Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2841 | 19 Oct 2024
Klinis : px usia 60 tahun, fraktur femur kiri, nyeri paha kiri, badan terasa lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjabarkan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.00
- Deskripsi: Fraktur tertutup bagian proksimal femur, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur femur, dengan fiksasi internal
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien berusia 60 tahun mengalami fraktur femur kiri, dengan keluhan nyeri di paha kiri dan badan terasa lemas. Kode ICD-10 yang sesuai adalah S72.00, yang menggambarkan fraktur tertutup bagian proksimal femur yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Pada kasus fraktur femur, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur, dengan fiksasi internal. Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 79.15.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan klasifikasi dan dokumentasi medis, dan penetapan kode harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang kompeten, seperti dokter atau perekam medis, berdasarkan evaluasi dan dokumentasi yang lengkap pada catatan medis pasien. -
Article No. 2842 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di rumah sakit jiwa dengan Skizophrenia paranoid mendapatkan terapi psikofarmaka yang mempunyai efek kekakuan pada extrapiramidal dan anti emetik.Apakah nama obat tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko kekakuan otot terkait efek samping penggunaan obat psikofarmaka.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko kekakuan otot adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kerentanan individu terhadap pengalaman kekakuan otot yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat menunjukkan otot yang rileks, bebas dari kekakuan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat antikolinergik, terapi latihan, dan pengawasan efek samping obat secara berkala.
Terkait dengan obat yang menyebabkan efek kekakuan ekstrapiramidal dan efek anti-emetik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, kemungkinan pasien mendapatkan terapi antipsikotik golongan tipikal, seperti haloperidol. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa kekakuan otot, gerakan tidak terkontrol, dan mual/muntah.
Peran perawat adalah memantau efek samping obat, memberikan terapi latihan untuk mencegah kekakuan otot, serta berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan regimen terapi jika diperlukan. -
Article No. 2843 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 21 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien mengatakan lupa tanggal HPHTnya. Pada saat dilakukan pemeriksaan diketahui TFU 34 Cm, posisi janin punggung kanan, presentasi kepala dan kepala sudah masuk pintu atas panggul.Berapakah usia kehamilan pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola tidur akibat kehamilan.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko ketidakefektifan pola tidur: Keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan kualitas atau kuantitas tidur.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan pola tidur akibat kehamilan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidur yang efektif.
- Kriteria hasil: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan segar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen tidur, edukasi tentang pola tidur sehat selama kehamilan.
- Tindakan keperawatan: Identifikasi pola tidur pasien, berikan edukasi tentang hygiene tidur, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Usia Kehamilan Pasien:
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, diketahui bahwa tinggi fundus uteri (TFU) pasien adalah 34 cm. Mengacu pada rumus Duncan, usia kehamilan pasien adalah 34 minggu. -
Article No. 2844 | 19 Oct 2024
Klinis : bayi laki-laki usia 2 hari, dilahirkan pada usia gestasi 35 minggu, BB lahir 1800 gr,di rawat di incubator,terpasang O22lt,frekuensi nafas 65x/menit,ada retraksi dinding dada,ada nafas cuping hidung, refleks menghisap dan menelan lemah, pergerakan kurang, kulit tipis dan transparanApakah diagnosis keperawatan prioritas terkait kematangan saraf pada bayi tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan prioritas terkait kematangan saraf pada bayi tersebut adalah:
1. Risiko Perkembangan Tidak Optimal
- SDKI: Risiko Perkembangan Tidak Optimal
- SLKI: Peningkatan Perkembangan
- SIKI: Stimulasi Perkembangan
Penjelasan:
Bayi yang lahir pada usia gestasi 35 minggu memiliki risiko perkembangan tidak optimal karena belum mencapai kematangan saraf yang sempurna. Tanda-tanda yang menunjukkan hal ini adalah refleks menghisap dan menelan yang lemah, pergerakan kurang, serta kulit tipis dan transparan. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan perkembangan bayi dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Tujuan dari intervensi keperawatan ini adalah untuk meningkatkan perkembangan bayi sesuai dengan tahapan usianya. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi stimulasi perkembangan, seperti posisi inkubator yang aman, manajemen nutrisi yang tepat, serta pemberian stimulasi sensorik yang sesuai. Perawat harus memantau perkembangan bayi secara teratur dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan perkembangannya optimal. -
Article No. 2845 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 26 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu, dibawa ke Rumah Sakit oleh suaminya dengan keluhan keluar air yang berbau amis dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Kontraksi 10 menit sekali, DJJ 155 x/ mnt, hasil pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm. Perawat melakukan observasi dengan cermat terhadap penilaian tanda BUGAR sebelum bayi lahir.Apakah penilaian yang dilakukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Infeksi Neonatal Berhubungan dengan Pecah Ketuban Lama
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Neonatal adalah kondisi di mana bayi baru lahir berisiko mengalami infeksi akibat pajanan mikroorganisme patogen sebelum, selama, atau setelah proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah bayi baru lahir terbebas dari infeksi, ditandai dengan tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara berkala.
