah tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan mengurangi kaku pada nenek tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan rencana tindakan keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sirkulasi Perifer (SDKI)
Definisi: Penurunan atau gangguan aliran darah ke bagian distal tubuh.
Karakteristik Mayor: Jari-jari ekstremitas sering kaku, terutama saat suhu dingin.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Karakteristik Mayor: Kemampuan melakukan aktivitas mandiri.
Rencana Tindakan Keperawatan:
1. Manajemen Sirkulasi (SLKI)
- Lakukan terapi hangat pada ekstremitas (kompres hangat, massage, rendam air hangat) untuk meningkatkan aliran darah.
- Anjurkan pasien melakukan latihan fisik ringan seperti pergerakan sendi dan jari-jari secara teratur.
- Anjurkan pasien untuk menghindari paparan dingin yang berlebihan.
2. Manajemen Energi (SLKI)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya sebelum dan setelah aktivitas.
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan berikan bantuan jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Edukasi Kesehatan (SIKI)
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga sirkulasi darah dan mengontrol paparan dingin.
- Latih pasien dan keluarga dalam melakukan terapi hangat dan latihan fisik sederhana.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan perawatan komprehensif.
Dengan implementasi rencana tindakan keperawatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi kekakuan pada ekstremitas, dan mempertahankan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 2572 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat spesialis, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
Penyebab:
1. Peningkatan produksi sekret
2. Penurunan refleks batuk
3. Iritasi atau inflamasi saluran napas
4. Kelemahan otot-otot pernapasan
Gejala dan Tanda:
1. Adanya sekret dalam saluran napas
2. Suara napas tambahan (mengi, wheezing)
3. Perubahan pola napas
4. Ketidaknyamanan dalam bernapas
5. Gangguan oksigenasi
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi Diagnosis: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan refleks batuk, iritasi atau inflamasi saluran napas, kelemahan otot-otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Adanya sekret dalam saluran napas, suara napas tambahan (mengi, wheezing), perubahan pola napas, ketidaknyamanan dalam bernapas, gangguan oksigenasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran Keperawatan: Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Indikator: Frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada sianosis, oksigenasi adekuat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan patensi jalan napas dengan membersihkan sekret atau obstruksi.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi, Monitor pola napas, Bantu pasien dalam batuk efektif, Lakukan suction jika perlu, Berikan oksigen sesuai kebutuhan, Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Dalam kondisi "Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif", fokus utama adalah mengatasi masalah ketidakefektifan pembersihan jalan napas. Perawat harus melakukan assessment, intervensi, dan evaluasi yang komprehensif untuk memastikan patensi jalan napas pasien tetap terjaga. -
Article No. 2573 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Kelelahan otot pernapasan
2. Kelemahan otot pernapasan
3. Peningkatan produksi sekret
4. Obstruksi jalan nafas
Karakteristik Definisi (SDKI):
1. Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas
2. Suara napas tambahan (ronki, wheezing, mengi)
3. Perubahan frekuensi pernapasan
4. Penggunaan otot bantu pernapasan
5. Sekret berlebihan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Nafas
2. Manajemen Ventilasi
3. Manajemen Oksigenasi
4. Manajemen Sekret
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Permeabilitas Jalan Nafas
2. Status Ventilasi
3. Status Oksigenasi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan nafas menjadi tidak terbuka dengan baik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan otot pernapasan, kelemahan otot pernapasan, peningkatan produksi sekret, atau obstruksi jalan nafas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan nafas, manajemen ventilasi, manajemen oksigenasi, dan manajemen sekret. Tujuannya adalah untuk mempertahankan permeabilitas jalan nafas, status ventilasi, dan status oksigenasi yang optimal. Evaluasi keberhasilan intervensi dapat dilihat dari luaran keperawatan yang mencakup permeabilitas jalan nafas, status ventilasi, dan status oksigenasi. -
Article No. 2574 | 17 Oct 2024
Klinis : Intervensi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan dari intervensi ini adalah:
1. Jalan napas terbuka
2. Tidak ada sianosis
3. Tidak ada retraksi dinding dada
4. Frekuensi napas dalam rentang normal
5. Suara napas normal
Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merekomendasikan intervensi-intervensi berikut untuk mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Ventilasi
3. Manajemen Oksigenasi
4. Manajemen Batuk
5. Manajemen Sekresi
Sebagai seorang perawat, saya akan mengkaji secara komprehensif kondisi pasien, memantau tanda-tanda vital, dan melakukan intervensi-intervensi yang sesuai untuk memastikan bersihan jalan napas yang efektif dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal bagi pasien.