Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3950 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn B 20 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami sesak nafas setelah melakukan olahraga berat. Klien tampak pucat, lemas, bibir kering dan terdapat pertumbuhan yang tak seimbang pada jari tangan. Klien sering mengeluh haus dan nyeri (skala 6). Saat dilakukan pemeriksaan, terdapat penurunan nilai Hb dan jumlah sel darah merah serta terdapat peningkatan jumlah sel darah putih. Saat dilakukan tes diagnostik, bentuk sel darah merah berubah bentuk menjadi tidak normal ketika diberikan tekanan oksigen rendah. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 37.8°C, nadi 87 x/menit dan frekuensi nafas 32x/menit tidak teratur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, pasien Tn. B kemungkinan mengalami kondisi anemia. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat anemia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan/dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa menimbulkan gejala kelelahan berlebih.
2. Manajemen Energi: Kemampuan individu untuk mengatur penggunaan energi dan mencegah kelelahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas: Membantu individu untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas harian secara efektif.
2. Manajemen Energi: Membantu individu untuk mengidentifikasi dan menggunakan strategi untuk mempertahankan atau meningkatkan energi.
3. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. B mengalami sesak nafas setelah olahraga berat, tampak pucat, lemas, dan terdapat perubahan bentuk sel darah merah. Hal ini menunjukkan adanya anemia yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan pemberian terapi oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. -
Article No. 3951 | 29 Oct 2024
Klinis : sesak + kejang +
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak + kejang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Kondisi di mana terdapat hambatan dalam masuknya udara ke dalam paru-paru, sehingga menyebabkan sesak napas.
2. Risiko Cedera
Penjelasan: Kondisi di mana terdapat potensi untuk terjadi cedera fisik akibat aktivitas kejang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria luaran: Pasien dapat bernapas dengan lancar, tidak ada suara napas tambahan, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Tidak Terjadi Cedera
Kriteria luaran: Pasien tidak mengalami cedera selama episode kejang, dan vital sign stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Intervensi: Mempertahankan jalan napas terbuka, memberikan oksigen tambahan, suction sekret jika perlu.
2. Manajemen Kejang
Intervensi: Memposisikan pasien dengan aman, mencegah trauma, dan pemberian obat antikonvulsan jika diperlukan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya penilaian komprehensif dan penanganan segera untuk mengatasi kondisi sesak napas dan kejang pada pasien. Diperlukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk memberikan perawatan yang optimal. -
Article No. 3952 | 29 Oct 2024
Klinis : sesak + kejang + Kesadaran :Waspada Kepala: a/i/c/d -/-/-/+ terpasang O2 Nasal 0,1 lpm, Caput/chepal pada sebelah kiri Leher : Pemb KGB (-), JVP flat Thorax : Simetris, Rh/Wh -/-, S1S2 tunggal, retraksi (+) minimal Abdomen : Soefl, BU (+), umbilical segar terpasang cateter umbilical Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, iritable + TTV Suhu : 37.1 C HR : 148x/mnt RR : 50x/mnt SpO2: 94%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Risiko Kejang
3. Gangguan Perfusi Serebral
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigen tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
2. Risiko Kejang
- SDKI: Kerentanan terhadap aktivitas abnormal dan sinkron dari neuron-neuron otak, yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran, pergerakan, perilaku, sensasi, atau fungsi lainnya.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola kejang.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengatasi kejang.
3. Gangguan Perfusi Serebral
- SDKI: Penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otak.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi perfusi serebral yang adekuat.
Penjelasan ini didasarkan pada informasi klinis yang diberikan, yaitu sesak, kejang, kesadaran waspada, serta adanya tanda-tanda penurunan perfusi serebral seperti gangguan saraf kranial, reraksi minimal, dan perubahan tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI ini dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi tersebut. -
Article No. 3953 | 29 Oct 2024
Klinis : Diagnosa dari kasus di bawah ini Tn T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara rochi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Peningkatan Oksigenasi
- SIKI: Manajemen Oksigen
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2 90%) dan peningkatan frekuensi pernapasan (32 x/menit). Hal ini disebabkan oleh adanya gagal napas akibat kondisi klinis pasien, seperti demam, penurunan kesadaran, dan riwayat kemoterapi.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SDKI: Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Sirkulasi
- SIKI: Manajemen Sirkulasi
Penjelasan:
Pasien mengalami perfusi jaringan yang tidak efektif, ditandai dengan nadi lemah, akral dingin, tekanan darah rendah (92/54 mmHg), dan laktat tinggi (10 mmol/L). Hal ini menunjukkan adanya penurunan perfusi dan oksigenasi jaringan akibat kondisi hipovolemia dan sepsis.
3. Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan:
Pasien mengalami kelebihan volume cairan, ditandai dengan adanya pitting edema ekstremitas bawah (+3/+2) dan produksi urin yang rendah (100 cc/24 jam). Hal ini dapat disebabkan oleh pemberian cairan yang berlebihan atau gangguan fungsi ginjal akibat kondisi klinis pasien.
4. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien berisiko mengalami infeksi, ditandai dengan adanya demam, peningkatan procalcitonin (14 ng/L), dan penurunan jumlah leukosit (1,2 x 10^3 nL). Kondisi ini dapat disebabkan oleh penurunan sistem imun akibat kemoterapi atau infeksi sekunder yang terjadi.
5. Risiko Hipotermi
- SDKI: Risiko Hipotermi
- SLKI: Peningkatan Suhu Tubuh
- SIKI: Manajemen Suhu Tubuh
Penjelasan:
Pasien berisiko mengalami hipotermi, ditandai dengan suhu tubuh 38,1°C. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi klinis pasien, seperti sepsis atau gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Catatan:
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Standar ini merupakan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 3954 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara rochi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat serta standar dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien Tn. T:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
4. Risiko Infeksi
5. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pembuangan karbon dioksida yang adekuat.
- Penyebab: Penyakit paru (seperti limfoma), gangguan ventilasi/perfusi, penurunan surfaktan.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, takipnea, sianosis, hipoksemia, hiperkapnia.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Penyebab: Sekret berlebihan, kelemahan otot pernapasan, keletihan.
- Tanda dan Gejala: Bunyi napas tambahan, kesulitan batuk, akumulasi sekret.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan fisik, penurunan masa otot, gangguan pertukaran gas.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, sesak napas, denyut jantung meningkat.
4. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan pertumbuhan patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Penurunan sistem imun, prosedur invasif.
- Tanda dan Gejala: Demam, takikardia, leukopeni.
5. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan akumulasi cairan di dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
- Penyebab: Asupan cairan yang melebihi kebutuhan, gangguan fungsi ginjal.
- Tanda dan Gejala: Edema, berat badan meningkat, bunyi napas tambahan.
Standar SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Standar-standar ini disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin konsistensi dan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3955 | 29 Oct 2024
Klinis : infeksi daerah operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi daerah operasi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Daerah Operasi
Definisi:
Risiko Infeksi Daerah Operasi adalah kerentanan individu untuk mengalami masuknya patogen mikroorganisme yang merusak pada luka operasi, yang dapat mengganggu proses penyembuhan luka.
Faktor Risiko:
- Prosedur pembedahan yang tidak steril
- Kebersihan tangan yang tidak adekuat
- Imunitas tubuh yang rendah
- Penyakit penyerta (diabetes, penyakit jantung, dll)
- Nutrisi yang tidak adekuat
Kriteria Hasil (SLKI):
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Luka operasi dapat sembuh secara primer
- Tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Perawatan luka operasi secara aseptik
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka operasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik, jika diperlukan
Penjelasan Singkat:
Infeksi daerah operasi merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah prosedur pembedahan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti teknik aseptik yang tidak baik, kebersihan tangan yang kurang memadai, serta kondisi kesehatan pasien yang dapat menurunkan imunitas. Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi Daerah Operasi" bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi pada luka operasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi observasi tanda-tanda infeksi, perawatan luka secara aseptik, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik jika diperlukan. Tujuan akhirnya adalah mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi dan memastikan proses penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 3956 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara rochi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi klinis Tn T yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mempertahankan atau meningkatkan kemampuan dalam membersihkan saluran napas.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara dan mengoptimalkan fungsi pernapasan pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mempertahankan atau meningkatkan kemampuan kardiovaskular.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskular pasien.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mempertahankan atau menurunkan suhu tubuh.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memantau dan mengontrol suhu tubuh pasien.
4. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat untuk mendukung fungsi fisiologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mencapai keseimbangan cairan yang optimal.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memantau dan mengatur keseimbangan cairan pada pasien.
5. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan memantau aktivitas pasien.
Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa keperawatan dapat disesuaikan dengan kondisi klinis dan data pengkajian yang tersedia pada kasus Tn T. Pendekatan ini mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 3957 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara rochi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Tn T dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.0
- Deskripsi: Gagal napas akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.70
- Deskripsi: Pemberian oksigen, metode tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: J96.0 (Gagal napas akut)
- Pasien dirawat di ruang ICU hari kedua dengan keluhan utama gagal napas.
- Gejala klinis yang ditemukan adalah frekuensi napas 32 x/menit, serta hipoksemia dengan SpO2 90% saat pemberian oksigen.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 96.70 (Pemberian oksigen, metode tidak dispesifikasi)
- Pasien terpasang HFNC (High-Flow Nasal Cannula) dengan setting T 34, Flow 60, dan FiO2 90% untuk mengatasi gagal napas.
- Pemberian oksigen ini merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk mendukung fungsi pernafasan pasien.
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat limfoma non-Hodgkin yang telah mendapatkan kemoterapi 3 kali. Kondisi ini dapat menjadi faktor predisposisi terhadap perkembangan komplikasi infeksi yang menyebabkan gagal napas saat ini. Hasil laboratorium menunjukkan adanya tanda-tanda sepsis, seperti leukopenia, peningkatan procalcitonin, dan asidosis metabolik. Informasi lain yang perlu dicatat adalah status DNR (Do Not Resuscitate) yang disampaikan oleh keluarga pasien. -
Article No. 3958 | 29 Oct 2024
Klinis : Tn T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara rochi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1oC, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalsitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan dengan Ketidakefektifan Pola Napas Sekunder Akibat Edema Paru dan Gagal Napas.
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Pertukaran Gas
- Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi, mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
- Ditandai dengan adanya hipoksemia (oksigen rendah) dan hiperkapnia (karbon dioksida tinggi).
b. Ketidakefektifan Pola Napas
- Kondisi di mana terjadi perubahan dalam kedalaman dan/atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
- Dapat disebabkan oleh edema paru dan gagal napas.
c. Edema Paru
- Akumulasi cairan dalam jaringan paru-paru, dapat menimbulkan sesak napas.
- Dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti gagal jantung kiri, sindrom gawat napas akut, atau infeksi.
d. Gagal Napas
- Kondisi di mana sistem pernapasan tidak dapat mempertahankan homeostasis pernapasan yang normal.
- Ditandai dengan hipoksemia, hiperkapnia, dan perubahan pH darah.
3. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menstandarkan diagnosa keperawatan di Indonesia.
4. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menstandarkan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan di Indonesia.
5. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menstandarkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan di Indonesia.
Secara keseluruhan, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia. -
Article No. 3959 | 29 Oct 2024
Klinis : infeksi daerah operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi infeksi daerah operasi, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Daerah Operasi
Definisi:
Risiko infeksi daerah operasi adalah kerentanan terhadap invasi dan proliferasi mikroorganisme patogen pada luka bedah yang dapat mengakibatkan komplikasi.
SDKI:
- Faktor Risiko: prosedur pembedahan, imunokompeten yang lemah, lokasi pembedahan, teknik asepsis yang tidak adekuat.
- Tanda dan Gejala: peningkatan suhu tubuh, nyeri, kemerahan, pembengkakan, drainase purulent, dan/atau hasil pemeriksaan mikrobiologi positif.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi daerah operasi yang ditandai dengan tanda dan gejala yang minimal.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Menjaga aseptik selama prosedur pembedahan, Memantau tanda-tanda infeksi, Memberikan perawatan luka bedah dengan teknik aseptik, Mempertahankan mobilisasi dini, Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu mencegah dan mengelola infeksi daerah operasi secara efektif.