2. Menjaga kebersihan dan higienis selama persalinan.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis.
4. Edukasi kepada ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan.
5. Pemantauan status cairan dan nutrisi ibu.
Dalam melakukan penilaian, perawat perlu melakukan observasi secara cermat terhadap tanda-tanda BUGAR (Berat badan, Usaha nafas, Gerakan, Aktivitas, Refleks) pada bayi, yang mencakup:
1. Berat badan: Apakah sesuai dengan usia kehamilan.
2. Usaha napas: Apakah ada retraksi dinding dada, napas cuping hidung, atau pernafasan tidak teratur.
3. Gerakan: Apakah gerakan spontan bayi cukup aktif.
4. Aktivitas: Apakah bayi menunjukkan respon terhadap rangsangan.
5. Refleks: Apakah refleks hisap, menelan, dan mencari berfungsi normal.
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI. -
Article No. 2846 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perawat primer merawat klien yang mengalami penurunan status gizi. Intervensi telah dilaksanakan sesuai rencana tetapi belum menujukan perbaikan. Perawat primer merencakanan untuk mendiskusikan kasus tersebut dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainApa tindakan yang direncanakan perawat primer tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi klien yang mengalami penurunan status gizi dan tidak menunjukkan perbaikan setelah intervensi yang dilakukan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Keterbatasan dalam mengonsumsi makanan, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
Rencana Tindakan Keperawatan:
Berdasarkan diagnosa keperawatan tersebut, perawat primer dapat merencanakan tindakan berikut:
1. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
- Perawat primer akan mendiskusikan kasus klien dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau ahli lainnya yang terkait.
- Tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan dan rencana intervensi yang lebih komprehensif dalam menangani masalah nutrisi klien.
Standar Dokumentasi Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Keterbatasan dalam mengonsumsi makanan, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan peningkatan status gizi.
- Kriteria hasil: Berat badan meningkat, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi
- Definisi: Upaya memfasilitasi asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Aktivitas: Mengevaluasi status nutrisi klien, kolaborasi dengan ahli gizi, edukasi tentang nutrisi, monitoring asupan dan output.
Dalam kondisi ini, perawat primer akan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mendapatkan masukan dan rencana intervensi yang lebih komprehensif dalam menangani masalah nutrisi klien, sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 2847 | 19 Oct 2024
Klinis : Pengkajian data lingkungan keluarga didapatkan bahwa kepala keluarga (55th) tinggal bersama istrinya (53th) dan bersama anak laki-laki (28th). Sejak menikah, menempati rumah sendiri dipemukiman padat penduduk, Kepala keluarga termasuk penduduk asli setempat, dan belum pernah berpindah rumah.Apakah sub data lingkungan yang sudah dikaji pada keluarga tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi lingkungan keluarga yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Penjelasan:
Berdasarkan data lingkungan keluarga yang diperoleh, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga, antara lain:
- Komposisi keluarga: Keluarga inti terdiri dari kepala keluarga, istri, dan anak laki-laki. Struktur keluarga ini dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan dan distribusi peran dalam keluarga.
- Tempat tinggal: Keluarga menempati rumah sendiri di pemukiman padat penduduk. Kondisi lingkungan fisik dapat memengaruhi kesehatan dan keselamatan anggota keluarga.
- Mobilitas: Keluarga belum pernah berpindah rumah sejak menikah, yang dapat memengaruhi adaptasi dan akses terhadap sumber-sumber kesehatan di lingkungan baru.
- Latar belakang sosial-budaya: Kepala keluarga merupakan penduduk asli setempat, yang dapat memengaruhi pola interaksi dan pemanfaatan sumber daya kesehatan di lingkungan sekitar.
Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga ini perlu diantisipasi dengan melakukan pengkajian yang lebih mendalam dan intervensi keperawatan yang sesuai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00050
- Definisi: Keluarga menunjukkan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan/atau mengelola masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 1808
- Judul Luaran: Manajemen Kesehatan Keluarga
- Deskripsi: Kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan/atau mengelola masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 6610
- Judul Intervensi: Dukungan Pengambilan Keputusan Keluarga
- Deskripsi: Memberikan informasi dan bantuan kepada keluarga untuk membuat keputusan terkait perawatan kesehatan anggota keluarga.
Dengan mempertimbangkan data lingkungan keluarga yang telah dikaji, perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini sebagai acuan dalam melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana intervensi yang sesuai untuk membantu keluarga dalam mengelola kesehatan secara efektif. -
Article No. 2848 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 25 tahun G1P0A0 hamil 6 minggu datang ke puskesmas untuk periksa ANC. Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan data payudara membesar, areola menghitam , puting menonjol. PadaAbdomen teraba ballotemen. Perawat selanjutnya akan melakukan pemeriksaan genetalia. Apakah data yang diperoleh perawat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bu. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kehamilan Awal
Definisi: Keadaan normal seorang perempuan yang mengandung janin dalam rahim, pada trimester pertama (0-12 minggu).
Karakteristik Definisi: Payudara membesar, areola menghitam, puting susu menonjol, dan ballotemen pada abdomen.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
Kehamilan Awal adalah keadaan normal seorang perempuan yang mengandung janin dalam rahim, pada trimester pertama (0-12 minggu) kehamilannya.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Kehamilan Awal adalah:
1. Ibu menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang normal.
2. Ibu menunjukkan proses penyesuaian yang sehat selama kehamilan.
3. Ibu tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk diagnosa Kehamilan Awal meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda kehamilan.
2. Edukasi tentang perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan.
3. Konseling tentang nutrisi dan perawatan kehamilan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemeriksaan dan penanganan kehamilan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 2849 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun G1P1A0 pada tanggal 7 Desember 2015 datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien menanyakan usia kehamilannya saat ini. Hasil anamnesa HPHT tanggal 14 Juni2015.Berapakah usia kehamilan pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpastian berkaitan dengan pemahaman tentang usia kehamilan, ditandai dengan pasien menanyakan usia kehamilannya saat ini.
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakpastian adalah keadaan di mana individu mengalami ketidakpastian atau keraguan mengenai situasi, pilihan, atau hasil yang diharapkan. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien adalah pasien menanyakan usia kehamilannya saat ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah pasien memahami usia kehamilannya saat ini dengan tepat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang usia kehamilan, serta membantu pasien memahami usia kehamilannya saat ini.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diketahui bahwa Pasien adalah seorang perempuan usia 30 tahun, G1P1A0, yang datang ke Puskesmas pada tanggal 7 Desember 2015 untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis menunjukkan bahwa Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pasien adalah tanggal 14 Juni 2015. Maka, usia kehamilan pasien saat ini adalah 25 minggu. -
Article No. 2850 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun, dirawat dibangsal penyakit dalam dengan karsinoma tiroid stadium empat. Dua jam yang lalu pasien dilakukan kemoterapi, data saat ini rambut rontok, kurus, merasa malu, putus asa dan ingin mati. Apakah stressor presipitasi pada kasus di atas ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SKKI 00118) berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker tiroid dan efek samping kemoterapi.
2. Keputusasaan (SKKI 00125) berhubungan dengan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan prognosis yang buruk.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Citra Tubuh: Persepsi negatif atau terganggu terhadap penampilan fisik dan fungsi tubuh.
- Keputusasaan: Perasaan tidak berdaya dan pesimis terhadap masa depan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Citra Tubuh: Pasien mampu menerima perubahan fisik dan mempertahankan konsep diri positif.
- Keputusasaan: Pasien mampu mengekspresikan harapan dan optimisme terhadap masa depan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Citra Tubuh: Terapi Suportif, Edukasi Kesehatan, Manajemen Stres.
- Keputusasaan: Terapi Harapan, Terapi Kognitif, Dukungan Psikososial.
Stressor Presipitasi:
Stressor presipitasi pada kasus ini adalah perubahan fisik yang dialami pasien akibat kanker tiroid dan efek samping kemoterapi, seperti rambut rontok, kurus, dan perubahan penampilan. Selain itu, prognosis penyakit yang buruk juga menjadi stressor bagi pasien, sehingga menimbulkan perasaan malu, putus asa, dan keinginan untuk mati.