Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4128 | 31 Oct 2024
Klinis : 4. Pasien Ny.SD berumur 24tn, mengeluh mual & muntah dari 3 hari yang lalu, makan tidak biasa, minum air mual. Pasien tampak lemas, muka pucat, nyeri ulu hati. TD = 90/80 S = 36 C N =76 x /menit RR = 20 x/menit Tindakan apa yang kalian lakukan untuk perbaiki keadaan pasien, dan masalah keperawatan pasien apa ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ny. SD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh didefinisikan sebagai keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan status gizi yang membaik, yang dapat diukur melalui peningkatan berat badan, kadar albumin, dan nilai laboratorium lainnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
- Identifikasi faktor penyebab ketidakseimbangan nutrisi
- Monitoring asupan dan output nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
Tindakan untuk memperbaiki keadaan pasien:
1. Lakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab mual dan muntah (misalnya, infeksi, gangguan gastrointestinal, efek samping obat, dll.).
2. Berikan antiemetik (obat anti-mual dan muntah) sesuai indikasi untuk mengurangi gejala.
3. Berikan cairan IV untuk mengatasi dehidrasi dan mencukupi kebutuhan cairan.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien, misalnya diet rendah lemak, mudah dicerna, dan tinggi kalori.
5. Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya asupan nutrisi yang adekuat untuk pemulihan.
6. Monitor tanda-tanda vital, status nutrisi, dan keseimbangan cairan secara berkala.
Masalah keperawatan utama pada pasien Ny. SD adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. -
Article No. 4129 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan tumbuh benjolan pada punggung sejak 1 tahun lalu, awal kecil hingga sekarang membesar, keluar darah dan nanah. hasil pemeriksaan : keadaan umum : cukup kesadaran composmentis TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luka terbuka berkurang
2. Jaringan nekrotik berkurang
3. Tanda-tanda infeksi berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Debridemen
3. Terapi Antibiotik
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu adanya benjolan pada punggung yang mengeluarkan darah dan nanah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Integritas Kulit Terganggu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, debridemen, serta pemberian terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Harapannya, dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, kondisi pasien dapat dipantau dan ditangani secara komprehensif sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 4130 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan tumbuh benjolan pada punggung sejak 1 tahun lalu, awal kecil hingga sekarang membesar, keluar darah dan nanah. hasil pemeriksaan : keadaan umum : cukup kesadaran composmentis TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat serta referensi dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Adanya Luka Terbuka (Benjolan yang Keluar Darah dan Nanah)
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah keadaan rentan individu terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Bebas Infeksi adalah individu yang tidak mengalami penyakit atau proses infeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pengelolaan Luka, Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka, Perawatan Luka Bedah.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami benjolan pada punggung dengan keluar darah dan nanah, terdapat risiko infeksi yang perlu diatasi. Tujuan keperawatan adalah pasien bebas dari infeksi melalui perawatan luka yang tepat, pencegahan infeksi, serta pemantauan kondisi luka.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan pengkajian luka secara komprehensif (lokasi, ukuran, tipe, jumlah, warna, eksudat, bau, dll).
2. Melakukan perawatan luka sesuai prosedur (pembersihan, pengaplikasian obat, balutan luka).
3. Memantau tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, edema, kemerahan, eksudat bernanah).
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif.
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan luka dan pencegahan infeksi. -
Article No. 4131 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan tumbuh benjolan pada punggung sejak 1 tahun lalu, awal kecil hingga sekarang membesar, keluar darah dan nanah. hasil pemeriksaan : keadaan umum : cukup kesadaran composmentis TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan pada kulit dan atau membran mukosa.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Integritas Kulit Terganggu adalah:
a. Luka sembuh
b. Tidak ada tanda infeksi
c. Tidak ada komplikasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk pasien dengan Integritas Kulit Terganggu meliputi:
a. Perawatan luka
b. Manajemen infeksi
c. Edukasi perawatan luka
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya benjolan pada punggung yang membesar, mengeluarkan darah dan nanah, maka diagnosa Integritas Kulit Terganggu sesuai dengan kondisi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, manajemen infeksi, dan edukasi perawatan luka untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu luka sembuh, tidak ada tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi. -
Article No. 4132 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan tumbuh benjolan pada punggung sejak 1 tahun lalu, awal kecil hingga sekarang membesar, keluar darah dan nanah. hasil pemeriksaan : keadaan umum : cukup kesadaran composmentis TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan, maka dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Keadaan individu yang ditandai oleh kerusakan atau perubahan struktur atau fungsi kulit.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memulihkan atau mempertahankan integritas kulit.
- SIKI: Tindakan perawatan kulit yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau memperbaiki kerusakan atau perubahan struktur atau fungsi kulit.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Keadaan individu yang ditandai oleh adanya peningkatan risiko terpapar atau tertular agen patogen.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko terpapar atau tertular agen patogen.
- SIKI: Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk melindungi individu dari risiko terpapar atau tertular agen patogen.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Keadaan individu yang ditandai oleh sensasi sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SIKI: Tindakan manajemen nyeri untuk meminimalkan atau menghilangkan sensasi sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berlangsung lebih dari 3 bulan.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktek keperawatan bertujuan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, sehingga dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien secara komprehensif. -
Article No. 4133 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan tumbuh benjolan pada punggung sejak 1 tahun lalu, awal kecil hingga sekarang membesar, keluar darah dan nanah. hasil pemeriksaan : keadaan umum : cukup kesadaran composmentis TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
- Gejala: Terdapat benjolan pada punggung yang membesar, mengeluarkan darah dan nanah.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang mungkin dapat mengancam kesehatan
- Gejala: Keluarnya darah dan nanah dari benjolan di punggung, yang berisiko menimbulkan infeksi.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan dokumentasi resmi diagnosis keperawatan yang diakui oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Terdiri dari definisi, karakteristik definitif, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan dokumentasi resmi luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan dokumentasi resmi intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan.
Implementasi dari SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk pasien. -
Article No. 4134 | 31 Oct 2024
Klinis : Kasus pemicu Seorang wanita umur 45 tahun, BB 75 kg, dirujuk ke Pusat Jenderal Achmad Yani dengan keluhan kesadaran menurun. Empat hari sebelumnya pasien tertabrak angkot. Pasien pingsan sekitar 10 menit, muntah, keluar darah dari telinga dan hidung, serta tidak mengingat kejadian. Pasien lalu dibawa ke RS. Saat masuk RS, pasien dalam keadaan sadar. Hasil CT scan menunjukkan perdarahan di lobus frontalis kiri dan kanan. Selama perawatan, pasien mendapatkan terapi sefotaxime, asam traneksamat, manitol, ranitidin, insulin, dan neurobion. Pada perawatan hari ke 3, kesadaran semakin menurun. Karena fasilitas yang kurang dan permintaan keluarga, pasien dirujuk ke RSHS. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga menderita tekanan darah tinggi, dengan tekanan darah sistol berkisar 140-180 mmhg, Saat masuk IGD RS TD 150/90, HR 135x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,5 C, GCS E2M4V2, pupil isokor, 3 mm ODS, isokor, CAD pada EKG, ada kaku kuduk, hasil CT scan ulang menunjukkan perdarahan intraserebal lobus frontalis bilateral, perdarahan subarachnoid dan edema serebri. Hasil lab : Na+ 172, K+3,3, Cl- 113, AGD (pasien mendapat O2 10-12 liter/menit) : pH 7,28, HCO3- 34, pCO2 50, SaO2 90,8%, laktat 2,7. Pasien ditputuskan untuk diintubasi dan dirujuk ke ICU. Terapi di ICU : cefotaxim, fluimucyl, citicolin, OMZ, Vit C, midazolam, koreksi KCl 25 meq, sistenol. 5. Buatlah asuhan keperawatan sesuai kasus diatas (minimal 3 diagnosis keperawatan prioritas beserta intervensinya).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan rencana intervensi berdasarkan kasus yang Anda berikan, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (Impaired Tissue Perfusion: Cerebral)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan serebral.
Faktor yang berhubungan: Perdarahan intrakranial, edema serebri, hipertensi, diabetes melitus.
Rencana Intervensi:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala (TD, nadi, respirasi, suhu)
- Lakukan observasi neurologis secara komprehensif (GCS, pupil, tanda peningkatan tekanan intrakranial)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi (mannitol, antiseizure, kortikosteroid) untuk menurunkan tekanan intrakranial
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan intervensi lebih lanjut
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risk for Impaired Skin Integrity)
Definisi: Peningkatan risiko terjadi kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya.
Faktor yang berhubungan: Imobilitas, edema, gangguan sirkulasi.
Rencana Intervensi:
- Lakukan perawatan kulit dan mukosal secara berkala
- Ubah posisi pasien secara teratur untuk mencegah penekanan pada area tubuh
- Gunakan alas tempat tidur yang sesuai untuk mencegah kerusakan kulit
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mempertahankan integritas kulit pasien
3. Risiko Infeksi (Risk for Infection)
Definisi: Peningkatan risiko terkena atau terkontaminasi oleh organisme patogen.
Faktor yang berhubungan: Prosedur invasif (intubasi, kateter), penurunan sistem imun.
Rencana Intervensi:
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, kultur) secara berkala
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi dan monitoring efektivitasnya
- Lakukan prosedur steril saat melakukan tindakan invasif
- Edukasi keluarga dan pasien mengenai pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mencegah dan mengelola infeksi
Berdasarkan kondisi klinis pasien, diagnosa keperawatan prioritas adalah Gangguan Perfusi Jaringan Serebral, Risiko Kerusakan Integritas Kulit, dan Risiko Infeksi. Rencana intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengelola kondisi pasien secara efektif. -
Article No. 4135 | 31 Oct 2024
Klinis : Kasus pemicu Seorang wanita umur 45 tahun, BB 75 kg, dirujuk ke Pusat Jenderal Achmad Yani dengan keluhan kesadaran menurun. Empat hari sebelumnya pasien tertabrak angkot. Pasien pingsan sekitar 10 menit, muntah, keluar darah dari telinga dan hidung, serta tidak mengingat kejadian. Pasien lalu dibawa ke RS. Saat masuk RS, pasien dalam keadaan sadar. Hasil CT scan menunjukkan perdarahan di lobus frontalis kiri dan kanan. Selama perawatan, pasien mendapatkan terapi sefotaxime, asam traneksamat, manitol, ranitidin, insulin, dan neurobion. Pada perawatan hari ke 3, kesadaran semakin menurun. Karena fasilitas yang kurang dan permintaan keluarga, pasien dirujuk ke RSHS. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga menderita tekanan darah tinggi, dengan tekanan darah sistol berkisar 140-180 mmhg, Saat masuk IGD RS TD 150/90, HR 135x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,5 C, GCS E2M4V2, pupil isokor, 3 mm ODS, isokor, CAD pada EKG, ada kaku kuduk, hasil CT scan ulang menunjukkan perdarahan intraserebal lobus frontalis bilateral, perdarahan subarachnoid dan edema serebri. Hasil lab : Na+ 172, K+3,3, Cl- 113, AGD (pasien mendapat O2 10-12 liter/menit) : pH 7,28, HCO3- 34, pCO2 50, SaO2 90,8%, laktat 2,7. Pasien ditputuskan untuk diintubasi dan dirujuk ke ICU. Terapi di ICU : cefotaxim, fluimucyl, citicolin, OMZ, Vit C, midazolam, koreksi KCl 25 meq, sistenol. 5. Buatlah asuhan keperawatan sesuai kasus diatas (minimal 5 diagnosis keperawatan prioritas beserta intervensinya).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Gangguan Perfusi Serebral Terhambat
- Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
- Faktor Penyebab: Perdarahan intraserebal, perdarahan subarakhnoid, dan edema serebri.
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan aliran darah ke otak yang adekuat.
- Intervensi:
- Pantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Pertahankan posisi kepala elevasi 30-45 derajat untuk meningkatkan aliran darah serebral.
- Berikan terapi medikamentosa sesuai indikasi, seperti manitol, diuretik, dan antikonvulsan.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang melebihi intake.
- Faktor Penyebab: Perdarahan, muntah, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Intervensi:
- Monitor intake dan output cairan secara ketat.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang.
- Pantau elektrolit dan lakukan koreksi jika terjadi ketidakseimbangan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi organisme patogen.
- Faktor Penyebab: Prosedur invasif (intubasi) dan penurunan sistem imun.
- Tujuan: Pasien akan bebas dari infeksi selama perawatan.
- Intervensi:
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, dan perawatan luka.
4. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
- Faktor Penyebab: Diabetes melitus, stres fisiologis, dan pemberian terapi insulin.
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
- Intervensi:
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala.
