Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3051 | 21 Oct 2024
Klinis : 1) Diagnosa keperawatan a. Risiko defisit nutrisi d.d ketidak mampuan menelan makanan, kurangnya asupan nutrisi pasien sering tersedak saat makan (D. 0032) b. Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi serebral d.d pasien pelo sering tersedak saat makan dan minum (D. 0119) c. Risiko gangguan integritas kulit dan jaringan d.d penurunan mobilitas dan terjadi kelemahan pada ekstremitas kanan kiri pasien. (D. 0139) d. penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d edema serebral akibat stroke d.d sakit , tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, tingkat kesadaran menurun, refleks neurologis terganggu(D.0066) (Dewi) e. Resiko aspirasi b.d Gangguan menelan f. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Risiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan menelan makanan, kurangnya asupan nutrisi pasien sering tersedak saat makan (D.0032)
- SDKI: Risiko Defisit Nutrisi
- SLKI: Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Disfagia
2. Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi serebral d.d pasien pelo sering tersedak saat makan dan minum (D.0119)
- SDKI: Gangguan Komunikasi Verbal
- SLKI: Komunikasi
- SIKI: Terapi Wicara
3. Risiko gangguan integritas kulit dan jaringan d.d penurunan mobilitas dan terjadi kelemahan pada ekstremitas kanan kiri pasien (D.0139)
- SDKI: Risiko Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan
- SLKI: Integritas Kulit dan Jaringan
- SIKI: Perawatan Luka
4. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d edema serebral akibat stroke d.d sakit, tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, tingkat kesadaran menurun, refleks neurologis terganggu (D.0066)
- SDKI: Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
5. Risiko aspirasi b.d Gangguan menelan
- SDKI: Risiko Aspirasi
- SLKI: Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Disfagia
6. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas
- SIKI: Latihan Gerak
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 3052 | 21 Oct 2024
Klinis : memberontak, tangan tremor, lemas, teriak, tertawa, menangis frustasi, tidak dapat mengontrol amarah, ngamuk memukul-mukul barang disekitar, lupa tentang kejadian yang terjadi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Perilaku kekerasan adalah respon maladaptif terhadap stres, kemarahan, atau frustasi yang ditandai dengan tindakan atau ancaman untuk melukai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
SDKI:
Definisi: Perilaku individu yang menunjukkan tindakan atau ancaman untuk melukai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Karakteristik Definitif:
1. Memukul, menendang, atau melempar benda
2. Mengumpat atau berkata kasar
3. Menolak menerima bantuan
4. Menunjukkan ekspresi wajah marah
5. Suara keras atau keras
SLKI:
1. Perilaku mengontrol diri membaik
2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
3. Tidak terjadi cidera pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan
4. Pasien mampu mengungkapkan perasaan dengan cara yang tepat
SIKI:
1. Ciptakan lingkungan yang aman
2. Kaji tanda dan gejala perilaku kekerasan
3. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
4. Lakukan manajemen marah
5. Libatkan keluarga dalam perawatan
Sebagai perawat, saya akan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar profesi untuk membantu pasien mengatasi perilaku kekerasan yang dialaminya. Tujuannya adalah agar pasien dapat mengontrol perilakunya, tidak mencederai diri sendiri atau orang lain, serta dapat beradaptasi dengan situasi yang menyulitkan. -
Article No. 3053 | 21 Oct 2024
Klinis : Intervensi defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah kondisi di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi Membaik
2. Asupan Makanan Adekuat
3. Berat Badan Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Defisit Nutrisi meliputi:
1. Pengkajian status nutrisi
2. Pemantauan asupan dan output nutrisi
3. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Kolaborasi dengan tenaga gizi untuk perencanaan dan penyediaan makanan
5. Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
6. Pemantauan perubahan berat badan
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat dan mencapai status nutrisi yang optimal. Pemantauan dan evaluasi yang ketat akan dilakukan untuk memastikan intervensi berjalan efektif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 3054 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien yang tidak bisa menahan BAK yang memerlukan latihan kagel exercise yaitu latihan pada otot spingkel uretra
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Inkontinensia Urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasien untuk menahan/mengontrol pengeluaran urin secara sukarela. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelemahan otot sfingter uretra atau kandung kemih.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Pasien dengan Inkontinensia Urin diharapkan dapat mencapai luaran keperawatan berupa:
1. Pemeliharaan Kontrol Berkemih
2. Pemulihan Kontrol Berkemih
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Inkontinensia Urin meliputi:
1. Manajemen Inkontinensia
2. Latihan Kegel
3. Manajemen Kandung Kemih
Latihan Kegel adalah latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (sfingter uretra) sehingga dapat membantu mengatasi masalah inkontinensia urin. Latihan ini dilakukan dengan mengencangkan dan mengendurkan otot-otot tersebut secara berulang. -
Article No. 3055 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien yang tidak bisa menahan BAK yang memerlukan latihan kagel exercise yaitu latihan pada otot spingkel uretra
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.3
- Deskripsi: Inkontinensia urin, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.32
- Deskripsi: Latihan otot panggul, termasuk latihan Kegel
Penjelasan:
Kode ICD-10 N39.3 (Inkontinensia urin, tidak terspesifikasi) adalah klasifikasi yang sesuai untuk pasien yang tidak dapat menahan BAK dan memerlukan latihan otot panggul atau latihan Kegel. Latihan Kegel adalah latihan yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul, termasuk otot sfingter uretra, yang berperan dalam menahan BAK.
Kode ICD-9-CM 89.32 (Latihan otot panggul, termasuk latihan Kegel) adalah kode untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi inkontinensia urin pada pasien, yaitu berupa latihan otot panggul atau latihan Kegel.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode tersebut untuk mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien, sehingga dapat membantu dalam proses dokumentasi, tagihan, dan analisis data medis. -
Article No. 3056 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien yang tidak bisa menahan BAK yang memerlukan latihan kagel exercise yaitu latihan pada otot spingkel uretra
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urine
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Inkontinensia Urine: Ketidakmampuan untuk menahan urine secara sukarela yang disebabkan oleh kelemahan otot sfingter uretra atau kandung kemih.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontinensia Urine: Kemampuan untuk menahan urine secara sukarela.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Latihan Kegel: Latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (otot sfingter uretra) yang dilakukan secara teratur untuk mengatasi inkontinensia urine.
Penjelasan singkat:
Pasien yang mengalami inkontinensia urine memerlukan latihan Kegel untuk memperkuat otot sfingter uretra. Latihan Kegel merupakan kontraksi dan relaksasi yang dilakukan pada otot dasar panggul secara berulang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tonus dan kekuatan otot sfingter uretra sehingga pasien dapat lebih efektif dalam menahan urine. Dengan latihan Kegel yang teratur, diharapkan pasien dapat memperoleh kontrol yang lebih baik atas kandung kemihnya dan mengurangi kejadian kebocoran urine. -
Article No. 3057 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, suara napas bronkial, hasil rontgen menunjukkan lesi di paru.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menyeleksi diagnosa keperawatan. Dalam kasus ini, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan. Tujuan luaran yang dapat dicapai antara lain:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Status Nutrisi Membaik
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Aktivitas
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas. Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 3058 | 21 Oct 2024
Klinis : Kasus Glaucoma Bp R, usia 65 tahun di rawat di ruang rawat inap tangal 20 Desember 2023 dengan keluhan pusing dan nyeri mata kiri, di rumah sempat muntah selama 1 minggu ini. Riwayat keluarga dengan glaucoma tidak ada, tetapi memiliki riwayat DM sudah 13 tahun terkontrol. Keluhan yang dirasakan awal tanggal 17 Juni 2023 dengan keluhan utama mata kanan buram dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien sebelumnya berobat ke poli mata pada tanggal 24 November 2023, dengan diagnosa Chronic angle closure glaucoma ODS Katarak Senilis Imatur ODS Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus mata kanan no light perception dan mata kiri 0,4 dengan pinhole tetap. Tekanan intraokular mata kanan 30 mmHg dan mata kiri 32 mmHg. Lensa tampak agak keruh. Pasien diberikan terapi medikamentosa timolol 4 maleat 0,5% 2x1 tetes pada mata kanan dan kiri, brinzolamide 1% 3x1 tetes pada mata kanan dan kiri, dan latanoprost 1x1 tetes pada mata kanan dan kiri. Pasien direncanakan untuk dilakukan prosedur kombinasi fakotrabekulektomi dan pemasangan lensa intraokular pada mata kiri. Pasein merasa takut sekali. Pada tanggal 21 Desember 2023 jam 15.00 pasein akan dilakukan operasi. Dari pemeriksaan preoperasi didapatkan tekanan intraokular mata kanan 36 mmHg dan mata kiri 20 mmHg. Pada pemeriksaan 1 hari setelah operasi didapatkan visus mata kanan dan kiri tetap. Tekanan intraokular mata kanan 40 mmHg dan mata kiri 10 mmHg. Pada mata kiri didapatkan bleb pada konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva, kornea edema minimal, terdapat iridektomi perifer pada iris, Pasien diberikan terapi medikamentosa timolol maleat 0,5% 2x1 tetes pada mata kanan dan kiri, prednisolone asetat 6x1 tetes pada mata kiri, levofloxacin 6x1 tetes pada mata kiri, hidrokortison asetat 3x1 pada mata kiri, ciprofloxacin tablet 2x1, dan paracetamol tablet 3x1, dan brinzolamide 1% 3x1 tetes pada mata. Keluhan utama saat ini adalah nyeri pada mata yang dioperasi, dan selalu bertanya apakah operasinya akan berhasil atau tidak karena punya sakit DM.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
- Karakteristik definisi: Pasien mengeluhkan nyeri pada mata kiri yang telah dioperasi, dengan skala nyeri 6-8 (dari skala 0-10).
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosi dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan nonspesifik.
- Karakteristik definisi: Pasien merasa takut akan hasil operasi, khawatir karena memiliki riwayat DM.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola gejala atau penyakit dengan baik.
- Karakteristik definisi: Pasien memiliki riwayat DM selama 13 tahun, namun terjadi komplikasi glaukoma yang membutuhkan tindakan operasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan outcome/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus glaukoma ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien, seperti manajemen nyeri, manajemen kecemasan, dan edukasi terkait penyakit glaukoma serta manajemen diabetes melitus. -
Article No. 3059 | 21 Oct 2024
Klinis : Kasus Glaucoma Bp R, usia 65 tahun di rawat di ruang rawat inap tangal 20 Desember 2023 dengan keluhan pusing dan nyeri mata kiri, di rumah sempat muntah selama 1 minggu ini. Riwayat keluarga dengan glaucoma tidak ada, tetapi memiliki riwayat DM sudah 13 tahun terkontrol. Keluhan yang dirasakan awal tanggal 17 Juni 2023 dengan keluhan utama mata kanan buram dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien sebelumnya berobat ke poli mata pada tanggal 24 November 2023, dengan diagnosa Chronic angle closure glaucoma ODS Katarak Senilis Imatur ODS Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus mata kanan no light perception dan mata kiri 0,4 dengan pinhole tetap. Tekanan intraokular mata kanan 30 mmHg dan mata kiri 32 mmHg. Lensa tampak agak keruh. Pasien diberikan terapi medikamentosa timolol 4 maleat 0,5% 2x1 tetes pada mata kanan dan kiri, brinzolamide 1% 3x1 tetes pada mata kanan dan kiri, dan latanoprost 1x1 tetes pada mata kanan dan kiri. Pasien direncanakan untuk dilakukan prosedur kombinasi fakotrabekulektomi dan pemasangan lensa intraokular pada mata kiri. Pasein merasa takut sekali. Pada tanggal 21 Desember 2023 jam 15.00 pasein akan dilakukan operasi. Dari pemeriksaan preoperasi didapatkan tekanan intraokular mata kanan 36 mmHg dan mata kiri 20 mmHg. Pada pemeriksaan 1 hari setelah operasi didapatkan visus mata kanan dan kiri tetap. Tekanan intraokular mata kanan 40 mmHg dan mata kiri 10 mmHg. Pada mata kiri didapatkan bleb pada konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva, kornea edema minimal, terdapat iridektomi perifer pada iris, Pasien diberikan terapi medikamentosa timolol maleat 0,5% 2x1 tetes pada mata kanan dan kiri, prednisolone asetat 6x1 tetes pada mata kiri, levofloxacin 6x1 tetes pada mata kiri, hidrokortison asetat 3x1 pada mata kiri, ciprofloxacin tablet 2x1, dan paracetamol tablet 3x1, dan brinzolamide 1% 3x1 tetes pada mata. Keluhan utama saat ini adalah nyeri pada mata yang dioperasi, dan selalu bertanya apakah operasinya akan berhasil atau tidak karena punya sakit DM.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan serta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Kecemasan
3. Risiko Komplikasi Pasca Operasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Intervensi untuk menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Tindakan pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi, dan edukasi terkait nyeri.
2. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan yang dialami pasien.
- SIKI: Tindakan psikoterapi, terapi relaksasi, pemberian obat anti-cemas, dan edukasi terkait kecemasan.
3. Risiko Komplikasi Pasca Operasi
- SDKI: Kerentanan terhadap perubahan fisiologis yang merugikan sebagai respon terhadap prosedur pembedahan.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko komplikasi pasca operasi.
- SIKI: Tindakan pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antikoagulan, mobilisasi dini, perawatan luka, dan edukasi terkait komplikasi pasca operasi.
Dalam kasus ini, pasien Bp. R mengalami nyeri pada mata yang dioperasi dan merasa cemas mengenai keberhasilan operasi karena memiliki riwayat DM. Selain itu, terdapat risiko komplikasi pasca operasi yang perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik. Penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 3060 | 21 Oct 2024
Klinis : psikososial
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis psikososial, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait, jika ada.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z56-Z65
- Deskripsi: Faktor-faktor psikososial dan lingkungan yang memengaruhi kesehatan. Kategori ini mencakup berbagai masalah yang berkaitan dengan suasana hati, interaksi sosial, gaya hidup, dan kondisi lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Konseling psikologis, lainnya. Kode ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan intervensi psikologis atau konseling yang diberikan kepada pasien untuk mengatasi masalah psikososial yang memengaruhi kesehatannya.
Penjelasan:
- Kategori Z56-Z65 dalam ICD-10 mencakup berbagai faktor psikososial dan lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti masalah pekerjaan, kondisi perumahan, kekerasan, stres, dan lain-lain.
- Kode ICD-9-CM 94.39 untuk "Konseling psikologis, lainnya" dapat digunakan untuk mendokumentasikan intervensi konseling atau terapi psikologis yang diberikan kepada pasien untuk mengatasi masalah psikososial yang berdampak pada kesehatannya.
- Penggunaan kode-kode ini membantu dalam pencatatan dan pelaporan data medis yang akurat, serta memfasilitasi komunikasi antar-tenaga kesehatan dan penggunaan data untuk tujuan klinis, epidemiologis, dan administrasi.