Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3835 | 28 Oct 2024
Klinis : asil pengkajian remaja suatu wilayah didapatkan sebanyak 35% dari 300 remaja produktif dalam memanfaatkan waktu luang dan lainnya tidak produktif, 75% remaja merokok, 35% remaja pernah mengkonsumsi alkohol, 71% bermain game online dan hanya 15% saja remaja yang terlibat dalam kegiatan keagamaan dan karang taruna. Apa masalah keperawatan tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 300 remaja di wilayah tersebut, terdapat beberapa masalah keperawatan yang dapat diidentifikasi, antara lain:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat
Diagnosa Keperawatan: Perilaku Kesehatan Berisiko
Penjelasan:
- Lebih dari 50% remaja terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok (75%) dan mengkonsumsi alkohol (35%).
- Perilaku ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental remaja, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu remaja mengembangkan gaya hidup yang lebih sehat.
2. Kurangnya Produktivitas
Diagnosa Keperawatan: Pola Aktivitas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Hanya 35% remaja yang memanfaatkan waktu luang dengan produktif, sementara 65% lainnya tidak.
- Remaja membutuhkan bimbingan untuk menggunakan waktu luang secara positif, seperti terlibat dalam kegiatan keagamaan (15%) atau organisasi kepemudaan.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu remaja mengembangkan pola aktivitas yang lebih efektif dan bermanfaat.
3. Kecanduan Teknologi
Diagnosa Keperawatan: Kecanduan Teknologi
Penjelasan:
- Sebagian besar remaja (71%) menghabiskan waktu untuk bermain game online, yang dapat mengarah pada kecanduan.
- Kecanduan teknologi dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan sosial remaja.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu remaja mengelola penggunaan teknologi secara sehat dan seimbang.
Dalam menangani masalah-masalah tersebut, perawat dapat mengacu pada standar praktik keperawatan Indonesia, yaitu Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 3836 | 28 Oct 2024
Klinis : Perawat Komunitas melakukan pengkajian di desa Sahid Jaya dan menghimbau agar masyarakat memakai masker terutama saat berada diluar rumah karena asap kebakaran hutan. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus ISPA dan kasus penyakit saluran pernafasan lainnya. Hasil pengkajian sebanyak 34% warga masih enggan memakai masker karena merasa pengap. Apa diagnosis keperawatan komunitas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan Komunitas: Ketidakpatuhan Kesehatan Masyarakat
Definisi: Pola perilaku dan/atau praktik yang tidak sesuai dengan rekomendasi atau rencana kesehatan yang disepakati oleh individu, keluarga, atau komunitas.
Karakteristik Definisi:
- Masyarakat tidak mau menggunakan masker saat berada di luar rumah
- Alasan utama adalah merasa pengap saat menggunakan masker
Tujuan Keperawatan (SLKI):
- Masyarakat mau menggunakan masker saat berada di luar rumah
- Masyarakat memahami manfaat penggunaan masker untuk mencegah peningkatan kasus ISPA dan penyakit saluran pernapasan lainnya
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Edukasi kesehatan tentang pentingnya penggunaan masker untuk mencegah penyakit pernapasan
- Identifikasi dan atasi hambatan / persepsi negatif masyarakat terkait penggunaan masker
- Kolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan masker
- Monitoring dan evaluasi kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat komunitas dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penularan penyakit pernapasan di lingkungan komunitas. -
Article No. 3837 | 28 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sesek, penggunaan otot bantu nafas, saturasi kurang dari 90%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang anda sampaikan, yaitu pasien mengatakan sesek, penggunaan otot bantu nafas, dan saturasi kurang dari 90%, maka dapat diindikasikan adanya diagnosis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.0
- Deskripsi: Insufisiensi respirasi akut
Penjelasan:
Kode ICD-10 J96.0 digunakan untuk mendiagnosis insufisiensi respirasi akut, yang ditandai dengan sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan penurunan saturasi oksigen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit paru-paru, gagal jantung, atau gangguan neuromuskular.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan oksigenasi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 93.90 dapat digunakan untuk mencatat prosedur pemantauan oksigenasi, yang meliputi pengukuran saturasi oksigen menggunakan pulse oximetry. Prosedur ini dilakukan untuk mengevaluasi status oksigenasi pasien dan membantu dalam diagnosis dan pengelolaan kondisi respirasi.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan penatalaksanaan lebih lanjut harus dilakukan oleh dokter yang menangani pasien, berdasarkan hasil pemeriksaan dan investigasi yang lebih komprehensif. -
Article No. 3838 | 28 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sesek, penggunaan otot bantu nafas, saturasi kurang dari 90%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar yang dapat mengakibatkan peningkatan usaha pernapasan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
- Saturasi oksigen dalam batas normal
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
- Monitoring tanda-tanda vital (frekuensi napas, saturasi oksigen)
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Menjaga posisi yang nyaman untuk bernapas
- Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Memfasilitasi istirahat yang cukup
- Mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan
Sebagai seorang perawat, saya akan berusaha memberikan perawatan yang optimal untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 3839 | 28 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sesek, penggunaan otot bantu nafas, saturasi kurang dari 90%, terdapat bunyi nafas tambahan whizing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola Nafas Tidak Efektif adalah keadaan dimana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi dan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Pola Nafas Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, yang ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada penggunaan otot bantu napas, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Nafas Tidak Efektif antara lain:
1. Monitoring tanda-tanda vital, termasuk frekuensi napas, irama napas, dan saturasi oksigen.
2. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
3. Membantu teknik pernapasan yang efektif, seperti napas dalam, napas diafragma, dan batuk efektif.
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
5. Memantau adanya bunyi napas tambahan dan mengevaluasi penyebabnya.
6. Mengkaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola napas, seperti kecemasan, rasa nyeri, atau kondisi penyakit lainnya.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu sesak napas, penggunaan otot bantu napas, saturasi oksigen kurang dari 90%, dan adanya bunyi napas tambahan wheezing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Nafas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, membantu teknik pernapasan yang efektif, serta mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola napas. -
Article No. 3705 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
Penyebab:
- Produksi sekret yang berlebihan
- Peningkatan viskositas sekret
- Adanya obstruksi jalan napas
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
Penyebab:
- Perubahan mekanika pernapasan
- Keletihan otot pernapasan
- Hiperventilasi
3. Kurang Pengetahuan (SLKI)
Definisi: Kurangnya informasi terkait masalah kesehatan.
Penyebab:
- Kurang informasi mengenai penyakit tuberkulosis
- Kurang informasi mengenai manajemen perawatan
4. Risiko Infeksi (SIKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Penyebab:
- Tuberkulosis paru yang belum terkontrol
- Kelemahan sistem imun
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan, sedangkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. -
Article No. 3706 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
- Karakteristik: Perubahan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, ekspresi wajah, gerakan protektif, vokal, dan perilaku.
SLKI:
- Luaran: Tingkat Nyeri Terkontrol, dengan kriteria hasil: Nyeri terkontrol, Penggunaan analgesik berkurang, Aktivitas sesuai kemampuan.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Nyeri, dengan kegiatan: Kaji nyeri, Berikan intervensi farmakologi, Berikan intervensi nonfarmakologi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas dan nyeri dada.
SDKI:
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik: Disritmia, Perubahan tekanan darah, Perubahan frekuensi nadi, Perubahan frekuensi napas, Nyeri dada, Sesak napas.
SLKI:
- Luaran: Perfusi Jaringan Kardiak Membaik, dengan kriteria hasil: Tidak ada disritmia, Tekanan darah dalam batas normal, Frekuensi nadi dalam batas normal, Frekuensi napas dalam batas normal, Tidak ada nyeri dada, Tidak ada sesak napas.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Infark Miokard, dengan kegiatan: Kaji status kardiovaskular, Berikan oksigen, Berikan obat-obatan, Lakukan pemantauan, Berikan edukasi.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 3707 | 27 Oct 2024
Klinis : Lemas, bab hitam hb berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko keterbatasan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi perifer yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga kehangatan tubuh, memberikan nutrisi yang adekuat, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
2. Defisit Volume Cairan
Penjelasan:
- SDKI: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau intake dan output cairan, mengganti cairan yang hilang, serta memberikan dukungan nutrisi yang sesuai.
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas yang meningkat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang aktivitas yang dapat dilakukan, memantau tanda-tanda vital selama aktivitas, serta memberikan latihan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi yang Anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 3708 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, kehilangan nafsu makan, dan hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas serta lesi di paru, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Kode ICD-10 yang sesuai adalah A15.0, yang menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, perkutanan transtrakeal atau melalui traube
Penjelasan:
Untuk mendiagnosis tuberkulosis paru, prosedur yang mungkin dilakukan adalah bronkoskopi. Kode ICD-9-CM untuk bronkoskopi adalah 87.44, yang mencakup prosedur bronkoskopi perkutanan transtrakeal atau melalui traube.
Dalam praktik klinis, diagnosis tuberkulosis paru biasanya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk identifikasi basil tahan asam (BTA), tes sensitivitas obat, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tindakan lanjutan yang mungkin diperlukan termasuk pengobatan tuberkulosis dan pemantauan perkembangan pasien. -
Article No. 3709 | 27 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya selaku perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat masing-masing diagnosa:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Tanda dan gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
- Faktor Terkait: Proses penyakit (tuberkulosis paru).
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Tanda dan gejala: Kelelahan, sesak napas saat beraktivitas.
- Faktor Terkait: Malnutrisi, proses penyakit (tuberkulosis paru).
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan gejala: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
- Faktor Terkait: Anoreksia, proses penyakit (tuberkulosis paru).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan resmi yang disusun oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Penerapan standar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan di Indonesia.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu.