Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3605 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien dengan diagnosa obstruksi febris, mengeluh sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan diagnosa obstruksi febris yang mengeluh sesak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Airway
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakefektifan dalam inspirasi dan/atau ekspirasi yang dapat mengganggu pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, dengan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitor status respirasi (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pertahankan jalan napas yang paten
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
Tujuan intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang paten, mencegah komplikasi, dan meningkatkan upaya napas yang efektif pada pasien. -
Article No. 3606 | 25 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam, klien masuk melalui UGD dengan riwayat 1 hari yang lalu mengalami nyeri dada hebat di sebelah kiri, seperti tertekan dan keringat dingin. Klien mengalami keluhan itu dalam perjalanan menuju ke kantor. Klien dianjurkan dirawat di ICU, tetapi klien dan keluarga menolak dengan alasan keberatan biaya. Hasil pengkajian, keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis, tampak terbaring lemah di tempat tidur terpasang oksigen 3l/mt, infuse asering di lengan kiri. Hasil rekaman jantung sinus ritme dengan ST depresi di lead II, III dan aVF. N/HR = 88x / menit, Terapi yang didapatkan Nitrogliceryn SL. Saat ini, keluhan nyeri dada masih hilang timbul dengan intensitas 3-4, Obsv TTV= TD=130/90mmHg N/HR=88x/mnt. Diagnosa medik ACS: NSTEMI buatlah 2 diagnosis untuk pasien di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan dua diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
Faktor yang Berhubungan: Agens cedera biologis (penyakit jantung koroner)
Karakteristik Mayor: Laporan pasien tentang nyeri dada yang hebat, Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, Perilaku protektif.
2. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kardiovaskular (ACS: NSTEMI)
Karakteristik Mayor: Rapor pasien tentang kelelahan yang berlebihan, Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respons klien terhadap masalah kesehatan atau tahap perkembangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar-standar ini disusun oleh PPNI untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3607 | 25 Oct 2024
Klinis : Tn. R. 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Saat pemeriksaan di klinik 2 bulan yang lalu, didapatkan tekanan darahnya 150/95 mmHg dan diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari. Ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 60 tahun, ibu pasien masih hidup namun memiliki hipertensi dan riwayat infark miokard. Pasien merokok 1 bungkus per hari selama 28 tahun terakhir. Pasien dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/110 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, impuls apikal teraba di ICS 4 lateral mid klavikula, irama jantung reguler, mild retinopathy pemeriksaan oftalmoskop, edema ekstremitas bawah +1. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan: EKG (mild left ventricular hypertrophy), urinalysis (protein 30 mg/dL), serum creatinine level (1.6 mg/dL). Pasien mendapatkan terapi hydrochlorothiazide 25,5 mg/hari (peningkatan dosis) dan Lisinopril 1x5 mg, serta diet DASH dan rendah garam. Pasien mengatakan, pernah mendengar bahwa obat tekanan darah dapat "membuat impoten" dan merusak ginjal sehingga pasien tidak pernah meminum obatnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Tn. R. 45 tahun yang dirawat di ruang penyakit dalam dengan hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluhkan sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada.
2. Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan keyakinan pasien bahwa obat hipertensi dapat menyebabkan disfungsi seksual dan merusak ginjal, ditandai dengan pasien jarang meminum obat.
