Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3543 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri dada dirumah pada tanggal 08-12-2018 pasien kemudian dikasih minyak urut dan di kerokin tetapi masih tetap nyeri kemudian pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit pada tanggal 09-12- 2018 pukul 21.00 kemudian pasien di observasi beberapa jam lalu pasien dipindahkan ke ruang rawat inap dahlia pukul 22.30 tetapi kondisinya terus menurun dan membutuhkan perawatan khusus kemudian pasien dipindahkan lagi ke ruang HCU melati pada tanggal 12-12-2018 pokul 13.00. Saat pengkajian di ruang HCU melati pasien mengatakan nyeri dada sebelah kanan. P : Penyempitan atau penyumbatan aliran darah ke jantung Q : Nyeri terasa tertusuk-tusuk, nafas terasa ampek atau berat R : Nyeri dada sebelah kanan S : 7 T : Hilang Timbul. Pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes dan kolestrol 1,5 tahun, pasien tidak pernah melakukan operasi, tidak ada alergi. Pasien mengatakan anggota keluarganya mempunyai penyakit menahun yaitu penyakit jantung. Pasien mengatakan masa mudanya sering merokok, dan berhenti merokok sekitar umur 40 tahunan. Hasil Angiografi Koroner: • Arteri Koroner Kanan (Right Coronary Artery - RCA): o Stenosis 50% di segmen proksimal • Arteri Descenden Anterior Kiri (Left Anterior Descending - LAD): o Stenosis 75% di segmen tengah • Arteri Sirkumfleksa Kiri (Left Circumflex - LCX): o Tidak ditemukan sumbatan signifikan • Kesimpulan: Penyempitan signifikan pada LAD (75%) yang berisiko menyebabkan iskemia, dan stenosis sedang pada RCA (50%). EKG (Elektrokardiogram): • Irama: Takikardia sinus (110 kali/menit) • ST Segment: Depresi ST di lead V2-V5 (indikasi iskemia anterior) • Gelombang T: Inversi gelombang T di lead precordial • Kesimpulan: Ada tanda-tanda iskemia anterior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan terkait kondisi pasien sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyempitan/penyumbatan aliran darah ke jantung, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang terasa tertusuk-tusuk, nafas terasa sesak, skala nyeri 7 dan hilang timbul.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan sumbatan arteri koroner, ditandai dengan hasil angiografi menunjukkan stenosis 75% pada arteri descenden anterior kiri (LAD) dan 50% pada arteri koroner kanan (RCA), serta depresi segmen ST dan inversi gelombang T pada EKG.
3. Risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif berhubungan dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti riwayat merokok di masa muda, riwayat keluarga dengan penyakit jantung menahun, serta riwayat penyakit diabetes dan kolesterol tinggi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar luaran atau hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diinginkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan perawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3544 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan
- Definisi: Persepsi yang terganggu terhadap lingkungan akibat perubahan fungsi visual.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti katarak, glaukoma, diabetes, atau cedera pada mata.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Penglihatan Membaik
- Definisi: Kemampuan individu untuk melihat dengan jelas dan nyaman.
- Kriteria Hasil:
- Kejelasan penglihatan meningkat
- Tidak ada keluhan gangguan penglihatan
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Penglihatan
- Definisi: Mencegah atau mengurangi gangguan penglihatan dan memaksimalkan fungsi penglihatan.
- Tindakan Keperawatan:
- Mengkaji kondisi mata dan penglihatan pasien
- Memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan gangguan penglihatan
- Menganjurkan penggunaan alat bantu penglihatan (kacamata, lup, dll) sesuai kebutuhan
- Merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan mata kabur, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Gangguan Penglihatan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan atau penurunan fungsi visual yang menyebabkan persepsi terhadap lingkungan menjadi terganggu. Tujuan keperawatannya adalah Penglihatan Membaik, yaitu kemampuan individu untuk melihat dengan jelas dan nyaman. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Penglihatan, yang mencakup pengkajian kondisi mata dan penglihatan, edukasi, pemberian alat bantu penglihatan, serta merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. -
Article No. 3545 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur dan pandangaqn berbayang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Visual
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan adalah ketidakmampuan visual yang menyebabkan masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien ini adalah mata kabur dan pandangan berbayang, menunjukkan adanya perubahan fungsi visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dan tingkat kenyamanan pasien dalam melakukan aktivitas meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Penglihatan: Mengidentifikasi perubahan fungsi visual, memberikan edukasi tentang perawatan mata, dan mengajarkan teknik kompensasi.
2. Manajemen Nyeri: Menilai nyeri yang dirasakan pasien dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengurangi nyeri.
3. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien untuk meningkatkan harga diri dan kemandirian.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi gangguan penglihatan yang dialami dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 3546 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: U07.1
- Deskripsi: COVID-19, virus teridentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.14
- Deskripsi: Tes laboratorium untuk COVID-19
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 U07.1 (COVID-19, virus teridentifikasi) digunakan untuk menegakkan diagnosis COVID-19 pada anak perempuan berusia 1 tahun. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan anak positif COVID-19 setelah riwayat bepergian ke luar kota bersama keluarganya.
