Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3150 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan sindrom koroner akut (ACS: NSTEMI) sebagaimana ditunjukkan oleh nyeri dada hebat yang dirasakan klien.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri)
- Berhubungan dengan: Sindrom koroner akut (ACS: NSTEMI) yang menyebabkan kerusakan jantung dan memicu nyeri dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan.
- Toleransi aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dirasakan klien.
- Manajemen aktivitas: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas klien.
Dengan demikian, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola nyeri akut yang dialami klien serta memantau dan mempertahankan toleransi aktivitasnya, dengan mempertimbangkan kondisi klien dan terapi medis yang sedang diberikan. -
Article No. 3151 | 22 Oct 2024
Klinis : Dari pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital didapatkan data obyektif yang meliputi: Kondisi umum: tampak lemah dan letih Tekanan darah: 100/70 mmHg Suhu tubuh: 39°C Frekuensi nadi: 90 kali per menit Frekuensi napas: 22 kali per menit Skala nyeri : 4 Bintik-bintik merah (ptekie) terlihat pada kulit ektremitas bagian bawah dan atas Turgor kulit menunjukkan tanda dehidrasi ringan Mata terlihat sedikit cekung, indikasi dehidrasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data objektif yang diperoleh, pasien mengalami kondisi yang mengarah pada diagnosa keperawatan Hipertermia. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, definisi, kriteria diagnostik, dan intervensi keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Kriteria Diagnostik (SDKI):
- Suhu tubuh > 38°C
- Frekuensi napas meningkat
- Kulit terasa panas
- Perubahan tingkat kesadaran
- Bintik-bintik merah (ptekie) pada kulit
- Turgor kulit menurun
- Mata terlihat sedikit cekung
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Suhu
- Observasi suhu tubuh secara berkala
- Kompres hangat/dingin sesuai indikasi
- Berikan cairan oral/intravena sesuai kebutuhan
2. Manajemen Hipertermia
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko hipertermia
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Keringkan kulit dan kenakan pakaian yang nyaman
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala hipertermia
- Ajarkan teknik pengukuran suhu dan pelaporan hasil
- Diskusikan strategi untuk mencegah atau mengatasi hipertermia
Hasil Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Suhu tubuh menunjukkan penurunan
2. Hipertermia: Gejala hipertermia menurun
3. Pengetahuan Pasien: Pasien dapat menjelaskan ulang informasi yang diberikan terkait hipertermia -
Article No. 3152 | 22 Oct 2024
Klinis : gds 415
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hiperglisemia
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hiperglisemia adalah peningkatan kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Gejala yang mungkin timbul antara lain poliuria, polidipsi, polifagia, serta penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hiperglisemia adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal, pasien tidak menunjukkan tanda-tanda komplikasi, serta pasien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mengontrol kadar glukosa darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin sesuai kebutuhan, edukasi terkait manajemen diet dan aktivitas fisik, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal.
Dengan kondisi GDS 415 mg/dL, pasien membutuhkan intervensi segera untuk mengatasi hiperglisemia dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Peran perawat sangat penting dalam memantau, mengelola, serta mengedukasi pasien dalam mengendalikan kadar glukosa darah. -
Article No. 3153 | 22 Oct 2024
Klinis : klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI buatlah 2 diagnosa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi klien tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.4
- Deskripsi: Infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian nitrogliserin intravena
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan klien yang mengalami nyeri dada hebat, disertai gejala seperti rasa tertekan di dada dan keringat dingin, serta hasil rekaman jantung yang menunjukkan depresi segmen ST di lead II, III, dan aVF, diagnosis yang sesuai adalah Infark Miokard Akut tanpa Elevasi Segmen ST (NSTEMI). Hal ini dikarenakan adanya iskemia miokard (penurunan aliran darah ke jantung) yang tidak menyebabkan kerusakan miokard yang lengkap.
Terapi yang diberikan berupa nitrogliserin sublingual sesuai dengan kode ICD-9-CM 99.21 untuk pemberian nitrogliserin intravena. Nitrogliserin berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menurunkan afterload, dan mengurangi rasa nyeri dada.
Meskipun disarankan untuk dirawat di ICU, klien dan keluarga menolak karena alasan biaya. Hal ini perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan untuk mempertimbangkan alternatif perawatan yang dapat dilakukan di luar ICU, namun tetap memperhatikan kondisi klien dan risiko yang mungkin terjadi. -
Article No. 3154 | 22 Oct 2024
Klinis : klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI buatlah 2 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan dua diagnosa keperawatan untuk klien ini berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
- SLKI: Luaran yang diharapkan meliputi klien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, klien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan pemberian oksigen.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Luaran yang diharapkan meliputi klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, klien dapat melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dan klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal saat melakukan aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, pemberian oksigen, dan pemberian terapi untuk mengatasi gejala.
