Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3300 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab: Sekresi berlebih, peningkatan produksi lendir, obstruksi jalan napas.
Gejala dan tanda: Batuk berdahak, sesak napas, ronki dan suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, malnutrisi, infeksi.
Gejala dan tanda: Kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas normal.
Penyebab: Proses infeksi.
Gejala dan tanda: Demam.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI, yaitu Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Hipertermia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Luaran keperawatan yang diharapkan untuk kondisi pasien ini antara lain: Pemeliharaan Jalan Napas, Toleransi Aktivitas, dan Suhu Tubuh dalam Rentang Normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk kondisi pasien ini antara lain: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Hipertermia.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang saya paparkan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru. -
Article No. 3301 | 23 Oct 2024
Klinis : os terjatuh terguling-guling dari tangga lantai 2 ke lantai 1, nyeri kepala (+) >> muntah 4x (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi jatuh dari tangga lantai 2 ke lantai 1 dengan keluhan nyeri kepala dan muntah. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan Dengan Jatuh
- SDKI: Risiko yang dapat terjadi pada seseorang yang mengalami jatuh, yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik.
- SLKI: Pemulihan fisik, Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Jatuh.
- SIKI: Manajemen Lingkungan: Pencegahan Jatuh, Manajemen Risiko Jatuh.
2. Nyeri Kepala Akut Berhubungan Dengan Trauma Kepala
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual di area kepala, yang muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Kenyamanan Tercapai.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Intervensi Spesifik Cedera Kepala.
3. Mual Berhubungan Dengan Cedera Kepala
- SDKI: Perasaan ingin muntah yang tidak dapat dikontrol.
- SLKI: Kontrol Gejala, Tidak Terjadi Komplikasi.
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan Dengan Jatuh:
- Pasien berisiko mengalami cedera fisik akibat jatuh dari tangga lantai 2 ke lantai 1.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen lingkungan untuk mencegah jatuh dan manajemen risiko jatuh.
2. Nyeri Kepala Akut Berhubungan Dengan Trauma Kepala:
- Pasien mengalami nyeri kepala akibat trauma kepala saat jatuh.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen nyeri dan intervensi spesifik cedera kepala.
3. Mual Berhubungan Dengan Cedera Kepala:
- Pasien mengalami mual yang disebabkan oleh cedera kepala saat jatuh.
- Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen mual dan muntah.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 3302 | 23 Oct 2024
Klinis : DS: -Klien merasakan nyeri lutut saat malam hari dan ketika duduk lama -Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, skala 5, hilang timbul -Klien mengatakan ada benjolan di tenggorokannya -Ada riwayat jatuh -Merasa terganggu dengan menelan, selalu terbawa pikiran seperti takut berair dan takut mati, selalu merasa cemas -Klien mengalami kesulitan berkonsentrasi sejak mengetahui adanya benjolan di lehernya -Leher terasa kaku -Klien kesulitan untuk melihat dikarenakan pandangan kabur, sering keluar air mata, dan terasa gatal. -Tidak pernah menggosok gusi dan lidah (hanya gigi palsunya) pemeriksaan gigi terakhir 10 tahun yg lalu -Mendengkur saat tidur -Kaki kesemutan seperti ditusuk-tusuk dan terasa kebal -Defekasi tidak menentu kadang 2x sehari, 3x sehari, bahkan kadang tidak sama sekali -Sering BAK hanya setetes atau hanya beberapa tetes dan jumlahnya sedikit -Nyeri pada persendian dan terasa kaku -Suka lupa mengangkat kaki saat berjalan di dataran yang menanjak -Usia 73 tahun -Kadang kesulitan untuk mulai tidur, tiba-tiba terbangun pada malam hari, mengantuk di siang hari, kurang puas dan merasa tidak nyaman/gelisah saat tidur, jadwal jam tidur sampai bangun tidak beraturan. DO: -Nyeri lutut skala 5 -Terdapat benjolan/massa di leher klien -Hasil pengukuran tes risiko jatuh: 12,75 (Risiko jatuh tinggi) -Lingkungan sekitar rumah agak lembab/licin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Peningkatan Kenyamanan
- SIKI: Analgesik, Distraksi, Manajemen Nyeri
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- SLKI: Penerimaan Diri, Peningkatan Citra Tubuh
- SIKI: Konseling, Terapi Kognitif, Dukungan Emosional
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- SDKI: Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
- SLKI: Manajemen Ansietas, Penurunan Ansietas
- SIKI: Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, Terapi Suportif
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
- SDKI: Gangguan Penglihatan adalah perubahan dalam fungsi visual yang mengakibatkan penurunan ketajaman, lapang pandang, adaptasi cahaya, atau akomodasi.
