Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3563 | 25 Oct 2024
Klinis : PASIEN PERTUSIS Anak 3 tahun dibawa ke puskesmas karena mengeluh batuk sudah 2 minggu, batuk panjang yang diakhiri dengan mual dan muntah. Diawali tarikan napas panjang lewat mulut dengan suara whoop. Didapatkan nadi 125 kali per menit, rr 30 kali permenit dan suhu 37,5 derajat celcius. Pada saat Auskultasi didapatkan bunyi napas dalam batas normal. Batuk terutama terasa pada malam hari, kadang sampai sesak dan muntah. Keluhan diawali dari pilek, bersin dan demam. Batuk berirama cepat, berkepanjangan, dan diiringi napas dalam inspirasi bernada tinggi (melengking). Muka merah dan membiru ketika napas mengalami batuk.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempelajari kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Respons tubuh terhadap infeksi bakteri.
- Gejala & Tanda: Batuk produktif, napas dalam dengan suara tinggi (whoop), mual, muntah, tarikan napas panjang melalui mulut.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan dan kelelahan akibat proses penyakit.
- Gejala & Tanda: Mudah lelah, sesak napas saat beraktivitas.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui.
- Penyebab: Ketakutan terhadap komplikasi penyakit.
- Gejala & Tanda: Kekhawatiran, frekuensi napas meningkat.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi, penyebab, dan gejala-tanda dari diagnosa keperawatan yang teridentifikasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Menetapkan luaran yang diharapkan dari tindakan keperawatan, seperti membersihkan jalan napas, mempertahankan toleransi aktivitas, dan mengurangi kecemasan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti pemberian oksigen, latihan aktivitas, dan teknik relaksasi.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif bagi pasien dengan pertusis. -
Article No. 3564 | 25 Oct 2024
Klinis : IAGNOSE SDKI: Dengan mempelajari kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut: Diagnosa Keperawatan: 1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif - Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas. - Penyebab: Respons tubuh terhadap infeksi bakteri. - Gejala & Tanda: Batuk produktif, napas dalam dengan suara tinggi (whoop), mual, muntah, tarikan napas panjang melalui mulut. 2. Intoleransi Aktivitas - Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin. - Penyebab: Kelemahan dan kelelahan akibat proses penyakit. - Gejala & Tanda: Mudah lelah, sesak napas saat beraktivitas. 3. Kecemasan - Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Respons tubuh terhadap infeksi bakteri.
- Gejala & Tanda: Batuk produktif, napas dalam dengan suara tinggi (whoop), mual, muntah, tarikan napas panjang melalui mulut.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan dan kelelahan akibat proses penyakit.
- Gejala & Tanda: Mudah lelah, sesak napas saat beraktivitas.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui.
- Penyebab: Ketidakpastian mengenai penyakit dan prognosis, perubahan lingkungan, dan adanya ancaman terhadap integritas diri.
- Gejala & Tanda: Gelisah, sulit berkonsentrasi, takut, jantung berdebar, dan peningkatan tekanan darah.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi dan karakteristik utama dari setiap diagnosa keperawatan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan panduan untuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 3565 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan ulu hati dua hari yang lalu , perut kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dirasakan seperti kerusakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan intensitas nyeri berkurang
2. Pasien melaporkan nyeri terkendali
3. Pasien mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Terapi modalitas
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan ulu hati dan perut kembung, yang dapat mengindikasikan nyeri akut pada perut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan untuk menilai, mengelola, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi nyeri akut yang dialami oleh pasien. -
Article No. 3566 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang keluhan sakit perut di ulu hati dan kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit perut di ulu hati dan kembung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan gastrointestinal
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pada kasus ini, nyeri perut di ulu hati dapat disebabkan oleh gangguan gastrointestinal, seperti gastritis, refluks asam lambung, atau gangguan lainnya.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Penjelasan:
Ketidakseimbangan nutrisi adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Pada kasus ini, keluhan kembung dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan dan intake nutrisi yang tidak memadai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri terkontrol
2. Intake nutrisi adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Peningkatan intake nutrisi
Pada kondisi ini, perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI, seperti melakukan pengkajian nyeri, memberikan terapi analgesik, dan mengatur pola makan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Penting juga untuk mengetahui penyebab utama dari keluhan pasien dan merujuk ke tenaga kesehatan lain yang sesuai jika diperlukan. -
Article No. 3567 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang keluhan sakit perut di ulu hati dan kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit perut di ulu hati dan kembung:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan gastrointestinal.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1994).
- Gangguan gastrointestinal dapat menyebabkan nyeri akut pada pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, dengan kriteria hasil yang dapat diukur seperti pasien dapat mengenali skala nyeri, pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri, dan pasien dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, yang meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik sesuai indikasi, serta mengajarkan teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
2. Ketidaknyamanan gastrointestinal berhubungan dengan gangguan fungsi gastrointestinal.
Penjelasan:
SDKI:
- Ketidaknyamanan gastrointestinal adalah sensasi tidak menyenangkan pada saluran pencernaan.
- Gangguan fungsi gastrointestinal, seperti dispepsia dan flatulensi, dapat menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal pada pasien.
SLKI:
- Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan ketidaknyamanan gastrointestinal, dengan kriteria hasil yang dapat diukur seperti pasien dapat mengenali tanda-tanda ketidaknyamanan gastrointestinal, pasien dapat melaporkan penurunan tingkat ketidaknyamanan, dan pasien dapat mendemonstrasikan teknik penanganan ketidaknyamanan gastrointestinal.
SIKI:
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen ketidaknyamanan gastrointestinal, yang meliputi pengkajian gejala, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, serta mengajarkan teknik-teknik untuk mengatasi ketidaknyamanan, seperti diet yang sesuai, terapi herbal, dan teknik relaksasi. -
Article No. 3568 | 25 Oct 2024
Klinis : PASIEN DENGAN ASMA Pasien bernama An.R ,umur 5,3 tahun dibawa orang tuanya ke rumah sakit pada hari sabtu tanggal 8 Maret 2014 dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak selama 2 hari. Pasien di diagnosa oleh dokter : Asma. Pasien lahir pada tanggal 7 April 2009, pasien beragam islam, beralamat di Banjarsari Surakarta. Pengkajian Keperawatan Keluhan utama, ibu pasien mengatakan klien Sesak nafas, batuk berdahak selama 2 hari. Keluarga merasa khawatir dan sedih mengenai kondisi penyakit anak mereka. Riwayat penyakit sekarang, Ibu pasien mengatakan anaknya sesak napas, batuk berdahak sudah 2 hari, kemudian oleh Ibunya diperiksakan di Poliklinik RSU PKU Jatinom, menurut hasil dari pemeriksaan anak di diagnosa Asma sehingga anaknya harus menjalani pengobatan dan dokter menganjurkan agar anak dirujuk ke RSDM. Pada tanggal 10 Maret 2014 oleh keluarga klien dibawa ke IGD RSDM, pemeriksaan didapatkan hasil yaitu Airway meliputi batuk berdahak, wheezing, ronchi di seluruh lapang paru. Breathing meliputi sesak nafas, respirasi 45 kali per menit, irama nafas tidak teratur. Circulation meliputi gelisah, nadi 110 kali per menit, suhu 36,9 0C, lalu dipasang terapi infus D5- 1/2 15 Tpm, kemudian pasien dipindah dan dirawat inap di bangsal Melati II kamar 2C.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 J45.9 adalah kode untuk "Asma, tidak spesifik", yang sesuai dengan diagnosis yang ditetapkan pada pasien An.R. Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien An.R mendapatkan terapi pemberian cairan infus D5-1/2 15 Tpm. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, pemberian oksigen juga kemungkinan dilakukan sebagai bagian dari penatalaksanaan asma. Oleh karena itu, kode ICD-9-CM 99.04 untuk "Pemberian oksigen" dapat diaplikasikan.
Secara umum, penanganan asma pada anak-anak biasanya meliputi pemberian bronkodilator, kortikosteroid, dan oksigen jika diperlukan, serta edukasi dan perawatan suportif lainnya. -
Article No. 3569 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien juga mengatakan bingung cara menyusui dengan baik dan benar karena pada anak sebelumnya ibu tidak menyusui dikarenakan ASI tidak keluar dengan lancar, ditambah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Menyusui (Ineffective Breastfeeding)
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan masalah yang dihadapi pasien terkait dengan kesulitan dalam menyusui bayinya secara efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pengetahuan atau pengalaman ibu dalam teknik menyusui yang benar, serta permasalahan terkait produksi ASI yang tidak lancar.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pola Nutrisi
- Kelas: Asupan Nutrisi
- Diagnosa: Ketidakefektifan Menyusui
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pola Nutrisi
- Kelas: Asupan Nutrisi
- Luaran: Kemampuan Menyusui Efektif
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pola Nutrisi
- Kelas: Asupan Nutrisi
- Intervensi:
1. Konseling Laktasi
2. Manajemen Laktasi
3. Pemberian ASI Eksklusif
Dalam kondisi ini, perawat berperan penting dalam memberikan edukasi, konseling, dan dukungan kepada pasien terkait teknik menyusui yang benar, serta membantu mengatasi masalah produksi ASI yang tidak lancar. Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menyusui bayinya secara efektif dan mencapai outcome yang optimal. -
Article No. 3570 | 25 Oct 2024
Klinis : Ny.P, seorang wanita berusia 23 tahun yang bekerja sebagai sales promotion girl, tiba di RS Harapan Bunda pada 7 Oktober 2021 setelah menjalani persalinan caesar. Ia mengeluhkan sesak napas yang semakin parah, disertai nyeri dada yang menjalar hingga ke belakang, serta batuk sporadis yang membuatnya cemas. Gejala ini muncul selama proses pemulihan pascapersalinan, memicu kekhawatiran akan kondisi kesehatannya. Setelah dua hari, dokter merujuknya ke RS Paru Rotinsulu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di sana, hasil EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan Ny.P didiagnosis dengan penyakit jantung koroner (CAD) iskemik anteroseptal. Selama dirawat inap di ruang Mawar selama kurang lebih satu bulan, Ny.P diwajibkan untuk beristirahat total. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, dan frekuensi pernapasan 24 kali per menit, di mana ia terlihat menggunakan otot aksesori saat bernapas. Riwayat penyakit tuberkulosis paru yang terkontrol dan pemasangan WSD di sisi sinistra pada tahun 2020 menjadi pertimbangan dalam penanganan. Pengobatan yang diberikan meliputi obat antiplatelet, beta blocker, dan statin, dengan edukasi mengenai gaya hidup sehat untuk mencegah masalah jantung di masa depan. Dengan dukungan tim medis, Ny.P berharap bisa kembali beraktivitas normal dan menjaga kesehatan jantungnya agar tidak mengalami masalah serupa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ny. P:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI)
Penjelasan: Ny. P mengalami sesak napas yang semakin parah, disertai penggunaan otot aksesori saat bernapas, menunjukkan adanya pola napas tidak efektif.
2. Nyeri Dada (SDKI)
Penjelasan: Ny. P mengeluhkan nyeri dada yang menjalar hingga ke belakang, merupakan gejala dari penyakit jantung koroner yang dideritanya.
3. Kecemasan (SDKI)
Penjelasan: Ny. P merasa cemas dengan gejala yang dialami, terutama batuk sporadis yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI)
Tujuan: Mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka dan mendukung ventilasi yang adekuat.
2. Manajemen Nyeri (SIKI)
Tujuan: Mengurangi nyeri dada yang dirasakan Ny. P.
3. Manajemen Kecemasan (SIKI)
Tujuan: Menurunkan tingkat kecemasan Ny. P terhadap kondisi kesehatannya.
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Ny. P dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa penggunaan otot aksesori.
2. Nyeri Terkontrol: Ny. P dapat melaporkan penurunan nyeri dada dan merasa lebih nyaman.
3. Kecemasan Terkendali: Ny. P dapat menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan dan dapat beristirahat dengan tenang.
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan Ny. P dapat pulih dari kondisi penyakit jantung koroner dan kembali beraktivitas normal dengan tetap menjaga gaya hidup sehat. -
Article No. 3571 | 25 Oct 2024
Klinis : Ny.P, seorang wanita berusia 23 tahun yang bekerja sebagai sales promotion girl, tiba di RS Harapan Bunda pada 7 Oktober 2021 setelah menjalani persalinan caesar. Ia mengeluhkan sesak napas yang semakin parah, disertai nyeri dada yang menjalar hingga ke belakang, serta batuk sporadis yang membuatnya cemas. Gejala ini muncul selama proses pemulihan pascapersalinan, memicu kekhawatiran akan kondisi kesehatannya. Setelah dua hari, dokter merujuknya ke RS Paru Rotinsulu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di sana, hasil EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan Ny.P didiagnosis dengan penyakit jantung koroner (CAD) iskemik anteroseptal. Selama dirawat inap di ruang Mawar selama kurang lebih satu bulan, Ny.P diwajibkan untuk beristirahat total. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, dan frekuensi pernapasan 24 kali per menit, di mana ia terlihat menggunakan otot aksesori saat bernapas. Riwayat penyakit tuberkulosis paru yang terkontrol dan pemasangan WSD di sisi sinistra pada tahun 2020 menjadi pertimbangan dalam penanganan. Pengobatan yang diberikan meliputi obat antiplatelet, beta blocker, dan statin, dengan edukasi mengenai gaya hidup sehat untuk mencegah masalah jantung di masa depan. Dengan dukungan tim medis, Ny.P berharap bisa kembali beraktivitas normal dan menjaga kesehatan jantungnya agar tidak mengalami masalah serupa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta rencana asuhan keperawatan untuk Ny. P:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032) berhubungan dengan penyakit jantung koroner
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif (00032): Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas: Kemampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang sesuai.
