Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3538 | 25 Oct 2024
Klinis : os memiliki riwayat diabetes, lemas, diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Defisit Volume Cairan
- Penjelasan singkat: Kondisi ini terjadi akibat kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare. Pasien dengan riwayat diabetes memiliki risiko tinggi mengalami defisit volume cairan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan singkat: Kondisi ini ditandai dengan penurunan kemampuan fisik pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat rasa lemas yang dialami.
Selanjutnya, berkaitan dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut penjelasan singkatnya:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan pasien.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang resiko.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau tujuan yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan atau luaran yang diharapkan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan metode.
Sebagai seorang perawat dengan persona pakar, saya dapat membantu Anda dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 3539 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi selama 1 bulan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, pasien menggunakan otot bantu pernafasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, warna kulit pucat, N : 90 x/menit, S : 36.2 0C, Rr : 45 x/menit BB: 7 kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, ketidakefektifan batuk, dan kelemahan otot pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Bunyi napas ronki, penggunaan otot bantu pernapasan, hiperinflasi dada, dan peningkatan frekuensi pernapasan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu pertukaran gas.
- Penyebab: Ketidakefektifan mekanisme pernapasan, kelelahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Penggunaan otot bantu pernapasan, peningkatan frekuensi pernapasan, dan hiperinflasi dada.
3. Aktivitas Intoleransi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, pucat, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Penjelasan Singkat Menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memuat definisi, penyebab, dan tanda-gejala dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memuat target atau outcome yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memuat rencana tindakan keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi, serta memberikan kerangka kerja yang jelas dalam praktik keperawatan sehari-hari. -
Article No. 3540 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Apa diagnosa keperawatan utamanya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, anak perempuan berusia 1 tahun tersebut menunjukkan gejala-gejala infeksi, seperti demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan adanya bunyi nafas ronki, suhu tubuh yang tinggi, dan anak tampak lemas. Selain itu, anak memiliki riwayat bepergian ke luar kota bersama keluarganya dan dinyatakan positif COVID-19. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19.
Sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa ini:
SDKI: Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan, yang disebabkan oleh paparan terhadap virus COVID-19.
SLKI: Bebas Infeksi
Definisi: Kondisi yang menunjukkan tidak adanya tanda-tanda atau gejala infeksi.
SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan risiko infeksi.
Tujuan intervensi keperawatan ini adalah untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan risiko infeksi terkait paparan virus COVID-19 pada anak tersebut. Intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemberian edukasi kepada ibu, penggunaan alat pelindung diri, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian perawatan simptomatik sesuai dengan kondisi anak.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 3541 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit tenggorokan, badan meriang, batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret/cairan/benda asing dari saluran napas.
Karakteristik Utama: Adanya sumbatan jalan napas, batuk tidak efektif, suara napas tambahan, dan peningkatan usaha napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Jalan napas tetap bersih dan terbuka.
2. Frekuensi napas dalam rentang normal.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Manajemen jalan napas
2. Terapi oksigen
3. Manajemen batuk
4. Pemantauan tanda-tanda vital
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, saya berharap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit tenggorokan, badan meriang, dan batuk berdahak. -
Article No. 3542 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan badan meriang, sakit tenggorokan, batuk berdahak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang Anda paparkan, yaitu badan meriang, sakit tenggorokan, dan batuk berdahak, diagnosis yang paling mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak terspesifikasi
Dalam kasus ini, pasien datang dengan gejala yang khas untuk infeksi akut pada saluran pernapasan atas. Kode ICD-10 J06.9 mencakup kondisi ini, yang merupakan infeksi pada bagian atas saluran pernapasan, termasuk hidung, sinus, faring, dan laring, tanpa spesifik mengidentifikasi penyebab atau agen penyebab.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Pemberian obat/zat lain secara intramuskular
Dalam manajemen pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas, kemungkinan tindakan medis yang dilakukan adalah pemberian obat-obatan secara intramuskular, seperti antibiotik, antipiretik, atau obat lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. Kode ICD-9-CM 99.29 mencakup prosedur pemberian obat/zat lain secara intramuskular.
