Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4642 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki, usia 4 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan belum dapat berbicara dan aktivitas berlebihan, pasien Terdiagnosis dengan autisme, dengan tanda-tanda keterlambatan bicara, mengucapkan bahasa "planet", menghindar bertatap muka, perilaku kelebihan, mengamuk dan menutup telinga bila ada suara keras. Komorbid yang ada pada pasien ini adanya gejala hiperaktivitas. Riwayat perkembangan tidak ada regresi perkembangan namun terdapat keterlambatan bicara dan personal sosial. Hasil penilaian dengan Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) didapatkan kesimpulan resiko sedang gangguan autisme. Hasil penilaian dengan Childhood Autism Rating Scale (CARS) didapatkan skor 36 (autisme ringan). Kesimpulan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan perkembangan autisme. Status gizi baik: berat badan 19 kg, tinggi badan 111 cm (BB//U 0< Z < 2; TB//U 0< Z <2 ;BB//TB 0< Z <1 (chart WHO-NCHS). Hasil pemeriksaan fisik normosefal, tidak ditemukan wajah dismorfik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Status neurologis dalam batas normal. Hasil tes pendengaran anak tidak mau merespon terhadap suara panggilan nama namun mau melihat sumber suara di televisi. Riwayat kehamilan baik, riwayat persalinan kurang baik, riwayat pasca persalinan baik. Riwayat imunisasi baik. Riwayat pemberian makan kurang baik, sejak lahir pasien mendapat ASI ditambah dengan susu formula hingga usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan diberikan bubur susu.Anak merupakan anak pertama dari pasangan 42 tahun dan 33 tahun, bukan dari perkawinan keluarga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Komunikasi Verbal Terganggu berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara, ditandai dengan pasien belum dapat berbicara secara efektif.
2. Perilaku Eksesif berhubungan dengan gangguan autisme, ditandai dengan perilaku hiperaktif, mengamuk, dan menutup telinga bila ada suara keras.
3. Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan gangguan autisme, ditandai dengan menghindari kontak mata dan tidak mau bertatap muka.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa Keperawatan yang dirumuskan berdasarkan SDKI adalah Komunikasi Verbal Terganggu, Perilaku Eksesif, dan Gangguan Interaksi Sosial.
- SDKI menyediakan definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik definisi, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk setiap diagnosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengatur perilaku, dan kemampuan berinteraksi sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan pada setiap diagnosa keperawatan, seperti terapi wicara, terapi perilaku, dan terapi interaksi sosial.
Secara umum, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terstruktur, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan bagi pasien. -
Article No. 4643 | 05 Nov 2024
Klinis : keletihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), kondisi kelelahan dapat didefinisikan sebagai perasaan kekurangan tenaga dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan atau aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah seperangkat standar yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosis keperawatan.
- Dalam kasus kelelahan, SDKI menyediakan definisi, karakteristik definisi, faktor terkait, dan batasan karakteristik yang dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah seperangkat standar yang digunakan oleh perawat untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Untuk kasus kelelahan, SLKI dapat menyediakan luaran keperawatan yang diharapkan, seperti peningkatan tingkat energi, perbaikan pola tidur, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah seperangkat standar yang digunakan oleh perawat untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Dalam kasus kelelahan, SIKI dapat menyediakan intervensi keperawatan seperti manajemen energi, peningkatan tidur, dan modifikasi lingkungan untuk membantu mengatasi kelelahan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi kelelahan pada pasien. -
Article No. 4644 | 05 Nov 2024
Klinis : SIKI inkontinensia urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urine
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan untuk menahan urine yang menyebabkan kebocoran urine.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan inkontinensia urine adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan kontinensi urine.
2. Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan mencegah terjadinya iritasi kulit.
3. Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa rasa tidak nyaman akibat inkontinensia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani inkontinensia urine antara lain:
1. Manajemen inkontinensia urine
2. Latihan otot dasar panggul
3. Terapi perilaku
4. Perawatan kulit
Secara singkat, inkontinensia urine adalah masalah kebocoran urine yang membutuhkan penanganan komprehensif meliputi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4645 | 05 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bengkak di bawah kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar dan menggunakan tone akademis, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan bengkak di bawah kelopak mata:
Diagnosa Keperawatan:
Edema periorbitalis
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Edema periorbitalis didefinisikan sebagai akumulasi cairan di sekitar mata yang menyebabkan pembengkakan di bawah kelopak mata.
- Etiologi yang mungkin meliputi alergi, infeksi, trauma, atau kondisi medis lainnya.
- Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain pembengkakan di bawah mata, rasa tidak nyaman, dan perubahan penampilan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari pengelolaan edema periorbitalis adalah pengurangan pembengkakan, penurunan rasa tidak nyaman, dan perbaikan penampilan.
- Indikator keberhasilan dapat meliputi pengurangan ukuran pembengkakan, penurunan sensasi tegang atau nyeri, dan peningkatan kepuasan pasien terhadap penampilannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani edema periorbitalis antara lain:
a. Manajemen cairan, untuk mengurangi akumulasi cairan di area periorbital.
b. Terapi dingin, untuk mengurangi inflamasi dan pembengkakan.
c. Edukasi pasien, untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi dalam pengelolaan kondisi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan dan mengatasi penyebab dasar edema.
Dalam penerapannya, perawat dapat mengacu pada standar-standar tersebut untuk melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menetapkan luaran, dan merencanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 4646 | 05 Nov 2024
Klinis : inkontinensia urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi inkontinensia urine:
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urine
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia urine didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urine secara tidak disengaja. Penyebab dapat berupa kelemahan otot panggul, infeksi saluran kemih, atau masalah neurologi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan inkontinensia urine adalah pasien dapat mengendalikan pengeluaran urine, tidak terjadi cedera kulit akibat kelembaban, dan tercapai kepuasan pasien terhadap penanganan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen inkontinensia urine, perawatan kulit, dan edukasi terkait latihan otot dasar panggul serta penggunaan alat bantu inkontinensia jika diperlukan.
Terapis memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi inkontinensia urine pada pasien. Pendekatan yang holistik dengan mempertimbangkan faktor fisiologis, psikologis, dan sosial dapat membantu mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4647 | 05 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala, pusing berputar, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat, tidak mengalami gejala kelelahan, dan mempertahankan energi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi:
- Mengatur aktivitas dan istirahat
- Memantau tanda-tanda vital
- Memberikan terapi oksigen jika diperlukan
- Mendorong pasien untuk beraktivitas secara bertahap
- Memberikan edukasi tentang manajemen energi
Dalam kasus pasien dengan keluhan sakit kepala, pusing berputar, dan mual, diagnosa Intoleransi Aktivitas dapat menjadi salah satu diagnosa yang relevan. Pasien mungkin mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat gejala-gejala yang dialami. Intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen aktivitas, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi dapat membantu meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. -
Article No. 4648 | 05 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan gejala inkontinensia urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan gejala inkontinensia urin.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Inkontinensia Urin: Ketidakmampuan untuk menahan kemih secara sukarela, yang mengakibatkan kebocoran urin.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan fungsi sfingter urethra, penurunan tonus otot dasar panggul, infeksi saluran kemih, neurologi.
- Karakteristik: Urin bocor secara tidak sengaja, perasaan tidak dapat menahan urin, frekuensi berkemih yang meningkat, rasa tidak nyaman.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengelolaan Inkontinensia Urin: Pemulihan atau pencegahan kebocoran urin, manajemen gejala, dan pencegahan komplikasi.
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengontrol eliminasi urin, pasien tidak mengalami komplikasi terkait inkontinensia urin, pasien merasa nyaman dengan kondisinya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Pengkajian: Identifikasi penyebab, tipe, dan derajat inkontinensia urin.
2. Manajemen inkontinensia urin: Latihan otot dasar panggul, terapi farmakologi, penggunaan alat bantu, manajemen cairan dan diet.
3. Edukasi: Edukasi tentang inkontinensia urin, manajemen diri, dan pencegahan komplikasi.
4. Kolaborasi: Koordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan komprehensif.
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran umum terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI untuk kondisi pasien dengan gejala inkontinensia urin. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. -
Article No. 4649 | 05 Nov 2024
Klinis : klien dengan skabies. keluhan gatal, bintik-bintik merah di kulit dan lebih gatal saat malamhari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien dengan skabies.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan kulit akibat skabies, ditandai dengan gatal yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan.
- Faktor Yang Berhubungan: Gangguan kulit akibat infeksi skabies dapat menyebabkan gatal yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Karakteristik Definisi: Gatal, bintik-bintik merah di kulit, dan gatal yang lebih parah saat malam hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang disebabkan oleh gatal akibat skabies.
- Indikator: Kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, penurunan intensitas gatal, dan peningkatan kenyamanan kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen gejala (mengelola gejala gatal), perawatan kulit (menjaga kebersihan dan kelembapan kulit), edukasi (memberikan informasi tentang skabies dan penanganannya), serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dalam pengobatan dan perawatan).
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan klien untuk mengelola gejala gatal, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, serta memberikan edukasi yang diperlukan. Tujuannya adalah membantu klien untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan tanpa hambatan yang disebabkan oleh skabies. -
Article No. 4650 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ingin melakukan pemeriksaan kehamilan nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang ingin melakukan pemeriksaan kehamilan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Komplikasi Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Komplikasi Kehamilan: Kemungkinan terjadinya masalah kesehatan pada ibu hamil yang dapat membahayakan kehamilan dan atau keselamatan ibu dan janin.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan fisiologis kehamilan, seperti peningkatan kadar hormon, perubahan sistem kardiovaskular, perubahan sistem gastrointestinal, dan lain-lain.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Ibu hamil dapat mengenali tanda-tanda komplikasi kehamilan, dapat melakukan perawatan diri yang sesuai, dan dapat mencari pertolongan kesehatan tepat waktu.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, pemantauan tanda vital dan tanda-tanda komplikasi kehamilan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komplikasi kehamilan.
Dengan pemahaman standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mencegah dan mengelola risiko komplikasi kehamilan pada pasien. -
Article No. 4651 | 05 Nov 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki, usia 4 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan belum dapat berbicara dan aktivitas berlebihan, pasien Terdiagnosis dengan autisme, dengan tanda-tanda keterlambatan bicara, mengucapkan bahasa "planet", menghindar bertatap muka, perilaku kelebihan, mengamuk dan menutup telinga bila ada suara keras. Komorbid yang ada pada pasien ini adanya gejala hiperaktivitas. Riwayat perkembangan tidak ada regresi perkembangan namun terdapat keterlambatan bicara dan personal sosial. Hasil penilaian dengan Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) didapatkan kesimpulan resiko sedang gangguan autisme. Hasil penilaian dengan Childhood Autism Rating Scale (CARS) didapatkan skor 36 (autisme ringan). Kesimpulan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan perkembangan autisme. Status gizi baik: berat badan 19 kg, tinggi badan 111 cm (BB//U 0< Z < 2; TB//U 0< Z <2 ;BB//TB 0< Z <1 (chart WHO-NCHS). Hasil pemeriksaan fisik normosefal, tidak ditemukan wajah dismorfik, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Status neurologis dalam batas normal. Hasil tes pendengaran anak tidak mau merespon terhadap suara panggilan nama namun mau melihat sumber suara di televisi. Riwayat kehamilan baik, riwayat persalinan kurang baik, riwayat pasca persalinan baik. Riwayat imunisasi baik. Riwayat pemberian makan kurang baik, sejak lahir pasien mendapat ASI ditambah dengan susu formula hingga usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan diberikan bubur susu.Anak merupakan anak pertama dari pasangan 42 tahun dan 33 tahun, bukan dari perkawinan keluarga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bicara
2. Perilaku Tidak Adaptif berhubungan dengan ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan atau menerima pesan verbal secara efektif.
- Perilaku Tidak Adaptif: Perilaku yang tidak sesuai dengan harapan dan norma sosial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan baik.
- Perilaku Tidak Adaptif: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan harapan dan norma sosial.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Komunikasi Verbal: Terapi wicara, stimulasi komunikasi, pelatihan bahasa.
- Perilaku Tidak Adaptif: Terapi perilaku, manajemen perilaku, terapi okupasi.
Dalam kasus ini, anak laki-laki berusia 4 tahun 3 bulan dengan diagnosa autisme menunjukkan tanda-tanda gangguan komunikasi verbal dan perilaku tidak adaptif, seperti keterlambatan bicara, pengucapan bahasa "planet", menghindari kontak mata, hiperaktif, dan mengamuk. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi wicara, stimulasi komunikasi, pelatihan bahasa, terapi perilaku, manajemen perilaku, dan terapi okupasi untuk membantu pasien mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.