Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3513 | 25 Oct 2024
Klinis : kulit terasa gatal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu kulit terasa gatal, maka dapat diidentifikasikan dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L29.9
- Deskripsi: Pruritus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Pruritus, atau rasa gatal pada kulit, merupakan manifestasi klinis yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dermatologis, sistemik, atau neurologi. Kode ICD-10 L29.9 digunakan untuk menggambarkan pruritus yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, yaitu ketika penyebab spesifik tidak dapat ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk rasa gatal pada kulit.
- Deskripsi: Manajemen rasa gatal pada kulit umumnya melibatkan terapi topikal, antihistamin, atau intervensi lainnya, tetapi tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara khusus mencakup tindakan medis untuk mengatasi pruritus. Penanganan akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Dalam mengelola kondisi kulit yang terasa gatal, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat medis pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan jika perlu, melakukan pemeriksaan diagnostik tambahan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Setelah itu, rencana perawatan yang sesuai dapat ditentukan, yang mungkin melibatkan terapi topikal, pemberian obat-obatan, atau intervensi lainnya. -
Article No. 3514 | 25 Oct 2024
Klinis : kulit terasa gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
Penyebab:
- Iritasi kulit (seperti alergi, dermatitis, infeksi kulit)
- Penyakit sistemik (seperti penyakit hati, ginjal, atau gangguan metabolisme)
- Faktor psikologis (seperti stres, kecemasan)
Karakteristik SDKI:
- Keluhan gatal pada kulit
- Perilaku menggaruk
- Ruam atau lesi pada kulit
- Perubahan tekstur kulit
Tujuan SLKI:
- Klien dapat melaporkan penurunan rasa gatal
- Klien dapat menunjukkan perilaku mengurangi frekuensi menggaruk
- Klien dapat menunjukkan kulit yang tampak normal
Intervensi SIKI:
- Manajemen Gatal
- Terapi Topikal
- Edukasi Manajemen Gatal
Standar Asuhan Keperawatan PPNI:
Perawat melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada klien dengan kondisi kulit gatal berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 3515 | 25 Oct 2024
Klinis : lutut sakit ketiak digerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Muskuloskeletal
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, dimana lutut sakit ketika digerakkan, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Muskuloskeletal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Muskuloskeletal adalah rasa tidak nyaman atau sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan pada sistem muskuloskeletal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan Nyeri Muskuloskeletal adalah mengurangi nyeri, meningkatkan rentang gerak sendi, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi modalitas (seperti kompres hangat/dingin, massage), edukasi terkait penyebab dan penanganan nyeri, serta latihan gerak sendi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti riwayat cedera, penyakit penyerta, dan aktivitas fisik pasien. Evaluasi secara berkala juga penting untuk memastikan efektivitas intervensi yang dilakukan. -
Article No. 3516 | 25 Oct 2024
Klinis : kulit terasa gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kulit terasa gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus (Gatal) didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Pruritus (Gatal) adalah:
a. Pasien dapat mengontrol sensasi gatal pada kulit.
b. Pasien tidak mengalami lesi pada kulit akibat menggaruk.
c. Pasien dapat beristirahat dengan baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Pruritus (Gatal) antara lain:
a. Identifikasi penyebab gatal (misalnya alergi, infeksi, kondisi kulit lainnya).
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan pengobatan yang tepat.
c. Berikan tindakan untuk mengurangi sensasi gatal, seperti kompres dingin, aplikasi pelembab kulit, atau penggunaan antihistamin.
d. Ajarkan pasien teknik manajemen gatal, seperti menghindari garukan, menjaga kulit tetap lembab, dan mengenali faktor pencetus.
e. Monitoring efektivitas intervensi dan evaluasi perkembangan kondisi pasien.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan untuk kondisi kulit terasa gatal sesuai dengan panduan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 3517 | 25 Oct 2024
Klinis : pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko ketidakstabilan hemodinamik
Penjelasan:
Risiko ketidakstabilan hemodinamik merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing. Kondisi pusing dapat menjadi indikasi adanya gangguan pada stabilitas hemodinamik, yaitu perubahan pada tekanan darah, denyut nadi, atau curah jantung.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI menyediakan kerangka kerja dan definisi untuk diagnosa keperawatan yang baku dan terstandarisasi. Dalam kasus pusing, diagnosa keperawatan "Risiko ketidakstabilan hemodinamik" memenuhi kriteria SDKI, yakni adanya tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan perubahan pada sistem kardiovaskular.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosa "Risiko ketidakstabilan hemodinamik", luaran yang diharapkan antara lain stabilitas hemodinamik yang terjaga, tidak ada tanda-tanda hipotensi, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan panduan untuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. Intervensi yang sesuai untuk "Risiko ketidakstabilan hemodinamik" meliputi pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, manajemen cairan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan "Risiko ketidakstabilan hemodinamik" sesuai dengan kondisi pusing, dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat memandu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi. -
Article No. 3518 | 25 Oct 2024
Klinis : pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, saya akan memberikan informasi yang diminta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi pusing.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Pusing dan sensasi kehilangan keseimbangan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.01
- Deskripsi: Pemeriksaan neurologi komprehensif; Pemeriksaan saraf dan fungsi mental
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R42 (Pusing dan sensasi kehilangan keseimbangan) digunakan untuk mengklasifikasikan keluhan pusing yang dialami oleh pasien. Pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan vestibular, masalah neurologis, atau kondisi sistemik lainnya.
- Kode ICD-9-CM 89.01 (Pemeriksaan neurologi komprehensif; Pemeriksaan saraf dan fungsi mental) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengevaluasi pusing pasien. Pemeriksaan neurologi komprehensif dapat mencakup pemeriksaan fungsi saraf, keseimbangan, dan status mental pasien.
- Informasi ini dapat digunakan untuk mencatat diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan dalam rekam medis pasien. -
Article No. 3519 | 25 Oct 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Perfusi Jaringan Kardiovaskular yang Efektif, di mana pasien akan menunjukkan tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan organ, dan tidak ada keluhan terkait penurunan perfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pengaturan posisi tubuh untuk meningkatkan aliran darah
- Pemberian terapi farmakologis untuk mengendalikan tekanan darah
- Edukasi gaya hidup sehat, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik, dan manajemen stres.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk pasien dengan hipertensi, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 3520 | 25 Oct 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi hipertensi.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode prosedur/tindakan medis ICD-9-CM yang spesifik untuk hipertensi esensial (primer). Perawatan hipertensi umumnya meliputi pengobatan farmakologis, modifikasi gaya hidup, dan pemantauan tekanan darah. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
- Kode: 99.21
Deskripsi: Pengukuran tekanan darah
Hipertensi esensial (primer) adalah kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi tanpa penyebab yang jelas. Kode ICD-10 I10 digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi ini. Penanganan hipertensi primer biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti penurunan berat badan, olahraga teratur, pembatasan asupan garam, dan penggunaan obat-obatan antihipertensi jika diperlukan. Pemantauan tekanan darah secara teratur juga merupakan bagian penting dari pengelolaan kondisi ini. -
Article No. 3521 | 25 Oct 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dalam format yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis demam dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak tergolong di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pengukuran suhu tubuh
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak tergolong di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan kondisi demam yang tidak dapat diklasifikasikan ke kategori yang lebih spesifik. Ini mencakup semua jenis demam, termasuk demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 (Pengukuran suhu tubuh) dapat digunakan untuk mencatat prosedur pengukuran suhu tubuh pasien, yang merupakan langkah penting dalam evaluasi dan pemantauan kondisi demam. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan menggunakan berbagai metode, seperti termometer oral, aksila, atau rektal.
Sebagai dokter atau perekam medis, pengkodean yang akurat untuk kondisi demam dan prosedur terkait sangat penting untuk dokumentasi medis yang lengkap dan akurat. Hal ini membantu dalam perawatan pasien, penagihan, dan analisis epidemiologis. -
Article No. 3522 | 25 Oct 2024
Klinis : mata kabur untuk melihat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi mata kabur untuk melihat:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.1
- Deskripsi: Kabur penglihatan
Penjelasan:
Kode ICD-10 H53.1 (Kabur penglihatan) digunakan untuk mengkodekan kondisi di mana pasien mengalami penglihatan yang kabur atau tidak jelas. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraksi, gangguan pada kornea, lensa, retina, atau saraf optik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.31
- Deskripsi: Pemeriksaan visus (tes ketajaman penglihatan)
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 95.31 (Pemeriksaan visus) digunakan untuk mengkodekan prosedur pemeriksaan ketajaman penglihatan pasien. Ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari evaluasi awal untuk menentukan penyebab kabur penglihatan dan membantu dalam perencanaan penatalaksanaan yang sesuai.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode ini untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur terkait dengan kondisi mata kabur untuk melihat pada rekam medis pasien. Kode-kode ini membantu dalam proses dokumentasi, pelaporan, dan penagihan layanan kesehatan yang diberikan.