Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4044 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, tidak dapat berbicara, dan kesulitan menelan makanan dan minuman. Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien H yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hemiparesis sinistra.
2. Risiko Aspirasi berhubungan dengan kesulitan menelan.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hemiparesis sinistra:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan dalam kemampuan menggunakan atau memahami bahasa lisan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat berkomunikasi dengan efektif secara verbal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini meliputi terapi wicara, penggunaan alat bantu komunikasi, dan latihan berbicara.
2. Risiko Aspirasi berhubungan dengan kesulitan menelan:
- SDKI: Risiko terjadinya masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Pasien tidak mengalami episode aspirasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi evaluasi kemampuan menelan, pengaturan posisi makan, modifikasi makanan dan minuman, serta konsultasi dengan ahli gizi atau terapis menelan.
Dalam kasus ini, pasien H memiliki riwayat perokok, tidak dapat berbicara, dan kesulitan menelan makanan dan minuman akibat hemiparesis sinistra. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Komunikasi Verbal dan Risiko Aspirasi. Perawat dapat memberikan intervensi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 4045 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh pasien H.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan kelemahan motorik akibat hemiparesis sinistra.
2. Risiko Aspirasi berhubungan dengan kesulitan menelan makanan dan minuman.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan penggunaan NGT.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan kelemahan motorik akibat hemiparesis sinistra.
- SDKI: Gangguan Komunikasi Verbal
- SLKI: Peningkatan Kemampuan Komunikasi
- SIKI: Terapi Wicara, Latihan Fisik, Edukasi Pasien dan Keluarga
2. Risiko Aspirasi berhubungan dengan kesulitan menelan makanan dan minuman.
- SDKI: Risiko Aspirasi
- SLKI: Pemulihan Fungsi Menelan
- SIKI: Manajemen Menelan, Terapi Gizi, Edukasi Pasien dan Keluarga
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan penggunaan NGT.
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pemulihan Fungsi Pernapasan
- SIKI: Suction, Pemberian Oksigen, Fisioterapi Dada, Edukasi Pasien dan Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai panduan dalam menetapkan diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 4046 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien dengan usia 45 tahun datang dengan keluhan gatal gatal diseluruh tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan kulit yang mempengaruhi struktur dan fungsi kulit.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pemulihan integritas kulit, bebas dari gejala dan komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan kulit, manajemen gejala, dan edukasi terkait perawatan kulit.
Pasien dengan usia 45 tahun yang mengeluhkan gatal-gatal di seluruh tubuh kemungkinan mengalami Gangguan Integritas Kulit. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Selanjutnya, perawat dapat merencanakan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut, seperti perawatan kulit, manajemen gejala, dan edukasi untuk mencapai pemulihan integritas kulit.
Sebagai seorang perawat dengan persona pakar, Anda dapat menjelaskan lebih rinci tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4047 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien dengan usia 45 tahun datang dengan keluhan kram dan kebas pada kaki dan betis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Perifer Berhubungan dengan Penurunan Aliran Darah Perifer
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Perifer adalah keadaan berkurangnya aliran darah ke satu atau lebih bagian tubuh yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Perfusi jaringan perifer membaik
2. Sensasi kaki dan betis membaik
3. Integritas kulit terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Perfusi Perifer
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan Ekstremitas
Pasien dengan usia 45 tahun yang datang dengan keluhan kram dan kebas pada kaki dan betis, kemungkinan besar mengalami gangguan perfusi perifer. Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut terkait riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat dan memberikan intervensi yang sesuai. -
Article No. 4048 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien dengan usia 45 tahun datang dengan keluhan perut mulas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan perut mulas, yang merupakan gejala nyeri akut.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Kriteria diagnostik nyeri akut meliputi keluhan nyeri, lokasi nyeri, durasi nyeri, karakteristik nyeri, faktor pencetus nyeri, ekspresi wajah, dan perilaku yang menunjukkan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut antara lain pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri, mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri, serta menunjukkan perilaku dan ekspresi wajah yang sesuai dengan pengurangan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri.
Dengan pemahaman mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif dalam mengelola masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 4049 | 30 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nn. Leony:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular berhubungan dengan paparan listrik
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar
3. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan luka pada dada dan leher
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular berhubungan dengan paparan listrik
- SDKI: Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular
- SLKI: Pemantauan Fungsi Kardiovaskular
- SIKI: Terapi Listrik, Manajemen Hemodinamik
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka, Penyembuhan Luka
- SIKI: Perawatan Luka Bakar, Manajemen Cairan dan Elektrolit
3. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan luka pada dada dan leher
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemantauan Respirasi, Manajemen Jalan Napas
- SIKI: Terapi Oksigen, Manajemen Jalan Napas
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah set diagnosis keperawatan yang disusun oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) sebagai acuan baku.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah set luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai acuan baku.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah set intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai acuan baku. -
Article No. 4050 | 30 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan cedera elektromekanik pada jalan napas dan dada, ditandai dengan takipnea, palpitasi, dan crackling sound/krepitasi.
