Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2917 | 20 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan ingin kebugaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Asesmen kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
2. Edukasi tentang pentingnya perawatan diri dan teknik melakukannya
3. Latihan dan bimbingan dalam melakukan perawatan diri secara mandiri
4. Modifikasi lingkungan untuk mendukung kemandirian pasien dalam perawatan diri
5. Pemberian alat bantu atau peralatan yang diperlukan untuk perawatan diri
Dengan diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri, perawat dapat membantu pasien mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas perawatan diri, sehingga dapat mendukung kebugaran pasien. -
Article No. 2918 | 20 Oct 2024
Klinis : diagnosis sehat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnostik keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diagnosis sehat:
Diagnosis Keperawatan:
Pola Hidup Sehat
Penjelasan:
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan yang optimal.
- SDKI: Pola Hidup Sehat
- SLKI: Perilaku Sehat
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Manajemen Diri, Advokasi Kesehatan
Diagnosis ini mencerminkan kemampuan individu untuk memelihara dan meningkatkan kondisi kesehatan optimal melalui perilaku dan gaya hidup yang sehat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen diri, dan advokasi kesehatan untuk mendukung individu dalam menerapkan pola hidup sehat. -
Article No. 2919 | 20 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen toraks, satu proyeksi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) dipilih karena pasien ini memiliki gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Rontgen toraks, satu proyeksi) dipilih karena pada kasus ini, terdapat hasil pemeriksaan rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru, sehingga tindakan pemeriksaan rontgen toraks dilakukan.
Dalam praktik klinis, diagnosis final tuberkulosis paru harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikrobiologis, seperti tes sputum AFB (Asam Tahan Bakteri) atau kultur bakteri Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan pencitraan lanjutan, seperti CT scan toraks, untuk mengevaluasi lesi paru dan menegakkan diagnosis dengan lebih jelas. -
Article No. 2920 | 20 Oct 2024
Klinis : Luka bernanah di telapak kaki kiri, dasar luka berwarna kuning, luka sudah 2 bulan.. pasien riwayat diabetes
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan deskripsi kondisi medis yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L97.409
- Deskripsi: Luka bernanah di telapak kaki, tidak terkait dengan diabetes, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, termasuk pemotongan atau pelepasan jaringan mati atau nekrotik dari luka, dilakukan di ruang perawatan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L97.409 menggambarkan luka bernanah di telapak kaki yang tidak terkait dengan diabetes melitus. Kode ini digunakan karena pasien memiliki riwayat diabetes, tetapi luka tersebut tidak secara spesifik dikaitkan dengan komplikasi diabetik.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 untuk debridemen luka menunjukkan bahwa tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pembersihan atau pemotongan jaringan mati atau nekrotik dari luka, yang dilakukan di ruang perawatan. Ini adalah tindakan yang sering dilakukan untuk mengobati luka bernanah yang tidak sembuh-sembuh.
Catatan: Kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan dokumentasi medis, klaim asuransi, dan statistik kesehatan. Penentuan kode yang tepat sangat penting untuk memastikan perawatan yang sesuai dan pembayaran yang benar. -
Article No. 2921 | 20 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pengendalian Infeksi
- SIKI: Penanganan Luka, Penanganan Infeksi
Penjelasan:
Ny. B berada dalam risiko infeksi setelah menjalani operasi pembuatan trakeostomi. Balutan yang tampak kotor dapat menjadi sumber infeksi dan perlu penanganan segera. Perawat perlu melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada area operasi, serta melakukan perawatan luka sesuai standar.
2. Gangguan Pola Napas
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Fungsi Pernapasan
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan:
Ny. B memiliki frekuensi napas yang tinggi (30x/menit), menunjukkan adanya gangguan pola napas. Perawat perlu melakukan manajemen jalan napas, seperti memantau status pernapasan, memberikan oksigen, dan melakukan tindakan yang mendukung pemeliharaan fungsi pernapasan.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pengendalian Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan:
Kondisi operasi dan perawatan di rumah sakit dapat menyebabkan kecemasan pada Ny. B. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mengendalikan kecemasan, seperti memberikan informasi, dukungan emosional, dan teknik relaksasi.
Catatan:
Tone = akademis dan persona = pakar, nurse, menunjukkan bahwa penjelasan di atas bersifat akademis dan disajikan oleh seorang pakar atau perawat profesional. -
Article No. 2922 | 20 Oct 2024
Klinis : sesak, lemah RR 40 x/menit . bronkopneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Tanda dan Gejala:
- Sesak napas
- Frekuensi napas meningkat (RR 40 x/menit)
- Penggunaan otot bantu napas
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
Tanda dan Gejala:
- Lemah
- Kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang berisi rumusan luaran/hasil intervensi keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan. Luaran keperawatan ini disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang berisi rumusan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam upaya mencapai luaran keperawatan yang telah ditetapkan. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. -
Article No. 2923 | 20 Oct 2024
Klinis : stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stroke.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular akibat stroke
Penjelasan:
Gangguan mobilitas fisik merupakan diagnosa keperawatan yang umum ditemukan pada pasien stroke. Kelemahan neuromuskular akibat stroke dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan dan koordinasi akibat stroke
Penjelasan:
Pasien stroke memiliki risiko jatuh yang tinggi karena adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi sebagai dampak dari kerusakan neurologis. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera dan komplikasi lainnya.
3. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi otak akibat stroke
Penjelasan:
Stroke dapat menyebabkan gangguan komunikasi, seperti afasia, disfasia, atau disartria, bergantung pada area otak yang terkena. Hal ini dapat menghambat kemampuan pasien dalam berekspresi, memahami, dan berinteraksi dengan lingkungan.
4. Gangguan persepsi berhubungan dengan kerusakan fungsi otak akibat stroke
Penjelasan:
Stroke dapat menyebabkan gangguan persepsi, seperti hemianopsia, neglect, atau agnosis, yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulus dari lingkungan.
5. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan menelan akibat stroke
Penjelasan:
Pasien stroke berisiko mengalami defisit nutrisi karena adanya gangguan menelan (disfagia) sebagai dampak dari kerusakan otak. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan dan minuman secara aman, sehingga perlu dilakukan intervensi yang tepat.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam proses pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 2924 | 20 Oct 2024
Klinis : Tn. B Laki-laki seorang wiraswasta berumur 30 tahun datang ke Poli kulit dengan keluhan gatal serta munculnya bentol kemerahan di tangan kanan bagian atas sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan gatal dan nyeri dan sebelumnya disertai demam. Awalnya pasien merasa gatal pada area tangan kanan dan muncul bintik-bintik kecil kemerahan. Kemudian setelah beberapa hari bintik- bintik kecil mulai membesar dan terasa nyeri, apalagi ketika disentuh atau bersentuhan dengan pakaian. Selain itu, pasin juga mengeluhkan adanya pusing dan sakit kepala, selama gejala ini muncul. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pendengaran, gangguan pengecapan, dan nyeri pada mata akibat gejala ini. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabaetas melitus, alergi obat-obatan dan makanan, penyakit jantung. Selain itu, tidak ada riwayat stres mental, trauma, radioterapi, dan tidak ada terpapar penyakit cacar maupun herpes zoster. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam sakit sedang, kesadaran compos mentis, dengan kondisi tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x per menit, laju respirasi 20x per menit, suhu axilla 36,7oC, VAS 7. Pada pemeriksaan fisik head to toe Tidak didapatkan konjunctiva anemis dan sklera ikterik pada pemeriksaan mata. Tidak didapatkan adanya bunyi napas ronkhi maupun wheezing, dan dinding dada simetris bilateral pada pemeriksaan thoraks. Dari pemeriksaan abdomen, tidak didapatkan adanya pembengkakan, tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan, dan peristaltik usus positif dengann kesan normal. Dari pemeriksaan ekstremitas didapatkan akral hangat, dan status dermatologis tampak papul eritema berukuran miliar sampai lentikular pada lengan kanan atas. Selain itu pasien diberikan acyclovir 5x 800 mg/hari selama 7 hari, Cetirizine 1x10 mg, asam mefenamat 3x500 mg, dan Paracetamol tab 3x500 mg (KP)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. B:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan gatal
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, diakibatkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- Faktor yang berhubungan: Nyeri, gatal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan tanpa mengalami hambatan yang signifikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
- Manajemen gatal: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi gatal yang dialami pasien.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan infeksi virus herpes
SDKI:
- Gangguan integritas kulit: Kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi virus herpes.