- Perfusi Jaringan Kardiak: Kecukupan aliran darah ke otot jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Activity Intolerance
Penjelasan Singkat:
Ny. P mengalami sesak napas dan nyeri dada yang menjalar ke belakang, serta batuk sporadis, tanda-tanda yang menunjukkan adanya penyakit jantung koroner (CAD) iskemik anteroseptal. Hal ini menyebabkan pola napas yang tidak efektif, dengan penggunaan otot aksesori saat bernapas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas untuk menjaga ventilasi yang adekuat, manajemen nyeri untuk mengurangi keluhan pasien, serta manajemen activity intolerance untuk membantu Ny. P dalam beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari selama proses pemulihan.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Kaji pola napas, tanda-tanda vital, dan penggunaan otot aksesori saat bernapas
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
3. Lakukan latihan napas dalam dan teknik relaksasi untuk mengurangi sesak napas
4. Berikan analgetik sesuai resep untuk mengurangi nyeri dada
5. Edukasikan Ny. P dan keluarga mengenai penyakit jantung koroner, tanda-tanda komplikasi, dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau dan mengevaluasi kondisi Ny. P selama perawatan
Dengan penanganan yang komprehensif dan dukungan dari tim medis serta keluarga, diharapkan Ny. P dapat pulih dan kembali beraktivitas normal serta mampu menjaga kesehatan jantungnya di masa depan. -
Article No. 3572 | 25 Oct 2024
Klinis : Ny.P, seorang wanita berusia 23 tahun yang bekerja sebagai sales promotion girl, tiba di RS Harapan Bunda pada 7 Oktober 2021 setelah menjalani persalinan caesar. Ia mengeluhkan sesak napas yang semakin parah, disertai nyeri dada yang menjalar hingga ke belakang, serta batuk sporadis yang membuatnya cemas. Gejala ini muncul selama proses pemulihan pascapersalinan, memicu kekhawatiran akan kondisi kesehatannya. Setelah dua hari, dokter merujuknya ke RS Paru Rotinsulu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di sana, hasil EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan Ny.P didiagnosis dengan penyakit jantung koroner (CAD) iskemik anteroseptal. Selama dirawat inap di ruang Mawar selama kurang lebih satu bulan, Ny.P diwajibkan untuk beristirahat total. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, dan frekuensi pernapasan 24 kali per menit, di mana ia terlihat menggunakan otot aksesori saat bernapas. Riwayat penyakit tuberkulosis paru yang terkontrol dan pemasangan WSD di sisi sinistra pada tahun 2020 menjadi pertimbangan dalam penanganan. Pengobatan yang diberikan meliputi obat antiplatelet, beta blocker, dan statin, dengan edukasi mengenai gaya hidup sehat untuk mencegah masalah jantung di masa depan. Dengan dukungan tim medis, Ny.P berharap bisa kembali beraktivitas normal dan menjaga kesehatan jantungnya agar tidak mengalami masalah serupa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk Ny. P:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ansietas
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Curah Jantung
SDKI: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI: Peningkatan risiko penurunan kapasitas jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi penurunan curah jantung, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi oksigen, pengaturan aktivitas, dan edukasi pasien serta keluarga.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Peningkatan risiko keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas, seperti pemberian istirahat yang cukup, pengaturan aktivitas dan latihan fisik, serta edukasi pasien dan keluarga.
3. Ansietas
SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Peningkatan risiko respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi ansietas, seperti pemberian terapi relaksasi, terapi distraksi, konseling, dan edukasi pasien serta keluarga.
Dalam penanganan Ny. P, perawat perlu berfokus pada manajemen curah jantung, peningkatan toleransi aktivitas, dan pengurangan kecemasan. Perawat berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan holistik, edukasi gaya hidup sehat, serta dukungan psikologis agar Ny. P dapat pulih dan kembali beraktivitas normal dengan baik.