Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3533 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan mengenai pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.9
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.27
- Deskripsi: Bronchoscopy, tidak digambarkan lebih lanjut
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.9 (Tuberkulosis paru, tidak ditentukan) digunakan karena pasien memiliki gejala-gejala yang mengarah ke diagnosis tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 33.27 (Bronchoscopy, tidak digambarkan lebih lanjut) dapat digunakan jika tindakan bronkoskopi dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru.
Catatan: Dalam praktik klinis, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum, tes uji tuberkulin, atau pemeriksaan radiologis lainnya untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 3534 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang kompeten, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sekret berlebih akibat tuberkulosis paru, ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan bersihan jalan napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan jalan napas yang bersih dan terbuka, dengan frekuensi pernapasan dalam batas normal, irama pernapasan teratur, dan tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Identifikasi penyebab ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Lakukan suction sesuai kebutuhan
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan tuberkulosis paru
Dengan pendekatan SDKI - SLKI - SIKI, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dalam mengatasi masalah pernapasan pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 3535 | 25 Oct 2024
Klinis : keracunan diagnosa nya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keracunan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Keracunan (RISK-RACE)
Definisi:
Risiko Keracunan adalah keadaan di mana individu rentan terhadap masuknya zat-zat berbahaya ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan penurunan fungsi fisiologis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Keracunan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan terhadap masuknya zat-zat berbahaya ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan penurunan fungsi fisiologis. Faktor risiko dapat berupa paparan terhadap bahan kimia, obat-obatan, atau racun lainnya yang dapat menyebabkan keracunan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Risiko Keracunan adalah individu dapat mengenali dan menghindari paparan bahan berbahaya, dapat mengelola gejala keracunan, serta mempertahankan fungsi fisiologis yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi terkait bahaya dan pencegahan keracunan, pemantauan tanda-tanda vital dan gejala keracunan, serta pemberian perawatan simptomatik sesuai dengan kondisi keracunan yang dialami.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien terhindar dari paparan bahan berbahaya, memonitor kondisi pasien, dan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi dampak dari keracunan yang dialami. -
Article No. 3536 | 25 Oct 2024
Klinis : PASIEN DATANG KELUHAN DEMAM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
SLKI: Suhu tubuh dalam batas normal.
SIKI: Manajemen demam.
Penjelasan Singkat:
Hipertermia merupakan diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien dengan keluhan demam. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, peradangan, atau gangguan dalam pengaturan suhu tubuh.
Tujuan keperawatan (SLKI) adalah untuk mencapai suhu tubuh dalam batas normal. Intervensi keperawatan (SIKI) yang dapat dilakukan adalah manajemen demam, yang meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh.
2. Pemberian cairan dan elektrolit secara adekuat.
3. Penggunaan antipiretik (obat penurun demam) sesuai indikasi.
4. Upaya fisik untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat atau dingin.
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen demam.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai hasil keperawatan berupa suhu tubuh dalam batas normal. -
Article No. 3537 | 25 Oct 2024
Klinis : os mengeluh mual muntah 8x, bab cair 10x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengeluh mual muntah 8 kali dan buang air besar cair 10 kali, berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Definisi: Buang air besar dalam jumlah yang berlebihan dan konsistensi yang lebih cair dari biasanya, yang terjadi secara tiba-tiba.
Penyebab: Infeksi (virus, bakteri, parasit), intoleransi makanan, penggunaan obat-obatan, stres.
2. Mual dan Muntah
Definisi: Perasaan ketidaknyamanan atau ingin mengeluarkan isi lambung yang disertai dengan kontraksi otot perut, mulut, dan esofagus.
Penyebab: Infeksi, obat-obatan, stres, perubahan hormon.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Memberikan definisi, faktor yang mempengaruhi, dan karakteristik diagnosis keperawatan yang digunakan.
- Untuk diagnosa diare akut dan mual muntah, SDKI menyediakan definisi, faktor terkait, dan karakteristik definisi yang dapat digunakan sebagai acuan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Menyediakan berbagai luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran untuk diare akut dan mual muntah, seperti kontrol tanda vital, status hidrasi, dan pengurangan frekuensi muntah.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi untuk diare akut dan mual muntah, seperti manajemen cairan dan elektrolit, pemberian antiemetik, dan edukasi pasien.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 3538 | 25 Oct 2024
Klinis : os memiliki riwayat diabetes, lemas, diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Defisit Volume Cairan
- Penjelasan singkat: Kondisi ini terjadi akibat kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare. Pasien dengan riwayat diabetes memiliki risiko tinggi mengalami defisit volume cairan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan singkat: Kondisi ini ditandai dengan penurunan kemampuan fisik pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat rasa lemas yang dialami.
