Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20373 | 03 Aug 2025
Klinis : pasien ibu hamil 33 minggu mengeluh lemas, konjungtiva pasien pucat. hb pasien 9,3 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien ibu hamil 33 minggu dengan keluhan lemas dan konjungtiva pucat serta hasil laboratorium Hb 9,3 mg/dL:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Defisiensi Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab:
- Intake nutrisi yang tidak adekuat
- Peningkatan kebutuhan nutrisi
- Gangguan penyerapan nutrisi
Gejala dan Tanda:
- Lemas
- Konjungtiva pucat
- Hasil laboratorium Hb 9,3 mg/dL (anemia)
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan aktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan kadar Hb sesuai dengan rentang normal
- Pasien menunjukkan pemulihan kondisi anemia
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi pasien, termasuk makanan, cairan, dan suplemen
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang adekuat dan sesuai dengan kebutuhan pasien
- Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya
- Berikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan
b. Intervensi Pemantauan
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala
- Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Hct) secara berkala untuk memantau status anemia
- Catat dan evaluasi perkembangan pasien terkait dengan peningkatan energi dan aktivitas
c. Intervensi Farmakologis
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi atau terapi farmakologis lainnya sesuai indikasi
d. Intervensi Dukungan
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan dalam menjalani asuhan keperawatan
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan dan pemantauan yang berkelanjutan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan energi dan aktivitas, peningkatan kadar Hb sesuai rentang normal, serta pemulihan kondisi anemia selama kehamilan. -
Article No. 20374 | 03 Aug 2025
Klinis : Saya masih sering merasakan nyeri pada bagian tulang yang pernah patah, terutama saat melakukan aktivitas atau menggerakkannya. Saya juga merasa bentuk tulangnya tidak seperti semula dan terasa kurang nyaman saat digunakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Mobilitas Fisik Terganggu (10017) - SDKI
Definisi:
Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot, tulang, atau sendi.
SLKI:
Pemulihan Mobilitas Fisik (10017) - Kode: 10017
Definisi:
Proses mempertahankan atau memulihkan kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
SIKI:
Manajemen Mobilitas Fisik (I0017) - Kode: I0017
Definisi:
Intervensi untuk memfasilitasi pemulihan atau mempertahankan kemampuan bergerak secara bebas dan mudah.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, tampaknya Anda mengalami Mobilitas Fisik Terganggu, yang ditandai dengan adanya nyeri pada tulang yang pernah patah, terutama saat melakukan aktivitas atau menggerakkannya, serta perubahan bentuk tulang yang membuat Anda merasa kurang nyaman saat menggunakannya.
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot, tulang, atau sendi.
Tujuan asuhan keperawatan yang dapat diterapkan adalah Pemulihan Mobilitas Fisik, yang sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Mobilitas Fisik, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Perawat akan melakukan upaya-upaya untuk memfasilitasi pemulihan atau mempertahankan kemampuan Anda dalam bergerak secara bebas dan mudah, sesuai dengan kondisi yang Anda alami. -
Article No. 20375 | 03 Aug 2025
Klinis : Saya masih sering merasakan nyeri pada bagian tulang yang pernah patah, terutama saat melakukan aktivitas atau menggerakkannya. Saya juga merasa bentuk tulangnya tidak seperti semula dan terasa kurang nyaman saat digunakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih aspek pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, fleksibilitas, koordinasi, atau kontrol motorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan Mobilitas (1804)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Terapi Latihan: Mobilitas Sendi (6490)
Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas dan pergerakan sendi.
Kode:
SDKI: 00085
SLKI: 1804
SIKI: 6490
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, Anda mengalami Gangguan Mobilitas Fisik, yaitu keterbatasan dalam satu atau lebih aspek pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, fleksibilitas, koordinasi, atau kontrol motorik. Hal ini terjadi karena Anda masih sering merasakan nyeri pada bagian tulang yang pernah patah, terutama saat melakukan aktivitas atau menggerakkannya, serta merasa bentuk tulangnya tidak seperti semula dan terasa kurang nyaman saat digunakan.
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah Pemulihan Mobilitas, yaitu kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Latihan: Mobilitas Sendi, yaitu intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas dan pergerakan sendi.
Dengan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Anda dapat mengalami peningkatan mobilitas fisik dan mengurangi keluhan nyeri pada tulang yang pernah patah. -
Article No. 20376 | 03 Aug 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, nyeri dada selama 3 hari, mempunyai riwayat stroke ringan, kedua tangan dan kaki sedikit mengalami kelemahan otot dan di diagnosa dokter stemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda uraikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau usaha pernapasan yang menganggu ventilasi yang optimal.
- SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif.
2. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
3. Mobilitas Fisik Terganggu (00085)
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri pada tubuh atau anggota tubuh.
- SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik.
4. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00201)
- SDKI: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Tindakan Keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi serebral.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi serebral.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20377 | 03 Aug 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas, nyeri dada selama 3 hari, mempunyai riwayat stroke ringan, kedua tangan dan kaki sedikit mengalami kelemahan otot dan di diagnosa dokter stemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**, **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**, dan **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kondisi pasien berdasarkan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan kode terkait:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi:**
Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat gangguan fungsi pernapasan (sesak napas, nyeri dada, STEMI).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Penurunan kapasitas difusi alveolus (akibat STEMI).
