Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2891 | 19 Oct 2024
Klinis : E. Contoh kasus Tn. C berusia 50 tahun dirawat di ruang bedah, post pemasangan WSD hari ke-3 atas indikasi efusi pleura. Pasien mengeluh sesak nafas, nyeri di area pemasangan selang dada skla 3 dari 10. Hasil pengkajian: Tampak produk drain berwana kekuningan, undulasi (+), balutan tampak ada yang terkelupas karena keringat dan tampak kotor, jahitan kuat tidak ada yang lepas, luka tampak masih basah, luka di area insersi tampak kotor dan tidak ada ruam, tidak ada pus. Hasil pemeriksaan fisik: suara nafas meredup dikedua lapang paru, ekspansi paru tidak maksimal, TD: 120/80 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, frekuensi nadi: 85 x/menit, suhu 37,40c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemantauan Tanda Infeksi, Perawatan Luka
- SIKI: Pemberian Antibiotik, Pencegahan Infeksi
Penjelasan:
Pasien dalam kondisi post pemasangan WSD hari ke-3 atas indikasi efusi pleura. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produk drain berwarna kekuningan, balutan tampak kotor, dan area insersi tampak kotor. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi pada luka pasien.
2. Gangguan Perfusi Jaringan
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SLKI: Pemantauan Sirkulasi, Perawatan Jaringan
- SIKI: Manajemen Cairan, Terapi Oksigen
Penjelasan:
Pasien mengeluh sesak napas dan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas meredup di kedua lapang paru serta ekspansi paru tidak maksimal. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan paru akibat efusi pleura.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri, Pengurangan Nyeri
- SIKI: Pemberian Analgesik, Terapi Modalitas Nyeri
Penjelasan:
Pasien mengeluh nyeri di area pemasangan selang dada dengan skala 3 dari 10. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan, dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Rencana asuhan tersebut harus ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 2892 | 19 Oct 2024
Klinis : Chronic ischaemic heart disease
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Chronic Ischaemic Heart Disease:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Kelelahan
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan yang dirasakan pada kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Adaptasi gaya hidup, Stabilitas hemodinamik.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Pemantauan Aktivitas.
2. Kelelahan
- SDKI: Keadaan subjektif yang dirasakan di mana individu mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Manajemen Energi, Pemulihan Energi, Peningkatan Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Istirahat, Edukasi Manajemen Energi.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- SDKI: Pengurangan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Keseimbangan Hemodinamik, Perbaikan Fungsi Kardiovaskular, Perbaikan Perfusi Jaringan.
- SIKI: Manajemen Kardiovaskular, Manajemen Perfusi, Pemantauan Hemodinamik.
Secara umum, diagnosa keperawatan tersebut mengacu pada permasalahan klinis yang sering ditemui pada pasien dengan Penyakit Jantung Iskemik Kronis, yaitu masalah terkait keterbatasan aktivitas, kelelahan, dan penurunan perfusi jaringan jantung. Intervensi keperawatan yang sesuai dapat dikembangkan berdasarkan standar SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 2893 | 19 Oct 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan dengan Gangguan Adaptasi Kehamilan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan dengan Gangguan Adaptasi Kehamilan adalah suatu kondisi di mana individu mengalami ketidaknyamanan fisik atau psikologis akibat perubahan adaptasi selama masa kehamilan.
Adaptasi kehamilan merupakan proses penyesuaian diri secara fisik, psikologis, dan sosial yang dialami oleh seorang ibu hamil dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan. Gangguan dalam proses adaptasi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil, baik secara fisik maupun psikologis.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang dapat diaplikasikan untuk kondisi ini adalah Peningkatan Rasa Nyaman, di mana luaran yang diharapkan adalah peningkatan persepsi individu terhadap kenyamanan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Dukungan Emosional, dan Edukasi Kesehatan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu ibu hamil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, mengelola gejala yang dirasakan, dan meningkatkan rasa nyaman selama kehamilan.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan ibu hamil dapat beradaptasi dengan baik dan mencapai rasa nyaman selama kehamilan. -
Article No. 2894 | 19 Oct 2024
Klinis : mual muntah sejak 3 hari. HEMOGLOBIN 8.7g/dl LEKOSIT 5.88 10^3/µL MPV 11.2 fL LIMFOSIT 14.8% BUN 112.8 mg/dL KREATININ 17.98 mg/dl KALIUM 5.2 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual muntah sejak 3 hari dengan hasil laboratorium yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Makan (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi asupan makanan atau cairan yang diberikan.
Tanda dan Gejala: Mual, muntah, anoreksia, dan ketidaknyamanan saat makan.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Kaji tanda dan gejala intoleransi makan
2. Pantau intake dan output cairan
3. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian antiemetik atau obat lainnya
4. Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi: Intoleransi Makan
- Kaji tanda dan gejala intoleransi makan
- Pantau toleransi pasien terhadap diet yang diberikan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penyesuaian diet atau pemberian antiemetik
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi untuk mempertahankan status nutrisi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan hasil laboratorium yang diberikan, pasien mengalami mual muntah sejak 3 hari dengan tanda-tanda anemia (hemoglobin rendah), leukopenia (jumlah leukosit rendah), trombositosis (MPV tinggi), uremia (BUN dan kreatinin tinggi), serta hiperkalemia (kalium tinggi). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan gastrointestinal, penyakit ginjal, atau kondisi lainnya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Makan, yang membutuhkan intervensi keperawatan seperti manajemen nutrisi, pemberian antiemetik, serta kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut. -
Article No. 2895 | 19 Oct 2024
Klinis : HEMOGLOBIN 8.7g/dl LEKOSIT 5.88 10^3/µL MPV 11.2 fL LIMFOSIT 14.8% BUN 112.8 mg/dL KREATININ 17.98 mg/dl KALIUM 5.2 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Volume Cairan
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Perubahan dalam produksi, sifat, atau kemampuan untuk membersihkan sekresi saluran napas.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, bunyi napas tambahan, sianosis, perubahan frekuensi napas.
2. Gangguan Volume Cairan
- Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
- Penyebab: Penurunan asupan cairan, peningkatan kehilangan cairan, atau ketidakmampuan mempertahankan keseimbangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Edema, oliguria, takikardi, hipotensi, penurunan tekanan turgor kulit.
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam komposisi normal elektrolit dalam tubuh.
- Penyebab: Penurunan/peningkatan asupan atau kehilangan elektrolit.
- Tanda dan Gejala: Perubahan nilai laboratorium, perubahan status mental, tanda-tanda vital abnormal.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan penanganan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 2896 | 19 Oct 2024
Klinis : anak post circumsisi 3 hr Z41
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Penjelasan:
Anak post circumsisi berisiko mengalami infeksi pada area operasi, terutama pada 3 hari pertama setelah prosedur. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda infeksi seperti perubahan warna, pembengkakan, nyeri, atau keluarnya cairan pada luka operasi perlu dilakukan.
2. Gangguan Kenyamanan
Penjelasan:
Anak post circumsisi dapat mengalami rasa tidak nyaman atau nyeri pada area operasi. Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas dan tidur anak. Intervensi keperawatan yang diberikan perlu memperhatikan upaya untuk meningkatkan kenyamanan anak.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko terjadinya infeksi pada area operasi circumsisi.
- SLKI: Pemulihan luka operasi circumsisi tanpa komplikasi infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, yang meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka, dan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan infeksi.
2. Gangguan Kenyamanan
- SDKI: Gangguan kenyamanan terkait nyeri atau rasa tidak nyaman pada area operasi circumsisi.
- SLKI: Pemulihan nyeri dan peningkatan kenyamanan anak post circumsisi.
- SIKI: Manajemen Nyeri, yang meliputi pemberian obat analgesik, terapi nonfarmakologis (misalnya distraksi), dan pemantauan respon anak terhadap intervensi.
Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi anak post circumsisi berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 2897 | 19 Oct 2024
Klinis : klien dengan mata merah, kotoran positif, diagnosa konjungtivitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu klien dengan mata merah, kotoran positif, dan diagnosis konjungtivitis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H10.0
- Deskripsi: Konjungtivitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.21
- Deskripsi: Pemberian obat topikal pada mata
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H10.0 (Konjungtivitis akut) merupakan kode diagnosa yang sesuai untuk kondisi klien dengan mata merah dan kotoran positif, yang mengarah pada diagnosis konjungtivitis.
2. Kode ICD-9-CM 95.21 (Pemberian obat topikal pada mata) adalah kode prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi konjungtivitis, seperti pemberian obat tetes mata atau salep pada mata.
Penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis membantu dalam dokumentasi dan penagihan terkait perawatan medis yang diberikan kepada klien dengan kondisi konjungtivitis. -
Article No. 2898 | 19 Oct 2024
Klinis : klien dengan mata merah, kotoran positif, diagnosa konjungtivitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien dengan mata merah, kotoran positif, dan diagnosa konjungtivitis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Penglihatan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk menerima, mengolah, dan/atau menginterpretasikan informasi visual secara akurat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan atau peningkatan kemampuan penglihatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan/atau sosial.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan penglihatan, termasuk menurunkan simptom dan mencegah komplikasi.
2. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Pengendalian atau eliminasi agen infeksius, serta pencegahan komplikasi akibat infeksi.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi, termasuk menurunkan faktor risiko dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi klien dengan konjungtivitis. Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk memulihkan penglihatan, mencegah infeksi, dan mencapai luaran yang optimal bagi klien. -
Article No. 2899 | 19 Oct 2024
Klinis : Ibu klien mengatakan anak batuk sudah lebih dari 1 bulan, Ibu mengatakan BB anak tidak naik-naik, Ibu mengatakan anak sering demam, Ibu mengatakan ayah anak pernah pengobatan TB 3 bulan lalu, Ku; baik, kesadaran CM, BB : 7,2 Kg, TB : 72 cm, RR : 40x/mnt, S: 37.8 C, Anak tampak batuk, sesak -, tarikan dinding dada -, pembesaran KGB-, rocki+/+, wheezing-/-, Mantoek tes : Positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dalam kondisi kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi paru berhubungan dengan paparan TB dari keluarga
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi paru: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen di paru-paru.
- Berhubungan dengan: Paparan TB dari keluarga, ditandai dengan riwayat pengobatan TB pada ayah anak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bebas infeksi paru
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Berat badan sesuai usia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen infeksi
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Edukasi perawatan TB pada keluarga
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait
Dengan kondisi klien saat ini, yaitu batuk lebih dari 1 bulan, berat badan tidak naik, sering demam, dan hasil Mantoux test positif, menunjukkan adanya risiko infeksi paru yang berhubungan dengan paparan TB dari keluarga. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi perawatan TB pada keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk mencegah dan mengelola infeksi paru pada anak.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 2900 | 19 Oct 2024
Klinis : ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ULKUS DIABETIKUM pada pasien dengan DM TIPE II, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
3. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Faktor risiko seperti diabetes mellitus, gangguan nutrisi, dan penurunan sensasi.
- Manifestasi Klinis: Adanya luka atau kerusakan pada kulit.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, debridemen, dan manajemen glukosa darah.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan perifer.
- Penyebab: Faktor vaskuler, neuropati, dan gangguan metabolik.
- Manifestasi Klinis: Adanya nyeri, perubahan warna, dan penurunan suhu ekstremitas.
- Intervensi Keperawatan: Peningkatan sirkulasi, manajemen gula darah, dan edukasi pasien.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi oleh patogen.
- Penyebab: Faktor intrinsik (diabetes) dan faktor ekstrinsik (luka terbuka).
- Manifestasi Klinis: Tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, antibiotik, dan pemantauan tanda vital.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia. Penerapan standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengelola kondisi ulkus diabetikum pada pasien dengan DM tipe II.