Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3230 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah sebelah kiri sejak 1 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit Selaput Mukosa berhubungan dengan infeksi
Penjelasan singkat :
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kerusakan Integritas Kulit Selaput Mukosa adalah kerusakan atau gangguan pada kulit dan membrane mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan integritas kulit dan membrane mukosa
2. Tidak terjadi komplikasi infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Mata
3. Perawatan Luka
4. Edukasi Kesehatan
Kondisi pasien dengan keluhan mata merah sebelah kiri sejak 1 hari dapat didiagnosis dengan Kerusakan Integritas Kulit Selaput Mukosa berhubungan dengan infeksi. Hal ini karena adanya perubahan pada selaput mukosa mata yang menyebabkan kemerahan dan menunjukkan adanya infeksi pada area tersebut. -
Article No. 3231 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien penurunan kesadaran, nadi teraba lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran
Penjelasan:
- Penurunan Kesadaran adalah kondisi individu yang ditandai dengan berkurangnya respons terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
- Penurunan Kesadaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otak, gangguan metabolik, atau intoksikasi.
- Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada pasien dengan penurunan kesadaran mencakup kesulitan dalam mempertahankan status mental, respons yang terganggu terhadap stimulus, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan:
- Perfusi Jaringan Tidak Efektif adalah kondisi dimana individu mengalami gangguan pada sirkulasi ke satu atau lebih organ tubuh.
- Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada pasien dengan perfusi jaringan tidak efektif, seperti nadi yang lemah, tekanan darah rendah, dan perubahan warna kulit.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan curah jantung, hipoperfusi, atau gangguan pada sistem kardiovaskular.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan SIKI, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi tersebut antara lain:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Sirkulasi
- Manajemen Cairan
- Pemberian Obat-Obatan
- Perawatan Neurologi
Keluaran Keperawatan:
Berdasarkan SLKI, beberapa luaran keperawatan yang diharapkan, antara lain:
- Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Perfusi Jaringan yang Adekuat
- Perbaikan Tingkat Kesadaran
- Tidak Ada Komplikasi
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3232 | 23 Oct 2024
Klinis : demam 38 derajat, pusing, RR 28, tekanan darah 140/100, pulse 88, ada luka kaki kanan dengan nanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan karena adanya pembatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas untuk memenuhi kegiatan sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas pasien.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada pasien.
Penjelasan:
Dengan kondisi demam 38 derajat, pusing, RR 28, tekanan darah 140/100, pulse 88, dan adanya luka di kaki kanan dengan nanah, pasien dapat mengalami intoleransi aktivitas dan risiko infeksi.
Intoleransi aktivitas disebabkan oleh adanya gejala demam, pusing, dan perubahan tanda-tanda vital yang dapat membatasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas pasien, seperti mengatur aktivitas sesuai dengan kapasitas, memberikan edukasi, dan memantau respon pasien terhadap aktivitas.
Risiko infeksi disebabkan oleh adanya luka di kaki kanan dengan nanah, yang dapat menjadi jalur masuknya patogen dan meningkatkan risiko infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mencegah atau mengurangi risiko infeksi, seperti melakukan perawatan luka, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien tentang pencegahan infeksi. -
Article No. 3233 | 23 Oct 2024
Klinis : gula darah 250 padapagi hari, luka kaki kanan, sering haus, sering kencing malam, sering lapar, lema letih lesu, Berat badan turun drastis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
2. Integritas Kulit Terganggu
3. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Asupan Nutrisi, Berat Badan
- SIKI: Manajemen Nutrisi
2. Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Integritas Kulit Terganggu
- SLKI: Integritas Kulit, Penyembuhan Luka
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Luka
3. Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Cairan, Fungsi Ginjal
- SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit
Uraian Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, saya sebagai perawat profesional menyimpulkan bahwa pasien memiliki masalah kesehatan yang terkait dengan gangguan metabolisme, integritas kulit, dan keseimbangan cairan. Diagnosa keperawatan yang saya sampaikan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI akan menjadi panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 3234 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Aliran darah yang tidak adekuat ke miokardium, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik pada tingkat yang diharapkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut:
- Penyebab: Infark miokard akut
- Gejala: Nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin
- Intervensi: Manajemen nyeri, monitor tanda-tanda vital, kolaborasi dengan tim medis
2. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak:
- Penyebab: Infark miokard akut
- Gejala: Sesak napas, mual, keringat dingin
- Intervensi: Monitor tanda-tanda vital, kolaborasi dengan tim medis, terapi oksigen, dan pengobatan sesuai indikasi
3. Intoleransi Aktivitas:
- Penyebab: Infark miokard akut, kondisi fisik yang lemah
- Gejala: Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- Intervensi: Manajemen aktivitas, kolaborasi dengan fisioterapis, edukasi pasien dan keluarga
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol
2. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Manajemen Perfusi Jaringan
3. Manajemen Aktivitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, termasuk riwayat medis dan faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2. Kolaborasi dengan tim medis, edukasi pasien dan keluarga, serta evaluasi berkala sangat penting dalam mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 3235 | 23 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit menular campak.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi: Kerentanan individu terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol infeksi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi.
- Pemantauan tanda-tanda infeksi: Pengamatan dan perekaman tanda-tanda infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen infeksi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Perawatan luka: Tindakan untuk memelihara dan menyembuhkan luka.
- Edukasi kesehatan: Tindakan untuk memberikan informasi dan pembelajaran tentang kesehatan.
Sebagai seorang perawat, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara rutin.
2. Melakukan perawatan luka, seperti merawat ruam dan bintik Koplik.
3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan penyebaran infeksi campak, seperti isolasi pasien, menjaga kebersihan, dan memantau gejala.
4. Berkoordinasi dengan tim medis untuk pemberian pengobatan dan penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal dan risiko infeksi dapat diminimalkan. -
Article No. 3236 | 23 Oct 2024
Klinis : 3.1 Studi Kasus Tn. R adalah seorang manajer di perusahaan IT, dan istrinya, Ny. L, bekerja sebagai dosen di universitas swasta. Mereka memiliki seorang anak perempuan bernama Citra, yang berusia 6 tahun. Citra memiliki tinggi badan 115 cm dan berat badan 22 kg, yang masih dalam rentang normal untuk anak seusianya. Dalam enam bulan terakhir, Citra mulai menunjukkan perubahan yang mencolok dalam perilaku. Orang tuanya memperhatikan bahwa ia lebih sering murung dan sulit diajak bicara. Tidurnya cukup teratur, yaitu sekitar 9 jam per hari, tetapi sering terbangun di tengah malam dan tampak cemas. Selain itu, Citra mengalami penurunan minat dalam kegiatan bermain yang dulu ia sukai, seperti menggambar dan bermain boneka, dan lebih banyak menghabiskan waktu menonton video di perangkat elektronik. Di sekolah, guru melaporkan bahwa Citra tampak kesulitan mengikuti pelajaran. Ia sering tidak fokus dan tampak gelisah saat berada di kelas. Citra juga menjadi lebih pemalu dan cenderung menjauh dari teman-temannya. Saat jam istirahat, ia lebih sering duduk sendirian atau bermain dengan satu atau dua teman saja, dan kurang bersemangat saat berinteraksi dengan kelompok besar. Ada juga laporan bahwa Citra mudah menangis ketika mendapat tekanan atau ketika diminta melakukan sesuatu yang tidak ia sukai. Menurut orang tuanya, Citra dulu adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, selalu bertanya dan tertarik pada hal-hal baru. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ia menjadi lebih tertutup dan sering menolak jika diajak berbicara tentang perasaannya. Orang tuanya merasa khawatir, terutama karena mereka merasa tidak tahu bagaimana membantu Citra mengatasi perubahan emosional ini. Mereka juga mulai memikirkan apakah Citra memerlukan bantuan dari profesional untuk mengatasi masalahnya. Sumber Koping Sistem pendukung keluarga Citra cukup baik secara umum, namun orang tuanya tampak kesulitan dalam mengatasi perubahan emosional yang dialami anak mereka. Orang tuanya memiliki pemahaman dasar tentang cara mendukung anak, tetapi merasa perlu lebih banyak panduan dalam hal manajemen emosi dan strategi mengatasi kecemasan pada anak. Faktor Biologis dan Kognitif Secara fisik, Citra tumbuh dengan baik dan menerima imunisasi sesuai jadwal. Gizi dan aktivitas fisiknya juga terjaga. Namun, dari sisi kognitif, walaupun ia seharusnya mulai aktif belajar membaca dan menulis, fokus dan perhatiannya yang terganggu membuatnya tertinggal di beberapa bidang. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksinya dengan orang lain juga menurun, yang mengindikasikan adanya hambatan dalam perkembangan sosial dan emosional. Faktor Sosial dan Emosional Secara psikososial, Citra tampak mengalami kesulitan dalam membangun rasa percaya diri dan mengekspresikan emosi secara sehat. Ia tampak kurang mampu mengatasi frustrasi dan cenderung menarik diri ketika menghadapi masalah. Rasa cemas dan ketidakmampuannya mengungkapkan perasaan membuatnya menjadi lebih tertutup. Keterampilan koping yang kurang baik terlihat dari kecenderungannya untuk melarikan diri ke kegiatan yang pasif, seperti menonton video, daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dukungan Sosial Orang tua Citra memberikan dukungan yang cukup dari segi material dan waktu, namun tampaknya mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut untuk memahami dan membantu perkembangan emosional dan sosial Citra. Konseling anak atau bimbingan psikologis dari profesional mungkin dapat membantu Citra dalam mengatasi rasa cemas dan kesulitan bersosialisasi. Dukungan dari sekolah, terutama dalam hal strategi manajemen kelas yang mendukung kebutuhan emosional anak, juga bisa menjadi faktor penting. Aset Material Keluarga Citra berada dalam situasi keuangan yang stabil. Penghasilan orang tuanya memungkinkan mereka mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, fokus utama keluarga ini dapat diarahkan pada pencarian solusi untuk mendukung kesehatan emosional dan perilaku Citra, seperti konseling atau terapi anak yang sesuai.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan studi kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Perilaku Anak Berhubungan dengan Perubahan Emosional
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Gangguan Perilaku Anak adalah perilaku anak yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan yang dapat mengganggu interaksi sosial, prestasi akademik, atau keamanan diri dan orang lain.
- SLKI: Peningkatan Fungsi Perilaku Anak adalah kemampuan anak untuk menampilkan perilaku yang sesuai dengan tahap perkembangan dalam berbagai situasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Perilaku, Konseling Keluarga, Manajemen Perilaku, dan Pendidikan Orang Tua.
2. Kecemasan Anak Berhubungan dengan Perubahan Emosional
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan Anak adalah keadaan emosional anak yang ditandai dengan rasa takut, khawatir, atau gelisah yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
- SLKI: Kontrol Kecemasan Anak adalah kemampuan anak untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan mengendalikan tingkat kecemasannya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Bermain, Relaksasi, Manajemen Kecemasan, dan Edukasi Orang Tua.
3. Gangguan Interaksi Sosial Anak Berhubungan dengan Perubahan Perilaku
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Interaksi Sosial Anak adalah ketidakmampuan anak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam interaksi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
- SLKI: Peningkatan Interaksi Sosial Anak adalah kemampuan anak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam interaksi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Bermain, Konseling Keluarga, Fasilitasi Interaksi Sosial, dan Pendidikan Orang Tua.
Penekanan utama dari diagnosa keperawatan ini adalah pada perubahan emosional dan perilaku Citra yang mempengaruhi perkembangan sosial dan akademiknya. Intervensi keperawatan yang diprioritaskan adalah terapi bermain, konseling keluarga, dan edukasi orang tua untuk membantu Citra mengatasi kecemasan, meningkatkan interaksi sosial, dan memperbaiki fungsi perilakunya. -
Article No. 3237 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32 x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K91.81
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal pasca-operasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolekistektomi laparoskopik
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien ini mengalami perdarahan gastrointestinal pasca-operasi kolekistektomi laparoskopik. Setelah prosedur operasi yang berjalan lancar, pasien mengalami gejala-gejala yang mencurigakan adanya komplikasi, yaitu:
- Keluhan sakit perut hebat dengan skala nyeri 8/10, disertai BAB cair kehitaman sebanyak 5 kali dalam 6 jam terakhir, menunjukkan adanya perdarahan gastrointestinal.
- Tanda-tanda syok hipovolemik, seperti takikardi, hipotensi, hiperventilasi, dan penurunan diuresis, mengindikasikan adanya kehilangan volume cairan yang signifikan akibat perdarahan.
- Penurunan kadar hemoglobin yang cukup drastis dari 11 g/dL menjadi 6 g/dL juga menunjukkan adanya kehilangan darah dalam jumlah besar.
- Kondisi respirasi yang memburuk dengan penurunan saturasi oksigen dan peningkatan frekuensi pernapasan, serta hasil gas darah yang menunjukkan asidosis metabolik, menunjukkan adanya gangguan ventilasi-perfusi.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah K91.81 (Perdarahan gastrointestinal pasca-operasi), dan prosedur operasi yang dilakukan sebelumnya adalah kolekistektomi laparoskopik, yang memiliki kode ICD-9-CM 51.23. -
Article No. 3238 | 23 Oct 2024
Klinis : pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD POST PAC mengatakan nyeri post tindakan PAC, PASIEN tampak meringis sakit, skala nyeri 3, passien mudah lelah saat melakukan aktivitas dan tampak gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali dan mengontrol faktor yang memperberat nyeri, dan pasien dapat mengatasi nyeri dengan strategi yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dan manajemen lingkungan yang nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa hambatan, pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas, dan pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pembatasan aktivitas, monitor tanda-tanda vital, latihan aktivitas secara bertahap, dan edukasi tentang manajemen energi.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber stresor atau ancaman yang tidak jelas dan/atau tidak diketahui penyebabnya.
- SLKI: Tujuan utamanya adalah pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan cemas, pasien dapat mengatasi kecemasan dengan strategi yang efektif, dan pasien dapat beradaptasi dengan situasi yang menimbulkan kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah komunikasi terapeutik, terapi relaksasi, psikoedukasi, dan dukungan emosional.
Dalam kondisi pasien jantung dengan diagnosa medis CHF EC CAD POST PAC, nyeri post tindakan PAC, tampak mudah lelah saat aktivitas, dan gelisah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, Intoleransi Aktivitas, dan Kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pembatasan aktivitas, latihan aktivitas bertahap, komunikasi terapeutik, dan terapi relaksasi. -
Article No. 3239 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32 x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan pasca operasi, ditandai dengan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, penurunan haluaran urin, dan penurunan kadar hemoglobin.
2. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi kandung empedu, ditandai dengan keluhan nyeri perut hebat dengan skala 8/10.
3. Gangguan oksigenasi berhubungan dengan hipovolemia dan hiperventilasi, ditandai dengan penurunan SpO2, peningkatan laju pernapasan, dan hasil gas darah yang abnormal.
4. Risiko penurunan cardiac output berhubungan dengan hipovolemia, ditandai dengan penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosa keperawatan yang disusun secara sistematis berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menetapkan tujuan atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam mengembangkan dan menetapkan standar praktik keperawatan, termasuk SDKI, SLKI, dan SIKI.