- Gangguan perfusi jaringan (riwayat stroke ringan).
- Kelemahan otot pernapasan sekunder (kelemahan ekstremitas).
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: 0401 – Perbaikan Pertukaran Gas**
**Kriteria Evaluasi:**
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12–20x/menit).
- Saturasi O? ? 95% pada udara ruangan.
- Nyeri dada berkurang (skala nyeri ?3).
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot bantu napas.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: 3310 – Manajemen Jalan Napas**
**Intervensi Utama:**
- Monitor saturasi O?, frekuensi napas, dan tanda distress pernapasan.
- Posisikan semi-Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
- Berikan oksigen sesuai indikasi (nasal kanul/masker).
- Kolaborasi pemberian analgesik (untuk nyeri dada) dan terapi STEMI (reperfusi, nitrat, antiplatelet).
**SIKI Code: 0910 – Manajemen Nyeri**
**Intervensi Utama:**
- Assess skala nyeri (0–10) dan karakteristik nyeri.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian nitrogliserin/morfin sesuai protokol STEMI.
---
### **4. Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
**Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: 00092)**
**SLKI Code: 0302 – Peningkatan Toleransi Aktivitas**
**SIKI Code: 0220 – Manajemen Energi**
*(Disesuaikan dengan kelemahan ekstremitas dan risiko kelelahan pasca-stroke.)*
---
### **Catatan Akademis:**
- **STEMI** memerlukan prioritas intervensi reperfusi (PCI/fibrinolitik) untuk meminimalkan kerusakan miokard.
- **Riwayat stroke ringan** meningkatkan risiko gangguan perfusi serebral, sehingga perlu pemantauan neurologis berkala.
- **Kelemahan otot** memerlukan pendekatan rehabilitasi bertahap untuk mencegah komplikasi imobilisasi.
Semua intervensi harus didokumentasikan secara **SOAP (Subjective-Objective-Assessment-Plan)** dan dievaluasi setiap shift.
Saya siap memberikan penjelasan lebih detail jika diperlukan. -
Article No. 20378 | 03 Aug 2025
Klinis : DS: Mengeluh tidak nyaman DO : - Tampak meringis - Terdapat kontraksi uterus - Luka episiotomi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Nyeri Akut". Hal ini didasarkan pada data subjektif (DS) pasien yang mengeluh tidak nyaman, serta data objektif (DO) yang menunjukkan tanda-tanda nyeri, seperti tampak meringis, adanya kontraksi uterus, dan luka episiotomi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
3. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Nyeri
a. Mengkaji nyeri pasien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor pencetus).
b. Memberikan obat analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Kenyamanan
a. Memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman.
b. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan pasien.
c. Memberikan bantuan perawatan diri sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
3. Manajemen Istirahat
a. Mengatur jadwal istirahat dan tidur pasien.
b. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk istirahat.
c. Memantau pola istirahat dan tidur pasien.
d. Memberikan intervensi untuk meningkatkan kualitas istirahat dan tidur, jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri, kenyamanan, dan istirahat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan dapat beristirahat dengan nyaman. -
Article No. 20379 | 03 Aug 2025
Klinis : DS: Mengeluh tidak nyaman DO : - Tampak meringis - Terdapat kontraksi uterus - Luka episiotomi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang tepat untuk kondisi ini adalah "Nyeri Akut". Pasien mengeluh tidak nyaman, tampak meringis, dan terdapat kontraksi uterus serta luka episiotomi, yang merupakan tanda-tanda khas dari nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
3. Pasien dapat beristirahat dengan baik.
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat melaporkan bahwa nyerinya berkurang. Selain itu, ekspresi wajah pasien juga akan terlihat lebih rileks, menandakan bahwa nyeri yang dirasakan telah berkurang. Dengan berkurangnya nyeri, pasien juga diharapkan dapat beristirahat dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor yang mempengaruhi.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
d. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Perawatan Luka
a. Lakukan perawatan luka episiotomi secara aseptik.
b. Ajarkan pasien tentang cara perawatan luka episiotomi di rumah.
c. Pantau tanda-tanda infeksi dan perdarahan pada luka episiotomi.
3. Manajemen Aktivitas
a. Bantu pasien untuk melakukan mobilisasi dini dengan tetap memperhatikan kondisi luka episiotomi.
b. Ajarkan pasien teknik melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
c. Pantau respons pasien terhadap aktivitas yang dilakukan.
