Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3320 | 23 Oct 2024
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik utama: Laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah kesakitan, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, dan kemampuan beraktivitas meningkat.
- Indikator: Pasien mampu mengontrol nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri, dan mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi komplementer, dan edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri.
- Tujuan intervensi: Mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam menangani kasus nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, merencanakan intervensi yang sesuai, serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan secara berkala. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli terapi, juga penting untuk memastikan pengelolaan nyeri yang efektif. -
Article No. 3090 | 22 Oct 2024
Klinis : Eritrosit 3,65 Hemoglobin 10,9 Hematokrit 30,4
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi laboratorium yang Anda berikan, yaitu eritrosit 3,65, hemoglobin 10,9, dan hematokrit 30,4, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Nilai eritrosit yang rendah (3,65), hemoglobin yang rendah (10,9), dan hematokrit yang rendah (30,4) menunjukkan adanya kondisi anemia. Karena tidak ada informasi tambahan mengenai penyebab atau jenis anemia yang spesifik, maka diagnosis yang sesuai adalah anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain (D64.9).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.14
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Penjelasan:
Untuk menilai kondisi anemia, prosedur yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC), yang memiliki kode ICD-9-CM 85.14. -
Article No. 3091 | 22 Oct 2024
Klinis : Eritrosit 3,65 Hemoglobin 10,9 Hematokrit 30,4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berwenang, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data laboratorium yang disajikan, yaitu eritrosit 3,65, hemoglobin 10,9, dan hematokrit 30,4, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Anemia.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin di bawah normal, yang dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
- Karakteristik utama: Penurunan kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit di bawah normal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan anemia adalah peningkatan kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit sesuai nilai normal.
- Selain itu, diharapkan tidak terjadi komplikasi terkait anemia, seperti kelelahan, pusing, dan gangguan fungsi organ.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani anemia meliputi pemberian terapi zat besi, pemantauan kadar hemoglobin, pemberian nutrisi yang kaya zat besi, serta edukasi mengenai gejala dan pencegahan anemia.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 3092 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas, Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan memiliki alergi terhadap aspilet, Tekanan darah: 121/47 2) HR: 63x/menit 3) RR: 22x/menit 4) S: 36,4˚C 5) SpO2: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala mayor: Sesak napas, takipnea, sianosis.
- Gejala minor: Batuk, dispnea.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan.
SDKI:
- Gejala mayor: Kelelahan, penurunan toleransi aktivitas.
- Gejala minor: Peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi pernapasan, penurunan tekanan darah.
3. Risiko Reaksi Alergi
Definisi: Risiko mengalami respons imun yang berlebihan terhadap agen spesifik.
SDKI:
- Faktor risiko mayor: Riwayat alergi, paparan terhadap alergen.
- Faktor risiko minor: Alergi obat, riwayat reaksi alergi.
Penjelasan Singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
SLKI: Pertukaran Gas Membaik
SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
2. Intoleransi Aktivitas:
SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas
3. Risiko Reaksi Alergi:
SLKI: Risiko Reaksi Alergi Terkendali
SIKI: Manajemen Alergi, Pemberian Obat
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 3093 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas, Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan memiliki alergi terhadap aspilet, Tekanan darah: 121/47 2) HR: 63x/menit 3) RR: 22x/menit 4) S: 36,4˚C 5) SpO2: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas
Definisi: Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif: Berdasarkan keluhan sesak napas dan riwayat penyakit jantung, pasien berisiko mengalami pola napas tidak efektif yang dapat berdampak pada pemenuhan kebutuhan oksigen.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas: Kondisi sesak napas dan riwayat penyakit jantung dapat menyebabkan risiko intoleransi aktivitas, di mana pasien berisiko tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/energi.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Riwayat penyakit jantung dan tekanan darah yang rendah dapat menyebabkan risiko perfusi jaringan tidak efektif, di mana pasien berisiko mengalami penurunan suplai darah ke jaringan yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
2. Toleransi Aktivitas
3. Perfusi Jaringan Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Kardiovaskuler
Dengan tone akademis, persona pakar, dan identitas nurse, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Apakah ada hal lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 3094 | 22 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Medis : Hiponatremi Klien mengeluh demam, mual, muntah, serta badan terasa lemas. Berat badan : 83 kg Tinggi Badan : 160 cm Balance cairan : 56,88 cc Pasien mengatakan kesulitan untuk tidur selama perawatan di rumah sakit Pasien mengatakan pasien merasa kurang nyaman terhadap kondisinya lemah. Tekanan darah: 139/73 2) HR: 68x/menit 3) RR: 20x/menit 4) S: 36,2˚C 5) SpO2: 94% Bentuk dada simetris kanan dan kiri , terdapat benjolan pada kanan dada pasien Suara napas ronkhi Ada nyeri tekan Leukosit 13,4 Mcv 81,9 Eosinofil 0,6 Gds 226 Creatinin 0,51 Natrium 128
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit berhubungan dengan Hiponatremi ditandai dengan demam, mual, muntah, dan badan terasa lemas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit: Kondisi di mana terdapat perubahan komposisi cairan dan elektrolit tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam batas normal.
