Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3624 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita umur 20 tahun mengatakan mengalami sesak nafas sejak kemarin malam karena udara dingin batu berdahak selama 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Sekret yang berlebihan, kekuatan batuk yang tidak efektif.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Penyebab: sekret berlebihan, kekuatan batuk tidak efektif
- Gejala dan tanda: pernafasan cuping hidung, dispnea, takipnea, ortopnea, suara napas tambahan (ronki, wheezing), sianosis
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Pemeliharaan Jalan Napas
- Kriteria hasil: jalan napas paten, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda sianosis
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Auskultasi suara napas, Manajemen sekret, Latihan batuk efektif, Oksigenasi
Dengan kondisi pasien yang mengalami sesak nafas karena udara dingin dan berdahak selama 2 hari, maka Diagnosa Keperawatan yang tepat adalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan jalan napas yang paten, dengan intervensi seperti manajemen sekret dan latihan batuk efektif. -
Article No. 3625 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru, terbuka
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala klasik tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan lesi di paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi paru, terbuka) merupakan salah satu prosedur yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru. Biopsi paru dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan paru untuk pemeriksaan histologis dan bakteriologis, sehingga dapat mengkonfirmasi diagnosis.
Dalam praktek klinis, pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, rontgen dada, dan tes tuberkulin, mungkin juga akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru dengan lebih pasti. -
Article No. 3626 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum dan infeksi paru, ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan jalan napas yang efektif, bebas dari sputum, dan dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi inhalasi, suction, dan latihan batuk efektif untuk membantu pasien membersihkan jalan napas.
Berdasarkan kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru dan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. -
Article No. 3627 | 26 Oct 2024
Klinis : Kasus : Pasien baru dari IRD atas nama Tn. P usia 52 th masuk dengan diagnosa CKD st V + HD reguler. Pasien mengatakan sesak nafas terutama saat berbaring dan aktifitas,tampak edema pada kedua kaki,tampak anemis, JVP meningkat,kencing sedikit bahkan tidak keluar beberapa hari ini,pada auskultasi paru terdengar suara ronchi. Ttv ts : 180/90 mmhg , sh : 37 °c N : 108 x/mnt RR : 26 x/mnt spo2 : 97 % dengan o2 nasal 5 lpm . Hasil laborat didapatkan Wbc : 5,9 Hb: 8,1, Plt : 214 Bun : 80,4 Sc : 14,5
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan dalam kasus ini, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.5
- Deskripsi: Penyakit Ginjal Kronis, stadium V
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
Pasien ini didiagnosis dengan Penyakit Ginjal Kronis (CKD) stadium V, yang tercakup dalam kode ICD-10 N18.5. CKD stadium V menggambarkan kerusakan ginjal yang parah dan fungsi ginjal yang sangat terganggu, sehingga pasien memerlukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis.
Gejala-gejala yang dialami pasien, seperti sesak napas, edema, anoreksia, dan urin yang sedikit, sesuai dengan gambaran klinis dari gagal ginjal stadium lanjut. Hasil laboratorium juga mendukung diagnosis ini, dengan peningkatan kadar ureum, kreatinin, dan anemia.
Selain itu, pasien juga menjalani prosedur hemodialisis secara rutin, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 39.95. Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari tubuh pasien.