3. Risiko cedera berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan TD 170/110 mmHg.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan luaran keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan intervensi keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk menyediakan panduan yang terstandar dan teruji secara ilmiah, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 3608 | 25 Oct 2024
Klinis : Tn. R. 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam. Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Saat pemeriksaan di klinik 2 bulan yang lalu, didapatkan tekanan darahnya 150/95 mmHg dan diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari. Ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 60 tahun, ibu pasien masih hidup namun memiliki hipertensi dan riwayat infark miokard. Pasien merokok 1 bungkus per hari selama 28 tahun terakhir. Pasien dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit kepala, gelisah, dan tidak nyaman di daerah dada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/110 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, impuls apikal teraba di ICS 4 lateral mid klavikula, irama jantung reguler, mild retinopathy pemeriksaan oftalmoskop, edema ekstremitas bawah +1. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan: EKG (mild left ventricular hypertrophy), urinalysis (protein 30 mg/dL), serum creatinine level (1.6 mg/dL). Pasien mendapatkan terapi hydrochlorothiazide 25,5 mg/hari (peningkatan dosis) dan Lisinopril 1x5 mg, serta diet DASH dan rendah garam. Pasien mengatakan, pernah mendengar bahwa obat tekanan darah dapat "membuat impoten" dan merusak ginjal sehingga pasien tidak pernah meminum obatnya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk Tn. R. adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi lainnya, seperti pemberian hydrochlorothiazide dan lisinopril.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 untuk Hipertensi esensial (primer):
- Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan di klinik 2 bulan lalu didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, sehingga didiagnosis dengan hipertensi.
- Pada saat pasien dibawa ke rumah sakit, didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, yaitu 170/110 mmHg, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial (primer).
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.29 untuk Pemberian obat antihipertensi lainnya:
- Pasien awalnya diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari, namun dosisnya kemudian ditingkatkan menjadi 25,5 mg/hari.
- Selain itu, pasien juga diberikan terapi tambahan dengan lisinopril 1x5 mg.
- Pemberian obat antihipertensi ini merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi hipertensi pada pasien.
Dalam penanganannya, selain pemberian obat antihipertensi, pasien juga diberikan edukasi mengenai pentingnya kepatuhan minum obat. Pasien perlu diedukasi bahwa obat antihipertensi tidak akan menyebabkan disfungsi ereksi atau merusak ginjal jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter. -
Article No. 3609 | 25 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Otomatis AI: Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk Tn. R. adalah sebagai berikut: 1. Kode ICD-10: - Kode: I10 - Deskripsi: Hipertensi esensial (primer) 2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada): - Kode: 99.29 - Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi lainnya, seperti pemberian hydrochlorothiazide dan lisinopril. Penjelasan: 1. Kode ICD-10 I10 untuk Hipertensi esensial (primer): - Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan di klinik 2 bulan lalu didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, sehingga didiagnosis dengan hipertensi. - Pada saat pasien dibawa ke rumah sakit, didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, yaitu 170/110 mmHg, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial (primer). 2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.29 untuk Pemberian obat antihipertensi lainnya: - Pasien awalnya diberikan hydrochlorothiazide 12,5 mg/hari, namun dosisnya kemudian ditingkatkan menjadi 25,5 mg/hari. - Selain itu, pasien juga diberikan terapi tambahan dengan lisinopril 1x5 mg. - Pemberian obat antihipertensi ini merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi hipertensi pada pasien. Dalam penanganannya, selain pemberian obat antihipertensi, pasien juga diberikan edukasi mengenai pentingnya kepatuhan minum obat. Pasien perlu diedukasi bahwa obat antihipertensi tidak akan menyebabkan disfungsi ereksi atau merusak ginjal jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam fungsi otak.
- Faktor Risiko: Peningkatan tekanan darah.
- Kriteria Hasil: Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral efektif.
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi sesuai resep, edukasi tentang manajemen hipertensi (diet, aktivitas, kepatuhan minum obat).
Secara singkat, pasien dengan hipertensi esensial perlu mendapatkan perawatan yang komprehensif, meliputi pemantauan keadaan umum, pemberian obat antihipertensi, serta edukasi mengenai manajemen hipertensi untuk mencegah komplikasi seperti gangguan perfusi serebral. Standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan perawatan yang optimal. -
Article No. 3476 | 25 Oct 2024
Klinis : Mr. KS berusia 32 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama merasa pusing dan sakit kepala selama hampir satu minggu, sebelum ke rumah sakit pasien mengatakan mudah merasa mengantuk di sela-sela aktivitas yang dilakukan dan sering sesak nafas. Pasien juga mengatakan cepat merasa lelah setelah beraktivitas dan jantung berdebar diikuti sakit yang dirasakan di dada serta penglihatan kabur. Saat pasien datang pasien tampak gelisah sambil memegang dadanya dan tampak berkeringat di sekujur tubuh, saat melakukan pengkajian pasien juga tampak susah untuk berbicara dan kesulitan bernapas. Dengan hasil pemeriksaan fisik: 1. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit 2. TTV, TD: 140/90 mmHG, 3. N: 80x/menit 4. R: 12x/menit 5. SB: 36.1°C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang optimal pada tingkat alveolar-kapiler.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang optimal pada tingkat alveolar-kapiler.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang optimal pada tingkat alveolar-kapiler.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan/dibutuhkan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan/dibutuhkan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan/dibutuhkan.
Secara singkat, diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan dalam pertukaran gas, nyeri di dada, dan intoleransi aktivitas sehingga memerlukan intervensi dan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 3477 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas diseluruh badannya, tidak dapat tidur malam dan nyeri di tulang2, kaki dan tangan dengan skala 4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (kelelahan) berhubungan dengan nyeri dan gangguan pola tidur.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Fatigue didefinisikan sebagai sensasi kelelahan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan energi pada tingkat sel, organ, dan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan ini adalah pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, melaporkan peningkatan energi dan perbaikan pola tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen energi, manajemen nyeri, dan peningkatan pola tidur. Contohnya seperti pemberian terapi analgesik untuk mengatasi nyeri, teknik relaksasi, dan pengaturan lingkungan yang mendukung tidur.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3478 | 25 Oct 2024
Klinis : Pasien merasa lemas diseluruh badannya, tidak dapat tidur malam dan nyeri di tulang2, kaki dan tangan dengan skala 4, DMT2, CKD on HD, anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosís keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, anemia, dan penyakit kronis (DM tipe 2 dan CKD on HD) sebagaimana ditunjukkan dengan pasien merasa lemas di seluruh tubuh.
Penjelasan Singkat:
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan energi. Kondisi ini berhubungan dengan kelemahan umum, anemia, dan penyakit kronis yang diderita pasien (DM tipe 2 dan CKD on HD).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang tersedia dan energi yang dibutuhkan.
Karakteristik Definitif: Pasien merasa lemas di seluruh tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas.
Kriteria Hasil: Pasien tidak merasa lemas di seluruh tubuh, Pasien dapat tidur lebih nyenyak di malam hari, Nyeri tulang, kaki, dan tangan menurun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, Manajemen nyeri, Manajemen anemia, Edukasi manajemen penyakit kronis.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 3479 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sakit dibagian lambung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K29.70
- Deskripsi: Gastritis, tidak spesifik
Berdasarkan keluhan pasien yang mengatakan sakit di bagian lambung, kode ICD-10 yang sesuai adalah K29.70, Gastritis, tidak spesifik. Gastritis adalah kondisi peradangan di lapisan dalam dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat-obatan tertentu, atau stres.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.14
- Deskripsi: Esofagogastroduodenoskopi (EGD)
Untuk mendiagnosis dan mengidentifikasi penyebab gejala yang dikeluhkan, prosedur diagnostik yang mungkin dilakukan adalah esofagogastroduodenoskopi (EGD). Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 44.14. EGD adalah pemeriksaan visual dari esofagus, lambung, dan duodenum menggunakan sebuah endoskop yang dimasukkan melalui mulut. Prosedur ini dapat membantu mendeteksi lesi, ulserasi, atau inflamasi di dalam saluran pencernaan atas. -
Article No. 3480 | 25 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sakit dibagian lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluhkan sakit di bagian lambung.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada lambung.
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
- Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut pada kasus ini adalah proses penyakit pada lambung.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan tidak ada komplikasi terkait nyeri.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman, pemberian analgesik sesuai instruksi dokter, dan edukasi terkait faktor penyebab dan manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri, penanganan penyebab, dan peningkatan kenyamanan pasien. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien.