Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5871 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien sesak rr 25x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dengan pasien mengalami sesak napas dengan RR 25x/menit, maka dapat diberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, peningkatan laju napas, penggunaan otot bantu napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk inspirasi dan ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas dalam rentang normal
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi jenis, lokasi, dan derajat sumbatan jalan napas
- Auskultasi bunyi napas
- Observasi pola napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latihan pernapasan
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami sesak napas dengan laju napas 25x/menit, menunjukkan adanya pola napas tidak efektif. Hal ini perlu diatasi dengan intervensi keperawatan yang tepat, seperti manajemen jalan napas untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas. Tujuan akhirnya adalah mencapai pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas yang adekuat, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas. -
Article No. 5872 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien lansia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien lansia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Pasien Lansia:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien lansia antara lain:
1. Risiko Jatuh
- Definisi: Rentan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- Faktor risiko pada lansia: penurunan fungsi sensorik dan motorik, gangguan keseimbangan, polimorbiditas, penggunaan obat-obatan, lingkungan yang tidak aman.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Faktor risiko pada lansia: penurunan massa otot, penyakit kardiovaskular, penyakit paru, anemia, malnutrisi.
3. Defisit Perawatan Diri
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Faktor risiko pada lansia: penurunan fungsi kognitif dan fisik, mobilitas terbatas, gangguan neuromuskular, depresi.
4. Risiko Malnutrisi
- Definisi: Rentan terhadap status gizi yang buruk yang dapat memengaruhi kesehatan.
- Faktor risiko pada lansia: penurunan nafsu makan, masalah penelanan, kondisi sosial ekonomi, penyakit kronis, penurunan fungsi fisik.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), beberapa luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan pada pasien lansia antara lain:
1. Untuk Risiko Jatuh:
- Keseimbangan tubuh meningkat
- Tidak terjadi jatuh selama perawatan
- Lingkungan aman dari bahaya jatuh
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi aktivitas meningkat
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan saat aktivitas
3. Untuk Defisit Perawatan Diri:
- Kemampuan perawatan diri meningkat
- Dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat defisit perawatan diri
4. Untuk Risiko Malnutrisi:
- Asupan nutrisi adekuat
- Status gizi baik
- Tidak ada komplikasi akibat malnutrisi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien lansia antara lain:
1. Untuk Risiko Jatuh:
- Identifikasi faktor risiko jatuh
- Pengaturan lingkungan yang aman
- Edukasi dan latihan keseimbangan dan mobilitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis)
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi toleransi aktivitas
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Latihan fisik secara bertahap
- Pemberian oksigen, jika diperlukan
- Manajemen gejala terkait penyakit
3. Untuk Defisit Perawatan Diri:
- Identifikasi kemampuan perawatan diri
- Latihan aktivitas perawatan diri secara bertahap
- Bantuan dan pendampingan dalam aktivitas perawatan diri
- Edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga
4. Untuk Risiko Malnutrisi:
- Asesmen status gizi
- Konsultasi dengan ahli gizi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral, jika diperlukan
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi dan menjaga asupan yang adekuat
- Pemantauan status gizi secara berkala
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien lansia, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi kondisi lansia, seperti penurunan fungsi fisiologis, polifarmasi, serta aspek psikososial dan spiritual. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga sangat penting untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 5873 | 15 Nov 2024
Klinis : risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Penurunan sistem imun
2. Prosedur invasif
3. Paparan lingkungan yang tidak sehat
4. Malnutrisi
5. Usia ekstrem (bayi dan lansia)
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bebas Infeksi
2. Tanda-tanda Infeksi terkontrol
3. Perilaku Pencegahan Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menjaga Hygiene Lingkungan
2. Manajemen Nutrisi: Mempertahankan Nutrisi Adekuat
3. Edukasi Pencegahan Infeksi: Mengajarkan Teknik Cuci Tangan, Penggunaan APD, dll.
4. Pemantauan Tanda-tanda Infeksi: Evaluasi Tanda dan Gejala Infeksi secara Berkala
Dengan pendekatan ini, perawat dapat mengidentifikasi risiko infeksi pada pasien, menetapkan tujuan keperawatan yang sesuai, dan melaksanakan intervensi yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi secara efektif. -
Article No. 5874 | 15 Nov 2024
Klinis : kontrol infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kontrol infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Paparan Agen Infeksius
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah rentang respons kesehatan individu yang rentan terhadap invasiorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Kondisi ini berhubungan dengan paparan terhadap agen infeksius, penurunan mekanisme pertahanan tubuh, dan/atau kerusakan pada barier pelindung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien akan bebas dari infeksi atau dapat mengendalikan infeksi yang terjadi. Indikator yang dapat diukur antara lain tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada peningkatan suhu tubuh, dan tidak ada peningkatan jumlah leukosit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memonitor tanda-tanda infeksi, mempertahankan lingkungan yang aseptik, melakukan tindakan pencegahan infeksi (cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, dll), serta memantau respon tubuh terhadap agen infeksius.
Sebagai perawat profesional, saya akan memastikan penerapan praktik kontrol infeksi yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan, guna mencegah dan mengendalikan risiko infeksi pada pasien. -
Article No. 5875 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mencret.
Diagnosa Keperawatan:
Diare (DIAR)
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus (3 kali atau lebih dalam 24 jam).
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, malabsorpsi, alergi makanan, obat-obatan, stres, perubahan diet, penyakit kronik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Frekuensi dan konsistensi feses kembali normal, tidak ada dehidrasi, dan pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan: Manajemen diare, pemberian cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi, edukasi tentang diare, serta monitoring tanda-tanda vital dan tanda dehidrasi.
Dalam kondisi ini, pasien datang dengan keluhan mencret. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Diare (DIAR) berdasarkan standar SDKI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, pemberian cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi, edukasi tentang diare, serta monitoring tanda-tanda vital dan tanda dehidrasi sesuai dengan standar SIKI. Luaran yang diharapkan adalah frekuensi dan konsistensi feses kembali normal, tidak ada dehidrasi, dan pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan sesuai dengan standar SLKI. -
Article No. 5876 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan penjelasan kondisi pasien yang mengalami diare (mencret), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Diare
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare adalah pengeluaran feses cair atau setengah cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Diare dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorpsi, atau kondisi lainnya.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Pasien dapat mengatasi rasa tidak nyaman akibat diare.
- Pasien dapat mengenali dan mencegah kekambuhan diare.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi.
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Edukasi tentang manajemen diare, seperti diet, penanganan komplikasi, dan pencegahan kekambuhan.
- Pemberian obat-obatan sesuai indikasi (misalnya antidiare, antibiotik).
- Perawatan kenyamanan pasien (misalnya menghindari iritasi pada kulit akibat diare).
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar/perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan kondisi diare. -
Article No. 5877 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan mencret, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi dan/atau penurunan konsistensi eliminasi fekal yang berlangsung lebih dari 3 kali per hari. Penyebabnya dapat berupa infeksi, malabsorpsi, atau agen farmakologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan diare adalah pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit, perbaikan status nutrisi, dan pencegahan komplikasi lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk pengelolaan diare meliputi pemberian cairan dan elektrolit, manajemen nutrisi, serta edukasi tentang penyebab dan penatalaksanaan diare.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan mencret/diare perlu mendapatkan penatalaksanaan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, dan perbaikan status nutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian cairan dan elektrolit, manajemen nutrisi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 5878 | 15 Nov 2024
Klinis : Anemia berat hipokromik mikrositik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi anemia berat hipokromik mikrositik berdasarkan standar asuhan keperawatan di Indonesia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anemia berat hipokromik mikrositik adalah "Defisiensi Nutrisi" (SDKI, 2017). Anemia hipokromik mikrositik disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi, folat, atau vitamin B12 yang mengakibatkan produksi sel darah merah tidak optimal. Hal ini menyebabkan penurunan hemoglobin dan sel darah merah dengan ukuran yang lebih kecil dari normal (mikrositik).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Status Nutrisi: Berat Badan Meningkat (SLKI, 2019)
- Indikator: Berat badan pasien meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Kriteria Hasil: Berat badan pasien meningkat 10% dalam 1 bulan.
2. Perfusi Jaringan: Oksigenasi Adekuat (SLKI, 2019)
- Indikator: Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi) dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda hipoksia.
- Kriteria Hasil: Hb mencapai nilai normal (>12 g/dL untuk wanita, >13 g/dL untuk pria) dalam 3 bulan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nutrisi (SIKI, 2018)
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan rencana diet yang sesuai, termasuk asupan zat besi, folat, dan vitamin B12 yang adekuat.
- Motivasi dan edukasi pasien serta keluarga tentang pentingnya mengonsumsi makanan kaya nutrisi untuk meningkatkan status nutrisi.
- Monitor berat badan dan parameter laboratorium (Hb, MCV, ferritin) secara berkala.
2. Manajemen Oksigenasi (SIKI, 2018)
- Kaji tanda-tanda vital dan gejala hipoksia (seperti palpitasi, kelelahan, dispnea).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk pemberian terapi zat besi, folat, atau vitamin B12 sesuai kebutuhan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi suplemen.
- Monitor parameter laboratorium (Hb, MCV, ferritin) secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan anemia berat hipokromik mikrositik dapat mencapai status nutrisi dan oksigenasi yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5879 | 15 Nov 2024
Klinis : hemoglobin pasien 7,6
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan hemoglobin 7,6 g/dL.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Kurang Volume Darah Berhubungan Dengan Pendarahan Akut/Kronis" (Decreased Blood Volume related to Acute/Chronic Bleeding). Karakteristik definisi dari diagnosa ini adalah adanya penurunan volume darah yang disebabkan oleh pendarahan akut atau kronis, yang dapat mengakibatkan hipovolemia dan anemia.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital stabil: Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu dalam batas normal.
2. Kadar hemoglobin meningkat: Nilai hemoglobin meningkat menjadi setidaknya 10 g/dL.
3. Tidak terjadi tanda-tanda hipovolemia: Tidak ada pusing, letih, dan perubahan tekanan darah ortostatik.
4. Tidak terjadi komplikasi: Tidak ada tanda-tanda infeksi, perdarahan, atau komplikasi lainnya.
5. Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Memantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara berkala untuk mendeteksi perubahan.
2. Pemantauan Intake dan Output: Memantau asupan cairan oral dan parenteral serta output urin dan feses untuk mengevaluasi status hidrasi.
3. Pemberian Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Pemberian Transfusi Darah: Memberikan transfusi darah sesuai indikasi untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
5. Perawatan Luka/Pendarahan: Melakukan perawatan luka atau pendarahan, jika ada, untuk mencegah komplikasi.
6. Edukasi Tentang Gizi: Memberikan edukasi tentang asupan nutrisi yang kaya zat besi untuk membantu meningkatkan kadar hemoglobin.
7. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan motivasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan status kesehatannya secara optimal. -
Article No. 5880 | 15 Nov 2024
Klinis : DS : Keluarga pasien mengatakan ayah pasien perokok aktif namun setelah mengetahui anaknya sakit asma, ayahnya mencoba untuk berhenti merokok secara total. Pasien mengatakan suka kucing dan burung, sebelum sakit sering bermain dengan kucing dan burung, karena dirumah melihara kucing dan burung. Setelah sakit, keluarga pasien sudah tidak melihara kucing dan burung lagi. DO : -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Terkait Paparan Lingkungan
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Terkait Paparan Lingkungan adalah kondisi di mana individu memiliki kemungkinan mengalami infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh paparan terhadap bahan-bahan yang dapat memicu reaksi alergi atau infeksi, seperti debu, bulu hewan, maupun polutan udara.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utamanya adalah menurunnya risiko infeksi saluran pernapasan pada individu. Contoh luaran yang dapat dicapai adalah penurunan gejala infeksi saluran pernapasan dan penurunan frekuensi serangan infeksi saluran pernapasan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengendalikan paparan lingkungan, memantau gejala infeksi saluran pernapasan, serta memberikan edukasi terkait pencegahan infeksi saluran pernapasan.
Berdasarkan persona pakar/perawat, diagnosis keperawatan ini perlu dipertimbangkan karena adanya paparan terhadap faktor pencetus asma, yaitu bulu hewan (kucing dan burung), serta adanya upaya perubahan perilaku merokok pada anggota keluarga yang juga merupakan salah satu faktor pencetus asma.