- SLKI: Peningkatan Penglihatan, Penurunan Risiko Jatuh
- SIKI: Edukasi, Pelatihan Ketrampilan, Terapi Visual
5. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau yang dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik atau persepsi.
- SLKI: Peningkatan Mobilitas, Peningkatan Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi, Latihan Fisik, Edukasi
6. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur adalah perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Peningkatan Kualitas Tidur, Penurunan Gangguan Tidur
- SIKI: Terapi Perilaku, Manajemen Lingkungan, Edukasi
Harap diperhatikan bahwa diagnosis dan intervensi di atas merupakan dasar umum dan perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik klien. Evaluasi dan pemantauan berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan perawatan yang optimal. -
Article No. 3303 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen dada, proyeksi dada standar
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala khas tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Rontgen dada, proyeksi dada standar) dipilih karena pemeriksaan rontgen dada merupakan salah satu prosedur diagnostik yang penting untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada pasien.
Selain itu, pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru adalah:
- Pemeriksaan sputum untuk identifikasi Mycobacterium tuberculosis
- Pemeriksaan CT scan dada untuk menilai luas dan karakteristik lesi di paru
- Pemeriksaan laboratorium lainnya, seperti hitung darah lengkap, uji fungsi hati, dan lain-lain
Diagnosis tuberkulosis paru harus ditegakkan dengan pemeriksaan komprehensif dan kolaborasi yang baik antara dokter, perekam medis, dan tenaga kesehatan lainnya. -
Article No. 3304 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan pendapat mengenai diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan kelemahan batuk, yang ditandai dengan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan sesak napas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, yang ditandai dengan kehilangan berat badan.
3. Hipertermia
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, yang ditandai dengan demam.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dan terbuka.
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai.
- Hipertermia: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, termasuk pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan suction.
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Edukasi nutrisi, pemberian suplemen, dan pemantauan asupan nutrisi.
- Hipertermia: Manajemen demam, termasuk pemberian antipiretik dan kompres dingin.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 3305 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi dan penurunan kemampuan batuk efektif.
- Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Aktivitas Intoleransi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, seperti sesak napas dan kelelahan.
- Gejala: Kelelahan dan penurunan nafsu makan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Penyebab: Penurunan pertahanan tubuh, paparan agen infeksius.
- Gejala: Demam, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur hasil atau tujuan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan atau luaran yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan standar-standar tersebut di Indonesia. -
Article No. 3306 | 23 Oct 2024
Klinis : -Kaki kesemutan seperti ditusuk-tusuk dan terasa kebal -Leher terasa kaku
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kaki kesemutan seperti ditusuk-tusuk dan terasa kebal:
- Kode ICD-10: G62.9 - Neuropati perifer, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Deskripsi: Kondisi ini menggambarkan gejala neuropati perifer, yaitu gangguan pada saraf di luar sistem saraf pusat, yang menyebabkan rasa kesemutan, rasa tusuk-tusuk, dan kebas pada kaki. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti diabetes, cedera, infeksi, atau penyakit autoimmun.
