Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3874 | 28 Oct 2024
Klinis : Hipertensi, nyeri saat kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi dan nyeri saat kencing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas rentang normal.
- SDKI: Pola Kardiovaskular: Hipertensi
- SLKI: Tekanan Darah Terkendali
- SIKI: Manajemen Hipertensi
2. Nyeri saat kencing
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan infeksi saluran kemih atau kelainan pada sistem urinaria.
- SDKI: Gejala Sistem Urinaria: Nyeri saat kencing
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Hipertensi:
- SDKI: Pola Kardiovaskular: Hipertensi menggambarkan peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas rentang normal.
- SLKI: Tekanan Darah Terkendali mengacu pada kemampuan individu untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Hipertensi meliputi intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan darah, seperti pengaturan gaya hidup, pemberian obat antihipertensi, dan pemantauan tekanan darah.
2. Nyeri saat kencing:
- SDKI: Gejala Sistem Urinaria: Nyeri saat kencing menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan infeksi saluran kemih atau kelainan pada sistem urinaria.
- SLKI: Kontrol Nyeri mengacu pada kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri meliputi intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik nonfarmakologis.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk menangani kondisi hipertensi dan nyeri saat kencing. -
Article No. 3875 | 28 Oct 2024
Klinis : siki defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit nutrisi:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Definisi SDKI:
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat memengaruhi status gizi seseorang.
Faktor Berhubungan SDKI:
1. Intake nutrisi yang tidak adekuat
2. Malabsorpsi
3. Kemampuan metabolisme yang terganggu
4. Peningkatan kebutuhan nutrisi
Gejala dan Tanda SDKI:
1. Berat badan di bawah normal
2. Kehilangan berat badan yang tidak disengaja
3. Intake nutrisi yang tidak adekuat
4. Perubahan parameter laboratorium (misalnya: albumin, prealbumin, limfosit)
5. Perubahan jaringan subkutan dan otot
Tujuan SLKI:
1. Pasien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kondisi
Intervensi SIKI:
1. Monitoring asupan dan status nutrisi
2. Fasilitasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral
3. Edukasi tentang kebutuhan dan sumber nutrisi
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan intervensi nutrisi
Luaran SLKI:
1. Indeks massa tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
3. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kondisi
Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan -
Article No. 3876 | 28 Oct 2024
Klinis : siki defisit nutrisi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi siki defisit nutrisi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E46
- Deskripsi: Defisiensi gizi, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.7
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral total
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E46 (Defisiensi gizi, tidak dispesifikasi) digunakan untuk mengkodekan kondisi siki defisit nutrisi, yang merupakan suatu keadaan umum di mana tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi dari asupan makanan. Kode ini mencakup berbagai jenis defisiensi gizi, termasuk kwashiorkor, marasmus, dan bentuk-bentuk campuran dari keduanya.
2. Dalam kasus siki defisit nutrisi, jika diperlukan tindakan medis, salah satu intervensi yang mungkin dilakukan adalah pemberian nutrisi parenteral total (kode ICD-9-CM 96.7). Prosedur ini melibatkan pemberian seluruh cairan, elektrolit, nutrisi, dan komponen lain yang dibutuhkan tubuh melalui jalur intravena, sehingga dapat membantu memperbaiki status nutrisi pasien.
Penggunaan kode-kode ini penting dalam dokumentasi medis dan tagihan kesehatan untuk memastikan ketepatan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan, serta untuk menjamin keakuratan rekam medis pasien. -
Article No. 3767 | 28 Oct 2024
Klinis : risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sirkulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sirkulasi" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Intoleransi Aktivitas adalah kondisi di mana individu mengalami peningkatan risiko tidak dapat mentolerir atau melakukan aktivitas fisik secara aman, yang dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular, respiratory, muskuloskeletal, atau neurologi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan risiko intoleransi aktivitas akibat gangguan sirkulasi adalah: Toleransi Aktivitas Membaik, Performa Aktivitas Meningkat, dan Perfusi Jaringan Membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Manajemen Aktivitas, Edukasi Aktivitas, Manajemen Nyeri, Terapi Oksigen, Terapi Latihan, Manajemen Sirkulasi, Manajemen Cairan, dan Pengukuran Tanda Vital.
Kesimpulannya, risiko intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan gangguan sirkulasi memerlukan penanganan komprehensif untuk meningkatkan toleransi, performa, dan perfusi jaringan pasien. Pendekatan holistik dengan menggunakan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI sangat penting dalam memberikan intervensi yang efektif.
Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas terkait kondisi tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya bersedia untuk membahasnya lebih mendalam. Terima kasih. -
Article No. 3768 | 28 Oct 2024
Klinis : risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sirkulasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z91.81
- Deskripsi: Risiko intoleransi aktivitas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk "risiko intoleransi aktivitas" karena ini adalah kondisi yang berkaitan dengan riwayat pasien, bukan tindakan medis yang dilakukan. Namun, terdapat beberapa kode ICD-9-CM yang dapat digunakan terkait dengan pemeriksaan dan evaluasi fungsi kardiovaskular, seperti:
- 89.41 - Pemeriksaan fungsi kardiovaskular
- 89.43 - Pemeriksaan toleransi latihan
- 89.44 - Pemeriksaan denyut jantung
- 89.45 - Pemeriksaan tekanan darah
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z91.81 "Risiko intoleransi aktivitas" digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki riwayat atau kondisi yang meningkatkan risiko intoleransi aktivitas fisik. Hal ini dapat terkait dengan gangguan sirkulasi, penyakit kardiovaskular, atau kondisi lain yang dapat memengaruhi toleransi aktivitas.
- Tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi intoleransi aktivitas pada pasien ini dapat mencakup pemeriksaan fungsi kardiovaskular, uji toleransi latihan, pemantauan denyut jantung, dan pengukuran tekanan darah. Namun, tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "risiko intoleransi aktivitas" karena ini merupakan kondisi yang berkaitan dengan riwayat pasien, bukan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 3769 | 28 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan informasi dengan nada akademis dan persona sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi mukus berlebih, obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Penurunan Intake Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, penyakit.
- Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
- Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi.
- Tanda dan Gejala: Demam.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Ini mencakup definisi, faktor yang berhubungan, dan tanda & gejala untuk berbagai diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Ini mencakup kriteria hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Ini mencakup daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 3770 | 28 Oct 2024
Klinis : Edema ekstremitas bawah (+1) Proteinuria (30 mg/dL) Peningkatan kreatinin serum (1.6 mg/dL)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan edema ekstremitas bawah (+1) dan proteinuria (30 mg/dL).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan volume cairan didefinisikan sebagai akumulasi cairan yang berlebihan di dalam interstisial dan/atau rongga tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan status cairan, seperti berkurangnya edema, berat badan stabil, dan fungsi ginjal yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan edukasi mengenai manajemen cairan. -
Article No. 3771 | 28 Oct 2024
Klinis : Hipertensi tidak terkontrol (170/110 mmHg)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hipertensi tidak terkontrol (170/110 mmHg).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau melaksanakan rencana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kesehatan.
Batasan Karakteristik SDKI:
- Tidak dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
- Tidak dapat menentukan tujuan kesehatan
- Tidak dapat melaksanakan rencana tindakan untuk mencapai tujuan kesehatan
- Tidak dapat mengevaluasi efektivitas rencana tindakan
Intervensi SLKI:
- Manajemen Hipertensi
- Edukasi Manajemen Kesehatan
- Konseling Manajemen Kesehatan
Luaran SIKI:
- Tekanan Darah Terkontrol
- Pengetahuan Manajemen Kesehatan Meningkat
- Perilaku Manajemen Kesehatan Efektif
Penjelasan:
Pada kasus hipertensi tidak terkontrol (170/110 mmHg), diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan. Hal ini dikarenakan pasien mengalami ketidakmampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan/atau melaksanakan rencana tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan tekanan darahnya. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Manajemen Hipertensi, Edukasi Manajemen Kesehatan, dan Konseling Manajemen Kesehatan. Luaran yang diharapkan adalah Tekanan Darah Terkontrol, Pengetahuan Manajemen Kesehatan Meningkat, dan Perilaku Manajemen Kesehatan Efektif. -
Article No. 3776 | 28 Oct 2024
Klinis : bersihan jalan nafas, ventilasi spontan, gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas, hipotensi,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Bersihan jalan napas:
- Kode ICD-10: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (gangguan pernapasan)
2. Ventilasi spontan:
- Kode ICD-10: R06.8
- Deskripsi: Gejala pernapasan lain
3. Gangguan pertukaran gas:
- Kode ICD-10: J98.2
- Deskripsi: Gangguan pertukaran gas
4. Hipotensi:
- Kode ICD-10: I95.9
- Deskripsi: Hipotensi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi-kondisi di atas. Penanganan umumnya dapat meliputi pemantauan vital tanda-tanda, terapi oksigen, dan intervensi untuk memperbaiki bersihan jalan napas dan pertukaran gas, serta stabilisasi hemodinamik. Kode prosedur yang mungkin relevan adalah:
- Kode ICD-9-CM: 93.90
Deskripsi: Perawatan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Jika diperlukan, kode-kode tambahan dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan atau prosedur spesifik yang dilakukan dalam penanganan kondisi-kondisi tersebut. -
Article No. 3777 | 28 Oct 2024
Klinis : bersihan jalan nafas, ventilasi spontan, gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas, hipotensi,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan nafas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang diberikan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi saluran pernapasan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ventilasi Spontan Terganggu
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat secara alami.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memperbaiki ventilasi spontan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang diberikan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
3. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di dalam paru-paru.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memperbaiki pertukaran gas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang diberikan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
4. Hipotensi
- SDKI: Penurunan tekanan darah arteri di bawah normal.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan tekanan darah arteri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang diberikan untuk memfasilitasi peningkatan tekanan darah arteri.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, merencanakan intervensi keperawatan yang tepat, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan pencapaian hasil yang diharapkan bagi pasien. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berkualitas.