Berdasarkan kondisi klien yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut dan intoleransi aktivitas. Klien mengalami nyeri dada yang hebat dan terbaring lemah, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri serta memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas. -
Article No. 3155 | 22 Oct 2024
Klinis : covid 19
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan COVID-19.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ventilasi Tidak Efektif berhubungan dengan Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) terkait COVID-19.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan Sistem Kekebalan Tubuh Terganggu terkait COVID-19.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik terkait COVID-19.
Penjelasan Singkat:
1. Ventilasi Tidak Efektif:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pertukaran gas yang tidak adekuat antara alveoli dan kapiler.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Ventilasi paru-paru yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Ventilasi Mekanik.
2. Risiko Infeksi:
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen.
- SLKI: Bebas dari infeksi.
- SIKI: Pencegahan Infeksi, Manajemen Infeksi, Pencegahan Komplikasi.
3. Intoleransi Aktivitas:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Kemampuan melakukan aktivitas rutin.
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Mobilitas, Terapi Latihan.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan panduan komprehensif bagi perawat dalam proses asuhan keperawatan, mulai dari diagnosis, luaran, hingga intervensi yang dapat diterapkan dalam penanganan pasien dengan kondisi COVID-19. -
Article No. 3156 | 22 Oct 2024
Klinis : cairan elektrolit dan nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi cairan, elektrolit, dan nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi:
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan, elektrolit, dan mineral yang dapat menyebabkan komplikasi bagi pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Perubahan nilai laboratorium cairan dan elektrolit
- Perubahan status hidrasi
- Perubahan volume cairan tubuh
Faktor Risiko:
- Penurunan asupan cairan dan elektrolit
- Peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit
- Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan dan elektrolit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Keseimbangan Elektrolit
- Status Hidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan dan Elektrolit
- Manajemen Cairan
- Manajemen Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Sebagai perawat, kami akan melakukan assessment menyeluruh, memantau tanda-tanda vital, hasil laboratorium, dan mengevaluasi asupan dan pengeluaran cairan pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 3157 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien datang ingin mengganti perban luka jahit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang untuk mengganti perban luka jahit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Jahit
Penjelasan:
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Jahit adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang untuk mengganti perban luka jahit. Hal ini karena tindakan penggantian perban dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dilakukan dengan prosedur yang tepat dan higienis.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami pasien. Dalam kondisi ini, "Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Jahit" merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosa "Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Jahit", luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi pada luka jahit pasien.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosa "Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Jahit", intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, dan Edukasi Kesehatan.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 3158 | 22 Oct 2024
Klinis : Pemantauan aktivitas kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemantauan aktivitas kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera berhubungan dengan aktivitas kejang.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Cedera: Kondisi rentan individu yang dapat menyebabkan potensi terjadinya kerusakan fisik.
- Faktor yang berhubungan: Aktivitas kejang.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Individu bebas dari cedera akibat aktivitas kejang.
- Kriteria Hasil: Tidak terjadi cedera selama aktivitas kejang, individu mampu mengenali tanda-tanda awal kejang, dan individu dapat melakukan tindakan yang tepat saat kejang terjadi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pemantauan tanda-tanda vital
b. Pemantauan aktivitas kejang
c. Pemberian posisi aman saat kejang
d. Pemberian obat anti-kejang sesuai resep
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda awal kejang dan tindakan yang harus dilakukan
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus memastikan keamanan pasien, mencegah komplikasi, dan memberikan edukasi yang tepat kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pemulihan dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan. -
Article No. 3159 | 22 Oct 2024
Klinis : asuhan keperawatan komunitas penyakit infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk asuhan keperawatan komunitas penyakit infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penularan Infeksi
Penjelasan: Pasien memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit menular, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan sumber infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, perilaku, atau kondisi kesehatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Penjelasan: Pasien atau kelompok masyarakat memiliki kemampuan yang kurang optimal dalam mengelola aspek kesehatan, seperti pengenalan tanda dan gejala penyakit, pencegahan penularan, serta pemanfaatan sumber daya kesehatan yang tersedia.
3. Defisit Pengetahuan
Penjelasan: Pasien atau kelompok masyarakat menunjukkan kurangnya pemahaman terkait penyakit infeksi, termasuk penyebab, transmisi, gejala, risiko komplikasi, dan tindakan pencegahan yang tepat.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang mengidentifikasi dan mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mendeskripsikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam asuhan keperawatan komunitas penyakit infeksi membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, merencanakan intervensi yang tepat, dan memantau serta mengevaluasi hasil yang diperoleh secara terstandar dan sistematis.