Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4928 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien: Sarah, perempuan, 28 tahun. Diare, disertai demam, muntah, dan nyeri perut. Sarah tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Sarah baru saja pulang dari perjalanan ke Bali, mengunjungi beberapa tempat wisata kuliner. Sarah mengaku mengonsumsi makanan laut dan minuman es di beberapa warung makan di Bali. Suhu: 38,2°C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 98 bpm Pernapasan: 22 kali per menit Terdapat nyeri tekan pada perut bagian tengah dan bawah, disertai bunyi usus yang meningkat. Terlihat tanda dehidrasi sedang, seperti mulut kering, sedikit penurunan turgor kulit, dan mata cekung. Diaknosa yang cocok dan intervensi nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Sarah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi encer, dan rasa tidak nyaman pada perut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare: Pengeluaran feses cair atau setengah padat dengan frekuensi lebih dari tiga kali per hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Kontrol Diare: Pasien mampu mengontrol diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare: Intervensi untuk mengatasi diare, seperti pemberian oralit, antiemetik, dan obat antidiare sesuai indikasi.
- Pemantauan Tanda Vital: Memantau suhu, tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan untuk mendeteksi perubahan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan diare.
Penjelasan:
Pasien Sarah mengalami diare, disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Berdasarkan riwayat perjalanan ke Bali dan konsumsi makanan laut serta minuman es, dapat disimpulkan bahwa diare yang dialami Sarah kemungkinan disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen diare, pemantauan tanda vital, dan edukasi kesehatan tentang pencegahan dan pengelolaan diare. -
Article No. 4929 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien: Sarah, perempuan, 28 tahun. Diare, disertai demam, muntah, dan nyeri perut. Sarah tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Sarah baru saja pulang dari perjalanan ke Bali, mengunjungi beberapa tempat wisata kuliner. Sarah mengaku mengonsumsi makanan laut dan minuman es di beberapa warung makan di Bali. Suhu: 38,2°C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 98 bpm Pernapasan: 22 kali per menit Terdapat nyeri tekan pada perut bagian tengah dan bawah, disertai bunyi usus yang meningkat. Terlihat tanda dehidrasi sedang, seperti mulut kering, sedikit penurunan turgor kulit, dan mata cekung. Diaknosa yang cocok dan intervensi nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan kontaminasi makanan dan minuman, ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi cair, dan disertai gejala lain seperti demam, muntah, dan nyeri perut.
Penjelasan singkat:
Sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), "Diare akut" adalah kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair, yang berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari. Hal ini berhubungan dengan kontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi Sarah selama bepergian ke Bali.
Intervensi Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mengatasi Diare Akut
- Monitoring tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan)
- Memantau intake dan output cairan
- Memberikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi
- Mengatur diet sesuai toleransi gastrointestinal
- Memberikan obat antidiare dan antiemetik jika perlu
- Edukasi terkait pencegahan penularan diare
2. Mengatasi Risiko Dehidrasi
- Memantau tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, turgor kulit menurun, mata cekung)
- Mencatat intake dan output cairan
- Memberikan cairan sesuai kebutuhan dan status hidrasi
- Edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi-intervensi tersebut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah diare akut dan risiko dehidrasi pada pasien Sarah. -
Article No. 4930 | 07 Nov 2024
Klinis : tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang dijelaskan, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T22.0X5A
- Deskripsi: Burn of second degree of shoulder and upper limb, except wrist and hand, initial encounter
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.59
- Deskripsi: Other physical therapy and rehabilitation
Penjelasan:
Kondisi yang dideskripsikan adalah tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower. Berdasarkan informasi ini, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami luka bakar derajat kedua di bahu dan anggota tubuh atas, kecuali pergelangan tangan dan tangan.
Kode ICD-10 T22.0X5A menggambarkan luka bakar derajat kedua di daerah bahu dan anggota tubuh atas, kecuali pergelangan tangan dan tangan, yang merupakan kondisi awal (initial encounter) yang membutuhkan perawatan.
Kode ICD-9-CM 93.59 untuk "Other physical therapy and rehabilitation" mencakup prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam perawatan luka post-operatif, seperti terapi fisik dan rehabilitasi untuk membantu pemulihan pasien.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kondisi yang dideskripsikan adalah T22.0X5A untuk diagnosis luka bakar derajat kedua di bahu dan anggota tubuh atas, serta kode 93.59 untuk prosedur atau tindakan medis terkait perawatan luka dan rehabilitasi. -
Article No. 4931 | 07 Nov 2024
Klinis : tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan Prosedur Pembedahan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), kondisi pasien dengan luka post op terkena blower dapat didiagnosis dengan "Integritas Kulit Terganggu". Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada struktur dan fungsi normal kulit akibat tindakan pembedahan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Tujuan dan hasil kriteria yang dapat ditetapkan untuk pasien dengan kondisi ini adalah:
1. Integritas Kulit: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit yang optimal selama proses penyembuhan luka.
2. Status Penyembuhan Luka: Pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka yang baik, seperti tidak ada tanda infeksi, berkurangnya eksudat, dan penutupan luka yang progresif.
3. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang terkait dengan luka post op.
4. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami proses penyembuhan luka dan tindakan perawatan yang tepat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil tersebut antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, debridemen, dan aplikasi balutan yang tepat untuk luka post op.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai indikasi dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi tentang proses penyembuhan luka, tanda infeksi, dan pentingnya perawatan luka yang tepat.
4. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, tanda penyembuhan luka, dan respons pasien terhadap intervensi keperawatan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk membantu pasien mencapai penyembuhan luka post op yang optimal. -
Article No. 4932 | 07 Nov 2024
Klinis : pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "pola nafas tidak efektif" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
Faktor Terkait:
- Ketidakmampuan mengatur pernapasan
- Kelelahan otot pernapasan
- Gangguan mekanis pada sistem pernapasan
Gejala dan Tanda:
- Pernapasan cepat, dangkal, atau takipnea
- Penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
- Dispnea
- Sianosis
Tujuan Keperawatan:
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif
- Pasien menunjukkan oksigenasi adekuat
Intervensi Keperawatan:
- Pantau tanda-tanda vital dan status oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Bantu mobilisasi pasien secara bertahap
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif merupakan salah satu diagnosa keperawatan dalam SDKI yang memiliki kode DN006.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Pola Napas Tidak Efektif adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif (kode LH016) dan pasien menunjukkan oksigenasi adekuat (kode LH020).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif antara lain pemantauan tanda-tanda vital (kode IP001), pemberian oksigen (kode IP087), edukasi teknik pernapasan efektif (kode IP178), mobilisasi (kode IP064), dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (kode IP003). -
Article No. 4933 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Penyakit Menular (SDKI)
- Definisi: Risiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Paparan penyakit menular (campak).
2. Intoleransi Aktivitas Terkait Kelelahan (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat kelelahan yang dirasakan.
- Gejala/Tanda: Demam tinggi, malaise, dan batuk kering.
3. Gangguan Integritas Kulit Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada lapisan kulit yang menimbulkan perubahan kontinuitas, fungsi, dan struktur normal kulit.
- Gejala/Tanda: Ruam merah di kulit.
4. Gangguan Membran Mukosa Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada permukaan mukosa yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi normal.
- Gejala/Tanda: Bintik Koplik di mukosa mulut.
5. Perubahan Persepsi Sensori Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Perubahan dalam interpretasi stimulus sensorik akibat proses penyakit.
- Gejala/Tanda: Mata merah.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien, kemungkinan besar pasien mengalami penyakit campak. Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi mencakup risiko infeksi terkait penyakit menular, intoleransi aktivitas terkait kelelahan, gangguan integritas kulit terkait proses penyakit, gangguan membran mukosa terkait proses penyakit, dan perubahan persepsi sensori terkait proses penyakit.
Perawatan yang perlu dilakukan sesuai standar SLKI dan SIKI antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital dan kondisi umum pasien
- Mengatur istirahat yang cukup
- Mengobservasi kulit dan membran mukosa
- Memberikan terapi simptomatik sesuai indikasi
- Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga
- Memastikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi
Tujuan utama perawatan adalah untuk mengatasi gejala, mencegah komplikasi, dan memastikan pemulihan pasien secara optimal. -
Article No. 4934 | 07 Nov 2024
Klinis : lemah badan sebelah kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi lemah badan sebelah kiri.
Diagnosa Keperawatan:
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Hemiparesis Kiri.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hambatan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dari tubuh atau salah satu anggota tubuh. Kondisi lemah badan sebelah kiri, atau hemiparesis, adalah salah satu penyebab dari Hambatan Mobilitas Fisik.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk pasien dengan Hambatan Mobilitas Fisik adalah Kemampuan Mobilitas Fisik yang meningkat. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari peningkatan rentang gerak, kekuatan otot, dan koordinasi pergerakan anggota tubuh yang terdampak.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Hambatan Mobilitas Fisik akibat hemiparesis meliputi:
1. Latihan Rentang Gerak untuk mempertahankan dan meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot.
2. Terapi Latihan untuk meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.
3. Pelatihan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari untuk membantu pasien mandiri dalam aktivitas dasar.
4. Manajemen Nyeri untuk mengatasi nyeri yang mungkin menyertai kondisi hemiparesis.
5. Edukasi Perawatan Diri dan Latihan kepada pasien dan keluarga.
Harapannya, dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, pasien dapat mencapai peningkatan kemampuan mobilitas fisik secara optimal. -
Article No. 4935 | 07 Nov 2024
Klinis : Desa Paracis terletak di kawasan pemukiman yang padat penduduk, sebagian warga mengatakan tidak ada bak sampah sementara, tidak mempunyai lahan untuk menyimpan sampah sementara. Tampak tumpukan sampah di sungai (25%), kondisi tempat penampungan air warga yang terbuka, tidak kedap air (32%) dan tempat pembuangan limbah keluarga dibakar (15%), di sungai (25%), di sembarang tempat (12%). Kondisi saluran pembuangan limbah tertutup tergenang (17%), terbuka tergenang 46%, terlihat saluran got yang kotor. Pengurasan bak mandi 2x/bulan (28%). Hewan di sekitar rumah (nyamuk) 40%. Warga mengatakan bahwa ada kebiasaan buruk warganya yang suka menumpuk barang bekas, membuang sampah ke sembarang tempat, sampah di pekarangan rumah menumpuk dan lingkungan sekitar warga terdapat rawa yang membuat banyak genangan dan risiko menjadi tempat berkembangnya jentik Aedes Aegypti. Terlihat rumah yang tidak bisa masuk cahaya matahari. Penataan rumah tidak rapi (banyak baju digantung di dalam rumah), jendela rumah permanen dan jarang dibuka. Pencahayaan sinar matahari yang tidak masuk ke dalam rumah (20%). Berdasarkan hasil wawancara di Kelurahan Tanjung pura didapatkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kurang diperhatikan Sebanyak 37% warga menyajikan makanan secara terbuka, 30% kebiasaan keluarga dalam mencuci tangan adalah kadang-kadang, tampak anak-anak balita bermain dengan kondisi tangan yang kotor dan jajan sembarangan dengan makanan yang mengandung MSG dan pemanis buatan. Tingkat pendidikan warga lulus sebanyak SD 32%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasannya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kontaminasi
- SDKI: Risiko Kontaminasi
- SLKI: Manajemen Lingkungan
- SIKI: Intervensi Manajemen Lingkungan
Penjelasan: Kondisi lingkungan yang kurang bersih, seperti adanya tumpukan sampah di sungai, saluran pembuangan yang tergenang, dan adanya rawa, meningkatkan risiko kontaminasi dan penyebaran penyakit. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen lingkungan yang berfokus pada pengelolaan sampah, sanitasi, dan drainase.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penyakit Tular Vektor
- SDKI: Risiko Penyakit Tular Vektor
- SLKI: Manajemen Lingkungan
- SIKI: Intervensi Manajemen Lingkungan
Penjelasan: Kondisi lingkungan yang kurang bersih, seperti adanya genangan air, dapat menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit, seperti nyamuk Aedes Aegypti. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen lingkungan yang berfokus pada pengendalian vektor penyakit.
3. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Defisit Perawatan Diri
- SLKI: Manajemen Diri
- SIKI: Intervensi Manajemen Diri
Penjelasan: Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang, seperti kebiasaan mencuci tangan yang tidak rutin, penyajian makanan yang terbuka, dan jajan sembarangan, menunjukkan defisit perawatan diri. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen diri yang berfokus pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Diagnosa Keperawatan: Lingkungan Rumah Tidak Sehat
- SDKI: Lingkungan Rumah Tidak Sehat
- SLKI: Manajemen Lingkungan
- SIKI: Intervensi Manajemen Lingkungan
Penjelasan: Kondisi rumah yang tidak memadai, seperti kurangnya pencahayaan matahari, penataan rumah yang tidak rapi, dan ventilasi yang kurang, dapat memengaruhi kesehatan penghuni. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen lingkungan yang berfokus pada peningkatan kualitas lingkungan rumah.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat perlu bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. -
Article No. 4936 | 07 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita, usia 50 tahun, dirawat di rumah sakit dengan post op pemasangan colostomy e.c Ca Colon hari ke-3. Pasien perlu pemasangan stoma untuk memfasilitasi pengeluaran fesesl. Pasien telah menjalani prosedur pembuatan stoma pada regio abdomen sinistra (colon descendent). Sejak memiliki stoma pasien terlihat murung dan menolak kunjungan selain keluarganya. Saat perawat melakukan pengkajian, keluarga pasien menceritakan bahwa pasien malu bagaimana nanti menjalani hari-harinya dengan kondisi terpasang stoma. Pasien bekerja sebagai seorang petani. Pasien juga enggan beribadah saat di rumah sakit karena merasa badannya kotor karena kotoran yang keluar dari stoma. Pasien masih bingung nanti kalau di rumah bagaimana merawat stoma, dan khawatir pan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI: Gangguan Citra Tubuh)
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang dianggap berbeda dengan yang diharapkan.
