Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3250 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien: John Doe Usia: 45 Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal: 07/12/2024 Waktu: 14:30 S: Subjective Keluhan Utama (CC): "Saya mengalami nyeri dada selama dua jam terakhir." Riwayat Penyakit Saat Ini (HPI): Nyeri mulai terjadi tiba-tiba saat John sedang beristirahat Menggambarkan nyeri sebagai sensasi berat seperti tekanan di tengah dadanya Nyeri memancar ke lengan kiri dan rahang Gejala terkait termasuk sesak napas, berkeringat, dan mual Nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau mengonsumsi antasida. Riwayat Medis Masa Lalu: Hipertensi, hiperlipidemia Obat-obatan: Lisinopril, atorvastatin Alergi: Tidak ada riwayat alergi obat yang diketahui Riwayat Sosial (NKDA): Merokok 1 bungkus per hari, konsumsi alkohol sesekali O: Objektif Tanda Vital: Tekanan Darah (TD): 160/100 mmHg Detak Jantung (HR): 98 denyut per menit Laju Pernapasan (RR): 22 napas per menit Suhu (Suhu): 98,6°F (37°C) Saturasi Oksigen (SpO2): 94% untuk udara ruangan Pemeriksaan Fisik: Keseluruhan: Tampak cemas dan diaphoretic. Kardiovaskular: Jantung terdengar normal, tidak ada murmur atau gallop, jugular venous distension (JVD) ada Respirasi: Bersih saat auskultasi bilateral, tanpa wheezing atau crackle Gastrointestinal: Perut tidak nyeri, suara usus normal Ekstremitas: Tidak ada edema, nadi perifer ada dan seimbang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien John Doe:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan sindrom koroner akut, ditandai dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, berkeringat, dan mual.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Definitif: Keluhan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, perilaku protektif.
- Faktor Berhubungan: Agen cedera biologis, agen cedera kimiawi, agen cedera fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Manajemen nyeri, Tingkat nyeri terkendali, Kenyamanan terpenuhi.
- Kriteria Hasil: Melaporkan nyeri berkurang, Mendemonstrasikan strategi mengatasi nyeri, Menunjukkan tanda-tanda vital stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Pemberian analgetik, Terapi relaksasi.
- Aktivitas Keperawatan: Menilai karakteristik nyeri, Mengajarkan teknik relaksasi, Memantau efektivitas analgetik. -
Article No. 3251 | 23 Oct 2024
Klinis : Keluhan Utama (CC): "Saya mengalami nyeri dada selama dua jam terakhir." Riwayat Penyakit Saat Ini (HPI): Nyeri mulai terjadi tiba-tiba saat John sedang beristirahat Menggambarkan nyeri sebagai sensasi berat seperti tekanan di tengah dadanya Nyeri memancar ke lengan kiri dan rahang Gejala terkait termasuk sesak napas, berkeringat, dan mual Nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau mengonsumsi antasida. Riwayat Medis Masa Lalu: Hipertensi, hiperlipidemia Obat-obatan: Lisinopril, atorvastatin Alergi: Tidak ada riwayat alergi obat yang diketahui Riwayat Sosial (NKDA): Merokok 1 bungkus per hari, konsumsi alkohol sesekali O: Objektif Tanda Vital: Tekanan Darah (TD): 160/100 mmHg Detak Jantung (HR): 98 denyut per menit Laju Pernapasan (RR): 22 napas per menit Suhu (Suhu): 98,6°F (37°C) Saturasi Oksigen (SpO2): 94% untuk udara ruangan Pemeriksaan Fisik: Keseluruhan: Tampak cemas dan diaphoretic. Kardiovaskular: Jantung terdengar normal, tidak ada murmur atau gallop, jugular venous distension (JVD) ada Respirasi: Bersih saat auskultasi bilateral, tanpa wheezing atau crackle Gastrointestinal: Perut tidak nyeri, suara usus normal Ekstremitas: Tidak ada edema, nadi perifer ada dan seimbang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Dada Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area dada.
Definisi SDKI:
Nyeri dada akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area dada, yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mengenali, melaporkan, dan mengatasi nyeri dada yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
Definisi SIKI:
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dada yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang muncul secara tiba-tiba, disertai dengan gejala-gejala lain seperti sesak napas, berkeringat, dan mual. Nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau penggunaan obat antasida, sehingga kemungkinan besar menunjukkan adanya kondisi yang serius, seperti sindrom koroner akut. Pemeriksaan objektif juga menunjukkan tanda-tanda klinis yang mendukung diagnosis nyeri dada akut. -
Article No. 3252 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien dengan BB 60 kg. berapakah Insensible water loss (IWL) pada pasien tersebut dalam waktu 24 jam? * 10 poin 1440 cc 900 cc 15 cc 2.5 cc 1500 cc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan berat badan 60 kg dan menghitung Insensible Water Loss (IWL) dalam waktu 24 jam.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: memantau intake dan output cairan, menjaga keseimbangan elektrolit, dan memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
Perhitungan Insensible Water Loss (IWL):
Rumus IWL:
IWL (mL/24 jam) = 15 mL/kg/24 jam x Berat Badan (kg)
Dengan berat badan pasien 60 kg, maka:
IWL = 15 mL/kg/24 jam x 60 kg
= 900 mL/24 jam
Jadi, Insensible Water Loss (IWL) pada pasien dengan berat badan 60 kg dalam waktu 24 jam adalah 900 cc. -
Article No. 3253 | 23 Oct 2024
Klinis : Pada pengkajian nutrisi, hal yang wajib dikaji pada pasien adalah … * 5 poin ABCD PQRST IWL Balance cairan Pola tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam pengkajian nutrisi pada pasien, hal-hal yang wajib dikaji adalah:
1. ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability)
2. PQRST (Provocating factors, Quality, Region, Severity, Timing)
3. IWL (Intake, Weight, Loss)
4. Balance cairan
5. Pola tidur
Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait dengan kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.3
- Deskripsi: Konseling dan pemeriksaan nutrisi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Tes nutrisi, tidak termasuk pengukuran antropometris
Penjelasan detail:
1. ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability):
- Airway: Memeriksa jalan napas pasien, apakah ada obstruksi atau gangguan.
- Breathing: Memeriksa pola napas pasien, frekuensi, dan kedalaman.
- Circulation: Memeriksa tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, dan perfusi jaringan.
- Disability: Memeriksa status neurologis pasien, kesadaran, dan orientasi.
2. PQRST (Provocating factors, Quality, Region, Severity, Timing):
- Provocating factors: Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi nutrisi pasien.
- Quality: Karakteristik atau kualitas masalah nutrisi yang dialami pasien.
- Region: Lokasi atau bagian tubuh yang terkait dengan masalah nutrisi.
- Severity: Tingkat keparahan atau dampak dari masalah nutrisi.
- Timing: Kapan masalah nutrisi muncul dan durasi kondisi tersebut.
3. IWL (Intake, Weight, Loss):
- Intake: Asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh pasien.
- Weight: Berat badan pasien dan perubahan yang terjadi.
- Loss: Penurunan berat badan yang dialami oleh pasien.
4. Balance cairan:
- Memeriksa keseimbangan cairan dalam tubuh pasien, termasuk pola minum, pengeluaran urin, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
5. Pola tidur:
- Mengevaluasi kualitas dan kuantitas tidur pasien, apakah ada gangguan tidur yang dapat mempengaruhi status nutrisi. -
Article No. 3254 | 23 Oct 2024
Klinis : Pada pengkajian nutrisi, hal yang wajib dikaji pada pasien adalah … * 5 poin ABCD PQRST IWL Balance cairan Pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah 5 poin terkait kondisi yang Anda sebutkan:
A. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang berisiko mengalami kurang asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti anoreksia, disfagia, mual/muntah, atau faktor lainnya yang menghambat asupan nutrisi yang adekuat.
B. Pengkajian Nutrisi yang Wajib Dikaji:
1. Pola makan: frekuensi, jenis, dan jumlah makanan yang dikonsumsi
2. Berat badan dan tinggi badan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
3. Riwayat penurunan berat badan yang tidak disengaja
4. Kesulitan menelan (disfagia) atau gangguan pengunyahan
5. Keluhan terkait asupan nutrisi seperti mual, muntah, diare, atau konstipasi
C. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Standar diagnosis keperawatan yang digunakan adalah SDKI, yang merupakan acuan baku diagnosis keperawatan di Indonesia.
D. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar hasil atau luaran yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang diberikan, sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditetapkan.
E. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terarah, dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3255 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan. Dalam kasus pasien dengan keluhan gatal-gatal, intoleransi aktivitas dapat disebabkan oleh rasa gatal yang mengganggu dan membatasi aktivitas sehari-hari pasien.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan pedoman standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dalam SDKI, Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah pedoman standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Untuk diagnosa Intoleransi Aktivitas, beberapa luaran keperawatan yang dapat diukur antara lain: Toleransi Aktivitas, Kemampuan Melakukan Aktivitas, dan Tingkat Kelelahan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah pedoman standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas pada pasien dengan keluhan gatal-gatal antara lain: Manajemen Gejala, Manajemen Nyeri, Peningkatan Aktivitas, dan Peningkatan Kenyamanan.
