Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3710 | 27 Oct 2024
Klinis : Lemas anggota gerak kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dengan keluhan lemas anggota gerak kiri.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas adalah keterbatasan dalam pergerakan satu atau lebih ekstremitas yang disebabkan oleh penurunan kemampuan untuk melakukan gerakan yang disengaja.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisik secara bertahap sesuai kondisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan fisik, manajemen nyeri, perawatan anggota gerak, dan edukasi terkait mobilitas fisik.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif untuk mengetahui penyebab dan kondisi terkini pasien. Kemudian, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien dan melakukan intervensi yang tepat untuk membantu pasien meningkatkan mobilitas fisiknya secara bertahap. -
Article No. 3711 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita perokok berusia 39 tahun, dengan alergi terhadap obat lisinopril dan sulfa, dan riwayat banyak osteochondroma diberbagai lokasi awalnya datang ke rumah sakit. Berdasarkan hasil Computed Tomography (CT) pada bahu kanan menunjukkan osteochondroma besar pada skapula ventral yang berukuran sekitar 3,5 × 3,5 cm. Dari hasil pemindaian CT juga menunjukkan adanya penyangga osteochondroma dengan tulang rusuk kanan ketiga dan keempat pasien. Meskipun ditawarkan intervensi bedah, pasien awalnya menolak, karena pendapat orang luar sebelumnya tentang operasi terbuka yang besar. Lebih dari tiga tahun kemudian, pasien datang kembali dengan nyeri bahu kanan yang terus berlanjut dengan nilai 8/10 (VAS) yang menghalangi aktivitas kehidupan sehari- hari, termasuk duduk di kursi dan berbaring dalam posisi terlentang. Pasien menyatakan bahwa ia telah mengkonsumsi Acetaminophen dan obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas. Pasien juga mengatakan parestesia ekstremitas atas intermiten dan mati rasa pada bahu kanan. Pemeriksaan bahu kanan menunjukkan penampilan normal dengan nyeri tekan, diperburuk oleh kompresi, pada tubuh skapula dan busur ekstensi fleksi 90 /10◦◦, abduksi 90◦ dan adduksi 30◦. Kekuatan bahu kanan berkurang karena nyeri. Radiografi bahu kanan menunjukkan adanya osteochondroma badan skapula dan osteochondroma humerus proksimal, dan pasien akhirnya memilih untuk menjalani eksisi endoskopi osteochondroma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan osteochondroma pada skapula ventral dan penyangga osteochondroma dengan tulang rusuk kanan.
Penjelasan SDKI:
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: Agen cidera biologis (osteochondroma).
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai dengan tujuan yang ditentukan.
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres dingin/hangat, aktivitas/istirahat.
Penjelasan SIKI:
- Monitoring: Observasi tanda-tanda vital, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan skala nyeri.
- Intervensi: Pemberian analgesik, kompres dingin/hangat, latihan/istirahat, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pembatasan rentang gerak sendi akibat nyeri.
Penjelasan SDKI:
- Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam pergerakan fisik independen pada satu atau lebih ekstremitas.
- Faktor yang berhubungan: Nyeri.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik sesuai kemampuan.
- Intervensi: Terapi latihan, pengaturan lingkungan, dan bantuan alat bantu mobilisasi.
Penjelasan SIKI:
- Monitoring: Observasi rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerak.
- Intervensi: Latihan rentang gerak, latihan kekuatan otot, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Mobilitas Fisik, dengan intervensi keperawatan yang terfokus pada manajemen nyeri, terapi latihan, dan peningkatan mobilitas pasien. -
Article No. 3712 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7. Apa masalah diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan darah akibat perdarahan pasca-operasi, ditandai dengan penurunan tekanan darah, takikardia, penurunan output urin, dan penurunan kadar hemoglobin.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia, ditandai dengan penurunan tekanan darah, takikardia, hiperventilasi, dan penurunan saturasi oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan cedera bedah, ditandai dengan keluhan nyeri perut hebat, gelisah, dan hiperventilasi.