- Keseimbangan Elektrolit: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan komposisi elektrolit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan: Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai status cairan tubuh.
- Terapi Cairan: Pemberian cairan untuk mempertahankan atau mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Manajemen Hiponatremia: Tindakan untuk mengatasi penurunan kadar natrium dalam darah.
Selain itu, berdasarkan data yang diberikan, pasien juga mengalami:
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan.
Saya harap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3095 | 22 Oct 2024
Klinis : pasien wanita berusia 56 tahun mengeluh demam, mual, muntah serta badan terasa lemas, pasien memiliki riwayat pembengkakan jantung, hasil pemeriksaan menunjukan balance cairna 56,88 cc, diagnosa medis oleh dokter adalah hiponatremi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan hiponatremia
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Kondisi di mana ada perubahan dalam volume dan komposisi cairan dan elektrolit tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
2. Keseimbangan Elektrolit: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar elektrolit dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh yang optimal.
2. Manajemen Elektrolit: Intervensi untuk mempertahankan kadar elektrolit dalam rentang normal.
Penjelasan Singkat:
Pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan demam, mual, muntah, dan badan terasa lemas memiliki diagnosa medis hiponatremia. Hiponatremia adalah kondisi di mana kadar natrium dalam darah menjadi rendah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Hal ini dapat berhubungan dengan riwayat pembengkakan jantung yang dimiliki pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan dan elektrolit untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien. -
Article No. 3096 | 22 Oct 2024
Klinis : - Pasien mengatakan BAB cair lebih dari 4 kali dalam sehari - Bising usus hiperaktif - Pasien tampak lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diare akut didefinisikan sebagai perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume feses yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Gejala klinis yang terkait dengan kondisi ini antara lain BAB cair lebih dari 4 kali dalam sehari, bising usus hiperaktif, dan pasien tampak lemas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diare akut adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan status nutrisi, tidak terjadi komplikasi, serta meningkatnya pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau intake dan output cairan, memantau tanda-tanda dehidrasi, memberikan terapi rehidrasi oral atau parenteral jika diperlukan, mengatur makanan sesuai toleransi, memberikan antidiare jika indikasi, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen diare.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengatasi kondisi diare akut pada pasien. -
Article No. 3097 | 22 Oct 2024
Klinis : - Pasien mengatakan tidak mau minum - Mukosa bibir tampak kering - Akral kering - Mata tampak cekung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam konteks kasus pasien dengan keluhan tidak mau minum, mukosa bibir kering, akral kering, dan mata tampak cekung, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit volume cairan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit volume cairan adalah ketidakcukupan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan defisit volume cairan adalah pasien dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat yang ditandai dengan mukosa lembab, turgor kulit normal, output urin cukup, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit volume cairan antara lain:
a. Pemantauan cairan masuk dan keluar
b. Pemberian cairan intravena atau oral
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
Dalam kasus ini, pasien mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, akral kering, dan mata tampak cekung, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah defisit volume cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau asupan dan output cairan pasien, memberikan cairan melalui oral atau intravena, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian obat-obatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang cukup. -
Article No. 3099 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan khawatir terhadap kondisi kesehatan, pasien mengeluh sulit tidur dan tekanan darah meningkat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R45.0
- Deskripsi: Nervousness
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pengukuran tekanan darah
Penjelasan detail:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien menunjukkan gejala-gejala kecemasan (nervousness) dan peningkatan tekanan darah. Kode ICD-10 R45.0 (Nervousness) sesuai untuk menggambarkan kondisi kecemasan pasien. Selanjutnya, pengukuran tekanan darah (kode ICD-9-CM 89.7) merupakan tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi peningkatan tekanan darah yang dilaporkan oleh pasien.