Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4065 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator cairan, ditandai dengan tekanan darah rendah, mean arterial pressure (MAP) rendah, edema perifer, dan oliguria.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan sirkulasi, ditandai dengan capillary refill time (CRT) > 3 detik, warna kulit pucat, dan murmur jantung.
3. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas, ditandai dengan respiratory rate yang meningkat dan saturasi oksigen rendah meskipun dengan bantuan oksigen.
4. Irama Jantung Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan konduksi jantung, ditandai dengan atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR) pada EKG.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Peningkatan cairan dalam satu atau lebih kompartemen tubuh.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Gangguan pada aliran listrik jantung yang menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Pengendalian volume cairan, Keseimbangan cairan, dan Tekanan darah.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Perfusi jaringan, Pemulihan kardiovaskular, dan Integritas kulit.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Pemeliharaan ventilasi, Pertukaran gas, dan Oksigenasi.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Irama jantung, Kontraktilitas jantung, dan Perfusi jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Manajemen cairan, Manajemen edema, dan Pemantauan tanda-tanda vital.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Manajemen perfusi, Manajemen kardiovaskular, dan Perawatan luka.
3. Pola Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, Manajemen oksigen, dan Manajemen pernapasan.
4. Irama Jantung Tidak Efektif: Manajemen irama jantung, Manajemen kardiovaskular, dan Pemantauan jantung. -
Article No. 4066 | 30 Oct 2024
Klinis : tekanan darah 100/60 mmHg, mean arterial pressure (MAP) 73 mmHg, heart rate 92x/menit, tampak distensi vena jugularis, capillary refill time (CRT) > 3 detik, ejeksi fraksi 73%, respiratory rate: 22 x/menit, dengan bantuan oksigen nasal kanul 5 L/menit, saturasi oksigen (SpO2) 96%, edema perifer di kedua ekstremitas atas dan bawah pitting edema +1, warna kulit pucat, murmur jantung, hasil EKG atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR), oliguria dengan urin 5 cc/jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung dan disfungsi vaskuler, ditandai dengan tekanan darah rendah, mean arterial pressure (MAP) rendah, capillary refill time (CRT) > 3 detik, edema perifer, dan warna kulit pucat.
2. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan, ditandai dengan distensi vena jugularis, edema perifer, dan oliguria.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan peningkatan kebutuhan oksigen, ditandai dengan peningkatan frekuensi jantung, peningkatan frekuensi napas, dan penggunaan oksigen suplemen.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Ketidakseimbangan volume cairan: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas fisik akibat penurunan daya tahan atau peningkatan kebutuhan energi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi jaringan perifer adekuat: Sirkulasi darah ke jaringan perifer yang optimal untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Keseimbangan volume cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan cairan.
- Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen perfusi perifer: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Manajemen cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Manajemen aktivitas: Intervensi untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
Harap perhatikan bahwa ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan informasi yang Anda berikan. Untuk evaluasi dan perencanaan perawatan yang lebih komprehensif, diperlukan pemeriksaan dan penilaian lebih lanjut oleh perawat atau tenaga kesehatan profesional. -
Article No. 4067 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh mual dan muntah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk keluhan mual dan muntah dapat diberikan kode dan deskripsi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak terganggu
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 digunakan untuk mengkodekan keluhan mual dan muntah yang tidak terganggu. Keluhan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, infeksi saluran pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.0
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
Jika diperlukan, prosedur medis yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan mual dan muntah adalah pemberian cairan intravena (kode ICD-9-CM 94.0). Tindakan ini bertujuan untuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan mencegah dehidrasi.
Dalam mengkodekan diagnosis dan prosedur medis, dokter atau perekam medis harus memastikan penggunaan kode yang paling sesuai berdasarkan informasi klinis yang ada. Hal ini penting untuk memastikan ketepatan dokumentasi medis dan penagihan yang akurat. -
Article No. 4068 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu klien mengeluh mual dan muntah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat atau tidak dapat diikuti dengan pengeluaran isi lambung melalui mulut.
- Faktor yang berhubungan: Kecemasan, nyeri, obat-obatan, iritasi gastrointestinal, perubahan pola makan.
- Gejala dan Tanda: Mual, muntah, perut terasa penuh, anoreksia, denyut nadi cepat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor penyebab mual dan muntah, mempertahankan intake cairan dan nutrisi yang adekuat, dan menunjukkan kemampuan untuk mengatasi mual dan muntah.
- Indikator Hasil: Klien menunjukkan toleransi terhadap makanan dan cairan, mengalami penurunan frekuensi mual dan muntah, dan mencapai berat badan ideal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Mual dan Muntah, termasuk di dalamnya pemberian antiemetik, pengaturan diet, relaksasi, distraksi, dan edukasi.
- Tujuan Intervensi: Mengurangi frekuensi dan intensitas mual dan muntah, mempertahankan intake cairan dan nutrisi yang adekuat, serta membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap mual dan muntah, serta menggunakan pendekatan yang komprehensif untuk menangani kondisi ini secara efektif. -
Article No. 4069 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klien yang mengeluh mual dan muntah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I: 00134)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- Karakteristik Definisional: Sensasi mual, rasa ingin muntah, retching.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual (NOC: 1617)
- Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mengendalikan atau mencegah mual.
- Indikator: Melaporkan penurunan frekuensi mual, Melaporkan penurunan intensitas mual, Melaporkan penurunan durasi mual.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual (NIC: 1450)
- Definisi: Pemberian perawatan untuk mencegah atau mengurangi mual.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab mual
- Batasi asupan oral jika diperlukan
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan visualisasi positif
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Monitor tanda-tanda vital
- Evaluasi efektivitas intervensi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi klien yang mengeluh mual dan muntah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Mual". Diagnosis ini menggambarkan sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah yang dialami oleh klien. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah "Kontrol Mual", yaitu kemampuan klien untuk mengendalikan atau mencegah mual. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Mual", yang meliputi identifikasi penyebab, pemberian antiemetik, teknik relaksasi, dan penciptaan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi mual. -
Article No. 4070 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh mual dan muntah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan keluhan klien yaitu mual dan muntah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.1
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena dan elektrolit
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan keluhan utama klien yaitu mual dan muntah. Kode ini digunakan ketika mual dan muntah tidak disebabkan oleh kondisi lain yang dapat diklasifikasikan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 94.1 (Pemberian cairan intravena dan elektrolit) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah, seperti pemberian cairan intravena dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi dan gangguan elektrolit.
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM yang dapat digunakan untuk prosedur/tindakan medis yang spesifik, tetapi pemberian cairan intravena dan elektrolit merupakan salah satu tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi gejala mual dan muntah. -
Article No. 4071 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluh mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (SDKI)
Definisi:
Perasaan tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Faktor Berhubungan (SDKI):
1. Perubahan intake makanan
2. Perubahan hormonal
3. Infeksi saluran pencernaan
4. Obat-obatan
5. Nyeri
Gejala dan Tanda Mayor (SDKI):
1. Perasaan tidak nyaman di atas perut
2. Keinginan untuk muntah
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual
2. Tidak Ada Mual
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual
- Kaji faktor penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lanjutan
2. Edukasi Manajemen Mual
- Jelaskan penyebab, gejala, dan penanganan mual
- Ajarkan teknik manajemen mual
- Dorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan
Penjelasan Singkat:
Mual adalah perasaan tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Faktor yang berhubungan dengan mual antara lain perubahan intake makanan, perubahan hormonal, infeksi saluran pencernaan, obat-obatan, dan nyeri. Gejala dan tanda mayor mual adalah perasaan tidak nyaman di atas perut dan keinginan untuk muntah.
Tujuan luaran keperawatan adalah mencapai kontrol mual atau tidak ada mual pada klien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual dengan mengkaji faktor penyebab, pemberian antiemetik, ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Selain itu, dilakukan edukasi manajemen mual kepada klien dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan. -
Article No. 4072 | 30 Oct 2024
Klinis : respirasi rate 24x/menit dengan terpasang nasal kanul 4L/menit, warna kulit pucat, SpO2 96% Frekuensi nafas Ny. H cepat dan dangkal, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan hasil foto thorax pada NY. H menunjukkan adanya kardiomegali, edema pulmonal disertai dengan pneumonia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk menyediakan nutrisi dan oksigen yang adekuat ke jaringan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai perfusi jaringan yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki perfusi jaringan yang efektif.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas yang efektif.
Dalam menangani kondisi Ny. H, perawat akan melakukan intervensi dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan di atas, dengan tujuan mempertahankan atau memperbaiki pola napas, perfusi jaringan, dan bersihan jalan napas yang efektif. -
Article No. 4073 | 30 Oct 2024
Klinis : respirasi rate 24x/menit dengan terpasang nasal kanul 4L/menit, warna kulit pucat, SpO2 96% Frekuensi nafas Ny. H cepat dan dangkal, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan hasil foto thorax pada NY. H menunjukkan adanya kardiomegali, edema pulmonal disertai dengan pneumonia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
Penjelasan SDKI:
Pola napas tidak efektif adalah keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya obstruksi jalan napas, perubahan mekanik paru, atau kelelahan otot napas.
Penjelasan SLKI:
Kriteria hasil yang diharapkan antara lain:
- Frekuensi napas dalam kisaran normal
- Irama napas teratur
- Tidak ditemukan retraksi dinding dada
- Tidak ada suara napas tambahan
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Monitor status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Pertahankan posisi yang memudahkan pernapasan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik jika diperlukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu memulihkan pola napas yang efektif pada Ny. H. -
Article No. 4074 | 30 Oct 2024
Klinis : respirasi rate 24x/menit dengan terpasang nasal kanul 4L/menit, warna kulit pucat, SpO2 96% Frekuensi nafas Ny. H cepat dan dangkal, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan hasil foto thorax pada NY. H menunjukkan adanya kardiomegali, edema pulmonal disertai dengan pneumonia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan pola napas ditandai dengan adanya perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama adalah mempertahankan ventilasi yang efektif, mencegah komplikasi, dan memastikan oksigenasi yang adekuat.
- Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif, tidak ada tanda-tanda gangguan pernapasan, dan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: mempertahankan jalan napas yang paten, memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan mengajarkan teknik napas dalam/pursed lip breathing.
Dengan kondisi Ny. H yang menunjukkan respiratory rate yang cepat, napas dangkal, disertai kardiomegali, edema pulmonal, dan pneumonia, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mempertahankan ventilasi yang efektif, mencegah komplikasi, dan memastikan oksigenasi yang adekuat.