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen nyeri, perawatan luka episiotomi, dan manajemen aktivitas. Pada manajemen nyeri, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai resep, serta mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri. Perawatan luka episiotomi juga penting dilakukan secara aseptik dan pasien diajarkan cara perawatannya di rumah. Selain itu, manajemen aktivitas juga diperlukan untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini dengan tetap memperhatikan kondisi lukanya.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu melaporkan nyeri yang berkurang, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan dapat beristirahat dengan baik. -
Article No. 20380 | 03 Aug 2025
Klinis : DS: Mengeluh tidak nyaman DO : - Tampak meringis - Terdapat kontraksi uterus - Luka episiotomi ketidak nyamanan pasca partum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
Gejala Utama:
- Mengeluh tidak nyaman
- Tampak meringis
Gejala Pendukung:
- Terdapat kontraksi uterus
- Luka episiotomi
Kondisi tersebut menggambarkan adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien pasca persalinan, terutama terkait dengan kontraksi uterus dan luka episiotomi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur sensasi nyeri, ketidaknyamanan, atau sensasi yang tidak menyenangkan.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Pasien melaporkan pengurangan nyeri sesuai tujuan yang ditetapkan
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Tujuan: Membantu pasien untuk mencapai tingkat kontrol nyeri yang optimal.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
- Identifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dll.)
- Monitoring efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan evaluasi secara berkala
- Berikan dukungan emosional dan edukasi pada pasien dan keluarga
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Nyeri Akut dipilih karena sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu mengeluh ketidaknyamanan, tampak meringis, terdapat kontraksi uterus, dan luka episiotomi. Hal ini menunjukkan adanya nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien pasca persalinan.
Luaran/output yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, di mana pasien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri, mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, melaporkan pengurangan nyeri sesuai tujuan, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, yang bertujuan untuk membantu pasien mencapai tingkat kontrol nyeri yang optimal. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji karakteristik nyeri, mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis, mengajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, melakukan monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi, serta memberikan dukungan emosional dan edukasi pada pasien dan keluarga. -
Article No. 20350 | 02 Aug 2025
Klinis : nyeri akut pada pasien akibat dyspnea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri akut pada pasien akibat dyspnea, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), disajikan dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Nyeri Akut**
*(Definisi SDKI):* Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Fokus:** Nyeri akut sekunder akibat dyspnea (gangguan pertukaran gas).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Tingkat Nyeri Menurun**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Skala nyeri (0–10) menurun dari nilai awal.
- Ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Kode LO.2.1.1: Pola Napas Efektif**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit).
- Tidak ada penggunaan otot aksesori pernapasan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.1.1: Manajemen Nyeri**
- **Intervensi:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Berikan posisi semi-Fowler untuk optimalisasi pertukaran gas.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi (misal: parasetamol untuk nyeri ringan-sedang).
**Kode I.2.1.1: Manajemen Pernapasan**
- **Intervensi:**
- Monitor saturasi O? dan tanda vital.
- Ajarkan teknik pursed-lip breathing untuk mengurangi dyspnea.
- Berikan oksigen tambahan jika diperlukan (sesuai order dokter).
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (DX.1.1):** Nyeri akut pada dyspnea terjadi karena hipoksia jaringan dan aktivasi reseptor nyeri di saluran napas.
2. **SLKI:** Fokus pada reduksi nyeri dan perbaikan fungsi pernapasan sebagai luaran utama.
3. **SIKI:** Intervensi gabungan farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri dan penyebab dyspnea.
---
### **Catatan Akademis**
- **Evidence-Based Practice:** Posisi semi-Fowler terbukti meningkatkan ventilasi alveoli (Jurnal *Critical Care Nursing*, 2022).
- **Kode Etik:** Intervensi harus mempertimbangkan otonomi pasien (Informed Consent).
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat digunakan dalam dokumentasi asuhan keperawatan atau penelitian klinis.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 4*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 4*.
---
*Lampirkan skala nyeri (NRS/VAS) dan lembar observasi tanda vital untuk evaluasi.* -
Article No. 20351 | 02 Aug 2025
Klinis : defisit pengetahuan pada pasien nyeri akut yang mengonsumsi obat tidak sesuai dengan dosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang sesuai dengan permintaan Anda:
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Pengetahuan (Kode: 0026)** terkait ketidaksesuaian penggunaan obat nyeri akut dengan dosis yang ditentukan.
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode 0026: Defisit Pengetahuan**
- **Definisi:** Ketidakcukupan atau tidak adanya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- **Faktor yang Berhubungan:** Kurangnya pemahaman tentang dosis obat, efek samping, dan pentingnya kepatuhan dalam penggunaan obat nyeri akut.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode 1803: Pengetahuan tentang Manajemen Nyeri**
- **Indikator:**
- Pasien mampu menjelaskan dosis dan frekuensi penggunaan obat nyeri.
- Pasien memahami efek samping dan tanda bahaya yang perlu dilaporkan.
- Pasien mendemonstrasikan kepatuhan dalam penggunaan obat sesuai resep.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode 5610: Edukasi Manajemen Nyeri**
- **Tindakan Keperawatan:**
- Memberikan penjelasan tentang dosis, waktu, dan cara penggunaan obat nyeri.
- Menjelaskan pentingnya menghindari overdosis dan efek samping yang mungkin terjadi.
- Melakukan evaluasi pemahaman pasien melalui metode *teach-back*.
**Tone:** Akademis
**Persona:** Pakar Keperawatan
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan. Jika diperlukan penjabaran lebih lanjut, saya siap memberikan elaborasi tambahan.
Salam,
*[Nama Perawat/Asisten Klinis]*