2. Leher terasa kaku:
- Kode ICD-10: M54.2 - Radikulopati servikal
- Deskripsi: Kondisi ini menunjukkan adanya radikulopati servikal, yaitu gangguan pada saraf yang berasal dari kolom saraf leher. Hal ini dapat menyebabkan rasa kaku dan kaku pada leher, serta gejala lain seperti nyeri menjalar ke bahu, lengan, atau tangan. Radikulopati servikal dapat disebabkan oleh hernia disk, osteofit, atau kondisi lain yang menekan saraf di wilayah leher.
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk kondisi-kondisi di atas, karena biasanya penanganan dilakukan secara konservatif, seperti terapi fisik, pengobatan anti-inflamasi, atau perbaikan faktor penyebab (jika diketahui). Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, seperti pembedahan, maka kode ICD-9-CM yang sesuai akan ditetapkan berdasarkan prosedur yang dilakukan. -
Article No. 3307 | 23 Oct 2024
Klinis : -Kaki kesemutan seperti ditusuk-tusuk dan terasa kebal -Leher terasa kaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Perubahan Sensasi
Penjelasan:
Kaki yang kesemutan dan terasa kebal merupakan tanda dari gangguan sensori persepsi, yaitu perubahan sensasi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan saraf, peredaran darah, atau komplikasi dari kondisi medis lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, mengorganisir, dan menginterpretasikan stimuli sensorik.
- Karakteristik Definisi: Perubahan sensasi, perubahan kemampuan memproses stimuli sensorik, perubahan persepsi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan sensasi yang normal.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melaporkan sensasi normal, pasien dapat merasakan stimuli sensorik dengan normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Manajemen Nyeri, Manajemen Sensori.
- Intervensi Pendukung: Terapi Aktivitas, Terapi Relaksasi.
2. Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan Rentang Gerak
Penjelasan:
Leher yang terasa kaku dapat menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik, yaitu keterbatasan rentang gerak. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, kondisi muskuloskeletal, atau komplikasi dari kondisi medis lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan dalam rentang, kekuatan, kontrol, atau mobilitas sendi yang disengaja.
- Karakteristik Definisi: Keterbatasan rentang gerak, kekuatan otot berkurang, kontrol gerak berkurang, gangguan koordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan mobilitas fisik.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan rentang gerak sendi normal, pasien dapat menggerakkan sendi dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Terapi Latihan Mobilisasi, Terapi Latihan Keseimbangan.
- Intervensi Pendukung: Terapi Aktivitas, Perawatan Nyeri. -
Article No. 3308 | 23 Oct 2024
Klinis : lemas, hb 8.0
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan: lemas, Hb 8,0.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah, pengambilan sampel vena
Penjelasan:
Kode ICD-10 R53.1 (Malaise dan fatigue) menggambarkan kondisi lemas yang Anda deskripsikan. Lemas atau fatigue adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk anemia.
Pada kasus ini, dengan nilai Hb 8,0 g/dL, menunjukkan adanya anemia. Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemas, lemah, dan kelelahan.
Terkait dengan prosedur medis, kode ICD-9-CM 85.11 (Pemeriksaan darah, pengambilan sampel vena) sesuai dengan tindakan pengambilan sampel darah vena untuk memeriksa kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini diperlukan untuk mendiagnosis dan menentukan derajat anemia yang dialami.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medik akan menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan dalam rekam medis pasien. Hal ini penting untuk dokumentasi, coding, dan penagihan layanan kesehatan. -
Article No. 3309 | 23 Oct 2024
Klinis : lemas, hb 8.0
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu lemas dan kadar hemoglobin (Hb) 8,0 g/dL, dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan yang sesuai yaitu:
1. Diagnosis Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan ideal, tidak mengalami komplikasi terkait malnutrisi, dan memiliki nilai laboratorium (misalnya Hb) dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status nutrisi, pemberian edukasi gizi, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet, dan pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosis keperawatan, menyusun rencana asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu mencapai hasil yang diharapkan.