Penjelasan Singkat:
1. Hipovolemia:
- SDKI: Hipovolemia
- SLKI: Hemodinamik Efektif
- SIKI: Perawatan Cairan dan Elektrolit
2. Perubahan perfusi jaringan:
- SDKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SLKI: Homeostasis Kardiovaskular
- SIKI: Pemantauan Respirasi
3. Nyeri akut:
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kenyamanan: Bebas dari Rasa Nyeri
- SIKI: Perawatan Nyeri
Standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencakup tiga komponen utama, yaitu:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Menyediakan standar untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Menyediakan standar untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Menyediakan standar untuk memilih dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif.
Dengan menggunakan standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 3713 | 27 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mmHg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7. Apa masalah diatas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami komplikasi pasca operasi kandung empedu laparoskopi berupa perdarahan post-operatif. Berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi pasien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K91.3
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal pasca prosedur, bukan di tempat lain diklasifikasikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolekistektomi laparoskopik
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada perdarahan gastrointestinal pasca operasi kandung empedu laparoskopik, ditandai dengan:
- Nyeri perut hebat skala 8/10, diare cair berwarna hitam, indikasi adanya perdarahan dari saluran pencernaan
- Tanda-tanda hipovolemia, yaitu takikardia (HR 130 x/menit), hipotensi (TD 80/40 mmHg), oliguria (120 cc/8 jam), dan penurunan kesadaran
- Penurunan kadar hemoglobin dari 11 g/dL menjadi 6 g/dL, menunjukkan adanya perdarahan yang signifikan
- Hasil gas darah menunjukkan kondisi asidosis metabolik (pH 7,29, BE -2) akibat hipovolemia dan hipoperfusi
Kode ICD-10 K91.3 dipilih karena pasien mengalami perdarahan gastrointestinal sebagai komplikasi pasca prosedur operatif, yaitu kolekistektomi laparoskopik (kode ICD-9-CM 51.23). -
Article No. 3714 | 27 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dari punggu menjalar ke tungkai kiri, tungkai kiri sulit digerakan karena nyeri seperti ketarik. kesemutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang disampaikan, yaitu nyeri pada punggung yang menjalar ke tungkai kiri, kesulitan pergerakan tungkai kiri karena nyeri, serta kesemutan, saya sebagai seorang perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera saraf pada pinggang dan tungkai kiri.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Terkontrolnya Nyeri Akut: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami sehingga dapat beraktivitas secara optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri yang dirasakan pasien.
- Mobilisasi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktivitas.
Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri pada punggung yang menjalar ke tungkai kiri, disertai kesulitan pergerakan tungkai kiri akibat nyeri. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut berhubungan dengan cedera saraf pada pinggang dan tungkai kiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan mobilisasi untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan beraktivitas pasien. -
Article No. 3715 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang diberikan. Saya akan mencoba memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. Leon.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan cedera paru dan ketidakefektifan ventilasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
3. Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan hipovolemia dan syok.
4. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera muskuloskeletal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran gas antara alveoli dan kapiler darah, yang mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan karbondioksida dalam darah.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
3. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
4. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertukaran Gas Membaik
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
3. Perfusi Jaringan Membaik
4. Kontrol Nyeri Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Ventilasi
2. Manajemen Jalan Napas
3. Manajemen Syok
4. Manajemen Nyeri
Kesimpulan, diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan perawatan yang sesuai bagi Tn. Leon. -
Article No. 3716 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa Tn. Leon mengalami diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan Utama: Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan pertukaran gas yang ditandai dengan takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, serta desaturasi oksigen (SpO2 95%). Kondisi ini dapat disebabkan oleh kemungkinan adanya pneumothoraks pada sisi kiri akibat trauma thoraks.
2. Diagnosa Keperawatan Tambahan:
a. Penurunan Volume Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan volume cairan yang ditandai dengan nadi lemah, tekanan darah rendah, akral pucat dan dingin, serta waktu pengisian kapiler > 2 detik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perdarahan internal akibat trauma.
b. Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mengalami nyeri akut yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri pada radius sinistra (lengan kiri). Hal ini dapat disebabkan oleh adanya fraktur pada radius.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menyediakan kerangka acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Ketiga standar tersebut digunakan untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan, merencanakan hasil yang ingin dicapai, dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 3717 | 27 Oct 2024
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seatbelt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tn. Leon, pasien berusia 22 tahun yang dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Berdasarkan hasil pengkajian, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor Penyebab: Cedera pada dada, hipoventilasi, pneumotoraks.
- Tanda dan Gejala: Takipnea, suara napas menghilang pada hemithoraks kiri, hipersonor.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, intraseluler, dan atau ekstravaskular.
- Faktor Penyebab: Perdarahan, syok hipovolemik.
- Tanda dan Gejala: Nadi lemah, tekanan darah rendah, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik.
3. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- Faktor Penyebab: Cedera pada ekstremitas, trauma.
- Tanda dan Gejala: Cardinal sign positif pada radius sinistra.
4. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
- Faktor Penyebab: Syok hipovolemik, hipoperfusi.
- Tanda dan Gejala: Akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik.
5. Risiko Cedera Kepala
- Definisi: Rentan mengalami cedera pada struktur dan fungsi otak.
- Faktor Penyebab: Trauma pada kepala.
- Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran (E2M3V2).
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 3718 | 27 Oct 2024
Klinis : KEJANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi kejang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kejang (Seizure)
Definisi:
Kejang adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan aktivitas listrik abnormal di otak, yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran, gerakan, perilaku, sensasi, atau fungsi lainnya.
Faktor Terkait:
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Trauma kepala
- Tumor otak
- Infeksi sistem saraf pusat
- Penyakit metabolik
- Paparan toksik
Gejala dan Tanda:
- Kejang tonik-klonik (grand mal)
- Kejang parsial (fokal)
- Riwayat kejang sebelumnya
- Perubahan kesadaran
- Gerakan tubuh yang tidak terkontrol
- Kehilangan kontrol sfingter
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Kejang
2. Pencegahan Cedera
3. Pemeliharaan Fungsi Neurologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kejang
2. Manajemen Jalan Napas
3. Pemantauan Neurologis
4. Terapi Aktivitas
Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengelola kondisi kejang ini. Tujuan utamanya adalah mencegah komplikasi, memulihkan fungsi neurologis, dan memastikan keamanan serta kenyamanan pasien selama episode kejang. -
Article No. 3719 | 27 Oct 2024
Klinis : pasien berbau, integritas kulit tidak baik, rambut berminyak, pasien sudah tidak mandi semenjak sakit karena kesulita bergerak, makan tidak teratur, kurang berinteraksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Kebersihan Diri (Self-Care Deficit)
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risk for Impaired Skin Integrity)
3. Perubahan Pola Tidur (Sleep Pattern Disturbance)
4. Risiko Kurang Asupan Nutrisi (Risk for Imbalanced Nutrition)
5. Gangguan Interaksi Sosial (Impaired Social Interaction)
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Kebersihan Diri (Self-Care Deficit):
SDKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri yang diperlukan.
SLKI: Perawatan diri yang meningkat, Perawatan diri yang optimal, Perawatan diri yang mandiri.
SIKI: Memandikan, Menggosok gigi, Memotong kuku, Berdandan, Berhias.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risk for Impaired Skin Integrity):
SDKI: Rentan terhadap perubahan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit yang dapat mengganggu fungsi perlindungan.
SLKI: Integritas kulit yang baik, Risiko kerusakan kulit yang minimal, Pemulihan integritas kulit.
SIKI: Perawatan kulit, Manajemen luka, Pencegahan kerusakan kulit.
3. Perubahan Pola Tidur (Sleep Pattern Disturbance):
SDKI: Gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
SLKI: Pola tidur yang optimal, Pola tidur yang membaik, Pola tidur yang stabil.
SIKI: Pengaturan lingkungan, Manajemen nyeri, Relaksasi.
4. Risiko Kurang Asupan Nutrisi (Risk for Imbalanced Nutrition):
SDKI: Rentan terhadap asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Asupan nutrisi yang adekuat, Asupan nutrisi yang membaik, Asupan nutrisi yang optimal.
SIKI: Pemantauan asupan nutrisi, Pemberian nutrisi enteral, Konseling gizi.
5. Gangguan Interaksi Sosial (Impaired Social Interaction):
SDKI: Keterbatasan dalam membina, mempertahankan, dan/atau meningkatkan hubungan yang memuaskan.
SLKI: Interaksi sosial yang efektif, Partisipasi sosial yang optimal, Keterampilan komunikasi yang meningkat.
SIKI: Fasilitasi interaksi sosial, Peningkatan keterampilan komunikasi, Terapi kelompok.
Harapnya, penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran umum mengenai diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Sebagai perawat, kita perlu memahami standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.