Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20343 | 01 Aug 2025
Klinis : bab cair 5x, tidak mau makan minum, tensi rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu bab cair 5x, tidak mau makan minum, tensi rendah, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI-nya:
1. Diagnosa Keperawatan: Diare (00013)
- SDKI: Diare adalah pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
- SLKI: Manajemen Diare
- SIKI: Manajemen Diare (10017301)
2. Diagnosa Keperawatan: Intake Cairan Tidak Adekuat (00002)
- SDKI: Intake cairan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- SLKI: Manajemen Intake Cairan
- SIKI: Manajemen Intake Cairan (10017101)
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi (10017201)
4. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Volume Cairan (00027)
- SDKI: Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan (10017401)
5. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif (00200)
- SDKI: Risiko terjadinya gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- SLKI: Manajemen Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan (10017701)
Catatan:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
- Kode dalam kurung menunjukkan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk kondisi yang Anda berikan. -
Article No. 20344 | 01 Aug 2025
Klinis : hipertermia berhubungan dengan demam berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertermia berhubungan dengan demam berdarah.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan demam berdarah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas normal akibat gagalnya mekanisme thermoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Thermoregulasi: Efektif (1101)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Hipertermia (3740)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien dengan hipertermia.
Dalam kondisi hipertermia berhubungan dengan demam berdarah, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat dari infeksi virus dengue. Perawat perlu melakukan intervensi yang tepat untuk menurunkan suhu tubuh pasien, seperti pemberian antipiretik, kompres hangat, dan menjaga asupan cairan yang adekuat. Tujuannya adalah untuk mencapai luaran keperawatan berupa thermoregulasi yang efektif, sehingga suhu tubuh pasien dapat kembali ke rentang normal.
Harapan saya, penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan dapat membantu Anda memahami kondisi hipertermia berhubungan dengan demam berdarah dari sudut pandang keperawatan. Jika ada pertanyaan lain, saya siap membantu. -
Article No. 20345 | 01 Aug 2025
Klinis : pasie post operasi dengan anestesi spinal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien post operasi dengan anestesi spinal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10020)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Meningkatnya risiko terkena infeksi.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih aspek pergerakan fisik tubuh yang disengaja.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut (10020)
Kode: 10020
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko Infeksi (00004)
Kode: 00004
Definisi: Meningkatnya risiko terkena infeksi.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih aspek pergerakan fisik tubuh yang disengaja.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Kode: 1400
Definisi: Pengurangan rasa sakit hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
2. Kontrol Infeksi (1842)
Kode: 1842
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan penyebaran infeksi.
3. Mobilitas (0208)
Kode: 0208
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Kode: 1400
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
2. Pencegahan Infeksi (6550)
Kode: 6550
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan penyebaran infeksi.
3. Peningkatan Mobilitas (0200)
Kode: 0200
Definisi: Memfasilitasi pergerakan yang bebas dan mandiri. -
Article No. 20346 | 01 Aug 2025
Klinis : pasien post operasi dengan anestesi spinal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien post operasi dengan anestesi spinal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
- Kode SDKI: 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah, baik yang terbatas maupun yang bergerak bebas, dari satu tempat ke tempat lain.
3. Risiko Infeksi
- Kode SDKI: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Pasien post operasi dengan anestesi spinal dapat mengalami nyeri akut sebagai respon fisiologis terhadap prosedur bedah dan trauma pada jaringan.
- Nyeri akut membutuhkan manajemen yang tepat untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kenyamanan pasien.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Pasien post operasi dengan anestesi spinal dapat mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik akibat prosedur bedah dan efek dari anestesi.
- Mobilitas fisik yang terganggu dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari pasien dan membutuhkan intervensi keperawatan untuk membantu pemulihan.
3. Risiko Infeksi:
- Pasien post operasi dengan anestesi spinal memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi akibat prosedur bedah dan paparan terhadap lingkungan rumah sakit.
- Pencegahan dan penanganan infeksi menjadi prioritas untuk menjaga keselamatan pasien dan mencegah komplikasi.
Kode dan Definisi SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 20347 | 01 Aug 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri akut sesuai dengan yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (10020)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (10020)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (10002)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengurangi nyeri yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (10002.0)
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab atau yang meningkatkan nyeri, serta meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi nyeri.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi identifikasi dan pengendalian faktor-faktor penyebab atau yang meningkatkan nyeri, serta peningkatan kemampuan pasien untuk mengatasi nyeri. -
Article No. 20348 | 01 Aug 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh benjolan di depan telinga, sedikit sakit saat membuka rahang, hidung sebelah kiri sangat gatal sejak pagi namun terakhir makan malam jam 19.00 masih belum merasakan adanya benjolan dan tidak terasa saat membuka rahang ketika akan menyuapkan makanan ke dalam mulut, pasien sadar ada benjolan 3 jam setelah makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Akut
Pasien mengeluhkan adanya rasa sakit saat membuka rahang, yang merupakan tanda gejala nyeri akut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Nyeri
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri dari awal pemeriksaan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beraktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Berikan obat analgesik sesuai instruksi dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau respons pasien terhadap intervensi nyeri yang diberikan.
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri dan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
- Berikan alas atau bantalan untuk mengurangi tekanan pada area yang sakit.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup bagi pasien.
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala nyeri yang dialami pasien.
- Ajarkan pasien strategi manajemen nyeri yang dapat dilakukan secara mandiri.
- Berikan informasi tentang tujuan, manfaat, dan efek samping dari obat-obatan yang diberikan.
- Anjurkan pasien untuk segera melaporkan keluhan nyeri yang tidak tertahankan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Wassalamualaikum. -
Article No. 20349 | 01 Aug 2025
Klinis : resiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (Kode: 00138)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan atau mengarahkan perilaku agresif terhadap orang lain, properti, atau diri sendiri.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran keperawatan yang diharapkan untuk masing-masing diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
- Risiko Perilaku Kekerasan (Kode: 00138)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan atau mengarahkan perilaku agresif terhadap orang lain, properti, atau diri sendiri.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20274 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat di RS sejak 2 hari yang lalu dengan diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Pasien telah menderita gangguan lambung sekitar 5 tahun yang lalu. Pola makan tidak teratur karena sibuk dan sering mengonsumsi fast food. Hasil pengukuran antropometri BB 47 kg, TB 153 cm, dan tensi 100/90 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor Berhubungan: Pola makan tidak teratur dan sering mengonsumsi fast food.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor Berhubungan: Gejala penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang dapat menyebabkan kelelahan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Berat badan sesuai dengan tinggi badan, asupan nutrisi memadai, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Target: Pasien mencapai berat badan ideal sesuai tinggi badan.
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih, tidak ada gejala GERD yang mengganggu.
- Target: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa hambatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Pengkajian Nutrisi
- Menilai pola makan, riwayat kesehatan, dan faktor risiko.
b. Manajemen Nutrisi
- Menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Memantau asupan dan status nutrisi pasien.
- Memberikan edukasi tentang pola makan yang sehat.
c. Konseling Gizi
- Memberikan konseling tentang pemilihan makanan yang tepat dan cara mengatur pola makan yang teratur.
2. Untuk Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas:
a. Manajemen Aktivitas
- Mengevaluasi tingkat aktivitas pasien dan gejala GERD yang dialami.
- Mengembangkan rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Memantau respon pasien terhadap aktivitas yang dilakukan.
b. Manajemen Gejala
- Memberikan intervensi untuk mengurangi gejala GERD, seperti pengaturan posisi tidur, pemberian obat antasida, dan modifikasi diet.
c. Edukasi Pasien
- Memberikan edukasi tentang penyakit GERD, gejala, dan cara mengelola aktivitas sehari-hari.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang baik dan toleransi aktivitas yang meningkat, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. -
Article No. 20275 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat di RS sejak 2 hari yang lalu dengan diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Pasien telah menderita gangguan lambung sekitar 5 tahun yang lalu. Pola makan tidak teratur karena sibuk dan sering mengonsumsi fast food. Hasil pengukuran antropometri BB 47 kg, TB 153 cm, dan tensi 100/90 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fisiologis akibat Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Penjelasan: Pasien mengalami gangguan lambung yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas fisiologis, sehingga mengakibatkan intoleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan pola makan tidak teratur dan asupan nutrisi tidak adekuat.
Penjelasan: Pola makan tidak teratur dan konsumsi fast food yang berlebihan dapat menyebabkan asupan cairan dan nutrisi yang tidak adekuat, sehingga pasien berisiko mengalami kekurangan volume cairan.
3. Resiko Malnutrisi berhubungan dengan pola makan tidak teratur dan konsumsi fast food yang berlebihan.
Penjelasan: Pola makan tidak teratur dan konsumsi fast food yang berlebihan dapat meningkatkan risiko pasien mengalami malnutrisi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat mempertahankan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien dapat meningkatkan kapasitas fisiologis.
2. Kekurangan Volume Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan.
- Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan kebutuhannya.
3. Resiko Malnutrisi:
- Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal.
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhannya.
- Pasien dapat memperbaiki pola makan menjadi lebih teratur dan sehat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransinya.
- Ajarkan teknik manajemen energi untuk menghemat tenaga saat beraktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, nutrisionis) untuk meningkatkan kapasitas fisiologis pasien.
2. Kekurangan Volume Cairan:
- Monitor intake dan output cairan pasien.
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (nutrisionis) untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit pasien.
- Berikan intervensi cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Resiko Malnutrisi:
- Lakukan pengkajian nutrisi secara komprehensif.
- Berikan edukasi tentang pola makan yang sehat dan teratur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (nutrisionis) untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Pantau berat badan, asupan nutrisi, dan parameter laboratorium terkait status nutrisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan status hidrasi, dan perbaikan status nutrisi. -
Article No. 20276 | 31 Jul 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat di RS sejak 2 hari yang lalu dengan diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Pasien telah menderita gangguan lambung sekitar 5 tahun yang lalu. Pola makan tidak teratur karena sibuk dan sering mengonsumsi fast food. Hasil pengukuran antropometri BB 47 kg, TB 153 cm, dan tensi 100/90 mmHg. 3 diagnosa keperawatan komunitas adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- Faktor yang Berhubungan: Malnutrisi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Pola makan tidak teratur, Konsumsi makanan cepat saji
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Gastrointestinal
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke saluran pencernaan yang dapat mengganggu fungsi organ.
- Faktor Risiko: Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
- Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Status Nutrisi Membaik
- Berat Badan Meningkat
- Asupan Nutrisi Adekuat
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Gastrointestinal
- Gejala GERD Menurun
- Komplikasi GERD Tidak Terjadi
- Fungsi Gastrointestinal Membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
- Ajarkan teknik manajemen energi untuk menghemat tenaga.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi status gizi pasien.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi pasien.
- Berikan edukasi tentang pentingnya pola makan yang teratur dan asupan nutrisi yang seimbang.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau berat badan dan asupan nutrisi pasien secara berkala.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Gastrointestinal
- Identifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan penurunan perfusi gastrointestinal.
- Anjurkan pasien untuk menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala GERD.
- Berikan edukasi tentang manajemen GERD, termasuk penggunaan obat-obatan dan modifikasi gaya hidup.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau dan mengevaluasi kondisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, seperti peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan status nutrisi, dan pengendalian gejala GERD, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.