Selanjutnya, berkaitan dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut penjelasan singkatnya:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan pasien.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang resiko.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau tujuan yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan atau luaran yang diharapkan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan metode.
Sebagai seorang perawat dengan persona pakar, saya dapat membantu Anda dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 3539 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi selama 1 bulan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, pasien menggunakan otot bantu pernafasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, warna kulit pucat, N : 90 x/menit, S : 36.2 0C, Rr : 45 x/menit BB: 7 kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, ketidakefektifan batuk, dan kelemahan otot pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Bunyi napas ronki, penggunaan otot bantu pernapasan, hiperinflasi dada, dan peningkatan frekuensi pernapasan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu pertukaran gas.
- Penyebab: Ketidakefektifan mekanisme pernapasan, kelelahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Penggunaan otot bantu pernapasan, peningkatan frekuensi pernapasan, dan hiperinflasi dada.
3. Aktivitas Intoleransi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, pucat, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Penjelasan Singkat Menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memuat definisi, penyebab, dan tanda-gejala dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memuat target atau outcome yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memuat rencana tindakan keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi, serta memberikan kerangka kerja yang jelas dalam praktik keperawatan sehari-hari. -
Article No. 3540 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan mengalami demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pengkajian bunyi nafas ronki, suhu 390C, nadi: 90x/menit, RR: 50x/menit, anak tampak lemas, dan anak memiliki riwayat berpergian ke luar kota bersama keluarganya, hasil pemeriksaan anak positif COVID-19. Apa diagnosa keperawatan utamanya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, anak perempuan berusia 1 tahun tersebut menunjukkan gejala-gejala infeksi, seperti demam, batuk, muntah, dan tidak mau makan. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan adanya bunyi nafas ronki, suhu tubuh yang tinggi, dan anak tampak lemas. Selain itu, anak memiliki riwayat bepergian ke luar kota bersama keluarganya dan dinyatakan positif COVID-19. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19.
Sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa ini:
SDKI: Risiko Infeksi Terkait Paparan Virus COVID-19
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan, yang disebabkan oleh paparan terhadap virus COVID-19.
SLKI: Bebas Infeksi
Definisi: Kondisi yang menunjukkan tidak adanya tanda-tanda atau gejala infeksi.
SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan risiko infeksi.
Tujuan intervensi keperawatan ini adalah untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan risiko infeksi terkait paparan virus COVID-19 pada anak tersebut. Intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemberian edukasi kepada ibu, penggunaan alat pelindung diri, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian perawatan simptomatik sesuai dengan kondisi anak.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 3541 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit tenggorokan, badan meriang, batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret/cairan/benda asing dari saluran napas.
Karakteristik Utama: Adanya sumbatan jalan napas, batuk tidak efektif, suara napas tambahan, dan peningkatan usaha napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Jalan napas tetap bersih dan terbuka.
2. Frekuensi napas dalam rentang normal.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Manajemen jalan napas
2. Terapi oksigen
3. Manajemen batuk
4. Pemantauan tanda-tanda vital
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, saya berharap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit tenggorokan, badan meriang, dan batuk berdahak. -
Article No. 3542 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan badan meriang, sakit tenggorokan, batuk berdahak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang Anda paparkan, yaitu badan meriang, sakit tenggorokan, dan batuk berdahak, diagnosis yang paling mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak terspesifikasi
Dalam kasus ini, pasien datang dengan gejala yang khas untuk infeksi akut pada saluran pernapasan atas. Kode ICD-10 J06.9 mencakup kondisi ini, yang merupakan infeksi pada bagian atas saluran pernapasan, termasuk hidung, sinus, faring, dan laring, tanpa spesifik mengidentifikasi penyebab atau agen penyebab.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Pemberian obat/zat lain secara intramuskular
Dalam manajemen pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas, kemungkinan tindakan medis yang dilakukan adalah pemberian obat-obatan secara intramuskular, seperti antibiotik, antipiretik, atau obat lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. Kode ICD-9-CM 99.29 mencakup prosedur pemberian obat/zat lain secara intramuskular.
Pemeriksaan fisik, analisis laboratorium, dan evaluasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien.