Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3110 | 22 Oct 2024
Klinis : gangguan kecemasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi gangguan kecemasan.
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan
Definisi SDKI:
Keadaan emosional dan pengalaman subyektif individu yang mencakup perasaan khawatir, gelisah, takut, dan tegang yang disebabkan oleh antisipasi bahaya, baik internal maupun eksternal.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengatasi perasaan cemas.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk membantu individu mengenali, mengekspresikan, dan mengatasi perasaan cemas.
Penjelasan:
Kecemasan merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan perasaan khawatir, gelisah, takut, dan tegang. Kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal (seperti pikiran negatif) maupun eksternal (seperti situasi yang mengancam).
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengidentifikasi, mengelola, dan menangani kondisi kecemasan. SDKI mendefinisikan kecemasan sebagai diagnosa keperawatan, SLKI menjelaskan kemampuan individu untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengatasi perasaan cemas, sedangkan SIKI menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk membantu individu dengan gangguan kecemasan.
Dengan mengacu pada standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan penilaian yang menyeluruh, merumuskan rencana perawatan yang sesuai, dan melaksanakan intervensi yang efektif untuk membantu pasien dengan gangguan kecemasan. -
Article No. 3111 | 22 Oct 2024
Klinis : resiko ketidakseimbangan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko ketidakseimbangan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Definisi:
Risiko perubahan serum konsentrasi elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (misalnya diare, muntah, keringat berlebih)
2. Asupan nutrisi tidak adekuat
3. Gangguan sistem endokrin (misalnya diabetes insipidus)
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya diuretik)
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien akan mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam batas normal.
2. Pasien akan bebas dari tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau kadar elektrolit serum secara teratur
2. Identifikasi penyebab risiko ketidakseimbangan elektrolit
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengelolaan elektrolit
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pola makan dan asupan cairan yang sesuai
5. Pantau tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan kadar elektrolit serum dalam batas normal.
2. Pasien bebas dari tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit.
3. Pasien dan keluarga memahami pola makan dan asupan cairan yang sesuai.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait risiko ketidakseimbangan elektrolit. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 3112 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Peritoneal
- SDKI: Risiko Infeksi Peritoneal
- Definisi: Kondisi rentan terhadap invasi dan perkembangan mikroorganisme patogen pada membran peritoneal yang dapat menyebabkan infeksi.
- Faktor risiko: Prosedur CAPD dengan pergantian cairan dialisis yang tidak sesuai.
Penjelasan Singkat:
- Klien dengan CAPD memiliki risiko infeksi peritoneal yang tinggi, terutama jika terdapat masalah dalam prosedur pergantian cairan dialisis.
- Tanda dan gejala awal infeksi peritoneal yang dialami klien adalah cairan dialisat berwarna kemerahan, yang dapat menandakan adanya proses inflamasi.
- Untuk mencegah infeksi peritoneal, perlu dilakukan intervensi keperawatan yang cepat dan tepat, seperti pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi prosedur pergantian cairan dialisis yang benar, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Bebas dari gejala dan tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan Dialisis
- Pencegahan Infeksi
- Pemantauan Tanda Vital -
Article No. 3113 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.6
- Deskripsi: Gagal ginjal stage akhir
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 54.98
- Deskripsi: Dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD)
Penjelasan:
Pasien Nn. H, seorang wanita berusia 26 tahun, datang ke poli CAPD dengan keluhan cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Kondisi ini dapat mengarah pada diagnosis Gagal Ginjal Stage Akhir (N18.6) berdasarkan kode ICD-10, di mana pasien telah menjalani terapi dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD) secara rutin.
Kode ICD-9-CM Procedure 54.98 menunjukkan tindakan dialisis peritoneal kontinyu ambulatori (CAPD) yang sedang dilakukan oleh pasien. Hal ini sesuai dengan informasi bahwa pasien rutin melakukan pergantian cairan dialisat 4 kali per hari.
Perubahan warna cairan dialisat menjadi kemerahan dapat mengindikasikan adanya komplikasi atau infeksi pada saluran peritoneal. Namun, dengan tidak adanya keluhan nyeri dan tanda-tanda infeksi lainnya, kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti perdarahan minor atau reaksi terhadap cairan dialisat.
Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda infeksi dan evaluasi lebih lanjut oleh tim medis diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang sesuai. -
Article No. 3114 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan untuk Nn. H, 26 tahun, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Peritonitis
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Berisiko mengalami inflamasi pada lapisan peritoneum yang disebabkan oleh mikroorganisme.
- Faktor risiko: Prosedur dialisis peritoneal, gangguan sistem imun, higiene yang buruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi peritonitis.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, cairan peritoneal keruh), pemeriksaan laboratorium normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi tentang teknik pergantian cairan dialisis yang aseptik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan.
Penjelasan singkat:
Nn. H, 26 tahun, datang dengan keluhan cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Meskipun tidak ada nyeri, kondisi ini berisiko menyebabkan infeksi peritonitis jika tidak segera ditangani dengan tepat. Perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, edukasi tentang teknik pergantian cairan dialisis yang aseptik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan. -
Article No. 3115 | 22 Oct 2024
Klinis : us 2 Nn. H, 26 tahun datang ke poli CAPD dengan mengeluh cairan dialisat kemerahan sejak tadi malam. Tidak ada nyeri, keluhan dirasakan tiba-tiba. TD 110/70 mmHg, HR 72x/mnt, RR 18 x/mnt, Suhu 36,8 ˚C, BB 48 kg, TB 145 cm. Klien rutin melakukan pergantian cairan dianeal 4x/hari (1,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%), dilakukan pergantian cairan dengan dialisat 2,5%, volume keluar 2100 ml (20 menit), volume masuk 2000 ml (10 menit), warna cairan kemerahan, tidak tampak fibrin, tidak tampak kemerahan pada luka exit site.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi saluran peritoneum berhubungan dengan kontaminasi cairan dialisis, ditandai dengan cairan dialisat berwarna kemerahan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana seseorang mengalami invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen di dalam rongga peritoneum yang dapat menyebabkan peradangan.
- Penyebab: Kontaminasi cairan dialisis, gangguan integritas kulit, prosedur yang tidak aseptik, dan imunodefisiensi.
- Tanda dan Gejala: Cairan dialisat berwarna kemerahan, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi komplikasi infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan fungsi peritoneal tetap baik.
- Kriteria Hasil: Cairan dialisat normal, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada demam, dan hasil laboratorium normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Observasi tanda-tanda infeksi, pemantauan cairan dialisis, perawatan exit site, pemberian antibiotik (jika perlu), dan edukasi tentang pencegahan infeksi.
- Rasional: Untuk mencegah komplikasi infeksi, memonitor kondisi klien, dan memastikan perawatan yang tepat.
Dalam kasus ini, pasien mengalami infeksi saluran peritoneum yang ditandai dengan cairan dialisat berwarna kemerahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah observasi tanda-tanda infeksi, pemantauan cairan dialisis, perawatan exit site, dan pemberian antibiotik (jika diperlukan) serta edukasi tentang pencegahan infeksi. -
Article No. 3116 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu panas mulai 5 hari yang lalu, batuk, pusing, nyeri perut, dan tidak bisa tidur yang dialami oleh pasien pria berusia 42 tahun, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasi di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi pernafasan seperti panas, batuk, dan pusing, yang dapat menunjukkan adanya pneumonia.
- Kode J15.9 digunakan untuk pneumonia bakteri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, karena tidak ada informasi spesifik tentang penyebab bakteri yang menyebabkan pneumonia pada pasien ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian antibiotik intravena
Penjelasan:
- Pada kasus pneumonia, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian antibiotik intravena untuk mengatasi infeksi bakteri.
- Kode ICD-9-CM 99.21 digunakan untuk prosedur pemberian antibiotik intravena, yang dapat menjadi bagian dari manajemen penanganan pasien dengan pneumonia.
Penatalaksanaan lebih lanjut dapat meliputi pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, ronsen dada, atau pemeriksaan mikrobiologi untuk mengidentifikasi penyebab pneumonia dan memastikan pemberian terapi yang tepat. -
Article No. 3117 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan sistem imun.
- Gejala: Panas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot.
2. Gangguan pola tidur
- Definisi: Perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Stres, nyeri, gangguan fisiologis.
- Gejala: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, tidak merasa segar saat bangun.
3. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses penyakit, peradangan.
- Gejala: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, perilaku protektif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, penyebab, gejala, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berkualitas. -
Article No. 3118 | 22 Oct 2024
Klinis : resiko perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "risiko perdarahan", dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, baik secara internal maupun eksternal, yang dapat mengancam kehidupan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, risiko perdarahan diidentifikasi sebagai salah satu diagnosis keperawatan yang memerlukan intervensi keperawatan. Diagnosis ini mencakup faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti riwayat medis, prosedur invasif, dan kondisi patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menetapkan luaran yang diharapkan untuk pasien dengan risiko perdarahan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, status hemodinamik yang stabil, dan tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan aktif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan panduan intervensi keperawatan untuk mengelola risiko perdarahan, seperti pemantauan hemodinamik, kolaborasi dengan tim medis, pemberian terapi farmakologis, dan edukasi bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosis yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengelola risiko perdarahan pada pasien. -
Article No. 3119 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien pria umur 42 tahun, datang dengan keluhan panas mulai 5 hari yang lalu , batuk, pusing, nyeri perut, tidak bisa tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu panas, batuk, pusing, nyeri perut, dan tidak bisa tidur, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakterial, tidak diklasifikasi di tempat lain
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi saluran pernapasan, yaitu demam, batuk, dan nyeri perut. Berdasarkan presentasi klinis, kemungkinan besar pasien mengalami pneumonia bakterial yang belum teridentifikasi penyebabnya secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian antibiotik parenteral
Penjelasan:
Untuk penatalaksanaan pneumonia bakterial, pemberian antibiotik parenteral merupakan tindakan medis yang umum dilakukan. Pemberian antibiotik secara parenteral (intravena atau intramuskular) diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat yang cukup di dalam tubuh dan membantu mempercepat penyembuhan pasien.
Catatan: Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, foto toraks, atau kultur sputum mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat.