Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5768 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien mulut dan jari tangan bergerak gerak sendiri tanpa disengaja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan durasi dan kualitas tidur yang diinginkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Tidur yang adekuat
b. Kualitas tidur yang baik
c. Tidak ada gejala mengantuk di siang hari
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Tidur
b. Pengaturan Lingkungan
c. Edukasi Manajemen Tidur
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gerakan mulut dan jari tangan yang tidak disengaja, yang dapat menjadi gejala dari gangguan pola tidur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen tidur, pengaturan lingkungan yang nyaman untuk tidur, serta edukasi mengenai manajemen tidur yang baik. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapatkan tidur yang adekuat, kualitas tidur yang baik, dan tidak ada gejala mengantuk di siang hari. -
Article No. 5769 | 15 Nov 2024
Klinis : mulut (bibir) dan jari tangan pasien bergerak gerak sendiri tanpa disengaja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui penyebabnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Relaksasi
2. Kontrol kecemasan
3. Manajemen stres
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen kecemasan
2. Terapi relaksasi
3. Terapi kognitif
4. Terapi spiritual
5. Manajemen lingkungan
Penjelasan:
Gerakan bibir dan jari tangan yang tidak disengaja dapat merupakan tanda-tanda kecemasan pada pasien. Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui penyebabnya. Standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan adalah asesmen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif, terapi spiritual, dan manajemen lingkungan untuk mengelola kecemasan pasien. -
Article No. 5770 | 15 Nov 2024
Klinis : mulut (bibir) dan jari tangan pasien bergerak gerak sendiri tanpa disengaja
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu gerakan tidak disengaja pada mulut (bibir) dan jari tangan pasien, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G25.1
- Deskripsi: Tremor esensial
Tremor esensial adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan gerakan bergetar atau gemetar yang terjadi secara spontan dan tidak terkontrol, terutama di ekstremitas atas, kepala, dan suara. Kondisi ini sering muncul tanpa penyebab yang jelas dan dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang spesifik yang terkait dengan tremor esensial. Penanganan utama biasanya berupa pengobatan farmakologis dan terapi fisik untuk mengurangi gejala.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin menjalankan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti tes neurologis, untuk menegakkan diagnosis tremor esensial dan menentukan penanganan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 5771 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis CHF NYHA IV. Pasien mengeluhkan agak sesak dengan pernapasan pasien 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%. Pasien mengalami efusi pleura sinistra karena oedem pulmonal. Pasien telah terpasang selang dada. Hasil pemeriksaan fisik terlihat penonjolan vena jugularis eksterna, tetapi belum dilakukan pemeriksaan JVP. Pasien juga mengalami edema pada tungkai bawah. Saat pengkajian pasien terlihat lemas dan hanya terbaring di tempat tidur. Seluruh kebutuhan sehari-hari dibantu oleh istrinya. Saat malam hari pasien tidak bisa tidur nyenyak karena sesak dan nyeri pada tempat pemasangan WSD. Skala nyeri pasien 3. Saat pengkajian botol WSD sudah penuh dan memerlukan penggantian botol baru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Penyebab: Efusi pleura sinistra dan edema pulmonal
Karakteristik: Pernapasan 26 kali/menit, saturasi oksigen 97%, sesak napas
2. Intoleransi Aktivitas
Penyebab: Penurunan fungsi jantung dan efusi pleura
Karakteristik: Pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur, ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari
3. Nyeri Akut
Penyebab: Adanya selang dada (WSD)
Karakteristik: Skala nyeri 3, mengeluhkan nyeri pada tempat pemasangan WSD
4. Gangguan Pola Tidur
Penyebab: Sesak napas dan nyeri akibat pemasangan WSD
Karakteristik: Pasien tidak dapat tidur nyenyak di malam hari
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan definisi, faktor yang berhubungan, batasan karakteristik, dan klasifikasi untuk setiap diagnosis keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan hasil atau luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- Memudahkan perawat dalam mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 5772 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita, usia 50 tahun, dirawat di rumah sakit dengan post operasi pemasangan colostomy e.c Ca Colon hari ke-3. Pasien perlu pemasangan stoma untuk memfasilitasi pengeluaran feses. Pasien telah menjalani prosedur pembuatan stoma pada regio abdomen sinistra (colon descendent). Sejak memiliki stoma pasien terlihat murung dan menolak kunjungan selain keluarganya. Saat perawat melakukan pengkajian, keluarga pasien menceritakan bahwa pasien malu bagaimana nanti menjalani hari-harinya dengan kondisi terpasang stoma. Pasien bekerja sebagai seorang petani. Pasien juga enggan beribadah saat di rumah sakit karena merasa badannya kotor karena kotoran yang keluar dari stoma. Pasien masih bingung nanti kalau di rumah bagaimana merawat stoma, dan khawatir pandangan tetangga kepadanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh akibat pemasangan colostomy.
2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan ketidakpastian masa depan.
3. Risiko Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan keterbatasan fisik dan pengetahuan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Citra Tubuh:
- SDKI: Perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien menerima perubahan fisik dan meningkatkan penerimaan diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan seperti terapi kognitif, latihan penerimaan diri, dan dukungan emosional.
2. Kecemasan:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang tidak jelas.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mengelola kecemasan dan meningkatkan koping yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan seperti teknik relaksasi, konseling, dan edukasi manajemen kecemasan.
3. Risiko Defisit Perawatan Diri:
- SDKI: Potensi keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan perawatan diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan seperti latihan perawatan diri, penyediaan alat bantu, dan edukasi perawatan stoma.
Secara umum, diagnosa dan intervensi keperawatan ini bertujuan untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatan, meningkatkan penerimaan diri, mengelola kecemasan, serta meningkatkan kemampuan perawatan diri, khususnya dalam perawatan stoma. Hal ini penting untuk mendukung proses pemulihan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 5773 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis CHF NYHA IV. Pasien mengeluhkan agak sesak dengan pernapasan pasien 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%. Pasien mengalami efusi pleura sinistra karena oedem pulmonal. Pasien telah terpasang selang dada. Hasil pemeriksaan fisik terlihat penonjolan vena jugularis eksterna, tetapi belum dilakukan pemeriksaan JVP. Pasien juga mengalami edema pada tungkai bawah. Saat pengkajian pasien terlihat lemas dan hanya terbaring di tempat tidur. Seluruh kebutuhan sehari-hari dibantu oleh istrinya. Saat malam hari pasien tidak bisa tidur nyenyak karena sesak dan nyeri pada tempat pemasangan WSD. Skala nyeri pasien 3. Saat pengkajian botol WSD sudah penuh dan memerlukan penggantian botol baru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami sesak napas dengan laju pernapasan 26 kali/menit serta terdapat efusi pleura sinistra akibat edema pulmonal. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
SDKI: Bersihan Jalan Napas
SLKI: Mempertahankan Jalan Napas Terbuka
SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
Pasien terlihat lemas dan hanya terbaring di tempat tidur, serta memerlukan bantuan istrinya untuk seluruh kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya penurunan toleransi terhadap aktivitas.
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Mempertahankan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
3. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri dengan skala 3 pada tempat pemasangan selang dada (WSD). Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut.
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Mengendalikan Nyeri Akut
SIKI: Manajemen Nyeri Akut
4. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami edema pada tungkai bawah, yang menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer.
SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
SLKI: Mempertahankan Perfusi Jaringan
SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse -
Article No. 5774 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis CHF NYHA IV. Pasien mengeluhkan agak sesak dengan pernapasan pasien 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%. Pasien mengalami efusi pleura sinistra karena oedem pulmonal. Pasien telah terpasang selang dada. Hasil pemeriksaan fisik terlihat penonjolan vena jugularis eksterna, tetapi belum dilakukan pemeriksaan JVP. Pasien juga mengalami edema pada tungkai bawah. Saat pengkajian pasien terlihat lemas dan hanya terbaring di tempat tidur. Seluruh kebutuhan sehari-hari dibantu oleh istrinya. Saat malam hari pasien tidak bisa tidur nyenyak karena sesak dan nyeri pada tempat pemasangan WSD. Skala nyeri pasien 3. Saat pengkajian botol WSD sudah penuh dan memerlukan penggantian botol baru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, maka dapat diidentifikasikan diagnosis dan tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.4
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, kelas fungsional IV menurut klasifikasi NYHA (New York Heart Association)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.04
- Deskripsi: Pemasangan selang dada (Chest tube insertion)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I50.4 menunjukkan diagnosis utama pasien yaitu gagal jantung kongestif, kelas fungsional IV berdasarkan klasifikasi NYHA. Pasien mengalami gejala sesak napas yang cukup berat, dengan frekuensi pernapasan 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%, serta efusi pleura sinistra akibat edema pulmonal.
2. Kode ICD-9-CM 34.04 menunjukkan tindakan medis yang telah dilakukan, yaitu pemasangan selang dada (chest tube) untuk mengatasi efusi pleura yang dialami pasien. Hal ini diindikasikan dengan adanya selang dada yang terpasang pada pasien.
Secara keseluruhan, pasien ini memiliki kondisi gagal jantung kongestif kelas NYHA IV yang berat, dengan komplikasi efusi pleura sinistra, sehingga memerlukan pemasangan selang dada untuk penanganannya. Pasien juga mengalami gejala sesak napas, edema pada tungkai bawah, serta kesulitan tidur karena nyeri pada tempat pemasangan selang dada. -
Article No. 5775 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi kasus Tn. T yang dideskripsikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Jalan Napas, Terapeutik: Oksigen
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi
Penjelasan singkat: Tn. T memiliki frekuensi napas yang cepat (32x/menit) dan terdengar suara ronki di kedua paru, menunjukkan adanya obstruksi dan akumulasi sekresi pada jalan napas. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan bersihan jalan napas dan manajemen oksigenasi yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Suhu Tubuh
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Suhu Tubuh
Penjelasan singkat: Tn. T memiliki suhu tubuh yang tinggi (38,1°C), menandakan adanya hipertermia. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk memantau dan mengelola suhu tubuh agar kembali ke kisaran normal.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
Penjelasan singkat: Tn. T menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan fisik, seperti nadi lemah, akral dingin, dan penurunan kesadaran (sopor), yang mengindikasikan intoleransi aktivitas. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengelola aktivitas dan energi yang tersedia.
4. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
Penjelasan singkat: Tn. T menunjukkan tanda-tanda kekurangan volume cairan, seperti tekanan darah rendah (92/54 mmHg), produksi urine rendah (100 cc/24 jam), dan balans cairan positif (+980 cc). Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengelola keseimbangan cairan dan mengatasi kondisi syok.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi terkait harus disesuaikan dengan kondisi pasien serta hasil evaluasi yang dilakukan secara berkala. Selain itu, pertimbangan aspek etis (seperti status DNR) juga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan asuhan keperawatan. -
Article No. 5776 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Tn. T:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kegagalan napas sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan frekuensi napas 32x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, SpO2 90%, dan memerlukan bantuan HFNC.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kekurangan energi sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan nadi lemah 121x/menit, akral dingin, dan sopor.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan syok sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan tekanan darah 92/54 mmHg, akral dingin, dan pitting edema ekstremitas bawah.
4. Hipertermia berhubungan dengan infeksi sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan suhu 38,1°C.
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan leukosit 1,2 x 103/nL dan peningkatan procalcitonin 14 ng/L.
6. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder demam, penurunan asupan, dan peningkatan kehilangan cairan yang ditandai dengan urine 100 cc/24 jam, GDS 92 mg/dL, dan laktat 10 mmol/L.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran untuk setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, komunikasi antar-profesi, dokumentasi, dan penelitian keperawatan. -
Article No. 5777 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Tn. T.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Intoleransi Aktivitas
5. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih. Intervensi mencakup manajemen oksigen, suction, dan terapi inhalasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan pernapasan, manajemen oksigen, suction, dan terapi inhalasi.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi mencakup manajemen hemodinamik, terapi cairan, dan vasoaktif.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi vasopressor.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat. Intervensi mencakup manajemen nutrisi enteral dan parenteral.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan nutrisi, intervensi nutrisi enteral, dan intervensi nutrisi parenteral.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi. Intervensi mencakup manajemen energi, latihan aktivitas, dan rehabilitasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan toleransi aktivitas, manajemen energi, dan intervensi rehabilitasi.
5. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan status bebas infeksi. Intervensi mencakup manajemen infeksi dan pencegahan infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian terapi antibiotik, dan intervensi pencegahan infeksi.