Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3407 | 24 Oct 2024
Klinis : Sakit sedang, kolesterol 194, teigliserida 313
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan mengenai kondisi kesehatan dengan rincian sebagai berikut:
- Sakit sedang
- Kolesterol 194
- Trigliserida 313
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan singkat: Kondisi di mana asupan nutrisi melebihi kebutuhan tubuh, sehingga mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Kadar kolesterol dan trigliserida dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Terapi Nutrisi
- Bertujuan untuk mengatur asupan nutrisi agar sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mempertahankan status gizi yang optimal.
2. Edukasi Gizi
- Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait dengan kebutuhan nutrisi yang seimbang.
Dengan tone akademis, persona pakar/perawat, diharapkan informasi ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan. -
Article No. 3408 | 24 Oct 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, pasien dapat menunjukkan:
1. Ekspresi wajah rileks
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Melaporkan nyeri berkurang
4. Dapat beristirahat dengan nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri, antara lain:
1. Manajemen nyeri: mengkaji nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan melakukan teknik non-farmakologis seperti relaksasi, terapi musik, atau kompres hangat/dingin.
2. Edukasi: memberikan informasi tentang nyeri, penyebab, dan strategi penanganan nyeri.
3. Kolaborasi: koordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan nyeri yang efektif.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri pasien, mencari penyebab, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 3409 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas, tidak kuat berjalan, merasa sakit di tulang-tulang, nadi 101x/mnt, gds 78, dengan diagnosa DMT2, ckd st 5 on hemodialisa 2x/mggu, tidak bab 10 hari, tidak kencing satu setengah hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan zat gizi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
- SIKI: Pemberian terapi nutrisi, Monitor asupan nutrisi, Kolaborasi dengan tim gizi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan kemampuan dalam beraktivitas.
- SIKI: Monitor tanda-tanda vital, Manajemen aktivitas, Fasilitasi pemulihan energi.
3. Konstipasi
- SDKI: Kondisi di mana terjadi penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam defekasi.
- SLKI: Peningkatan pola defekasi yang normal.
- SIKI: Manajemen konstipasi, Monitor intake cairan dan eliminasi, Kolaborasi dengan tim kesehatan.
4. Oliguria
- SDKI: Penurunan volume urin kurang dari 400 ml/24 jam.
- SLKI: Peningkatan volume urin sesuai kebutuhan.
- SIKI: Monitor intake dan eliminasi cairan, Pemberian cairan intravena, Kolaborasi dengan tim kesehatan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi yang mencakup beberapa permasalahan keperawatan, seperti ketidakseimbangan nutrisi, intoleransi aktivitas, konstipasi, dan oliguria. Diagnosa keperawatan ini didasarkan pada keluhan pasien, tanda-tanda vital, dan kondisi medis yang ada. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi manajemen nutrisi, aktivitas, eliminasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 3410 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas, tidak kuat berjalan, merasa sakit di tulang-tulang, nadi 101x/mnt, gds 78, dengan diagnosa DMT2, ckd st 5 on hemodialisa 2x/mggu, tidak bab 10 hari, tidak kencing satu setengah hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan. Dalam format yang terstruktur, sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
2. Kode ICD-10:
- Kode: R26.2
- Deskripsi: Gangguan berjalan, tidak terklasifikasi di tempat lain
3. Kode ICD-10:
- Kode: M79.1
- Deskripsi: Mialagia
4. Kode ICD-10:
- Kode: R00.0
- Deskripsi: Takikardia, tidak terklasifikasi di tempat lain
5. Kode ICD-10:
- Kode: R73.9
- Deskripsi: Hiperglikemia, tidak terklasifikasi di tempat lain
6. Kode ICD-10:
- Kode: E11.22
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi ginjal
7. Kode ICD-10:
- Kode: N18.6
- Deskripsi: Penyakit ginjal kronik stadium 5
8. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
9. Kode ICD-10:
- Kode: R19.8
- Deskripsi: Tanda dan gejala gastrointestinal dan abdomen lainnya, tidak terklasifikasi di tempat lain
10. Kode ICD-10:
- Kode: R33.9
- Deskripsi: Retensi urin, tidak terklasifikasi di tempat lain
Penjelasan detail:
- Pasien mengalami gejala-gejala umum seperti merasa lemas, tidak kuat berjalan, dan rasa sakit di tulang-tulang, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 R53.1 (Malaise dan fatigue), R26.2 (Gangguan berjalan, tidak terklasifikasi di tempat lain), dan M79.1 (Mialagia).
- Tanda vital menunjukkan takikardia dengan nadi 101x/mnt, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 R00.0 (Takikardia, tidak terklasifikasi di tempat lain).
- Gula darah sewaktu (GDS) 78 mg/dL, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 R73.9 (Hiperglikemia, tidak terklasifikasi di tempat lain).
- Pasien diketahui memiliki riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) dengan komplikasi ginjal, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 E11.22 (Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi ginjal).
- Pasien juga diketahui menderita Penyakit Ginjal Kronik (CKD) stadium 5 yang sedang menjalani hemodialisis 2 kali seminggu, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 N18.6 (Penyakit ginjal kronik stadium 5) dan kode ICD-9-CM 39.95 (Hemodialisis).
- Pasien juga mengalami keluhan tidak bab selama 10 hari dan tidak kencing selama satu setengah hari, yang dapat diklasifikasikan dalam kode ICD-10 R19.8 (Tanda dan gejala gastrointestinal dan abdomen lainnya, tidak terklasifikasi di tempat lain) dan R33.9 (Retensi urin, tidak terklasifikasi di tempat lain). -
Article No. 3411 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas, tidak kuat berjalan, merasa sakit di tulang-tulang, nadi 101x/mnt, gds 78, dengan diagnosa DMT2, ckd st 5 on hemodialisa 2x/mggu, tidak bab 10 hari, tidak kencing satu setengah hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan/dibutuhkan secara mandiri.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan/dibutuhkan secara mandiri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian yang diinginkan/dibutuhkan secara mandiri.
2. Diagnosis Keperawatan: Konstipasi
- SDKI: Penurunan frekuensi, kesulitan, atau tidak dapat buang air besar.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola buang air besar yang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemeliharaan pola buang air besar yang normal.
3. Diagnosis Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kehilangan cairan secara berlebihan yang tidak dapat diganti.
- SLKI: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan intoleransi aktivitas, seperti merasa lemas dan tidak kuat berjalan. Selain itu, pasien juga mengalami konstipasi (tidak bab selama 10 hari) dan kekurangan volume cairan (tidak kencing selama 1,5 hari). Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dan penyakit ginjal kronis (CKD) stadium 5 yang memerlukan hemodialisis 2 kali seminggu.
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Intoleransi Aktivitas, Konstipasi, dan Kekurangan Volume Cairan. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian, mempertahankan pola buang air besar yang normal, dan menjaga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan. -
Article No. 3412 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas, tidak kuat berjalan, merasa sakit di tulang-tulang, nadi 101x/mnt, sesak dan terpasang oksigen 5 lpm, gds 78, dengan diagnosa DMT2, ckd st 5 on hemodialisa 2x/mggu, tidak bab 10 hari, tidak kencing satu setengah hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan energi, ditandai dengan pasien merasa lemas dan tidak kuat berjalan.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit kronik (DM, CKD), ditandai dengan pasien merasa sakit di tulang-tulang.
3. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan edema paru, ditandai dengan pasien mengalami sesak napas dan membutuhkan oksigen 5 lpm.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan perfusi gastrointestinal, ditandai dengan pasien tidak BAB selama 10 hari.
5. Retensi Urin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan pasien tidak kencing selama satu setengah hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi pasien.
- Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pengkajian, analisis data, dan penegakan diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan. -
Article No. 3413 | 24 Oct 2024
Klinis : Ny.Y mengatakan keluarga jarang untuk memeriksakan kesehatannya, keluarga akan pergi berobat ketika sudah merasa hal tersebut sangat mengganggu Ny.Y mengatakan tidak mengonsumsi vitamin secara rutin dan hanya mengonsumsi pada saat sakit saja Ny.Y tidak pernah melakukan kegiatan olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah Ny.Y mengatakan tidak melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anaknya karena belum mendapat izin suami dan karna usia anaknya masih kecil jadi ada rasa takut untuk dilakukannya tindakan operasi Ny.Y mengatakan penanganan yang dilakukan pada benjolan kaki anaknya ialah meminum air tajin Ny.Y mengatakan belum membutuhkan penanganan kesehatan mata, meskipun dalam satu terakhir mengalami kedutan yang dipercaya akan timbul apabila mengalami stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Ny. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
2. Defisit Perawatan Diri
3. Cemas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
SDKI: Pola hidup dan tindakan individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
SLKI: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan yang efektif.
2. Defisit Perawatan Diri
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
3. Cemas
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah.
SLKI: Perasaan nyaman atau tenang yang dirasakan individu.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi individu dalam mengelola perasaan cemas.
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny. Y memiliki beberapa masalah kesehatan terkait dengan perilaku kesehatan yang tidak efektif, defisit perawatan diri, dan kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memfasilitasi Ny. Y dalam mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan yang efektif, membantu Ny. Y dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri, dan memfasilitasi Ny. Y dalam mengelola perasaan cemas yang mungkin muncul. -
Article No. 3414 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD setelah dirujuk dari poli SHLV A dr. Elvie Sangian, SpA. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam yang dirasakan naik turun disertai batuk dan mual. Pasien juga mengalami nyeri saat menelan karena ada amandel sehingga intake pasien menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA dan dirawat di RS sebanyak 2x. Pasien juga memiliki riwayat apendisitis dan dirawat sebanyak 1x juga sudah dilakukan operasi apendektomi pada 10 September 2024. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien suhu 37,8°C , SpO2 100%, HR 125x/menit, RR 28x/menit, pasien terpasang akses IV di metacarpal sinistra dan diberikan terapi D5 ½ NS 25 ml/jam, PIVAS: 0. Hasil laboratorium : leukosit 16.0 103/ µl (tinggi); trombosit 503 103/ µl (tinggi) ; MCV 75.3 fL (tinggi). Hasil urinalysis: eritrosit 15.7/uL (tinggi), leukosit 101.10/uL, epitel 10.10/uL (tinggi).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh di atas normal.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan inflamasi amandel dan penurunan intake ditandai dengan nyeri saat menelan.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan intake cairan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Menurunkan suhu tubuh ke rentang normal.
- SIKI: Pemberian cairan intravena, antipiretik, kompres hangat/dingin.
2. Gangguan menelan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan aman.
- SLKI: Memaksimalkan kemampuan menelan.
- SIKI: Pemberian nutrisi enteral melalui selang nasogastrik, pengaturan posisi saat menelan.
3. Risiko dehidrasi:
- SDKI: Peningkatan risiko ketidakseimbangan cairan.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan.
- SIKI: Pemberian cairan intravena, pemantauan intake dan output cairan.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang muncul adalah hipertermia, gangguan menelan, dan risiko dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI meliputi pemberian cairan intravena, antipiretik, kompres hangat/dingin, pemberian nutrisi enteral, pengaturan posisi saat menelan, dan pemantauan intake dan output cairan. -
Article No. 3415 | 24 Oct 2024
Klinis : keluarga jarang untuk memeriksakan kesehatannya, keluarga akan pergi berobat ketika sudah merasa hal tersebut sangat mengg keluarga mengatakan tidak mengonsumsi vitamin secara rutin dan hanya mengonsumsi pada saat sakit saja keluargatidak pernah melakukan kegiatan olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah keluarga mengatakan tidak melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anaknya karena belum mendapat izin suami dan karna usia anaknya masih kecil jadi ada rasa takut untuk dilakukannya tindakan operasi Ny.Y mengatakan penanganan yang dilakukan pada benjolan kaki anaknya ialah meminum air tajin Ny.Y mengatakan belum membutuhkan penanganan kesehatan mata, meskipun dalam satu terakhir mengalami kedutan yang dipercaya akan timbul apabila mengalami stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakpatuhan keluarga terhadap pemeriksaan kesehatan
2. Ketidakpatuhan keluarga terhadap konsumsi vitamin
3. Aktivitas fisik tidak efektif
4. Ketidakpatuhan keluarga terhadap penanganan kesehatan anak
5. Risiko gangguan penglihatan
Penjelasan:
1. Ketidakpatuhan keluarga terhadap pemeriksaan kesehatan
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga jarang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, hanya saat merasa sangat perlu. Ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang tidak terdeteksi dan dikelola dengan baik.
2. Ketidakpatuhan keluarga terhadap konsumsi vitamin
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga hanya mengonsumsi vitamin saat sakit, padahal konsumsi vitamin secara rutin penting untuk menjaga kesehatan.
3. Aktivitas fisik tidak efektif
- SDKI: Aktivitas Fisik Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Aktivitas Fisik
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Keluarga tidak melakukan aktivitas olahraga karena merasa sudah banyak melakukan pekerjaan rumah. Namun, aktivitas olahraga tetap penting untuk menjaga kesehatan.
4. Ketidakpatuhan keluarga terhadap penanganan kesehatan anak
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Kepatuhan
Keluarga belum bersedia melakukan penanganan/operasi pada benjolan di kaki anak karena belum mendapat izin suami dan rasa takut. Padahal penanganan yang tepat penting untuk kesehatan anak.
5. Risiko gangguan penglihatan
- SDKI: Risiko Gangguan Penglihatan
- SLKI: Peningkatan Kesehatan Penglihatan
- SIKI: Manajemen Kesehatan Penglihatan
Ny. Y mengalami kedutan mata yang dipercaya timbul saat stres, namun belum membutuhkan penanganan kesehatan mata. Perlu dicermati agar tidak terjadi gangguan penglihatan yang lebih serius.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk meningkatkan kepatuhan, aktivitas fisik, penanganan kesehatan, dan kesehatan penglihatan keluarga. -
Article No. 3416 | 24 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD setelah dirujuk dari poli SHLV A dr. Elvie Sangian, SpA. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam yang dirasakan naik turun disertai batuk dan mual. Pasien juga mengalami nyeri saat menelan karena ada amandel sehingga intake pasien menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit tipes dan ISPA dan dirawat di RS sebanyak 2x. Pasien juga memiliki riwayat apendisitis dan dirawat sebanyak 1x juga sudah dilakukan operasi apendektomi pada 10 September 2024. Hasil pemeriksaan TTV pada pasien suhu 37,8°C , SpO2 100%, HR 125x/menit, RR 28x/menit, pasien terpasang akses IV di metacarpal sinistra dan diberikan terapi D5 ½ NS 25 ml/jam, PIVAS: 0. Hasil laboratorium : leukosit 16.0 103/ µl (tinggi); trombosit 503 103/ µl (tinggi) ; MCV 75.3 fL (tinggi). Hasil urinalysis: eritrosit 15.7/uL (tinggi), leukosit 101.10/uL, epitel 10.10/uL (tinggi).
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J03.9
- Deskripsi: Tonsilitis akut, tidak spesifik. Pasien mengalami gejala demam, batuk, mual, dan nyeri saat menelan yang menunjukkan adanya radang pada amandel.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Apendektomi, laparoskopi. Pasien memiliki riwayat operasi apendektomi yang dilakukan sebelumnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J03.9 (Tonsilitis akut, tidak spesifik) dipilih karena pasien datang dengan keluhan utama demam, batuk, mual, dan nyeri saat menelan, yang mengarah pada adanya radang pada amandel (tonsilitis).
2. Kode ICD-9-CM 45.16 (Apendektomi, laparoskopi) dipilih karena pasien memiliki riwayat operasi apendektomi yang dilakukan sebelumnya.