Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5800 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi jalan napas yang berlebihan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan panduan yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat. Dalam kasus ini, terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI, yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan napas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan Intoleransi aktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI merupakan panduan yang menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Contoh luaran yang dapat dicapai antara lain: bersihan jalan napas yang efektif, status nutrisi yang membaik, dan toleransi aktivitas yang meningkat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI merupakan panduan yang menetapkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: fisioterapi dada, pemberian nutrisi enteral, dan latihan aktivitas bertahap.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan sampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 5801 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Suster Raisa, seorang perawat profesional. Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, serta elevasi ST segmen pada EKG.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di tingkat tubuh.
SLKI: Target luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang baik, didukung dengan tanda-tanda vital yang stabil.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen kardiovaskular, manajemen nyeri, serta edukasi terkait aktivitas yang aman bagi pasien.
Contoh intervensi spesifik:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan dan pantau saturasi oksigen.
3. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai toleransi, seperti mobilisasi bertahap.
4. Berikan manajemen nyeri yang adekuat untuk mengurangi nyeri dada.
5. Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang aktivitas yang aman dan manajemen gejala.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan utama dan intervensi yang sesuai untuk kasus ini. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5802 | 15 Nov 2024
Klinis : 2. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat diruang interna dengan tumor otak . Hasil pengkajian : sakit kepala skala 5 dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat saat ini, pasien tampak lemah, pasien tampak memegang kepalanya dan meringis, kekuatan otot 2 pada ekstremitas sebelah kanan, ADL dibantu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan tumor otak
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik: Melaporkan nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, perubahan tanda-tanda vital, perilaku protektif.
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (tumor otak).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan perilaku yang mengindikasikan kontrol nyeri yang efektif.
- Indikator:
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2) Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
3) Pasien menunjukkan perilaku yang mengindikasikan kontrol nyeri yang efektif.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1) Manajemen Nyeri
- Tujuan: Membantu pasien untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi nyeri.
- Aktivitas: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
2) Peningkatan Mobilitas
- Tujuan: Memfasilitasi mobilitas pasien sesuai kemampuan.
- Aktivitas: Membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari, memfasilitasi latihan gerak pasif dan aktif pada ekstremitas.
Dalam konteks ini, perawat akan berfokus pada manajemen nyeri dan peningkatan mobilitas pasien untuk membantu pasien mengatasi nyeri kepala dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 5803 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya karena marah-marah dan mengamuk dirumah. Dia sering membanting barang-barang, kalau marah susah dikendalikan, kalau diajak bicara malah menantang. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. sebutkanpula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai untuknya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien tersebut memiliki gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis gangguan bipolar. Berikut adalah penjelasan lebih detail:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F31.9
- Deskripsi: Gangguan bipolar, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Observasi psikiatri, 24 jam atau lebih
3. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Diagnosis Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
- Kode SDKI: 00138
4. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran Keperawatan: Kontrol Agresi
- Kode SLKI: 1205
5. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Marah
- Kode SIKI: 5330
6. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, fungsi hati, dan fungsi ginjal untuk mengetahui kondisi umum pasien.
- Pemeriksaan psikologis atau asesmen psikiatri untuk mengevaluasi kondisi mental pasien.
7. Pengobatan:
- Pemberian obat-obatan antipsikotik, seperti olanzapine atau risperidone, untuk mengendalikan gejala agitasi dan perilaku kekerasan.
- Pemberian obat-obatan stabilisator suasana hati, seperti lithium atau valproat, untuk menstabilkan mood pasien.
- Terapi psikososial, seperti psikoterapi dan konseling, untuk membantu pasien mengelola emosi dan perilaku yang menyimpang.
Diagnosa dan tatalaksana yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien secara individual, serta mempertimbangkan riwayat medis dan faktor-faktor psikososial lainnya. Kolaborasi antara dokter, perawat, dan tim kesehatan mental lainnya diperlukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terbaik bagi pasien. -
Article No. 5804 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya karena marah-marah dan mengamuk dirumah. Dia sering membanting barang-barang, kalau marah susah dikendalikan, kalau diajak bicara malah menantang. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. sebutkanpula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai untuknya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan ICD:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (ICD: RC-00004)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (SDKI: 13042)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Rencana Asuhan Keperawatan:
SLKI:
1. Kontrol Emosi (SLKI: L-02-01)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan emosi yang berlebihan.
2. Manajemen Marah (SLKI: L-02-02)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol dan mengekspresikan amarah dengan cara yang tepat.
SIKI:
1. Pembatasan Lingkungan (SIKI: 00238)
- Definisi: Tindakan untuk membatasi stimulasi eksternal pada individu yang berpotensi berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain.
2. Manajemen Perilaku (SIKI: 00312)
- Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengontrol perilaku yang tidak sesuai.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan Laboratorium:
- Profil Hematologi
- Profil Biokimia
- Pemeriksaan Fungsi Tiroid
Obat-obatan:
1. Antipsikotik (misalnya Haloperidol, Risperidon, Olanzapin)
2. Anxiolitik (misalnya Diazepam, Lorazepam)
3. Mood Stabilizer (misalnya Valproat, Karbamazepin)
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien tersebut mengalami Risiko Perilaku Kekerasan, yang memerlukan intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam mengontrol emosi dan marah, serta pembatasan lingkungan dan manajemen perilaku. Pemeriksaan penunjang dan obat-obatan diberikan untuk mendukung penanganan yang komprehensif. -
Article No. 5805 | 15 Nov 2024
Klinis : sulit batuk, slem produktif,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih dari sekret atau obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring frekuensi, kedalaman, dan irama napas
2. Memposisikan pasien untuk memudahkan drainase sekret
3. Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret
4. Mengajarkan teknik batuk efektif
5. Memberikan hidrasi yang adekuat untuk melunakkan sekret
6. Kolaborasi pemberian terapi oksigen, bronkodilator, atau mukolitik jika indikasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik dan melakukan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5806 | 15 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran.
Diagnosa Keperawatan:
Berhubung dengan penurunan kesadaran, pasien mungkin mengalami diagnosa keperawatan "Penurunan Kesadaran" (SDKI: Impaired Consciousness).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Kesadaran didefinisikan sebagai berkurangnya tingkat kewaspadaan dan interaksi dengan lingkungan. Karakteristik definisinya meliputi perubahan tingkat respon terhadap stimulus, perubahan kemampuan orientasi, dan perubahan kemampuan berinteraksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk pasien dengan penurunan kesadaran adalah peningkatan tingkat kesadaran, peningkatan kemampuan orientasi, dan peningkatan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi penurunan kesadaran meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, serta stimulasi sensori. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan tingkat kesadaran pasien.
Secara akademis, penanganan penurunan kesadaran membutuhkan pemahaman yang komprehensif dari perawat mengenai fisiologi, patofisiologi, dan manajemen klinis yang sesuai dengan kondisi pasien. Sebagai seorang pakar, perawat harus mampu mengidentifikasi penyebab, mengevaluasi tingkat kesadaran, dan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 5807 | 15 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran, lemah anggota gerak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Neurologi
- Penjelasan: Kondisi penurunan kesadaran dan lemah anggota gerak mengindikasikan adanya masalah pada sistem saraf pusat atau perifer yang menyebabkan ketidakstabilan neurologis.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Kelemahan pada anggota gerak dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga pasien mengalami intoleransi terhadap aktivitas.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakstabilan Neurologi: Keadaan di mana sistem saraf pusat atau perifer tidak berfungsi secara optimal, yang ditandai dengan perubahan tingkat kesadaran, gangguan motorik, sensorik, dan/atau fungsi otonom.
- Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada tingkat sel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk Ketidakstabilan Neurologi: Stabilitas kardiovaskular, stabilitas respirasi, tidak ada komplikasi, fungsi saraf perifer dan pusat membaik.
- Untuk Intoleransi Aktivitas: Meningkatnya toleransi aktivitas, meningkatnya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tidak ada komplikasi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk Ketidakstabilan Neurologi: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen pengobatan, pencegahan komplikasi, stimulasi fungsi saraf.
- Untuk Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, peningkatan kapasitas aktivitas, pencegahan komplikasi aktivitas.
Persona: Pakar/Perawat
Tone: Akademis -
Article No. 5808 | 15 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, pendarahan di otak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Neurovaskular
- SDKI: Penurunan perfusi jaringan otak yang ditandai dengan penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak.
- SLKI: Mempertahankan perfusi jaringan otak yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memonitor tanda-tanda vital, mempertahankan fungsi vital, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi neurologis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kerusakan neuromuskuler, muskuloskeletal, atau persepsi.
- SLKI: Memulihkan mobilitas fisik yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi latihan fisik, mencegah komplikasi imobilitas, dan memaksimalkan fungsi fisik.
3. Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh gangguan sistem hemostasis.
- SLKI: Mempertahankan integritas sistem hemostasis.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memonitor tanda-tanda perdarahan, mengendalikan perdarahan, dan memfasilitasi proses pembekuan darah.
Penjelasan Singkat:
Penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak merupakan tanda-tanda dari ketidakstabilan neurovaskular, yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan otak. Hal ini juga dapat berdampak pada mobilitas fisik pasien dan meningkatkan risiko perdarahan. Perawat berperan penting dalam memonitor tanda-tanda vital, mempertahankan fungsi vital, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi neurologis. Selain itu, perawat juga harus memfasilitasi latihan fisik, mencegah komplikasi imobilitas, dan memaksimalkan fungsi fisik pasien. Perawat juga harus memonitor tanda-tanda perdarahan, mengendalikan perdarahan, dan memfasilitasi proses pembekuan darah. -
Article No. 5809 | 15 Nov 2024
Klinis : 2. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat diruang interna dengan tumor otak . Hasil pengkajian : sakit kepala skala 5 dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat saat ini, pasien tampak lemah, pasien tampak memegang kepalanya dan meringis, kekuatan otot 2 pada ekstremitas sebelah kanan, ADL dibantu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosis tumor otak. Hasil pengkajian menunjukkan adanya gejala sakit kepala dengan skala 5 yang dirasakan sejak 6 bulan lalu dan semakin memberat saat ini, pasien tampak lemah, memegang kepala dan meringis, serta memiliki penurunan kekuatan otot di ekstremitas kanan. Pasien juga membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL).
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah:
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit neurologis (tumor otak)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien mengeluh nyeri kepala dengan skala 5, tampak memegang kepala dan meringis.
2. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau koordinasi otot.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kekuatan otot ekstremitas kanan (kekuatan otot 2)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien mengalami penurunan kekuatan otot di ekstremitas kanan, membutuhkan bantuan untuk melakukan ADL.
3. Diagnosis Keperawatan: Ketidakstabilan Neurologi
- Definisi: Perubahan dalam fungsi saraf pusat yang mengakibatkan penurunan kemampuan adaptasi dan respons individu terhadap lingkungan.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit neurologis (tumor otak)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien tampak lemah, penurunan kekuatan otot ekstremitas kanan, gangguan mobilitas fisik.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, yang berisi definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala serta tanda mayor dari berbagai diagnosis keperawatan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pasien.