- Berikan terapi insulin sesuai indikasi untuk menjaga stabilitas kadar glukosa darah.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi insulin.
5. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Perdarahan intrakranial dan edema serebri.
- Tujuan: Pasien akan melaporkan nyeri berkurang.
- Intervensi:
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien.
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan pantau efektivitasnya.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi analgesik.
Dengan diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4136 | 31 Oct 2024
Klinis : Kasus pemicu Pasien hipernatremia umur 45 tahun, BB 75 kg, dirujuk ke Pusat Jenderal Achmad Yani dengan keluhan kesadaran menurun. Empat hari sebelumnya pasien tertabrak angkot. Pasien pingsan sekitar 10 menit, muntah, keluar darah dari telinga dan hidung, serta tidak mengingat kejadian. Pasien lalu dibawa ke RS. Saat masuk RS, pasien dalam keadaan sadar. Hasil CT scan menunjukkan perdarahan di lobus frontalis kiri dan kanan. Selama perawatan, pasien mendapatkan terapi sefotaxime, asam traneksamat, manitol, ranitidin, insulin, dan neurobion. Pada perawatan hari ke 3, kesadaran semakin menurun. Karena fasilitas yang kurang dan permintaan keluarga, pasien dirujuk ke RSHS. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga menderita tekanan darah tinggi, dengan tekanan darah sistol berkisar 140-180 mmhg, Saat masuk IGD RS TD 150/90, HR 135x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,5 C, GCS E2M4V2, pupil isokor, 3 mm ODS, isokor, CAD pada EKG, ada kaku kuduk, hasil CT scan ulang menunjukkan perdarahan intraserebal lobus frontalis bilateral, perdarahan subarachnoid dan edema serebri. Hasil lab : Na+ 172, K+3,3, Cl- 113, AGD (pasien mendapat O2 10-12 liter/menit) : pH 7,28, HCO3- 34, pCO2 50, SaO2 90,8%, laktat 2,7. Pasien ditputuskan untuk diintubasi dan dirujuk ke ICU. Terapi di ICU : cefotaxim, fluimucyl, citicolin, OMZ, Vit C, midazolam, koreksi KCl 25 meq, sistenol. 5. Buatlah asuhan keperawatan sesuai kasus diatas (minimal 5 diagnosis keperawatan prioritas beserta intervensinya).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus pasien hipernatremia yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
- SDKI: Hipernatremia
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
2. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan perdarahan intraserebal dan edema serebri
- SDKI: Gangguan Perfusi Serebral
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perdarahan Intrakranial
3. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan perdarahan intraserebal dan edema serebri
- SDKI: Penurunan Kesadaran
- SLKI: Fungsi Neurologi
- SIKI: Manajemen Cedera Otak
4. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
- SDKI: Hipovolemia
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur perawatan dan tindakan medis
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat:
- Pasien mengalami hipernatremia, yang dapat disebabkan oleh intake cairan yang tidak memadai.
- Intervensi keperawatan meliputi pemantauan status cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, dan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
2. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan perdarahan intraserebal dan edema serebri:
- Pasien mengalami perdarahan intraserebal dan edema serebri, yang dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan otak.
- Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen perdarahan, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
3. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan perdarahan intraserebal dan edema serebri:
- Pasien mengalami penurunan kesadaran akibat perdarahan intraserebal dan edema serebri.
- Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tingkat kesadaran, manajemen cedera otak, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
4. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat:
- Pasien mengalami hipovolemia akibat intake cairan yang tidak memadai.
- Intervensi keperawatan meliputi pemantauan status cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, dan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur perawatan dan tindakan medis:
- Pasien berisiko mengalami infeksi akibat prosedur perawatan dan tindakan medis yang dilakukan.
- Intervensi keperawatan meliputi pencegahan infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kasus ini, perawat harus mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terbaik bagi pasien. -
Article No. 4137 | 31 Oct 2024
Klinis : pasien datang denga keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan mencret:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan:
Diare akut adalah pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Eliminasi Terganggu
- Resiko Dehidrasi
- Resiko Ketidakseimbangan Cairan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Kontrol Eliminasi
- Pemulihan Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare
- Manajemen Cairan
- Edukasi Kesehatan
Tujuan keperawatan utama adalah mengatasi diare, mencegah dehidrasi, dan memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian cairan, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang diet dan pencegahan diare, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya jika dibutuhkan.