Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5237 | 11 Nov 2024
Klinis : odontektomi adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko perdarahan
Penjelasan:
Odontektomi adalah prosedur pembedahan untuk mencabut gigi bungsu (gigi geraham) yang sulit tumbuh atau bermasalah. Prosedur ini dapat menyebabkan risiko perdarahan sebagai diagnosis keperawatan yang utama.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), penjelasan terkait diagnosa tersebut adalah:
SDKI:
- Definisi: Kerentanan untuk kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan, penggunaan antikoagulan, gangguan pembekuan darah.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tidak ada tanda-tanda perdarahan, nilai hematokrit dan hemoglobin dalam batas normal.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Memantau tanda-tanda vital, jumlah perdarahan, dan respons tubuh terhadap perdarahan; menjaga kebersihan luka; mengatur posisi pasien untuk meminimalkan perdarahan; memberikan obat-obatan sesuai indikasi; mengajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasien dan melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah dan mengelola risiko perdarahan setelah prosedur odontektomi. -
Article No. 5238 | 11 Nov 2024
Klinis : Di daerah Kenjeran, Kelurahan Gading Karya RW 7 terdapat banyak lansia. Mereka memiliki usia rata-rata lebih dari 65 tahun dengan rasio perbandingan laki-laki: perempuan adalah 3:1. Lingkungan yang ditempati oleh para penduduk di RW 7 ini merupakan kompleks padat rumah dengan saluran pembuangan air ditemukan tersumbat di beberapa lokasi sehingga menimbulkan banjir musiman pada saat musim hujan, selain itu kebersihan tempat tinggal pun kurang diperhatikan, mayoritas para lansia disini memiliki keadaan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Pada siang hari lansia laki-laki di RW 7 ini menghabiskan waktu untuk sekedar bersosialisasi dengan penduduk lain maupun sesama lansia dengan disertai kebiasaan minum kopi dan merokok. Karena pola kebiasaan hidup yang tidak baik ini, para lansia ini sering menderita diare, resiko demam berdarah pada saat musim hujan, dan hipertensi, serta beberapa menderita diabetes. Akses kesehatan terdekat dari lingkungan ini adalah PUSKESMAS dan Unit Pelayanan Swasta yang lokasinya agak jauh selain itu karena lingkungan yang terlalu padat sehingga sepeda motor tidak dapat menjangkau ke beberapa sudut kelurahan sehingga jika para lansia sakit harus dibopong oleh penduduk lain untuk menuju ke PUSKESMAS terdekat, berbeda dengan RW 2 yang memiliki kader-kader posyandu untuk merawat lansia. Di RW 7 masih belum terdapat perawatan lansia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang buruk
2. Risiko hipertensi berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat
3. Risiko defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang buruk
- SDKI: Risiko infeksi
- SLKI: Pencegahan infeksi
- SIKI: Manajemen lingkungan, Pencegahan kontaminasi
Penjelasan: Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, seperti saluran pembuangan air yang tersumbat dan kebersihan tempat tinggal yang kurang diperhatikan, meningkatkan risiko infeksi pada lansia, terutama pada saat musim hujan.
2. Risiko hipertensi berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat
- SDKI: Risiko hipertensi
- SLKI: Manajemen hipertensi
- SIKI: Edukasi kesehatan, Terapi gaya hidup
Penjelasan: Kebiasaan minum kopi dan merokok pada lansia di RW 7 merupakan gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan risiko hipertensi. Intervensi keperawatan diperlukan untuk mengelola faktor risiko dan meningkatkan kesadaran lansia akan pentingnya gaya hidup sehat.
3. Risiko defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan
- SDKI: Risiko defisit perawatan diri
- SLKI: Manajemen perawatan diri
- SIKI: Koordinasi pelayanan, Edukasi perawatan diri
Penjelasan: Keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, seperti PUSKESMAS yang jauh dari lingkungan dan kesulitan transportasi, dapat menyebabkan risiko defisit perawatan diri pada lansia. Diperlukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan koordinasi pelayanan kesehatan dan edukasi perawatan diri bagi lansia di RW 7. -
Article No. 5239 | 11 Nov 2024
Klinis : Di daerah Kenjeran, Kelurahan Gading Karya RW 7 terdapat banyak lansia. Mereka memiliki usia rata-rata lebih dari 65 tahun dengan rasio perbandingan laki-laki: perempuan adalah 3:1. Lingkungan yang ditempati oleh para penduduk di RW 7 ini merupakan kompleks padat rumah dengan saluran pembuangan air ditemukan tersumbat di beberapa lokasi sehingga menimbulkan banjir musiman pada saat musim hujan, selain itu kebersihan tempat tinggal pun kurang diperhatikan, mayoritas para lansia disini memiliki keadaan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Pada siang hari lansia laki-laki di RW 7 ini menghabiskan waktu untuk sekedar bersosialisasi dengan penduduk lain maupun sesama lansia dengan disertai kebiasaan minum kopi dan merokok. Karena pola kebiasaan hidup yang tidak baik ini, para lansia ini sering menderita diare, resiko demam berdarah pada saat musim hujan, dan hipertensi, serta beberapa menderita diabetes. Akses kesehatan terdekat dari lingkungan ini adalah PUSKESMAS dan Unit Pelayanan Swasta yang lokasinya agak jauh selain itu karena lingkungan yang terlalu padat sehingga sepeda motor tidak dapat menjangkau ke beberapa sudut kelurahan sehingga jika para lansia sakit harus dibopong oleh penduduk lain untuk menuju ke PUSKESMAS terdekat, berbeda dengan RW 2 yang memiliki kader-kader posyandu untuk merawat lansia. Di RW 7 masih belum terdapat perawatan lansia. Diagnosis komunitasnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan deskripsi kondisi di Kelurahan Gading Karya RW 7, Kenjeran, dapat diidentifikasi beberapa diagnosis keperawatan komunitas berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Risiko kesehatan masyarakat (SLKI)
- Penjelasan: Lingkungan yang padat dengan saluran pembuangan air yang tersumbat, serta kebersihan tempat tinggal yang kurang diperhatikan, dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi masyarakat, seperti munculnya penyakit diare, demam berdarah, dan hipertensi.
2. Ketidakefektifan akses terhadap layanan kesehatan (SLKI)
- Penjelasan: Jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan (Puskesmas dan unit pelayanan swasta) serta kondisi lingkungan yang padat yang menyulitkan mobilitas, khususnya bagi lansia, dapat menjadi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan.
3. Kesiapan peningkatan kapasitas komunitas (SLKI)
- Penjelasan: Belum adanya perawatan lansia di RW 7 dan tidak adanya kader posyandu untuk merawat lansia, menunjukkan bahwa komunitas belum siap untuk meningkatkan kapasitas dalam memberikan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan oleh lansia.
4. Perilaku kesehatan tidak efektif (SLKI)
- Penjelasan: Pola kebiasaan hidup tidak sehat, seperti minum kopi dan merokok, yang dilakukan oleh sebagian besar lansia laki-laki di RW 7, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit kronis.
Diagnosis keperawatan komunitas ini dirumuskan dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat, yang berfokus pada analisis kondisi kesehatan masyarakat di RW 7, Kelurahan Gading Karya, Kenjeran, serta identifikasi masalah dan kebutuhan yang perlu ditangani. -
Article No. 5240 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret/cairan dari saluran pernapasan.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, sekresi berlebihan, kelemahan otot pernapasan.
- Gejala & Tanda: Batuk produktif, napas cuping hidung, kesulitan bernapas, suara napas abnormal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
- Suara napas bersih.
- Tidak ada sekret yang mengganggu.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Manajemen Batuk
- Edukasi Manajemen Batuk
- Tujuan Intervensi:
- Mempertahankan patensi jalan napas.
- Memfasilitasi pembersihan sekresi.
- Mencegah komplikasi pernapasan.
- Meningkatkan kemampuan pasien dalam manajemen batuk.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 5241 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
Hipertermia adalah keadaan di mana suhu tubuh lebih tinggi dari normal (di atas 37,5°C) sebagai respons terhadap stimulus tertentu, seperti infeksi, dehidrasi, atau paparan lingkungan yang panas.
SDKI:
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Karakteristik: Suhu tubuh meningkat, kulit hangat/panas, menggigil.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh kembali normal, kulit teraba hangat tetapi tidak panas, tidak ada menggigil.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen demam, pemberian antipiretik, perawatan suhAktual, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan ini diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait untuk kondisi pasien dengan keluhan demam. -
Article No. 5242 | 11 Nov 2024
Klinis : gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pola tidur. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menyampaikan informasi ini dengan nada akademis dan persona yang pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pola tidur didefinisikan sebagai perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi sehari-hari. Karakteristik utamanya adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak restoratif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan pola tidur adalah pasien dapat mencapai pola tidur yang adekuat, dengan indikator seperti pasien dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang, dapat tidur tanpa interupsi selama 7-9 jam per malam, dan merasa istirahat setelah bangun tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pola tidur mencakup edukasi tentang higiene tidur, manajemen stres, relaksasi, dan pemberian obat tidur jika diperlukan. Perawat juga dapat melakukan monitoring pola tidur pasien dan memberikan dukungan emosional.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan gangguan pola tidur dapat memperoleh penanganan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik. -
Article No. 5243 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan di telapak kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
- Pasien datang dengan keluhan benjolan di telapak kaki, yang dapat menggambarkan adanya gangguan pada integritas kulit.
- Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Integritas Kulit adalah "Perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengganggu homeostasis".
2. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
- Benjolan di telapak kaki dapat menyebabkan rasa nyeri akut pada pasien.
- Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Nyeri Akut adalah "Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain)".
Selanjutnya, terkait dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut penjelasan singkatnya:
SLKI:
1. Integritas Kulit Terpelihara
2. Nyeri Terkontrol
SIKI:
1. Perawatan Luka
- Tindakan keperawatan untuk memelihara dan memulihkan integritas kulit.
2. Manajemen Nyeri
- Tindakan keperawatan untuk mengendalikan rasa nyeri yang dialami pasien.
Secara umum, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dipaparkan di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan benjolan di telapak kaki. -
Article No. 5244 | 11 Nov 2024
Klinis : Risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Risiko Infeksi" dengan nada akademis dan mewakili persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap serangan patogen yang dapat menyebabkan kerusakan fisiologis.
Penyebab Risiko Infeksi:
1. Prosedur invasif (misalnya, kateter, intubasi)
2. Penurunan sistem pertahanan tubuh (misalnya, malnutrisi, penyakit kronis)
3. Pajanan terhadap patogen (misalnya, lingkungan yang tidak higienis)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
2. Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi
3. Pencegahan Infeksi
4. Perawatan Luka
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Tidak ada tanda dan gejala infeksi
2. Tidak ada komplikasi akibat infeksi
3. Pasien/keluarga memahami cara pencegahan infeksi
Kriteria Hasil (SDKI):
1. Tanda dan gejala infeksi tidak muncul
2. Tidak ada komplikasi akibat infeksi
3. Pasien/keluarga dapat menjelaskan cara mencegah infeksi
Dengan pemahaman yang mendalam tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien. -
Article No. 5245 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien dengan nyeri post operasi dengan skalinyeri 3 dari 10 nilai, lokasipada daerah operasi ras seperti diiris iris,pasien tampak meringis tekanan darah 145/84 mmhg nadi 88 x /menit / pasien sudah mendapatkan analgetik ketoprofen 2 x 1 ampul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Kriteria Diagnostik (SDKI):
- Keluhan nyeri
- Lokasi nyeri
- Karakteristik nyeri (seperti tertusuk, terbakar, berdenyut, dll.)
- Durasi nyeri
- Frekuensi nyeri
- Skala nyeri
3. Faktor yang Berhubungan (SDKI):
- Agens cidera (seperti pembedahan)
- Ketidakmampuan mengatasi
- Kecemasan
4. Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan
5. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Pemberian Analgetik
- Teknik Relaksasi
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, pasien mengalami nyeri akut pada area post operasi dengan skala nyeri 3/10. Pasien sudah diberikan analgetik ketoprofen. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgetik sesuai resep, serta teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 5246 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien lemah , perdarahan pervagina sudah 2 hari, pucat, lemes tensi 70/50/nadi 130x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
2. Perdarahan
3. Penurunan Perfusi Jaringan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Keadaan dimana terjadi perubahan dari nilai normal pada tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah).
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mempertahankan, dan menstabilkan tanda-tanda vital pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memantau, mengendalikan, dan menstabilkan tanda-tanda vital pasien.
2. Perdarahan
- SDKI: Keadaan dimana terjadi kehilangan darah yang berlebihan dari membran mukosa atau kulit.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk menghentikan, mengurangi, dan mencegah perdarahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk menghentikan, mengurangi, dan mencegah perdarahan.
3. Penurunan Perfusi Jaringan
- SDKI: Keadaan dimana terjadi penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Dalam konteks ini, perawat perlu segera melakukan intervensi keperawatan untuk menstabilkan kondisi pasien, menghentikan perdarahan, dan meningkatkan perfusi jaringan. Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan infus, penghentian perdarahan, dan pemberian oksigen mungkin merupakan intervensi awal yang diperlukan.