Pemeriksaan fisik, analisis laboratorium, dan evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 3543 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri dada dirumah pada tanggal 08-12-2018 pasien kemudian dikasih minyak urut dan di kerokin tetapi masih tetap nyeri kemudian pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit pada tanggal 09-12- 2018 pukul 21.00 kemudian pasien di observasi beberapa jam lalu pasien dipindahkan ke ruang rawat inap dahlia pukul 22.30 tetapi kondisinya terus menurun dan membutuhkan perawatan khusus kemudian pasien dipindahkan lagi ke ruang HCU melati pada tanggal 12-12-2018 pokul 13.00. Saat pengkajian di ruang HCU melati pasien mengatakan nyeri dada sebelah kanan. P : Penyempitan atau penyumbatan aliran darah ke jantung Q : Nyeri terasa tertusuk-tusuk, nafas terasa ampek atau berat R : Nyeri dada sebelah kanan S : 7 T : Hilang Timbul. Pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes dan kolestrol 1,5 tahun, pasien tidak pernah melakukan operasi, tidak ada alergi. Pasien mengatakan anggota keluarganya mempunyai penyakit menahun yaitu penyakit jantung. Pasien mengatakan masa mudanya sering merokok, dan berhenti merokok sekitar umur 40 tahunan. Hasil Angiografi Koroner: • Arteri Koroner Kanan (Right Coronary Artery - RCA): o Stenosis 50% di segmen proksimal • Arteri Descenden Anterior Kiri (Left Anterior Descending - LAD): o Stenosis 75% di segmen tengah • Arteri Sirkumfleksa Kiri (Left Circumflex - LCX): o Tidak ditemukan sumbatan signifikan • Kesimpulan: Penyempitan signifikan pada LAD (75%) yang berisiko menyebabkan iskemia, dan stenosis sedang pada RCA (50%). EKG (Elektrokardiogram): • Irama: Takikardia sinus (110 kali/menit) • ST Segment: Depresi ST di lead V2-V5 (indikasi iskemia anterior) • Gelombang T: Inversi gelombang T di lead precordial • Kesimpulan: Ada tanda-tanda iskemia anterior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan terkait kondisi pasien sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyempitan/penyumbatan aliran darah ke jantung, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang terasa tertusuk-tusuk, nafas terasa sesak, skala nyeri 7 dan hilang timbul.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan sumbatan arteri koroner, ditandai dengan hasil angiografi menunjukkan stenosis 75% pada arteri descenden anterior kiri (LAD) dan 50% pada arteri koroner kanan (RCA), serta depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada EKG.
3. Risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif berhubungan dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti riwayat merokok di masa muda, riwayat keluarga dengan penyakit jantung menahun, serta riwayat penyakit diabetes dan kolesterol tinggi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar luaran atau hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diinginkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan perawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3544 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan
- Definisi: Persepsi yang terganggu terhadap lingkungan akibat perubahan fungsi visual.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti katarak, glaukoma, diabetes, atau cedera pada mata.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Penglihatan Membaik
- Definisi: Kemampuan individu untuk melihat dengan jelas dan nyaman.
- Kriteria Hasil:
- Kejelasan penglihatan meningkat
- Tidak ada keluhan gangguan penglihatan
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Penglihatan
- Definisi: Mencegah atau mengurangi gangguan penglihatan dan memaksimalkan fungsi penglihatan.
- Tindakan Keperawatan:
- Mengkaji kondisi mata dan penglihatan pasien
- Memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan gangguan penglihatan
- Menganjurkan penggunaan alat bantu penglihatan (kacamata, lup, dll) sesuai kebutuhan
- Merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan mata kabur, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Gangguan Penglihatan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan atau penurunan fungsi visual yang menyebabkan persepsi terhadap lingkungan menjadi terganggu. Tujuan keperawatannya adalah Penglihatan Membaik, yaitu kemampuan individu untuk melihat dengan jelas dan nyaman. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Penglihatan, yang mencakup pengkajian kondisi mata dan penglihatan, edukasi, pemberian alat bantu penglihatan, serta merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. -
Article No. 3545 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur dan pandangaqn berbayang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Visual
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan adalah ketidakmampuan visual yang menyebabkan masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien ini adalah mata kabur dan pandangan berbayang, menunjukkan adanya perubahan fungsi visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dan tingkat kenyamanan pasien dalam melakukan aktivitas meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Penglihatan: Mengidentifikasi perubahan fungsi visual, memberikan edukasi tentang perawatan mata, dan mengajarkan teknik kompensasi.
2. Manajemen Nyeri: Menilai nyeri yang dirasakan pasien dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengurangi nyeri.
3. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien untuk meningkatkan harga diri dan kemandirian.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi gangguan penglihatan yang dialami dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 3546 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: U07.1
- Deskripsi: COVID-19, virus teridentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.14
- Deskripsi: Tes laboratorium untuk COVID-19
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 U07.1 (COVID-19, virus teridentifikasi) digunakan untuk menegakkan diagnosis COVID-19 pada anak perempuan berusia 1 tahun. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan anak positif COVID-19 setelah riwayat bepergian ke luar kota bersama keluarganya.
2. Kode ICD-9-CM 99.14 (Tes laboratorium untuk COVID-19) digunakan untuk mengkodekan tindakan/prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi infeksi COVID-19 pada anak tersebut.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kasus ini adalah sebagaimana dijelaskan di atas. Penerapan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan memfasilitasi proses tagihan serta pelaporan di fasilitas kesehatan. -
Article No. 3547 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi jalan napas yang berlebihan akibat infeksi COVID-19 pada anak usia 1 tahun.
Penjelasan:
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Faktor yang berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebihan, infeksi saluran pernapasan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Anak mampu mempertahankan jalan napas yang bebas, tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan napas.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, suction, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
Secara singkat, diagnosa ini menggambarkan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak 1 tahun yang terinfeksi COVID-19, ditandai dengan adanya sekresi jalan napas yang berlebih, sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.