Penjelasan: Pasien menunjukkan tanda-tanda perubahan citra tubuh setelah pemasangan stoma, seperti merasa malu, menolak kunjungan, dan enggan beribadah. Pasien khawatir dengan perubahan penampilan dan fungsi tubuh setelah pemasangan stoma.
2. Kekurangan Pengetahuan (SDKI: Defisit Pengetahuan)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik, masalah kesehatan, atau prosedur.
Penjelasan: Pasien masih bingung dan khawatir tentang cara merawat stoma di rumah setelah pulang dari rumah sakit. Pasien juga belum memahami sepenuhnya dampak dan perubahan yang akan terjadi setelah pemasangan stoma.
3. Risiko Gangguan Integritas Kulit (SDKI: Risiko Gangguan Integritas Kulit)
Definisi: Risiko kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan: Pasien berisiko mengalami gangguan integritas kulit di sekitar stoma jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, seperti iritasi, dermatitis, atau lesi kulit.
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Intervensi untuk Gangguan Citra Tubuh:
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
- Fasilitasi diskusi dan berbagi perasaan pasien terkait perubahan citra tubuh.
- Libatkan keluarga dalam proses adaptasi dan penerimaan terhadap kondisi pasien.
2. Intervensi untuk Kekurangan Pengetahuan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan stoma, perubahan yang terjadi, dan manajemen kehidupan sehari-hari dengan stoma.
- Berikan informasi tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk pasien dengan stoma.
- Identifikasi dan atasi kesulitan atau hambatan dalam memahami informasi.
3. Intervensi untuk Risiko Gangguan Integritas Kulit:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik perawatan stoma yang tepat.
- Pantau kulit di sekitar stoma dan lakukan tindakan pencegahan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya, stoma terapis) untuk memastikan perawatan stoma yang optimal.
Dengan pendekatan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kondisi dan meningkatkan keyakinan diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan stoma. -
Article No. 4937 | 07 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 37 tahun datang ke RS Universitas Airlangga Surabaya dengan keluhan nyeri dan gatal-gatal pada tangan. Pasien mengatakan penyakitnya mulai dirasakan sejak tahun 2020, sudah pernah minum obat, dan mulai kambuh kembali mulai bulan agustus 2021. Hasil pengkajian pasien mengeluh sakit pada seluruh persendian siku tangan dan lutut, badan kemerahan dan panas. Pada pemeriksaan kulit didapat teraba seluruh kulit mengeras, terdapat bercak-bercak kemerahan, dan tanda bekas garukan. Pasien mengatakan malu dengan kondisinya saat ini. Pasien tinggal dalam 1 rumah terdapat 6 orang dan sering menggunakan barang-barang di rumah secara bersamaan. Hasil pemeriksaan TTV TD 100/80 mm/Hg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, S :36.5 C. BB 40 Kg TB 153 cm.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Setelah mempertimbangkan gejala yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien ini dapat didiagnosis dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L20.9
- Deskripsi: Eksim atopik, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan nyeri dan gatal-gatal pada kulit, terutama pada lengan dan lutut.
- Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kulit yang mengeras dan terdapat bercak-bercak kemerahan, serta tanda bekas garukan, yang mengarah pada kondisi eksim atopik.
- Eksim atopik (atopic dermatitis) adalah kondisi kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan ruam, gatal-gatal, dan kulit kering. Kode ICD-10 L20.9 digunakan untuk eksim atopik yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang tercantum dalam kasus ini.
Penjelasan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai.
- Pada kasus ini, penatalaksanaan yang mungkin dilakukan adalah pemberian terapi topikal dan antihistamin untuk mengatasi gejala, serta edukasi kepada pasien mengenai perawatan kulit dan pencegahan kekambuhan.