Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18385 | 10 Jun 2025
Klinis : nyeri pada bahu saat beraktivitas, tegang, jantung berdebar, keram dan kaku, kadar kolesterol total 200 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10029)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Kecemasan (10003)
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (10015)
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
4. Hiperlipidemia (10012)
Definisi: Konsentrasi lipid dalam darah yang melebihi batas normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode SDKI: 10029, 10003, 10015, 10012
- Definisi SDKI: Sebagaimana definisi diagnosa keperawatan di atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode SLKI: 20090, 20027, 20061, 20050
- Definisi SLKI:
- Kontrol Nyeri (20090)
- Manajemen Kecemasan (20027)
- Perfusi Jaringan: Perifer (20061)
- Kontrol Lipid Darah (20050)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode SIKI: 30171, 30043, 30109, 30091
- Definisi SIKI:
- Manajemen Nyeri (30171)
- Manajemen Kecemasan (30043)
- Peningkatan Perfusi Jaringan: Perifer (30109)
- Manajemen Hiperkolesterolemia (30091)
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan kaitannya dengan SDKI, SLKI, dan SIKI. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 18386 | 10 Jun 2025
Klinis : nyeri pada bahu saat beraktivitas, tegang, jantung berdebar, keram dan kaku, kadar kolesterol total 200 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
- SDKI: 10074
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
b. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: 10037
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
c. Gangguan Tidur
- SDKI: 10030
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nyeri
- SLKI: 10074
- Definisi: Upaya untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri yang dialami klien.
b. Toleransi Aktivitas
- SLKI: 10037
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
c. Kualitas Tidur
- SLKI: 10030
- Definisi: Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat dan restoratif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nyeri
- SIKI: 10074
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami klien.
b. Manajemen Aktivitas
- SIKI: 10037
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Manajemen Tidur
- SIKI: 10030
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan restoratif.
Catatan:
- Kode SDKI, SLKI, dan SIKI di atas merupakan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
- Definisi yang diberikan adalah definisi singkat dari masing-masing diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan. -
Article No. 18387 | 10 Jun 2025
Klinis : demam pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu demam pilek. Ini akan saya sampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, biasanya disebabkan oleh proses infeksi, inflamasi, atau gangguan termoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh: Terkendali (0800)
Definisi: Pemeliharaan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (6720)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Jadi, dalam kasus demam pilek, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah Hipertermia (00007), dengan fokus asuhan keperawatan pada pemantauan dan pengelolaan suhu tubuh yang meningkat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam (6720) untuk menurunkan suhu tubuh. -
Article No. 18388 | 10 Jun 2025
Klinis : pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pilek yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI Kode: 00030
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas
- SIKI Kode: 10020
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas.
- Manajemen Respons Alergi
- SIKI Kode: 10046
- Definisi: Mengenali dan mengelola respons alergi.
3. Hasil Keperawatan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas
- SLKI Kode: 0410
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihnya jalan napas.
- Kontrol Gejala
- SLKI Kode: 1605
- Definisi: Tingkat pengendalian gejala penyakit atau kondisi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas dan mengelola respons alergi. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan bersihan jalan napas dan kontrol gejala pada pasien. -
Article No. 18389 | 10 Jun 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk:
Diagnosa Keperawatan:
Batuk (00037)
Definisi:
Produksi suara yang tidak disengaja dan terjadi secara berulang sebagai upaya untuk membersihkan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Batuk (10002)
Definisi: Produksi suara yang tidak disengaja dan terjadi secara berulang sebagai upaya untuk membersihkan jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bebas Batuk (10002)
Definisi: Kondisi di mana individu dapat mengeluarkan dahak atau cairan lain dari saluran napas dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Batuk (10002)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengurangi batuk, termasuk memfasilitasi pengeluaran dahak atau cairan lain dari saluran napas.
Dalam konteks akademis, peran perawat sebagai pakar dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah batuk pada pasien. Perawat berperan dalam melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang tepat, serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 18390 | 10 Jun 2025
Klinis : mual sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi mual dan sakit kepala:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (Nausea) (00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Nyeri Kepala (Headache) (00120)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mual (Nausea) (10020)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Nyeri Kepala (Headache) (10069)
Definisi: Rasa sakit atau tidak nyaman di kepala yang dapat bervariasi dalam intensitas, frekuensi, dan lokasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual (Nausea Control) (20201)
Definisi: Kemampuan untuk mengatasi atau mengurangi rasa mual.
2. Manajemen Nyeri (Pain Management) (20114)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi sensasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual (Nausea Management) (54006)
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau mengatasi rasa mual.
