Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3140 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien mengeluh lelah, kurang tenaga, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
Diagnosis Keperawatan: Kelelahan (Fatigue)
Penjelasan:
1. Kelelahan (Fatigue):
- Definisi: Perasaan letih yang berkelanjutan dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
- Tanda dan gejala: Pasien mengeluh lelah, kurang tenaga, dan frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Tujuan: Pasien dapat mengontrol/mengatasi kelelahan.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan peningkatan energi, pengurangan gejala kelelahan, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan:
a. Manajemen energi: Mengidentifikasi pola aktivitas dan istirahat, memantau tanda-tanda vital, dan memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi pasien.
b. Manajemen kelelahan: Mengidentifikasi faktor penyebab kelelahan, memberikan edukasi tentang manajemen kelelahan, dan membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi kelelahan.
c. Peningkatan tidur: Memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk tidur, memberikan edukasi tentang pola tidur yang baik, dan memantau kualitas tidur pasien.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya telah memberikan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia. Silakan tanyakan jika Anda memerlukan informasi tambahan. -
Article No. 3141 | 22 Oct 2024
Klinis : demam 38,batuk seminggu, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore. Sebagai perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia Akut
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, biasanya disebabkan oleh infeksi atau proses inflamasi.
- Gejala yang Anda alami: Demam 38°C, batuk selama seminggu, dan pusing.
Penjelasan Singkat Standar SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia Akut: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
- Faktor yang Berkontribusi: Infeksi, proses inflamasi, dehidrasi, dan gangguan sistem regulasi suhu tubuh.
- Karakteristik Definisi: Perubahan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan, menggigil, dan perubahan warna kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang Diharapkan: Penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal, pemulihan kondisi umum, dan tidak terjadi komplikasi.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat penurun demam, manajemen cairan dan elektrolit, serta edukasi pasien dan keluarga.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan yang Dapat Diberikan: Manajemen demam, manajemen hipertermia, manajemen infeksi, dan edukasi kesehatan.
- Tujuan Intervensi: Menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemulihan pasien.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 3142 | 22 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1994). Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba-tiba, dengan intensitas yang bervariasi, dan durasi yang relatif singkat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
Karakteristik Utama:
1. Melaporkan pengalaman nyeri
2. Perubahan ekspresi wajah
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Perilaku protektif
5. Perubahan pola tidur
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Pasien melaporkan tidur yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Farmakologis
3. Terapi Nonfarmakologis
4. Edukasi Manajemen Nyeri
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau respons pasien terhadap tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut yang dialami. -
Article No. 3143 | 22 Oct 2024
Klinis : demam 38,batuk seminggu, pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan: demam 38, batuk seminggu, pusing.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
3. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik. Manifestasi klinis yang Anda berikan (demam, batuk, dan pusing) dapat dievaluasi dan ditangani secara konservatif dengan pendekatan terapeutik yang sesuai, seperti pemberian obat antinyeri, anti-inflamasi, atau terapi simtomatik lainnya.
Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan mencatat kode-kode ICD-10 yang sesuai dalam catatan medis pasien dan mengembangkan rencana perawatan yang tepat berdasarkan evaluasi klinis dan keadaan pasien secara keseluruhan. -
Article No. 3144 | 22 Oct 2024
Klinis : Anak laki – laki berusia 4 tahun datang ke UGD RSUD Undata Palu dengan keluhan BAB sedikit – sedikit sejak 2 tahun yang lalu dan memberat sejak 2 minggu yang lalu disertai dengan perut kembung. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari yang lalu, nyeri perut hilang timbul mual (-), muntah (-), BAK kesan normal. Pasien sempat dirawat di RSUD POSO namun keluhan yang dialami tidak membaik dan kemudian dirujuk. Pada riwayat kehamilan dan neonatal pasien, didapatkan pasien lahir normal, cukup bulan dengan berat badan 3100 gram dan dibantu oleh bidan. Riwayat pengeluaran mekonium tidak ada. Pada ibu pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan, dan herbal selain yang diberikan oleh dokter. Riwayat imunisasi lengkap sesuai umur. Pada riwayat keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Pada pemeriksaan fisik status generalis ditemukan, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis, Berat Badan 13 kg, Panjang badan 90 cm. Tanda – tanda vital, Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 120x/menit, Respirasi 30x/menit, Suhu 38,9 derajat celcius. Pada pemeriksaan kepala normocephal, rambut berwarna hitam, mata konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), Refleks cahaya RCL (+/+) / RCTL (+/+), Refleks kornea (+/+), Pupil Bulat, isokor, Exophthalmus(-/-), Cekung (-/-). Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi perut tampak kembung, tidak ada bekas luka. Pada auskultasi didapatkan peristaltik usus kesan menurun, pada palpasi didapatkan distensi abdomen, organomegali tidak ada. Pada perkusi didapatkan hipertimpani. Pada pemeriksaan Rectal Toucher didapatkan spinchter mencekik,ampula berisi feses berwarna kuning, mukosa licin , dan tidak terdapat massa. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : HGB 8,9 gr/dl, HCT 28,2 %, RBC 4,45 10^6/uL, WBC 8.9 10^3/uL, PLT 163 10^3/uL. Pada pemeriksaan radiologi dengan menggunakan Colon in Loop, Hasil pemeriksaan didapatkan tampak kontras masuk mulai dari rectum sampai ke colon descenden. Tampak Kaliber colon sigmoid melebar dengan perbandingan Ratio index (RI) : Sigmoid/Rectum = > 1. Pada hasil pemeriksaan didapatkan kesan Hirschsprung disease pada colon sigmoid. Berdasarkan hasil data yang ada pasien ini menderita Hirschsprung Disease. Pasien direncanakan dilakukan tindakan bedah yaitu Colostomy pada tanggal 24 Januari 2020 di Ruangan Operasi Bedah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan eliminasi fekal (SIKI: Konstipasi) berhubungan dengan penyempitan lumen usus pada colon sigmoid (Hirschsprung Disease)
Penjelasan:
- Gangguan eliminasi fekal/konstipasi ditandai dengan keluhan BAB sedikit-sedikit sejak 2 tahun yang lalu dan memberat sejak 2 minggu terakhir disertai perut kembung.
- Penyebabnya adalah penyempitan lumen usus pada colon sigmoid akibat Hirschsprung Disease.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan kelelahan
Penjelasan:
- Pasien tampak lemah dan kelelahan, ditandai dengan berat badan yang rendah untuk usianya.
- Kelemahan umum dan kelelahan dapat terjadi akibat gangguan nutrisi dan perubahan fisiologis terkait penyakit Hirschsprung.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Penjelasan:
- Pasien mengalami demam sejak 5 hari terakhir, yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Penurunan imunitas dapat terjadi akibat gangguan nutrisi dan perubahan fisiologis terkait penyakit Hirschsprung.
Rencana Asuhan Keperawatan sesuai SLKI dan SIKI:
1. Atasi gangguan eliminasi fekal dengan manajemen konstipasi:
- Identifikasi penyebab konstipasi
- Berikan intervensi yang sesuai, seperti pemberian laksatif, nutrisi tinggi serat, dll.
2. Tingkatkan toleransi aktivitas dengan manajemen energi:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan asuhan yang memfasilitasi peningkatan aktivitas secara bertahap
3. Cegah infeksi dengan manajemen risiko infeksi:
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Lakukan intervensi pencegahan infeksi sesuai prosedur
Implementasi dan evaluasi keperawatan dilakukan sesuai dengan SLKI dan SIKI yang berlaku. -
Article No. 3145 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kardiovaskular
- SDKI: Nyeri yang dirasakan akibat iskemia, hipoksia, atau cedera pada struktur kardiovaskular.
- SLKI: Mempertahankan kontrol nyeri kardiovaskular pada tingkat yang dapat diterima klien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri kardiovaskular, seperti pemberian nitrogliserin sublingual, manajemen aktivitas, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- SDKI: Penurunan suplai oksigen ke jaringan miokard yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan perfusi jaringan kardiak, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan yang sesuai.
3. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap ancaman yang dipersepsikan dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan.
- SLKI: Memfasilitasi klien agar dapat mengelola kecemasan yang dirasakan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi kecemasan, seperti memberikan informasi yang jelas, dukungan emosional, dan teknik relaksasi.
Penjelasan singkat:
- Klien mengalami nyeri dada hebat, yang merupakan gejala klinis dari Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan diagnosis medis NSTEMI.
- Klien juga mengalami perubahan perfusi jaringan kardiak akibat penurunan aliran darah ke miokard.
- Klien dan keluarga menolak perawatan di ICU, yang dapat menyebabkan kecemasan terkait pembiayaan dan prognosis.
- Intervensi keperawatan berfokus pada manajemen nyeri, peningkatan perfusi jaringan kardiak, dan pengelolaan kecemasan. -
Article No. 3146 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.4
- Deskripsi: Infark miokard akut, lokasi lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I21.4 (Infark miokard akut, lokasi lain) sesuai dengan diagnosis medis yang diberikan, yaitu Acute Coronary Syndrome (ACS): Non-ST-Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI).
- NSTEMI adalah salah satu tipe dari ACS, di mana terjadi infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST pada rekaman elektrokardiogram (EKG).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang diberikan dalam kasus ini.
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilakukan selain pemberian nitrat sublingual (Nitrogliceryn SL) sebagai terapi.
Penjelasan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak disebutkan adanya prosedur atau tindakan medis yang dilakukan pada pasien selain pemberian terapi nitrat sublingual.
- Pasien menolak untuk dirawat di ICU, sehingga tidak ada tindakan prosedural yang dilakukan. -
Article No. 3147 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan Ny. T berusia 35 tahun CKD stg V dengan riwayat pemasangan CAPD tiga tahun yang lalu, datang ke poli CAPD menggunakan kursi roda, keadaan umum lemah dengan keluhan keluaran cairan tidak lancar sejak 3 hari yang lalu. Klien mengeluh sesak, odema ekstremitas bawah derajat 2, TD 140/90 mmHg, HR 86x/mnt, RR 24x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 62 kg, TB 155 cm. Hasil pemeriksaan BNO tampak ujung tenckhof cateter migrasi ke arah diafragma, nyeri dirasakan ketika cairan dimasukan tetapi tidak mengganggu aktifitas. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%). Dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 1100 ml (30 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kuning jernih, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ny. T. Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi saat terdapat peningkatan cairan yang melebihi kebutuhan tubuh.
- Etiologi: Gangguan mekanisme regulasi cairan, asupan cairan melebihi output.
- Karakteristik Klinis: Edema, sesak napas, dan peningkatan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan cairan, tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital normal, tidak ada edema, berat badan stabil, dan tidak ada sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan masukan dan pengeluaran cairan, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan edukasi pengendalian cairan.
- Rasional: Untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kelebihan cairan.
Nyonya T, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi kesehatan saat ini. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Semoga lekas sembuh dan terbebas dari keluhan. Wassalamualaikum. -
Article No. 3148 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri: Hasil yang diharapkan adalah klien dapat mengontrol nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dialami klien.
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami nyeri dada yang merupakan gejala khas dari Sindrom Koroner Akut (ACS) yang termasuk dalam NSTEMI (Non-ST Elevation Myocardial Infarction). Nyeri dada yang dirasakan klien disebabkan oleh infark miokard akibat penyumbatan aliran darah ke jantung. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard".
Tujuan keperawatan adalah klien dapat mengontrol nyeri yang dialami, sehingga intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi oksigen, istirahat, dan teknik relaksasi. -
Article No. 3149 | 22 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi klien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (ACS: NSTEMI)
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
- SLKI: Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan nyeri berkurang, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, termasuk pemberian obat-obatan (seperti nitrat sublingual) untuk mengurangi nyeri dada serta observasi tanda-tanda vital dan respon terhadap terapi.