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida secara adekuat.
- Batasan karakteristik: takipnea, palpitasi, crackling sound/krepitasi.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar elektrik, ditandai dengan luka bakar pada tangan kanan, dada, dan leher.
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Batasan karakteristik: luka bakar pada tangan kanan, dada, dan leher.
3. Ketidakstabilan tanda-tanda vital berhubungan dengan cedera elektromekanik, ditandai dengan nadi 118x/menit, TD 100/70 mmHg, dan SpO2 95%.
- Definisi: Perubahan nilai normal tanda-tanda vital.
- Batasan karakteristik: nadi 118x/menit, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%.
4. Sensori persepsi terganggu (mati rasa) berhubungan dengan cedera elektromekanik, ditandai dengan mati rasa pada tangan kanan.
- Definisi: Perubahan kemampuan untuk merasakan atau menginterpretasikan stimulus.
- Batasan karakteristik: mati rasa pada tangan kanan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons klien terhadap masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus ini sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran keperawatan yang dapat digunakan untuk kasus ini antara lain perbaikan pertukaran gas, perbaikan integritas kulit, stabilitas tanda-tanda vital, dan perbaikan sensasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas, manajemen luka bakar, pemantauan tanda-tanda vital, dan manajemen sensori.
Standar-standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 4052 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan Singkat: Pasien mengalami gangguan dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di alveoli paru-paru, yang dapat disebabkan oleh adanya hemiparesis sinistra (kelemahan sebelah kiri). Hal ini dapat mengakibatkan penurunan ventilasi dan oksigenasi.
2. Risiko Aspirasi
Penjelasan Singkat: Pasien memiliki risiko aspirasi yang tinggi karena kesulitan menelan makanan dan minuman, serta terpasang NGT. Risiko aspirasi dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan komplikasi lainnya.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat: Pasien dapat mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas akibat adanya hemiparesis sinistra yang dapat menyebabkan gangguan pada otot-otot pernapasan dan kemampuan batuk yang tidak efektif.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah sistem klasifikasi standar untuk diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Setiap diagnosa keperawatan memiliki definisi, karakteristik, faktor-faktor yang berhubungan, dan intervensi keperawatan yang spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sistem klasifikasi standar untuk luaran/hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Setiap luaran keperawatan memiliki definisi, indikator, dan rentang skor yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sistem klasifikasi standar untuk intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Setiap intervensi keperawatan memiliki definisi, aktivitas, dan rasional yang dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 4053 | 30 Oct 2024
Klinis : Post. Partum blues,, diagnosa apa saja yang muncul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi post-partum blues.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Perubahan Hormonal dan Adaptasi Kehidupan Baru
- Definisi: Kemampuan individu yang terganggu dalam memproses informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
- Faktor Terkait: Perubahan hormonal selama masa kehamilan dan pasca persalinan, serta adaptasi terhadap peran dan tanggung jawab baru sebagai orang tua.
2. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau stressor.
- Faktor Terkait: Perubahan peran dan tanggung jawab baru sebagai orang tua, serta ketidakpastian dalam menghadapi situasi baru.
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Ketidakmampuan Beradaptasi
- Definisi: Gangguan dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Faktor Terkait: Perubahan pola tidur akibat perawatan bayi, kelelahan, dan ketidakmampuan beradaptasi dengan kondisi baru.
4. Risiko Isolasi Sosial Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab
- Definisi: Rentan mengalami pengalaman negatif yang disebabkan oleh dan mengarah pada kurangnya kontak sosial.
- Faktor Terkait: Fokus pada perawatan bayi, keterbatasan interaksi sosial, dan perubahan peran serta tanggung jawab.
Penerapan Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penerapan standar-standar tersebut akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk pasien dengan kondisi post-partum blues. -
Article No. 4054 | 30 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki Tn H umur 60 tahun, petani, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat selama 6 bulan, batuk kronis disertai dahak bercampur darah (hemoptisis), dan penurunan berat badan sebesar 10 kg dalam 4 bulan terakhir karena tidak nafsu makan. Memiliki Riwayat merokok 25 batang/hari selama 35 tahun dan Riwayat penyakit Bronkitis kronis. Pasien mengetahui bahwa merokok merupakan penyebab penyakitnya, tetapi merasa tidak siap dengan diagnosis kanker paru dan prognosisnya. Pasien merasa sesak saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, cepat merasa lelah, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Sulit tidur karena batuk yang sering dan sesak napas pada malam hari. Tidur kurang dari 5 jam per malam. Tidak ada gangguan dalam proses berpikir, namun pasien merasa bingung dan takut mengenai penyakit dan pengobatannya. Pasien merasa rendah diri dan cemas karena kondisi fisiknya yang semakin melemah dan tidak mampu bekerja lagi untuk menghidupi keluarganya. Pasien mulai merenung tentang arti hidup dan merasa bersalah karena tidak berhenti merokok lebih awal. Pasien merasa sangat stres dan cemas dengan diagnosis kanker paru dan takut terhadap kemungkinan prognosis yang buruk. Pasien menyatakan tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual karena merasa lemah dan sesak napas. Pasien adalah kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena kondisi fisiknya. Pasien merasa tidak berguna bagi keluarga. Pemeriksaan Fisik • Kesadaran:Compos mentis • Frekuensi napas: 30 kali/menit • Frekuensi jantung: 105 kali/menit • Saturasi oksigen: 85% (tanpa oksigen) • Tekanan darah:130/80 mmHg • Suara napas : Ronki Ditemukan pada lobus atas paru kanan, Suara napas melemah di bagian atas paru kanan • Jantung: Bunyi jantung normal, tanpa murmur Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Darah • Hemoglobin (Hb): 11,2 g/dL • Leukosit: 14.500/mm3 • Trombosit: 300.000/mm3 • SGOT: 38 IU/L • SGPT: 32 IU/L • Albumin:3,0 g/dL • CEA (Carcinoembryonic Antigen): 55 ng/mL 2. Rontgen Dada Massa di lobus atas paru kanan dengan diameter 6 cm, ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya. 3. CT-Scan Thoraks Mengonfirmasi massa di lobus atas kanan sebesar 6,5 cm dengan perluasan ke mediastinum. Ada pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. 4. Biopsi Massa (Histopatologi) Hasil: Adenokarsinoma Paru (kanker paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan. 5. Pemeriksaan Fungsi Paru FEV1/FVC: 60% Kapasitas vital paru: 65% dari prediksi Pengobatan dan Obat yang Diberikan: 1. Kemoterapi • Cisplatin 75 mg/m2 IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus. Dosis pasien: 120 mg IV. • Pemetrexed 500 mg/m2 IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus. Dosis pasien: 820 mg IV. 2. Terapi Oksigen Oksigen nasal kanul 3-4 L/menit untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%. 3. Obat-obatan yang Diberikan • Salbutamol Inhalasi (Ventolin®) 2,5 mg nebulisasi setiap 6-8 jam: • Dexamethasone 5 mg IV setiap 12 jam: • Ondansetron 8 mg IV sebelum kemoterapi: • Morphine Sulfate 5 mg IV setiap 4 jam jika diperlukan: • Paracetamol 500 mg PO setiap 6-8 jam jika diperlukan: • Lansoprazole 30 mg PO sekali sehari: • Filgrastim (G-CSF) 300 mcg SC hari ke-2 hingga ke-5 setelah kemoterapi: 4. Radioterapi Setelah kemoterapi, pasien direncanakan menjalani radioterapi dengan dosis total 60 Gray (Gy) yang diberikan dalam 30 sesi (2 Gy per sesi). 5. Nutrisi Pemberian diet tinggi kalori dan protein untuk meningkatkan status gizi pasien yang mengalami penurunan berat badan drastis. 6. Rehabilitasi Paru Latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru dan mengurangi sesak napas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tn. H, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas melalui upaya pembersihan sekret, pembukaan jalan napas, dan peningkatan ventilasi.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu melancarkan bersihan jalan napas, seperti pemberian bronkodilator, suction, dan latihan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami ketidakcukupan energi fisiologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi dan kapasitas aktivitas fisik.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas, seperti manajemen energi, latihan aktivitas, dan rehabilitasi paru.
3. Kecemasan
SDKI: Kondisi emosional dan pengalaman subyektif individu yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan keprihatinan terkait sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kecemasan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi kecemasan, seperti terapi relaksasi, dukungan emosional, dan konseling.
4. Gangguan Citra Tubuh
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau fungsi tubuhnya.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penerimaan individu terhadap perubahan citra tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu menerima perubahan citra tubuh, seperti terapi kognitif, dukungan kelompok, dan konseling.
5. Risiko Penurunan Produksi Urin
SDKI: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan produksi urin yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan produksi urin yang memadai.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah penurunan produksi urin, seperti pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan, dan terapi diuretik.
Penjelasan singkat:
Tn. H mengalami masalah pernapasan yang signifikan akibat kanker paru, termasuk sesak napas, batuk kronis, dan penurunan fungsi paru. Hal ini berdampak pada aktivitas sehari-hari dan menimbulkan kecemasan serta gangguan citra tubuh. Penatalaksanaan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah pernapasan, meningkatkan toleransi aktivitas, mengurangi kecemasan, dan membantu penerimaan perubahan fisik. Selain itu, perlu diperhatikan risiko penurunan produksi urin akibat kondisi klinis dan pengobatan yang diberikan.