Kesimpulan, dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh PPNI, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal adalah Intoleransi Aktivitas, dengan fokus intervensi pada manajemen gejala, manajemen nyeri, peningkatan aktivitas, dan peningkatan kenyamanan. -
Article No. 3256 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wannita usia 27 tahun dilakukan pengkajian nutrisi. Hasil perhitungan IMT berada dalam rentang 25-30, termasuk dalam kategori … * 10 poin Underweight BB normal Overweight Obesitas Kurang gizi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Berat Badan
Penjelasan:
Berdasarkan hasil pengkajian nutrisi yang menunjukkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien berada dalam rentang 25-30, maka pasien termasuk dalam kategori Overweight atau Kelebihan Berat Badan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kelebihan Berat Badan adalah diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini, yang didefinisikan sebagai keadaan di mana berat badan melebihi berat badan ideal yang dipengaruhi oleh pola makan, aktivitas fisik, dan/atau faktor lain.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang dapat diharapkan untuk pasien dengan Kelebihan Berat Badan antara lain: Berat Badan Ideal, Asupan Makanan Seimbang, dan Aktivitas Fisik Adekuat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan mencakup:
1. Manajemen Berat Badan: Memantau berat badan, mengkaji faktor risiko, dan membantu pasien mencapai berat badan ideal.
2. Edukasi Gizi: Memberikan informasi tentang gizi seimbang, porsi makan, dan pemilihan makanan yang tepat.
3. Fasilitasi Aktivitas Fisik: Mendorong dan memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik secara rutin.
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mencapai berat badan ideal dan gaya hidup yang sehat. -
Article No. 3257 | 23 Oct 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pada pasien denga masalah istirahat dan tidur, kecuali ... * 5 poin Gangguan pola tidur b.d nyeri Koping individu tidak efektif b.d insomnia Gangguan aktivitas fisik b.d nyeri Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia Cemas b.d ketidakmampuan untuk tidur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Gangguan pola tidur b.d nyeri:
- Kode ICD-10: G47.9 - Gangguan tidur, tidak terspesifikasi
- Deskripsi: Diagnosis ini menggambarkan gangguan pola tidur yang disebabkan oleh nyeri yang dialami pasien.
2. Koping individu tidak efektif b.d insomnia:
- Kode ICD-10: F51.0 - Insomnia nonorganik
- Deskripsi: Diagnosis ini menunjukkan bahwa pasien mengalami insomnia yang menyebabkan koping individu tidak efektif.
3. Gangguan aktivitas fisik b.d nyeri:
- Kode ICD-10: R52 - Nyeri, tidak terspesifikasi
- Deskripsi: Diagnosis ini mengindikasikan bahwa nyeri yang dialami pasien menyebabkan gangguan pada aktivitas fisiknya.
4. Gangguan konsep diri b.d penyimpangan hipersomnia:
- Kode ICD-10: G47.1 - Hipersomnia, tidak terspesifikasi
- Deskripsi: Diagnosis ini menjelaskan bahwa pasien mengalami gangguan konsep diri akibat penyimpangan pola tidur dalam bentuk hipersomnia.
5. Cemas b.d ketidakmampuan untuk tidur:
- Kode ICD-10: F41.1 - Gangguan cemas generalisata
- Deskripsi: Diagnosis ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kecemasan yang disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk tidur.
Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang secara spesifik terkait dengan kondisi-kondisi di atas, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang dapat diberikan. -
Article No. 3258 | 23 Oct 2024
Klinis : Tn. Budi adalah seorang laki-laki berusia 58 tahun yang datang ke instalasi gawat darurat rumah sakit dengan keluhan utama nyeri dada yang sudah dirasakan selama dua hari terakhir. Nyeri terasa seperti tertindih benda berat, menjalar ke lengan kiri, dan memburuk saat beraktivitas fisik. Pasien juga mengalami sesak napas, terutama saat berbaring, serta mudah lelah. Tn. Budi memiliki riwayat hipertensi selama 15 tahun, diabetes mellitus tipe 2 selama 5 tahun, dan kolesterol tinggi sejak tiga tahun lalu. Pasien merokok selama lebih dari 20 tahun, tetapi sudah berhenti sejak lima tahun lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 110 kali per menit dengan ritme tidak teratur, dan adanya edema pada tungkai bawah. Auskultasi jantung mengungkapkan adanya murmur, serta pemeriksaan EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia miokard. Pemeriksaan lanjutan dengan ekokardiografi menunjukkan fraksi ejeksi 35%, mengindikasikan disfungsi ventrikel kiri. 3.2 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian Kardiovaskular: 1. Biografi dan Demografi • Nama: Tn. Budi • Usia: 58 tahun • Jenis Kelamin: Laki-laki • Ras: Asia • Faktor risiko: Usia lanjut, laki-laki, dan riwayat hipertensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. 2. Riwayat Penyakit Saat Ini • Keluhan utama: Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, terasa menekan, dan bertambah parah saat beraktivitas. • Gejala lain: Sesak napas, terutama saat berbaring, serta kelelahan yang berlebihan. • Analisis Keperawatan: Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri menunjukkan angina atau kemungkinan infark miokard, sedangkan sesak napas dan kelelahan mengarah pada penurunan kapasitas pompa jantung. 3. Pemeriksaan Fisik: • Tekanan darah: 170/100 mmHg (hipertensi). • Denyut nadi: 110 kali/menit, irama tidak teratur (kemungkinan aritmia). • Edema: Ditemukan edema pada tungkai bawah. • Auskultasi jantung: Terdengar murmur, indikasi kelainan katup. • Pemeriksaan EKG: Menunjukkan tanda-tanda iskemia miokard. • Ekokardiografi: Fraksi ejeksi 35%, mengindikasikan disfungsi ventrikel kiri. 4. Riwayat Penyakit Sebelumnya • Hipertensi: Didiagnosis 15 tahun yang lalu, tidak terkontrol dengan baik. • Diabetes Mellitus: Didiagnosis 5 tahun lalu, menjalani terapi insulin secara rutin. • Hiperlipidemia: Didiagnosis 3 tahun lalu, menjalani terapi statin. • Riwayat merokok: Merokok selama lebih dari 20 tahun, tetapi berhenti 5 tahun lalu. 5. Riwayat Sosial • Gaya hidup: Pasien tidak memiliki aktivitas fisik rutin, pola makan kurang sehat, dan sering mengalami stres terkait pekerjaannya. • Status pernikahan: Menikah, memiliki dua anak, dan tinggal bersama keluarga. • Pengaruh sosial: Merokok selama lebih dari dua dekade meningkatkan risiko kardiovaskular
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi Tn. Budi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan penyakit jantung koroner, disfungsi ventrikel kiri, dan hipertensi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional jantung.
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan kapasitas pompa jantung.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung:
- SDKI: Gangguan aliran darah ke jaringan jantung yang menyebabkan ketidakcukupan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan jantung.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke jantung.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memonitor, mencegah, dan mengobati gangguan perfusi jantung.
2. Intoleransi aktivitas:
- SDKI: Keterbatasan fisik yang mengakibatkan seseorang tidak dapat mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan beraktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi, memantau, dan mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
3. Kelelahan:
- SDKI: Perasaan letih dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh penurunan sumber energi.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah kelelahan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk menilai, mengelola, dan memonitor kelelahan pada pasien.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan masalah kardiovaskular yang dialami Tn. Budi, yaitu penyakit jantung koroner, disfungsi ventrikel kiri, dan hipertensi yang menyebabkan gangguan perfusi jantung, intoleransi aktivitas, dan kelelahan. Intervensi keperawatan yang sesuai akan berfokus pada pemantauan, pencegahan, dan penanganan komplikasi terkait kondisi kardiovaskular pasien. -
Article No. 3259 | 23 Oct 2024
Klinis : DS:Saat ini pasien mengeluh agak sesak nafas dan sulit untuk mengeluarkan dahak. DO: Hasil pengukuran TTV didapatkan data RR: 11x/m, Hasil pemeriksaan fisik thorax: inspeksi: pasien tampak cyanosis, auskultasi: suara nafas ronchi dan secret berlebih. Pasien tampak tidak mampu batuk efektif. berdasarkan data tersebut, maka diagnosa keperawatan pada pasien adalah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Suctioning of respiratory tract
Penjelasan:
Pasien saat ini mengeluh sesak nafas dan sulit mengeluarkan dahak, yang diindikasikan oleh hasil pengukuran tanda-tanda vital (RR 11x/m) dan pemeriksaan fisik thoraks (suara nafas ronchi, secret berlebih, dan pasien tampak tidak mampu batuk efektif). Temuan ini mengarah pada diagnosis pneumonia, yang diindikasikan oleh adanya infeksi saluran pernapasan dengan gejala sesak nafas, produksi secret yang berlebih, dan kesulitan dalam mengeluarkan dahak.
Tindakan medis yang diindikasikan adalah suctioning (pengisapan) saluran napas, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 93.94. Prosedur ini dilakukan untuk membantu pasien dalam mengeluarkan secret dari saluran napas dan memperbaiki fungsi pernapasan.