Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3160 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak, kaki bengkak, mudah lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Penjelasan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular adalah keadaan di mana pasien mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular. Gejala yang muncul pada pasien ini adalah sesak napas, edema ekstremitas, dan mudah lelah, yang merupakan manifestasi klinis dari gangguan perfusi jaringan kardiovaskular.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode diagnosa: 00203
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode luaran: 10001
Judul: Perfusi Jaringan
Definisi: Kemampuan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode intervensi: 80001
Judul: Manajemen Perfusi Jaringan
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, mengidentifikasi penyebab, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi masalah perfusi jaringan kardiovaskularnya. -
Article No. 3161 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien sesak, kaki bengkak, mudah lelah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami retensi cairan dan peningkatan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, gagal jantung, kegagalan ginjal, penggunaan obat-obatan.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, edema, peningkatan berat badan, distensi vena leher.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
- Luaran: Individu menunjukkan keseimbangan cairan yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tidak ada edema, tanda-tanda gagal jantung berkurang, berat badan stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
- Intervensi: Memantau intake dan output cairan, mempertahankan keseimbangan cairan, dan mengenali tanda-tanda ketidakseimbangan cairan.
- Aktivitas: Mengukur berat badan, mengukur tanda-tanda vital, memantau edema, dan mengatur pemberian cairan.
Dalam pendekatan keperawatan yang bersifat akademis dan pakar, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang tepat, dan melakukan evaluasi secara sistematis untuk memastikan keberhasilan pengelolaan pasien dengan kelebihan volume cairan. Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3162 | 22 Oct 2024
Klinis : asuhan keperawatan komunitas penyakit infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk asuhan keperawatan komunitas dengan penyakit infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penularan Penyakit Infeksi
- Definisi: Kondisi di mana individu atau kelompok rentan terhadap penularan penyakit infeksi.
- Faktor risiko: Paparan terhadap agen infeksius, kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penularan, kurangnya akses ke fasilitas kesehatan.
- Intervensi: Edukasi tentang pencegahan penularan, penyediaan alat pelindung diri, koordinasi dengan pihak terkait untuk mengendalikan sumber penularan.
2. Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kondisi di mana individu atau kelompok memiliki informasi yang tidak memadai tentang penyakit infeksi.
- Faktor risiko: Kurangnya paparan informasi, tingkat pendidikan yang rendah, bahasa atau budaya yang berbeda.
- Intervensi: Edukasi kesehatan, pemanfaatan media informasi yang sesuai, kolaborasi dengan pemuka masyarakat.
3. Kesiapsiagaan Komunitas Rendah
- Definisi: Kondisi di mana komunitas belum siap menghadapi ancaman penyakit infeksi.
- Faktor risiko: Kurangnya partisipasi masyarakat, keterbatasan sumber daya, kurangnya koordinasi antar sektor.
- Intervensi: Pemberdayaan masyarakat, pengembangan kemitraan, pelatihan kesiapsiagaan bencana.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan panduan bagi perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan tanda, gejala, dan faktor risiko yang teridentifikasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan bagi perawat dalam menetapkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan bagi perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat komunitas dapat membantu mengoptimalkan asuhan keperawatan pada penyakit infeksi di lingkungan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 3163 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan batuk berdahak sejak 4 hari yang lalu, disertai sesak napas, demam, dan nyeri dada. Pasien juga melaporkan lelah berlebihan dan nafsu makan menurun. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien memiliki hipertensi dan diabetes mellitus yang terkontrol. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu tubuh 38,5°C, frekuensi napas 28 kali per menit, tekanan darah 130/85 mmHg, dan saturasi oksigen 88% tanpa oksigen tambahan. Pada pemeriksaan auskultasi paru, terdengar suara ronki basah di paru kiri bawah. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus per hari selama 20 tahun dan bekerja sebagai staf administrasi di kantor. Pada rontgen dada, terlihat infiltrat di paru kiri bagian bawah, yang menunjukkan pneumonia lobar. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- SLKI: Kriteria Hasil - Frekuensi napas, irama napas, dan suara napas dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada, Oksigenasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Kriteria Hasil - Toleransi terhadap aktivitas fisik, kapasitas latihan, dan tingkat energi dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Energi, Perawatan Diri: Aktivitas/Latihan, Terapi Aktivitas.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Definisi - Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kriteria Hasil - Berat badan, asupan nutrisi, dan status gizi dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Nutrisi, Pemantauan Nutrisi, Edukasi Gizi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, menetapkan tujuan perawatan yang terukur, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 3164 | 22 Oct 2024
Klinis : kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Cedera Fisik didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau karena ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Risiko Cedera Fisik adalah klien bebas dari cedera, mampu mengenali faktor risiko, dan dapat melakukan tindakan pencegahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen kejang
3. Pencegahan trauma
4. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pencegahan cedera akibat kejang
Sebagai perawat, saya akan melakukan pendekatan holistik dalam menangani kondisi klien dengan kejang. Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen kejang, dan tindakan pencegahan trauma merupakan intervensi kunci untuk mencegah terjadinya cedera fisik. Selain itu, edukasi kepada klien dan keluarga juga penting agar mereka dapat memahami kondisi dan berpartisipasi aktif dalam perawatan. -
Article No. 3165 | 22 Oct 2024
Klinis : hemiparese
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hemiparese
Penjelasan singkat:
Standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hemiparese didefinisikan sebagai gangguan motorik atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh akibat kerusakan pada pusat saraf. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan pergerakan dan fungsi pada satu sisi tubuh.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dalam penanganan hemiparese adalah untuk memaksimalkan fungsi dan kemandirian pasien dalam aktivitas sehari-hari. Luaran yang diharapkan meliputi peningkatan mobilitas, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan fungsional.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Fisioterapi dan latihan pergerakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan koordinasi.
2. Pelatihan aktivitas sehari-hari dan penggunaan alat bantu untuk meningkatkan kemandirian.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, prognosis, dan manajemen hemiparese.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan terapis okupasi, untuk optimalisasi penanganan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam penanganan kondisi hemiparese. -
Article No. 3166 | 22 Oct 2024
Klinis : klien mengatakan bingung tidak bisa menjaga anaknya karena harus bekerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Peningkatan Koping
Penjelasan:
Kesiapan Peningkatan Koping adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kemampuan individu untuk mengendalikan, mengelola, dan memulihkan dirinya dari stressor yang dihadapi. Dalam kasus ini, klien mengatakan bingung tidak bisa menjaga anaknya karena harus bekerja, menunjukkan adanya kesulitan dalam mengelola stressor yang dihadapi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Klien mampu mengidentifikasi sumber stres
- Klien mampu menerapkan strategi koping yang efektif
- Klien mampu menggunakan sumber dukungan yang tersedia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Identifikasi stressor yang dihadapi klien
- Kaji kemampuan klien dalam mengelola stressor
- Bantu klien mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Fasilitasi klien untuk memperoleh dukungan dari keluarga, teman, atau sumber lainnya
- Edukasi klien tentang manajemen stres dan pengasuhan anak
Sebagai seorang perawat, saya dapat membantu klien dalam mengidentifikasi sumber stres, mengevaluasi strategi koping yang digunakan, dan memfasilitasi klien untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Tujuannya adalah agar klien dapat mengelola stressor dengan lebih baik dan mampu meningkatkan kemampuan dalam pengasuhan anak. -
Article No. 3167 | 22 Oct 2024
Klinis : Edukasi untuk pasien risiko hipovolemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan risiko hipovolemik.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Hipovolemia
Definisi:
Risiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Kehilangan cairan yang berlebihan (misalnya perdarahan, diare, muntah, atau dehidrasi)
2. Penurunan asupan cairan
3. Gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien tidak mengalami penurunan volume cairan intravaskuler yang mengancam kesehatan.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipovolemia.
3. Pasien dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan hipovolemia.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji tanda dan gejala hipovolemia (misalnya penurunan tekanan darah, takikardi, oliguria, penurunan turgor kulit)
2. Monitor intake dan output cairan secara ketat
3. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang:
a. Faktor risiko hipovolemia
b. Tanda dan gejala hipovolemia
c. Pentingnya menjaga asupan cairan yang adekuat
d. Tindakan pencegahan dan penanganan hipovolemia
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tekanan Darah Sistolik
2. Tekanan Darah Diastolik
3. Frekuensi Nadi
4. Jumlah Urin
5. Turgor Kulit
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Intake dan Output Cairan
3. Edukasi Kesehatan
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memahami risiko hipovolemik, mengenali tanda dan gejala, serta dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan hipovolemia secara efektif. -
Article No. 3168 | 22 Oct 2024
Klinis : DS;- DO ;pelepasan plasenta spontan 7 menit setelah bayi lahir perdarahan kurang lebih 300 cc Hb 10 g/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Aktif
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien mengalami pelepasan plasenta spontan 7 menit setelah bayi lahir dengan perdarahan kurang lebih 300 cc dan Hb 10 g/dl. Ini menunjukkan adanya risiko perdarahan aktif yang perlu segera ditangani.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Risiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melebihi jumlah normal.
Karakteristik Definisi: Perdarahan aktif, kontraksi uterus yang tidak adekuat, retensio plasenta, laserasi jalan lahir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tidak terjadi perdarahan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pengeluaran lochea dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau perdarahan
- Lakukan manajemen kontraksi uterus
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan perdarahan
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa dan penjelasan ini dapat diberikan kepada pasien atau keluarganya untuk memastikan pemahaman dan pengelolaan kondisi yang tepat. -
Article No. 3169 | 22 Oct 2024
Klinis : kecemasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kecemasan.
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan
Definisi:
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku, dan terjadi sebagai respons terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak spesifik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku, dan terjadi sebagai respons terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kecemasan adalah pasien dapat mendemonstrasikan penurunan tingkat kecemasan, seperti tanda-tanda vital dalam batas normal, dapat mengungkapkan perasaan, dan mampu mempraktikkan teknik relaksasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan meliputi:
1. Menjalin hubungan saling percaya dengan pasien
2. Mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan
3. Membantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif
4. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
5. Memantau tanda-tanda vital dan gejala kecemasan
6. Memberikan dukungan emosional dan psikologis
Dengan memahami Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani pasien dengan kecemasan.