Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4012 | 30 Oct 2024
Klinis : DO: Febris intermitten Suhu 39,2 C Pasien tampak lemah DS: Ibu klien mengatakan An. N selalu muntah setiap selesai makan Ibu klien mengatakan An. N sudah muntah 6 kali sejak Senin siang sampai Selasa pagi sebelum masuk rumah sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Mual dan Muntah Berhubungan dengan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah adalah kondisi di mana pasien mengalami perasaan ingin muntah dan pengeluaran isi lambung melalui mulut.
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada volume dan komposisi cairan serta elektrolit di dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan pemulihan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena, pantau tanda-tanda vital, dan berikan antiemetik sesuai indikasi.
Kesimpulan:
Berdasarkan data objektif dan subjektif yang Anda berikan, pasien mengalami kondisi mual dan muntah yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah mual dan muntah berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah sesuai dengan SIKI yang telah dijabarkan di atas. -
Article No. 4013 | 30 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi nyeri akut dengan nada akademis dan persona sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Karakteristik klinik utama dari nyeri akut meliputi ekspresi verbal atau non-verbal dari rasa sakit, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk pasien dengan nyeri akut antara lain penurunan intensitas nyeri, kontrol nyeri yang efektif, dan tidak ada komplikasi akibat nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut mencakup manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, seperti pemberian analgesik, relaksasi, terapi panas-dingin, dan terapi musik. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri juga menjadi komponen penting dalam intervensi keperawatan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang berpedoman pada standar SDKI-SLKI-SIKI ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar profesi. -
Article No. 4014 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien atas nama winarsih dispnea efusi pleura, dengan ca cervic on kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Efusi Pleura sekunder karena Kanker Serviks.
- Penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan kemampuan untuk melakukan pertukaran gas yang ditandai dengan dispnea, takipnea, dan/atau cyanosis.
- Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Penjelasan singkat SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pertukaran gas antara lain mengatur posisi pasien, pemberian oksigenasi, dan melakukan tindakan drainase cairan pleura.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien atas nama Winarsih mengalami dispnea akibat efusi pleura sekunder karena Kanker Serviks yang sedang menjalani kemoterapi. Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, pendekatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Melakukan pengkajian komprehensif terhadap kondisi pasien, termasuk riwayat penyakit, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan penunjang.
2. Memberikan edukasi tentang kondisi efusi pleura, rencana tatalaksana, dan prognosis penyakit.
3. Melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah yang diidentifikasi, seperti mengatur posisi pasien, pemberian oksigenasi, dan tindakan drainase cairan pleura jika diperlukan.
4. Melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. -
Article No. 4015 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien atas nama winarsih dispnea efusi pleura, dengan ca cervic on kemoterapi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien atas nama Winarsih dengan dispnea efusi pleura dan kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-10:
- Kode: C53
- Deskripsi: Neoplasma ganas serviks uteri
3. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi untuk neoplasma ganas
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J90 (Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan kondisi dispnea efusi pleura yang dialami oleh pasien. Efusi pleura adalah kondisi di mana cairan terkumpul di rongga pleura, yang dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti dispnea (sesak napas).
2. Kode ICD-10 C53 (Neoplasma ganas serviks uteri) digunakan untuk menggambarkan kondisi kanker serviks yang dialami oleh pasien. Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada bagian leher rahim.
3. Kode ICD-9-CM 99.25 (Kemoterapi untuk neoplasma ganas) digunakan untuk menggambarkan prosedur atau tindakan medis yang sedang dilakukan pada pasien, yaitu kemoterapi untuk pengobatan kanker serviks.
Penggunaan kode-kode tersebut penting dalam dokumentasi medis dan penagihan layanan kesehatan, serta membantu dalam pengumpulan data epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 4016 | 30 Oct 2024
Klinis : dispnea efusi pleura, dengan ca cervic on kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Efusi Pleura
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kemoterapi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada tingkat normal.
- Karakteristik: Dispnea, sianosis, dan perubahan frekuensi pernafasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik: Kelelahan, kelemahan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertukaran Gas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan oksigenasi dan eliminasi karbondioksida pada tingkat normal.
- Kriteria Hasil: Frekuensi pernapasan dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda sianosis, dan kapasitas fungsional dalam melakukan aktivitas meningkat.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa keluhan kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang mencukupi, tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan, dan tidak ada peningkatan keluhan dispnea.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Pemantauan dan pengelolaan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernafasan yang adekuat.
- Aktivitas: Pemantauan status pernafasan, memberikan oksigen, dan tindakan drainase cairan pleura.
2. Manajemen Kelelahan
- Definisi: Intervensi untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan energi.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab kelelahan, pengaturan aktivitas dan istirahat, serta pemberian intervensi fisik dan psikologis.
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan. Silahkan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 4017 | 30 Oct 2024
Klinis : dispnea efusi pleura, dengan ca cervic on kemoterapi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis diagnostik
Penjelasan:
Kondisi dispnea (kesulitan bernapas) dengan efusi pleura (cairan di rongga pleura) dan kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 J90. Kode ini digunakan untuk efusi pleura yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti yang terjadi pada kondisi ini, di mana efusi pleura terjadi sebagai komplikasi dari kanker serviks.
Terkait dengan tindakan medis yang mungkin dilakukan, yaitu torakosentesis diagnostik, dapat menggunakan kode ICD-9-CM 34.91. Torakosentesis adalah prosedur pengambilan cairan dari rongga pleura untuk tujuan diagnosis, yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi penyebab efusi pleura pada pasien ini.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-9-CM hanya digunakan di beberapa negara, sedangkan kode ICD-10 telah diadopsi secara global sebagai standar klasifikasi diagnosis penyakit. -
Article No. 4018 | 30 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 30 tahun dirawat di rumah sakit dengan anemia sel sabit. Hasil pengkajian: pasien mengeluh lemas, sesak napas, dada terasa berat ketika bernapas, konjungtiva anemis, hepatomegaly, splenomegaly, mengeluh nyeri pada kedua tangan dan kaki, skala nyeri 4, terdapat piting edema minimal pada kedua tungkai bawah. Keluhan nyeri pada kedua tangan dan kaki dirasakan hilang timbul sejak satu tahun yang lalu dan nyeri disertai dengan rasa baal pada bibir, pipi dan nyeri kepala. Pasien mengatakan selama ini mengonsumsi obat anti nyeri dan vitamin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb 7,6 g/dL, HCT 21,7%, MCV 91,5 fL, MCH 33,0 pg, dan MCHC 36,1 g/dL), Leukosit 18.370 sel/mm3, dan peningkatan enzim hepar (SGOT 73 U/L, SGPT 33 U/L), PLT 447.000 sel/µl. Pada pemeriksaan gambaran darah tepi, didapatkan gambaran eritrosit populasi dimorfik, sel pensil, sel target, ovalosit, fragmentosit, eritrosit polikrom, dan sel sabit. Jumlah leukosit terkesan meningkat dengan morfologi normal, sementara jumlah trombosit terkesan cukup dan terdapat giant platelet. Pada pemeriksaan elektroforesis hemoglobin, didapatkan kadar HbA 19,3%, HbF 11,1%, HbA2 1,9%, dan HbS 67,7%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi seorang laki-laki usia 30 tahun dengan anemia sel sabit, sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia sel sabit, ditandai dengan pasien mengeluh lemas, sesak napas, dan dada terasa berat saat bernapas.
2. Nyeri akut berhubungan dengan anemia sel sabit, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada kedua tangan dan kaki dengan skala nyeri 4.
3. Edema perifer berhubungan dengan anemia sel sabit, ditandai dengan adanya pitting edema minimal pada kedua tungkai bawah.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol rasa nyeri pada kedua tangan dan kaki.
3. Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, ditandai dengan tidak adanya edema perifer.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas pasien sesuai dengan toleransinya, memberikan bantuan saat melakukan aktivitas, dan memantau tanda-tanda kelelahan.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai resep, mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, dan memantau efektivitas penanganan nyeri.
3. Manajemen Cairan: Memantau intake dan output cairan, menjaga keseimbangan cairan, dan mencegah terjadinya edema.
Penjelasan singkat:
Anemia sel sabit adalah kondisi herediter di mana sel darah merah berbentuk sabit atau bulan sabit, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Pasien dengan anemia sel sabit dapat mengalami intoleransi aktivitas, nyeri akut, dan edema perifer sebagai akibat dari penyumbatan pembuluh darah oleh sel-sel darah merah yang abnormal. Penanganan keperawatan yang tepat, seperti manajemen aktivitas, nyeri, dan cairan, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 4019 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Masalah Muskuloskeletal
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa nyeri, dan dapat meningkatkan kualitas hidup.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi modalitas, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam kondisi ini, pasien dengan sakit pinggang kemungkinan mengalami nyeri kronis yang berhubungan dengan masalah muskuloskeletal. Perawat perlu melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk mengatasi nyeri, meningkatkan fungsi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. -
Article No. 4020 | 30 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan sakit diulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit di ulu hati.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit di saluran pencernaan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Tanda dan gejala yang mungkin muncul adalah pasien mengeluhkan rasa sakit di ulu hati, nyeri yang dirasakan cukup mengganggu aktivitas, pasien tampak meringis atau mengernyitkan dahi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri, mengungkapkan rasa nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, yaitu dengan memberikan analgetik, mengajarkan teknik relaksasi, dan melakukan kolaborasi dengan dokter.
Kesimpulannya, pasien dengan keluhan sakit di ulu hati dapat didiagnosis dengan nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit di saluran pencernaan. Perawat dapat melakukan intervensi untuk mengelola nyeri yang dialami pasien agar dapat mencapai outcome yang diharapkan. -
Article No. 4021 | 30 Oct 2024
Klinis : Massa hepar
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Massa hepar" sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C22.9
- Deskripsi: Neoplasma ganas hati, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 50.12
- Deskripsi: Biopsi hepar
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C22.9 (Neoplasma ganas hati, tidak dispesifikasi) digunakan untuk menggambarkan adanya massa atau tumor ganas pada hati, yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik. Kode ini mencakup diagnosis seperti karsinoma hati, hepatoma, dan neoplasma ganas hati lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 50.12 (Biopsi hepar) merupakan kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan pengambilan sampel jaringan dari hati untuk keperluan diagnosis. Prosedur ini dapat dilakukan untuk menentukan sifat dari massa atau lesi yang terlihat pada hati.
Pengkodean ini dapat membantu dalam dokumentasi dan pelaporan kondisi medis pasien, serta memfasilitasi proses tagihan, kodefikasi, dan analisis epidemiologi yang terkait dengan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan.