Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18405 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka, luka mengoreng terkelupas, luka pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu luka jahitan pada tumit kiri terbuka, luka mengoreng terkelupas, dan luka pucat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Kerusakan jaringan, gangguan sistem imun, paparan agen infeksi.
Penjelasan: Pasien memiliki luka terbuka pada tumit kiri dan luka mengoreng yang terkelupas, sehingga rentan terhadap infeksi. Selain itu, luka yang pucat juga dapat mengindikasikan adanya gangguan penyembuhan luka, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Integritas Kulit: Luka Terbuka
Kriteria Hasil:
a. Luka berangsur-angsur menutup
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
c. Tidak ada cairan atau eksudat berlebih pada luka
d. Warna luka menunjukkan penyembuhan yang baik
Penjelasan: Luaran ini menggambarkan bahwa luka pasien dapat sembuh dengan baik, tanpa tanda-tanda infeksi dan dengan penyembuhan yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan Luka
a. Lakukan observasi tanda-tanda infeksi pada luka (kemerahan, pembengkakan, nyeri, panas, eksudat berlebih)
b. Lakukan perawatan luka secara aseptik dengan memperhatikan prinsip-prinsip teknik steril
c. Lakukan debridemen jika diperlukan untuk menghilangkan jaringan nekrotik
d. Pertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan yang sesuai
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar
2. Manajemen Infeksi
a. Lakukan identifikasi agen infeksi dan pola resistensi
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik yang sesuai
c. Pantau tanda-tanda vital dan parameter laboratorium terkait infeksi
d. Lakukan pencegahan penyebaran infeksi dengan menerapkan kewaspadaan standar
3. Manajemen Nyeri
a. Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi analgesik yang sesuai
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis kepada pasien
Penjelasan: Intervensi-intervensi di atas bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, mempercepat penyembuhan luka, dan mengelola nyeri yang mungkin dirasakan oleh pasien. Dengan penerapan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan. -
Article No. 18406 | 10 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka karena tergesek-gesek ? Luka pada tangan kiri terbuka akibat gerekan permukaan kulit dengan ARM sling DO: ? Luka mengoreng pada tangan mulai terkelupas ? Kasa pada kaki kiri terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka Pasien nampak pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda uraikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
Penyebab: Gesekan, perubahan mobilitas, dan ketidakmampuan untuk mencegah kerusakan kulit.
Gejala dan Tanda:
- DS: Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka karena tergesek-gesek, luka pada tangan kiri terbuka akibat gerekan permukaan kulit dengan ARM sling.
- DO: Luka mengoreng pada tangan mulai terkelupas, kasa pada kaki kiri terkelupas karena tersenggol-senggol, luka pasien nampak pucat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka Bakar/Luka
Kriteria Hasil:
- Luka membaik
- Penyembuhan luka berjalan dengan baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien menunjukkan perilaku untuk merawat luka
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka
Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dan mempercepat penyembuhan luka.
Kegiatan:
- Melakukan pengkajian luka secara komprehensif
- Membersihkan luka dengan cairan antiseptik
- Merawat luka dengan teknik aseptik
- Mengaplikasikan balutan yang sesuai
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Mengajarkan pasien dan keluarga cara perawatan luka
2. Manajemen Nyeri
Tujuan: Mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
Kegiatan:
- Mengkaji intensitas, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri
- Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Peningkatan Mobilitas
Tujuan: Memfasilitasi mobilitas pasien sesuai kemampuan.
Kegiatan:
- Mengkaji kemampuan mobilitas pasien
- Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Memberikan latihan gerak sesuai kondisi pasien
- Mengoptimalkan penggunaan alat bantu mobilitas
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan sampaikan. -
Article No. 18407 | 10 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka karena tergesek-gesek ? Luka pada tangan kiri terbuka akibat gerekan permukaan kulit dengan ARM sling DO: ? Luka mengoreng pada tangan mulai terkelupas ? Kasa pada kaki kiri terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka Pasien nampak pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Penyebab: Gesekan, trauma, dan ketidakmampuan mempertahankan kelembaban kulit.
Karakteristik Mayor: Luka terbuka, kerusakan pada epidermis dan dermis.
2. Ketidakstabilan Lingkungan
Definisi: Keadaan dimana individu tidak mampu mengontrol atau beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Penyebab: Perubahan lingkungan yang melebihi kemampuan individu untuk beradaptasi.
Karakteristik Mayor: Paparan terhadap bahaya lingkungan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit.
Kriteria Hasil:
- Luka terbuka tertutup
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada kerusakan kulit lebih lanjut
2. Lingkungan Aman
Definisi: Keadaan dimana individu terlindungi dari bahaya.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada paparan terhadap bahaya lingkungan
- Lingkungan dapat dikelola dengan aman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Integritas Kulit Terganggu
a. Perawatan Luka
- Bersihkan luka dengan saline/antiseptik
- Aplikasikan balutan luka yang sesuai
- Pantau tanda-tanda infeksi
b. Manajemen Nutrisi
- Anjurkan asupan nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka
c. Edukasi Pasien
- Ajarkan perawatan luka yang benar
- Ajarkan pencegahan trauma pada kulit
2. Ketidakstabilan Lingkungan
a. Modifikasi Lingkungan
- Identifikasi faktor bahaya di lingkungan
- Lakukan perubahan untuk mengurangi paparan bahaya
b. Edukasi Pasien
- Ajarkan cara mengenali dan menghindari bahaya di lingkungan
- Ajarkan teknik adaptasi terhadap perubahan lingkungan
c. Kolaborasi
- Konsultasi dengan tim kesehatan lain untuk mengoptimalkan keamanan lingkungan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai mencakup Integritas Kulit Terganggu dan Ketidakstabilan Lingkungan, yang merefleksikan kondisi pasien dengan luka terbuka akibat gesekan dan paparan terhadap bahaya lingkungan. Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Integritas Kulit Membaik dan Lingkungan Aman, yang menunjukkan pemulihan struktur dan fungsi kulit serta terlindunginya pasien dari bahaya lingkungan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka, manajemen nutrisi, edukasi pasien, modifikasi lingkungan, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 18408 | 10 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka karena tergesek-gesek ? Luka pada tangan kiri terbuka akibat gerekan permukaan kulit dengan ARM sling DO: ? Luka mengoreng pada tangan mulai terkelupas ? Kasa pada kaki kiri terkelupas karena tersenggol-senggol ? Luka Pasien nampak pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
- DS: Pasien mengatakan luka jahitan pada tumit kiri terbuka karena tergesek-gesek, dan luka pada tangan kiri terbuka akibat gerekan permukaan kulit dengan ARM sling.
- DO: Luka mengoreng pada tangan mulai terkelupas, kasa pada kaki kiri terkelupas karena tersenggol-senggol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit
- Kriteria Hasil:
- Luka jahitan pada tumit kiri dan luka pada tangan kiri tertutup.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Warna kulit kembali normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Intervensi:
- Melakukan pengkajian luka secara komprehensif (lokasi, ukuran, kedalaman, tanda-tanda infeksi, dll.).
- Melakukan pembersihan luka dengan teknik aseptik.
- Memasang balutan luka yang sesuai untuk menjaga kelembaban dan mencegah infeksi.
- Memantau perkembangan luka secara berkala.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka di rumah.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
- Intervensi:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, dan faktor yang mempengaruhi).
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
- Memantau efektivitas penanganan nyeri dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
3. Manajemen Infeksi
- Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi pada luka.
- Intervensi:
- Memantau tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu tubuh, erythema, edema, drainage, dll.).
- Memberikan antibiotik sesuai dengan resep dokter.
- Menjaga kebersihan dan sterilitas saat melakukan perawatan luka.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
4. Peningkatan Perfusi Jaringan
- Tujuan: Meningkatkan perfusi jaringan dan mempercepat penyembuhan luka.
- Intervensi:
- Menilai sirkulasi perifer (suhu kulit, warna kulit, pengisian kapiler, dll.).
- Memposisikan ekstremitas yang terluka secara elevasi untuk meningkatkan aliran darah.
- Menganjurkan aktivitas sesuai toleransi pasien.
- Memberikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung penyembuhan luka.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Integritas Kulit Terganggu merupakan diagnosa keperawatan yang tepat karena pasien memiliki luka-luka terbuka pada tumit kiri dan tangan kiri akibat gesekan dan goresan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada integritas kulit pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit, di mana luka-luka pasien dapat tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan warna kulit kembali normal. Ini menunjukkan bahwa integritas kulit pasien telah pulih.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka: Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian luka, pembersihan luka, pemasangan balutan, pemantauan perkembangan luka, dan edukasi pasien serta keluarga.
2. Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, pengajaran teknik nonfarmakologis, dan pemantauan efektivitas penanganan nyeri.
3. Manajemen Infeksi: Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik, menjaga kebersihan dan sterilitas saat perawatan luka, serta edukasi pencegahan infeksi.
4. Peningkatan Perfusi Jaringan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan perfusi jaringan dan mempercepat penyembuhan luka. Kegiatan yang dilakukan meliputi penilaian sirkulasi perifer, elevasi ekstremitas, anjuran aktivitas sesuai toleransi, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan integritas kulit yang terganggu. -
Article No. 18409 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak disertai perut yang memebsar sejak 1 bulan terakhir. kaki juga terasa berat dan semakin lama terlihat semakin besar. pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 168/100 mmHg, frekuensi nadi 102 xmenit, frekuensi nafas 27 x/menit. Terdapat peningkatan JVP dan pasien terlihat pucat serta konjungtiva anemis. suara paru ronchi positif di kedua lobus paru bagian bawah. terdapat asites dan edema derajat 3 pada kedua kaki. CRT 3 detik, akral teraba dingin.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan pemeriksaan yang dideskripsikan, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala yang khas untuk gagal jantung kongestif, termasuk sesak napas, edema ekstremitas bawah, peningkatan tekanan vena jugularis, dan asites. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya tanda-tanda gagal jantung, seperti takikardia, takipnea, dan ronki pada paru-paru. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang paling sesuai adalah I50.0 (Gagal jantung kongestif).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian diuretik
Penjelasan:
Pada kasus ini, pemberian diuretik mungkin diperlukan untuk mengatasi edema dan asites yang terjadi akibat gagal jantung kongestif. Oleh karena itu, kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 99.15 (Pemberian diuretik).
Secara keseluruhan, pasien ini memerlukan evaluasi dan penanganan yang komprehensif untuk gagal jantung kongestif, termasuk pemberian terapi medikamentosa, pengaturan diet, dan pemantauan ketat. -
Article No. 18410 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak disertai perut yang memebsar sejak 1 bulan terakhir. kaki juga terasa berat dan semakin lama terlihat semakin besar. pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 168/100 mmHg, frekuensi nadi 102 xmenit, frekuensi nafas 27 x/menit. Terdapat peningkatan JVP dan pasien terlihat pucat serta konjungtiva anemis. suara paru ronchi positif di kedua lobus paru bagian bawah. terdapat asites dan edema derajat 3 pada kedua kaki. CRT 3 detik, akral teraba dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (Excess Fluid Volume)
- SDKI: Kelebihan Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
Kelebihan Volume Cairan ditandai dengan adanya peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular. Gejala yang muncul seperti sesak napas, edema, asites, dan JVP yang meningkat.
2. Intoleransi Aktivitas (Activity Intolerance)
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Mobilitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
Intoleransi Aktivitas merupakan ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik. Hal ini dapat disebabkan oleh kelemahan umum, penurunan daya tahan, dan gejala seperti sesak napas.
3. Kelelahan (Fatigue)
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Manajemen Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Penjelasan singkat:
Kelelahan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan tidak adanya energi atau semangat untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti anemia.
4. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (Impaired Peripheral Tissue Perfusion)
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SLKI: Sirkulasi
- SIKI: Manajemen Sirkulasi
Penjelasan singkat:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan gangguan pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Gejala yang muncul seperti akral dingin, edema, dan CRT yang memanjang.
Kode dan definisi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18411 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak disertai perut yang memebsar sejak 1 bulan terakhir. kaki juga terasa berat dan semakin lama terlihat semakin besar. pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 168/100 mmHg, frekuensi nadi 102 xmenit, frekuensi nafas 27 x/menit. Terdapat peningkatan JVP dan pasien terlihat pucat serta konjungtiva anemis. suara paru ronchi positif di kedua lobus paru bagian bawah. terdapat asites dan edema derajat 3 pada kedua kaki. CRT 3 detik, akral teraba dingin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi: Sesak napas, edema perifer, peningkatan tekanan vena jugularis, pucat, dan penurunan toleransi aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan retensi cairan di dalam ruang intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
Karakteristik Definisi: Edema perifer, asites, peningkatan berat badan, peningkatan tekanan vena jugularis, dan suara napas ronki.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Curah Jantung
- Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas dalam batas normal)
- Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis
- Toleransi aktivitas meningkat
- Tidak ada sesak napas
2. Kelebihan Volume Cairan
- Tidak ada edema perifer
- Tidak ada asites
- Berat badan stabil
- Tekanan vena jugularis normal
- Suara napas normal, tidak ada ronki
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Curah Jantung
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur
- Auskultasi suara jantung dan paru-paru
- Pantau intake dan output cairan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi diuretik, ACE inhibitor, atau penanganan lainnya
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan aktivitas fisik yang sesuai
2. Kelebihan Volume Cairan
- Pantau tanda-tanda edema dan asites
- Pantau berat badan harian
- Pantau tekanan vena jugularis
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi diuretik dan pembatasan asupan cairan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pembatasan asupan cairan dan diet rendah garam
Penjelasan rinci:
Pasien ini menunjukkan tanda-tanda penurunan curah jantung dan kelebihan volume cairan, yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung atau gangguan lainnya. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Penurunan Curah Jantung dan Kelebihan Volume Cairan. Luaran yang diharapkan adalah stabilisasi tanda-tanda vital, penurunan edema dan asites, serta peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, cairan, serta kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi yang sesuai. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk membantu mereka memahami kondisi dan berpartisipasi dalam perawatan. -
Article No. 18412 | 10 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh sesak disertai perut yang memebsar sejak 1 bulan terakhir. kaki juga terasa berat dan semakin lama terlihat semakin besar. pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 168/100 mmHg, frekuensi nadi 102 xmenit, frekuensi nafas 27 x/menit. Terdapat peningkatan JVP dan pasien terlihat pucat serta konjungtiva anemis. suara paru ronchi positif di kedua lobus paru bagian bawah. terdapat asites dan edema derajat 3 pada kedua kaki. CRT 3 detik, akral teraba dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
2. Penjelasan Singkat:
a. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- SDKI: Kelebihan cairan yang ditandai dengan peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular. Kondisi ini dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan cairan, atau perpindahan cairan dari kompartemen satu ke kompartemen lain.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
Berdasarkan penjelasan di atas, pasien mengalami kelebihan volume cairan yang ditandai dengan sesak napas, perut yang membesar, edema pada kaki, peningkatan tekanan darah, peningkatan JVP, dan gejala-gejala lainnya. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien. -
Article No. 18413 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan perdarahan di jalan lahir sejak kurang lebih satu jam smrs warna merah segar, mengalir deras memenuhi softeks, hingga mengalir di selangkangan ibu, pasien mengatakan hamil anak ke 4, dengan riwayat anak pertama meninggal dunia setelah dilahirkan secara normal tapi posisi sang bayi sungsang, anak kedua dan ketiga sc dikarenakan panggul ibu sempit, kehamilan sekarang hpht 05/11/24, usia kehamilan 29 minggu, sesuai usia kehamilan berdasarkan hpht, setelah di cek hasil lab, ht 35, hb, 11,8, td 100/70 mmHg, hasil usg : Lokasi plasenta yang menutupi ostium internum uteri secara total, djj : 140x/menit, gerakan janin dirasakan ibu masih aktif, perdarahan masih aktif, ibu mengatakan "takut terhadap komplikasi yang terjadi karena perdarahan di jalan lahir yang terjadi berulang kali, selain itu dua anak saya masih di aceh selatan, saya kepikiran", wajah tampak tegang dan gelisah, ibu mengeluh "saya sulit tidur, kalau sudah tidur sebentar tidak lama langsung terbangun lagi, berulang - ulang", ibu mengaku trauma terhadap kehamilan sebelumnya, anak pertama yang meninggal dunia, kemudian anak kedua dan ketiga juga caesar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dan kodenya, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan (Kode: 00928)
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Risiko Perdarahan
- SIKI: Risiko Perdarahan
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami hilangnya sejumlah darah dari sistem vaskuler, yang dapat menimbulkan komplikasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan (Kode: 00146)
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Kecemasan
- SIKI: Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan menimbulkan perasaan tidak nyaman.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur (Kode: 00198)
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Gangguan Pola Tidur
- SIKI: Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Diagnosa Keperawatan: Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Berisiko (Kode: 00221)
- SDKI: Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Berisiko
- SLKI: Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Berisiko
- SIKI: Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Berisiko
- Definisi: Riwayat kehamilan dan kelahiran yang meningkatkan kemungkinan komplikasi pada ibu dan bayi.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Perdarahan: Pasien mengalami perdarahan di jalan lahir yang aktif, memenuhi softeks, dan mengalir deras, yang dapat menimbulkan komplikasi.
2. Kecemasan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti wajah tegang dan gelisah, serta khawatir terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Gangguan Pola Tidur: Pasien mengeluh sulit tidur, mudah terbangun, dan mengalami gangguan tidur yang berulang-ulang.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Berisiko: Pasien memiliki riwayat kehamilan dan kelahiran yang berisiko, seperti anak pertama meninggal dunia setelah dilahirkan secara normal dengan posisi sungsang, serta anak kedua dan ketiga yang dilahirkan melalui operasi Caesar karena panggul ibu sempit. -
Article No. 18414 | 10 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan perdarahan di jalan lahir sejak kurang lebih satu jam smrs warna merah segar, mengalir deras memenuhi softeks, hingga mengalir di selangkangan ibu, pasien mengatakan hamil anak ke 4, dengan riwayat anak pertama meninggal dunia setelah dilahirkan secara normal tapi posisi sang bayi sungsang, anak kedua dan ketiga sc dikarenakan panggul ibu sempit, kehamilan sekarang hpht 05/11/24, usia kehamilan 29 minggu, sesuai usia kehamilan berdasarkan hpht, setelah di cek hasil lab, ht 35, hb, 11,8, td 100/70 mmHg, hasil usg : Lokasi plasenta yang menutupi ostium internum uteri secara total, djj : 140x/menit, gerakan janin dirasakan ibu masih aktif, perdarahan masih aktif, ibu mengatakan "takut terhadap komplikasi yang terjadi karena perdarahan di jalan lahir yang terjadi berulang kali, selain itu dua anak saya masih di aceh selatan, saya kepikiran", wajah tampak tegang dan gelisah, ibu mengeluh "saya sulit tidur, kalau sudah tidur sebentar tidak lama langsung terbangun lagi, berulang - ulang", ibu mengaku trauma terhadap kehamilan sebelumnya, anak pertama yang meninggal dunia, kemudian anak kedua dan ketiga juga caesar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Uterus Berhubungan Dengan Plasenta Previa
- Definisi: Risiko meningkatnya kehilangan darah dari uterus yang disebabkan oleh plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri.
- Faktor Risiko: Kehamilan multipara, riwayat persalinan sesar, riwayat perdarahan uterus sebelumnya.
2. Kecemasan Berhubungan Dengan Trauma Kehamilan Sebelumnya
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh ancaman yang dirasakan atau diperkirakan terjadi, yang dapat menimbulkan respon fisiologis dan perilaku.
- Faktor Terkait: Pengalaman traumatis sebelumnya, dukungan sosial yang tidak memadai.
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kecemasan
- Definisi: Terganggunya kualitas dan kuantitas tidur yang dapat menimbulkan dampak negatif.
- Faktor Terkait: Kecemasan, stres, trauma.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan Uterus Berhubungan Dengan Plasenta Previa
- Kontrol Perdarahan: Perdarahan dapat terkontrol, tidak ada perdarahan aktif.
- Stabilitas Hemodinamik: Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Peningkatan Pengetahuan: Pasien memahami penyebab dan penanganan perdarahan.
2. Kecemasan Berhubungan Dengan Trauma Kehamilan Sebelumnya
- Penurunan Kecemasan: Pasien dapat mengontrol kecemasan dan mengurangi gejala kecemasan.
- Peningkatan Kemampuan Koping: Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
- Peningkatan Dukungan Sosial: Pasien mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga dan lingkungan.
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kecemasan
- Peningkatan Kualitas Tidur: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan segar.
- Penurunan Kelelahan: Pasien merasa lebih segar dan bersemangat.
- Peningkatan Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Perdarahan Uterus Berhubungan Dengan Plasenta Previa
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemantauan Perdarahan
- Pemberian Oksigen
- Edukasi Tentang Plasenta Previa dan Penanganannya
2. Kecemasan Berhubungan Dengan Trauma Kehamilan Sebelumnya
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif Perilaku
- Dukungan Emosional
- Edukasi Tentang Kecemasan dan Strategi Penanganannya
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kecemasan
- Manajemen Lingkungan Tidur
- Teknik Relaksasi
- Edukasi Tentang Pola Tidur yang Sehat
- Kolaborasi dengan Dokter untuk Pemberian Obat Tidur (jika diperlukan)
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin telah diberikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien ini. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika Anda membutuhkan informasi tambahan.