2. Manajemen Nyeri (Pain Management) (23003)
Definisi: Pengaturan aktivitas dan lingkungan untuk memaksimalkan penggunaan teknik nonfarmakologis dan farmakologis dalam mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Dalam konteks akademis dengan persona pakar/perawat, penjelasan singkat untuk setiap kode adalah sebagai berikut:
1. Mual (Nausea) (00134/10020): Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
2. Nyeri Kepala (Headache) (00120/10069): Rasa sakit atau tidak nyaman di kepala yang dapat bervariasi dalam intensitas, frekuensi, dan lokasi. Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, ketegangan otot, atau kondisi medis lainnya.
3. Kontrol Mual (Nausea Control) (20201): Kemampuan pasien untuk mengatasi atau mengurangi rasa mual dengan menggunakan teknik manajemen mual yang tepat.
4. Manajemen Nyeri (Pain Management) (20114/23003): Kemampuan pasien untuk mengontrol atau mengurangi sensasi nyeri dengan menggunakan teknik manajemen nyeri yang tepat, baik farmakologis maupun non-farmakologis.
5. Manajemen Mual (Nausea Management) (54006): Intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi rasa mual pada pasien, seperti pemberian antiemetik, terapi relaksasi, atau pengaturan lingkungan.
6. Manajemen Nyeri (Pain Management) (23003): Intervensi keperawatan untuk mengatur aktivitas dan lingkungan pasien untuk memaksimalkan penggunaan teknik nonfarmakologis dan farmakologis dalam mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri. -
Article No. 18391 | 10 Jun 2025
Klinis : sakit kepala , mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala dan mual.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain). Gejala yang muncul pada pasien adalah sakit kepala dan mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pengurangan Nyeri: Pengurangan dalam intensitas, frekuensi, durasi, dan/atau lokasi nyeri yang dialami pasien.
2. Kontrol Mual: Kemampuan pasien untuk mengenali dan mengelola sensasi mual sehingga dapat mencegah atau mengurangi episode muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan kondisi pasien dan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi, dan pijatan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengelolaan nyeri.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
- Kaji faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk mual dan muntah, seperti obat-obatan, riwayat, dan stressor.
- Berikan antiemetik sesuai dengan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi mual, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Berikan intervensi untuk mencegah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit akibat muntah.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengelolaan mual dan muntah.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Akut merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai karena pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat sakit kepala. Mual juga merupakan salah satu gejala yang sering menyertai kondisi nyeri akut. Diagnosa ini berfokus pada penanganan masalah kesehatan utama yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan Nyeri: Luaran ini bertujuan untuk mengurangi intensitas, frekuensi, durasi, dan/atau lokasi nyeri yang dialami pasien. Pencapaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengelola nyeri pasien.
2. Kontrol Mual: Luaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengenali dan mengelola sensasi mual sehingga dapat mencegah atau mengurangi episode muntah. Pencapaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengelola mual pasien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Pengkajian nyeri yang komprehensif bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri secara rinci, sehingga dapat ditentukan intervensi yang tepat.
- Pemberian analgesik sesuai dengan instruksi dokter bertujuan untuk mengurangi nyeri secara farmakologis.
- Teknik non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi, dan pijatan, bertujuan untuk mengurangi nyeri secara non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan nyeri secara komprehensif.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
- Pengkajian faktor-faktor penyebab mual dan muntah bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab yang dapat diatasi.
- Pemberian antiemetik sesuai instruksi dokter bertujuan untuk mengurangi mual dan mencegah muntah secara farmakologis.
- Teknik non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat, bertujuan untuk mengurangi mual secara non-farmakologis.
- Intervensi untuk mencegah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat muntah.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan mual dan muntah secara komprehensif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala dan mual. Jangan ragu untuk bertanya jika masih ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 18392 | 10 Jun 2025
Klinis : mual sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi **mual dan sakit kepala** dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar keperawatan:
---
### **Diagnosis Keperawatan**
**Kode DX.0007: Mual**
**Definisi**: Sensasi tidak nyaman di epigastrium atau tenggorokan dengan keinginan untuk muntah.
**Kode DX.0013: Nyeri Akut** *(khusus sakit kepala)*
**Definisi**: Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang timbul secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
1. **Kode LO.5.1: Tingkat Mual Menurun**
- **Kriteria Evaluasi**:
- Frekuensi mual berkurang.
- Skala mual (misal: skala 0-10) menurun.
2. **Kode LO.2.1: Tingkat Nyeri Terkontrol** *(untuk sakit kepala)*
- **Kriteria Evaluasi**:
- Skala nyeri (misal: NRS/VAS) menurun.
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
1. **Kode NI.1.8: Manajemen Mual**
- **Tindakan**:
- Identifikasi penyebab mual (misal: medikasi, gangguan lambung).
- Berikan posisi nyaman (misal: semi-Fowler).
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian antiemetik jika diperlukan.
2. **Kode NI.1.4: Manajemen Nyeri** *(untuk sakit kepala)*
- **Tindakan**:
- Assess karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas).
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
- Ajarkan distraksi atau relaksasi.
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
---
### **Catatan Akademis**
- **Pendekatan Holistik**: Asesmen harus mencakup faktor fisik (misal: dehidrasi, hipoglikemia) dan psikologis (stres) sebagai penyebab mual/sakit kepala.
- **Evidence-Based Practice**: Intervensi didasarkan pada bukti klinis, seperti pemberian jahe untuk mual ringan atau terapi non-farmakologis untuk nyeri kepala tegang.
- **Dokumentasi**: Gunakan skala valid (misal: PQRST untuk nyeri, FLACC untuk pasien non-verbal) untuk evaluasi objektif.
Semoga informasi ini dapat menjadi pandangan klinis yang komprehensif. Untuk penerapan spesifik, sesuaikan dengan kondisi klien dan kebijakan institusi.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)*
**Referensi**:
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. -
Article No. 18393 | 10 Jun 2025
Klinis : Kejang demam sederhana
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi kejang demam sederhana.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kejang demam sederhana adalah "Resiko Cedera Berhubungan dengan Peningkatan Suhu Tubuh". Kondisi ini ditandai dengan adanya demam tinggi yang dapat memicu terjadinya kejang. Pasien berisiko mengalami cedera, seperti jatuh, terluka, atau kehilangan kesadaran, selama episode kejang.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
2. Tidak mengalami cedera selama episode kejang.
3. Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen demam dan pencegahan kejang.
4. Menunjukkan penurunan kecemasan terkait episode kejang.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran tersebut, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Demam
- Mengkaji suhu tubuh pasien secara rutin.
- Memberikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter.
- Mengompres pasien untuk menurunkan suhu tubuh.
- Memberikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
2. Pencegahan Cedera
- Menempatkan pasien di tempat yang aman dan nyaman.
- Menjaga agar tidak ada benda keras atau tajam di sekitar pasien.
- Menyediakan alat keselamatan, seperti matras, untuk mencegah cedera saat kejang.
- Memantau pasien secara ketat selama episode kejang.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan kejang demam.
- Mengajarkan teknik manajemen demam di rumah.
- Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang perlu segera dilaporkan.
4. Manajemen Kecemasan
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga.
- Mengidentifikasi dan mengatasi sumber kecemasan pasien.
- Melibatkan keluarga dalam perawatan untuk meningkatkan rasa aman pasien.
Penjelasan di atas menggambarkan pendekatan komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mencegah komplikasi, meningkatkan pengetahuan pasien, dan mengurangi kecemasan terkait kondisi kejang demam sederhana. -
Article No. 18394 | 10 Jun 2025
Klinis : Kejang demam sederhana dengan hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi kejang demam sederhana dengan hipertermi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh di atas 38°C akibat proses infeksi.
Definisi: Keadaan di mana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas 38°C.
Batasan karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit hangat, wajah kemerahan, menggigil.
2. Risiko kejang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
Definisi: Rentan mengalami kejang yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh.
Faktor risiko: Riwayat kejang demam, usia 6 bulan - 5 tahun, peningkatan suhu tubul.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
- Kriteria hasil: Suhu tubuh 36,5°C - 37,5°C.
- Indikator: Suhu tubuh menurun, kulit terasa sejuk, anak tidak menggigil.
2. Tidak terjadi kejang
- Kriteria hasil: Tidak terjadi kejang selama perawatan.
- Indikator: Anak tidak mengalami kejang, tanda-tanda vital stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen hipertermia
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Tingkatkan asupan cairan
- Jaga lingkungan tetap nyaman
2. Pencegahan kejang
- Identifikasi tanda-tanda awal kejang
- Berikan obat antiepilepsi sesuai indikasi
- Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang
- Edukasi keluarga tentang penanganan saat kejang
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan suhu tubuh pasien dapat kembali normal dan kejang dapat dicegah, sehingga luaran yang diharapkan dapat tercapai. Perawat berperan penting dalam memantau kondisi pasien, memberikan intervensi yang tepat, serta melibatkan keluarga dalam penatalaksanaan pasien.