2. Kode ICD-9-CM 99.14 (Tes laboratorium untuk COVID-19) digunakan untuk mengkodekan tindakan/prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi infeksi COVID-19 pada anak tersebut.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kasus ini adalah sebagaimana dijelaskan di atas. Penerapan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan memfasilitasi proses tagihan serta pelaporan di fasilitas kesehatan. -
Article No. 3547 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi jalan napas yang berlebihan akibat infeksi COVID-19 pada anak usia 1 tahun.
Penjelasan:
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Faktor yang berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebihan, infeksi saluran pernapasan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Anak mampu mempertahankan jalan napas yang bebas, tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan napas.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, suction, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
Secara singkat, diagnosa ini menggambarkan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak 1 tahun yang terinfeksi COVID-19, ditandai dengan adanya sekresi jalan napas yang berlebih, sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan jalan napas yang bebas. -
Article No. 3548 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Apa diagnosa utamanya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, anak perempuan berusia 1 tahun mengalami gejala-gejala seperti demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian menunjukkan adanya bunyi nafas ronki, suhu tinggi, nadi cepat, dan frekuensi pernapasan yang meningkat. Selain itu, anak juga tampak lemas dan telah dinyatakan positif COVID-19.
Kondisi-kondisi ini mengindikasikan adanya Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, yang merupakan diagnosa keperawatan utama. Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka" (SDKI, 2021).
Terkait dengan SLKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mempertahankan Jalan Napas - Mengatur Posisi
2. Mempertahankan Jalan Napas - Membersihkan Jalan Napas
3. Manajemen Demam
4. Manajemen Nutrisi
Sementara itu, luaran (outcomes) yang diharapkan sesuai dengan SIKI meliputi:
1. Jalan napas paten
2. Tidak ada sianosis
3. Tidak ada retraksi
4. Tidak ada stridor
5. Suara napas normal
6. Saturasi oksigen normal
7. Suhu tubuh normal
8. Adekuasi asupan nutrisi
Dengan diagnosa dan rencana intervensi yang tepat, diharapkan kondisi anak dapat segera membaik dan perawatan yang efektif dapat diberikan. -
Article No. 3549 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Diagnosa utamanya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mengacu pada standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi klinis anak perempuan berusia 1 tahun tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, anak perempuan berusia 1 tahun ini mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi pernapasan, seperti demam, batuk, dan bunyi nafas ronki. Selain itu, anak juga tampak lemas, yang dapat mengindikasikan adanya kesulitan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan. Kondisi ini dapat mengakibatkan jalan napas yang tidak efektif. Diagnosa ini sesuai dengan SDKI dan mencerminkan masalah kesehatan utama yang perlu ditangani pada anak ini.
Perawat harus segera melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SIKI untuk membantu membersihkan jalan napas anak dan mempertahankan status pernapasannya, serta mengevaluasi luaran perawatan sesuai dengan SLKI. -
Article No. 3550 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Diagnosa utamanya gangguan pertukaran gas ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan Utama:
Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memengaruhi oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Gangguan Pertukaran Gas adalah:
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif
2. Pasien menunjukkan nilai gas darah dalam batas normal
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Gangguan Pertukaran Gas antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan status respirasi
3. Pemberian oksigen sesuai indikasi
4. Manajemen jalan napas
5. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (misalnya bronkodilator, mukolitik)
Sebagai perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terbaik bagi pasien, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 3551 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Diagnosa utamanya gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan infeksi COVID-19.
Penjelasan:
Gangguan Pertukaran Gas
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai "Ketidakefektifan pertukaran gas antara alveoli dan kapiler yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen/karbon dioksida dalam darah atau cairan tubuh".
Dalam kasus ini, anak perempuan berusia 1 tahun yang positif COVID-19 mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas, seperti demam, batuk, dan napas cepat (takipnea). Infeksi COVID-19 dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada paru-paru, sehingga menghambat kemampuan paru-paru dalam melakukan pertukaran gas yang efektif.
Terkait Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pertukaran Gas pada kasus ini antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, manajemen jalan napas, dan edukasi kepada keluarga mengenai perawatan anak dengan COVID-19. -
Article No. 3552 | 25 Oct 2024
Klinis : Ny. Klara, 44 tahun, dirawat di ICU hari kedua ketoasidosis diabetikum. Hasil pengkajian: sopor, terdengar snoring, HR 101x/menit, RR 33x/menit kussmaul, TD 142/87 mmHg, SpO2 96%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. Klara:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Resiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk merawat diri sendiri atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
- SLKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan mengatasi keterbatasan fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan mengatasi keterbatasan fisik.
3. Resiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SDKI: Rentan terhadap perubahan cairan dan elektrolit yang melebihi batas normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
Dalam konteks kasus Ny. Klara yang dirawat di ICU dengan ketoasidosis diabetikum, diagnosis keperawatan tersebut sangat relevan. Pasien memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pernafasan, aktivitas, dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang terganggu akibat kondisi medisnya.