SLKI:
- Integritas kulit: Kondisi utuh dan sehat dari struktur dan fungsi kulit.
SIKI:
- Perawatan luka: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi luka.
- Manajemen infeksi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Penjelasan Singkat:
Tn. B mengalami gejala gatal, munculnya bentol kemerahan di tangan kanan, disertai demam, pusing, dan sakit kepala. Berdasarkan tanda dan gejala, pasien diduga mengalami infeksi virus herpes yang menyebabkan gangguan integritas kulit dan intoleransi aktivitas akibat nyeri dan gatal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, manajemen gatal, perawatan luka, dan manajemen infeksi. -
Article No. 2925 | 20 Oct 2024
Klinis : Tn. I, seorang pria berusia 65 tahun, mengalami hipertensi yang terdiagnosis sejak sekitar 10 tahun lalu. Ia tinggal di Kampung, bersama istrinya, Ny. R. Dalam pengkajian, Tn. I mengeluhkan nyeri kepala yang dirasakannya seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri mencapai 5 (dari 0-10) dan disertai perasaan sedih akibat kondisi kesehatannya. Tanda vital menunjukkan tekanan darahnya tinggi, yaitu 170/100 mmHg. Selain itu, Tn. I memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan tinggi garam serta lemak, yang berkontribusi pada kondisi hipertensinya. Keluarga Tn. I menunjukkan defisit pengetahuan mengenai penyakit hipertensi, termasuk penyebab, tanda, gejala, dan diet yang tepat. Keluarga tidak sepenuhnya memahami cara merawat anggota keluarga yang sakit, yang mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi Tn. I. Diagnosa keperawatan ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. I, berdasarkan informasi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan hipertensi yang ditandai dengan keluhan nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5 (0-10).
2. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan defisit pengetahuan keluarga terhadap penyakit hipertensi, penyebab, tanda, gejala, dan diet yang tepat serta ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi Tn. I.
3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Tn. I).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada Tn. I sesuai dengan SDKI, yaitu Nyeri Akut, Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, dan Perubahan Proses Keluarga.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan pada Tn. I antara lain pengurangan nyeri, peningkatan pengetahuan keluarga tentang hipertensi, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada Tn. I antara lain manajemen nyeri, edukasi kesehatan tentang hipertensi, dan peningkatan koping keluarga.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien serta keluarganya. -
Article No. 2926 | 20 Oct 2024
Klinis : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien belum sekolah karena kondisi kesehatan pasien Ibu pasien mengatakan bahwa pasien selalu menangis melihat anak seusianya pergi sekolah Ibu pasien mengatakan bahwa pasien suka membeli peralatan sekolah Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah bisa berhitung, namun belum bisa membaca
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan belajar terganggu
Penjelasan singkat:
SDKI: Kesiapan belajar terganggu didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kemampuan belajar dengan harapan yang dimiliki. Dalam kasus ini, pasien menunjukkan tanda-tanda seperti belum siap untuk bersekolah, menangis saat melihat anak seusianya pergi bersekolah, dan tertarik dengan peralatan sekolah, namun belum mampu membaca.
SLKI: Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan kesiapan belajar yang optimal, seperti mampu mengikuti pembelajaran di sekolah dan menunjukkan kemajuan akademik sesuai usianya.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan asesmen komprehensif terhadap kemampuan belajar pasien.
2. Memberikan konseling dan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga.
3. Mengembangkan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan pasien.
4. Berkolaborasi dengan tenaga pendidik untuk mengoptimalkan pembelajaran pasien.
5. Memantau perkembangan belajar pasien secara berkala.
Harapannya, dengan intervensi yang tepat, pasien dapat mencapai kesiapan belajar yang optimal dan mampu mengikuti pembelajaran di sekolah sesuai dengan usianya.