Dengan demikian, kode ICD-10 yang sesuai untuk diagnosis pasien ini adalah N18.5 (Penyakit Ginjal Kronis, stadium V), dan kode ICD-9-CM untuk prosedur hemodialisis yang dilakukan adalah 39.95. -
Article No. 3630 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien Ny.S umur 35 tahun G5P3A1 hamil 24 minggu, datang ke Puskesmas pada tanggal 09 Juni 2022 pukul 08.00 wib diantar oleh suaminya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin. Pada pengkajian yang dilakukan oleh perawat maternitas diperoleh data pekerjaan IRT, pendidikan SMP, agama Kristen Protestan. Keluhan sekarang: pasien mengatakan sering merasa pusing dan cepat lelah setelah beraktivitas, susah tidur malam hari, waktu tidur hanya 4-5 jam dan sering terbangun diantara jam tidur, ada gangguan emesis dan morning sickness saat pagi hari, nafsu makan menurun. Tampak bola mata kemerahan dan ada bantalan hitam di kelopak mata bawah dan terlihat sangat anemis. Dari hasil pengkajian pasien dianjurkan untuk periksa laboratorium untuk periksa kadar hemoglobin (HB) dan hasilnya: 7,5 Gr/dL, status imunisasi TT lengkap, ukur lingkar lengan atas (LILA) 23 mm, berat badan (BB) saat diukur: 53 kg, tinggi badan (TB): 158cm, Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit. Pada memeriksaan Leopold diperoleh data TFU 24 cm, teraba bulat melenting pada bagian fundus, Punggung janin di sebelah kiri abdomen ibu, denyut jantung janin (DJJ) 134x/mt, pada segmen bawah uterus teraba bulat dan lembek. Umur kehamilan 24 minggu. Pasien baru pertama kali kontak dengan puskesmas selama hamil saat ini dan sebelumnya sama sekali tidak pernah ke puskesmas untuk kehamilan anak ke lima ini sehingga belum mengkonsumsi tablet Fe sama sekali. Pasen selalu merasa lemah letih lesu disetiap harinya. Riwayat penyakit sebelumnya pasien mengatakan selama ini tidak pernah mengalami sakit. Riwayat penggunaan obat- obatan dan terapi pasien mengatakan tidak ada obat obatan yang di minum sebelum ke puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mengacu pada data yang Anda berikan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Ny.S sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisiensi nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang ditandai dengan penurunan berat badan, gejala mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisiensi nutrisi: Keadaan di mana individu mengalami kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk metabolisme normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intake nutrisi: Jumlah zat gizi yang dikonsumsi individu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2. Status nutrisi: Kondisi kesehatan individu yang dipengaruhi oleh asupan, penyerapan, dan penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Tindakan perawat untuk mengatur dan memantau asupan nutrisi pasien.
2. Konseling gizi: Pemberian informasi dan dukungan untuk membantu pasien mencapai status gizi yang optimal.
2. Kelelahan berhubungan dengan anemia yang ditandai dengan gejala mudah lelah, pusing, dan susah tidur.
SDKI:
Kelelahan: Pengalaman subjektif berupa perasaan kelelahan yang berkepanjangan dan berdampak pada aktivitas sehari-hari.
SLKI:
1. Energi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Tidur: Tingkat kualitas dan kuantitas tidur untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
SIKI:
1. Manajemen kelelahan: Tindakan perawat untuk membantu pasien mengatasi kelelahan.
2. Manajemen anemia: Tindakan perawat untuk mencegah dan mengatasi anemia pada pasien.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang utama adalah defisiensi nutrisi dan kelelahan. Hal ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien, seperti penurunan berat badan, mual, muntah, penurunan nafsu makan, mudah lelah, dan gangguan tidur. Pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan anemia dengan kadar hemoglobin yang rendah. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi, konseling gizi, manajemen kelelahan, dan manajemen anemia untuk membantu pasien mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal. -
Article No. 3631 | 26 Oct 2024
Klinis : KELELAHAN
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi kelelahan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53
- Deskripsi: Kelelahan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk kelelahan. Kelelahan umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis, tetapi dapat dikelola dengan pengobatan simptomatik, perubahan gaya hidup, dan penanganan kondisi yang mendasarinya.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R53 (Kelelahan) mencakup kondisi kelelahan yang tidak dijelaskan secara spesifik, termasuk astenia, keletihan, dan kelemahan.
- Kelelahan adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, stres, kurang tidur, atau aktivitas fisik yang berlebihan.
- Penanganan kelelahan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Tindakan yang mungkin dilakukan meliputi:
1. Identifikasi dan penanganan kondisi medis yang mendasari, seperti anemia, infeksi, atau penyakit kronis.
2. Pengobatan simptomatik, seperti penggunaan suplemen atau stimulan jika diperlukan.
3. Perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur, mengurangi stres, dan mengatur aktivitas fisik.
4. Edukasi dan dukungan pasien untuk mengelola kelelahan secara efektif.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 R53 dapat digunakan untuk mengkodekan diagnosis kelelahan, sedangkan tindakan spesifik yang dilakukan untuk menangani kelelahan tidak memiliki kode ICD-9-CM yang khusus. -
Article No. 3632 | 26 Oct 2024
Klinis : KURANG ASUPAN CAIRAN
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "KURANG ASUPAN CAIRAN":
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Dehidrasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.34
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E86.0 (Dehidrasi) sesuai untuk kondisi "KURANG ASUPAN CAIRAN". Kondisi ini ditandai dengan kehilangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan penurunan volume cairan ekstraselular. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan cairan yang tidak memadai, kehilangan cairan yang berlebihan (mis. diare, muntah, diabetes insipidus), atau kombinasi keduanya.
2. Jika pasien memerlukan intervensi medis, kode ICD-9-CM 96.34 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan untuk mencatat prosedur pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi dan memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dalam praktik klinis, penentuan kode diagnosis dan prosedur yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi yang baik. Kode ICD-10 dan ICD-9-CM merupakan sistem klasifikasi internasional yang digunakan secara luas dalam sistem perawatan kesehatan. -
Article No. 3633 | 26 Oct 2024
Klinis : KURANG ASUPAN CAIRAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi KURANG ASUPAN CAIRAN, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kehilangan cairan tubuh yang berlebihan atau tidak mampu mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Karakteristik Definisi: Penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, produksi urin menurun, takikardi, hipotensi postural.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Turgor kulit membaik, membran mukosa lembab, produksi urin normal, tanda-tanda vital stabil.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, edukasi tentang asupan cairan yang adekuat.
- Aktivitas Keperawatan: Mengukur dan mencatat asupan dan pengeluaran cairan, mengobservasi tanda-tanda dehidrasi, memberikan cairan sesuai kebutuhan, mengedukasi pasien tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk mengatasi kondisi kurang asupan cairan pada pasien. -
Article No. 3634 | 26 Oct 2024
Klinis : KETIDAKSEIMBANGAN ASUPAN
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E46
- Deskripsi: Malnutrisi tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode E46 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait Edisi Kesepuluh (ICD-10) digunakan untuk mendiagnosis kondisi "Ketidakseimbangan Asupan" yang tidak terspesifikasi secara lebih rinci. Ini mencakup kondisi-kondisi yang berkaitan dengan asupan nutrisi yang tidak seimbang, seperti malnutrisi umum, kwashiorkor, marasmus, dan bentuk-bentuk malnutrisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak tersedia kode ICD-9-CM untuk prosedur medis terkait "Ketidakseimbangan Asupan" secara spesifik.
Penjelasan:
Klasifikasi Prosedur Internasional Kesehatan Ke-9, Modifikasi Klinik (ICD-9-CM) tidak memiliki kode khusus untuk prosedur atau tindakan medis yang berhubungan dengan kondisi "Ketidakseimbangan Asupan". Penanganan kondisi ini biasanya melibatkan intervensi nutrisi, seperti pemberian suplemen, terapi gizi enteral atau parenteral, dan pemantauan status nutrisi pasien. Tindakan medis yang dilakukan akan dikodekan sesuai dengan prosedur spesifik yang dilakukan, bukan berdasarkan diagnosis utama. -
Article No. 3635 | 26 Oct 2024
Klinis : KETIDAKSEIMBANGAN ASUPAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "KETIDAKSEIMBANGAN ASUPAN" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Asupan
Definisi:
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat menyebabkan malnutrisi, baik undernutrisi maupun overnutrisi.
SDKI:
Pola makan tidak sesuai dengan kebutuhan, perubahan berat badan, kelemahan, riwayat penyakit terkait nutrisi, dan keluhan terkait nutrisi.
SLKI:
Tujuan Luaran:
1. Klien mencapai status gizi yang optimal
2. Klien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang seimbang
3. Klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Pengkajian status nutrisi
2. Manajemen diet
3. Edukasi gizi
4. Pemberian suplemen nutrisi
5. Pemantauan asupan dan status gizi
Sebagai pakar perawat, saya dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi penyebab, gejala, dan dampak dari ketidakseimbangan asupan, serta menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencapai status gizi yang optimal. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada klien, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk meningkatkan pemahaman, memberdayakan Anda, dan memfasilitasi perubahan perilaku yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.