Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20425 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (00132)
Kode: 10001
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Risiko perdarahan (00206)
Kode: 10081
Definisi: Rentan untuk mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400)
Kode: 10027
Definisi: Tindakan untuk mengenali dan mengontrol rasa sakit sehingga dapat diterima oleh pasien.
2. Pencegahan perdarahan (0408)
Kode: 10022
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
Dalam kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yang keluar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut dan Risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen nyeri dan Pencegahan perdarahan. -
Article No. 20426 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien G1P0A0 yang melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan perdarahan yang banyak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan, seperti yang ditunjukkan oleh pasien yang mengeluhkan nyeri saat melahirkan.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri, seperti yang ditunjukkan oleh adanya perdarahan yang banyak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 8 menjadi skala 4 atau kurang.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi dan distraksi.
c. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
2. Risiko Perdarahan:
a. Perdarahan dapat dikendalikan dan tidak berlebihan.
b. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan perubahan posisi.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter, fisioterapis) untuk mengelola nyeri secara optimal.
e. Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
2. Risiko Perdarahan:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara intensif, termasuk tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.
b. Periksa perdarahan secara berkala dan catat jumlah, warna, dan konsistensi darah yang keluar.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksitosik atau intervensi lain yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.
d. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi saat ini dan rencana perawatan.
e. Pantau tanda-tanda pemulihan, seperti pengembalian warna kulit, pengisian kapiler, dan peningkatan kesadaran.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri melahirkan dengan baik dan perdarahan dapat dikendalikan, sehingga pasien dapat menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik. -
Article No. 20427 | 05 Aug 2025
Klinis : pasien G1P0A0 melahirkan dengan keluhan nyeri melahirkan dan tampak banyak perdarahan yg keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan, ditandai dengan pasien melaporkan rasa nyeri.
2. Perdarahan aktif berhubungan dengan atonia uteri, ditandai dengan perdarahan yang terlihat banyak keluar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu nyeri.
2. Perdarahan Terkendali:
- Perdarahan dapat dihentikan.
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
- Pasien tidak mengalami hipovolemia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
2. Untuk Perdarahan Aktif:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Identifikasi penyebab perdarahan dan lakukan intervensi sesuai dengan penyebabnya, misalnya atonia uteri.
c. Berikan oksitosin atau uterotonika sesuai resep dokter untuk merangsang kontraksi uterus.
d. Lakukan kompresi uterus dan periksa ada tidaknya laserasi yang perlu dijahit.
e. Berikan cairan pengganti volume darah yang hilang sesuai kebutuhan.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut jika perdarahan tidak terkendali.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memastikan pasien dalam kondisi stabil, nyeri dapat dikelola dengan baik, dan perdarahan dapat dihentikan. Perawat juga perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 20428 | 05 Aug 2025
Klinis : Demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, mual
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu demam sejak tadi pagi, nyeri kepala, dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Hipertermia
Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit kemerahan, dan ketidaknyamanan.
b. Nyeri Kepala
Nyeri kepala didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan di area kepala, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan perubahan perilaku.
c. Mual
Mual didefinisikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi rasa tidak enak di perut, air liur yang berlebihan, dan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, luaran/output yang diharapkan mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Nyeri kepala berkurang
c. Mual teratasi
Ketiga luaran tersebut diharapkan dapat tercapai setelah pasien menerima intervensi keperawatan yang tepat dan efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Manajemen Demam
Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat dengan cara mengatur lingkungan yang nyaman, memberikan obat penurun demam, dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Manajemen Nyeri
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri kepala yang dirasakan dengan cara memberikan analgesik, mengatur lingkungan yang tenang, dan mengajarkan teknik relaksasi.
c. Manajemen Mual dan Muntah
Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi mual yang dirasakan dengan cara memberikan antiemetik, mengatur pola makan, dan memberikan dukungan emosional.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan tujuan luaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal, sehingga kondisi pasien dapat kembali membaik. -
Article No. 20429 | 05 Aug 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermia:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, obat-obatan, atau lingkungan yang panas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan hipertermia, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Stabilitas Suhu Tubuh: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
b. Hidrasi yang Adekuat: Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
c. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala terkait hipertermia, seperti rasa tidak nyaman, sakit kepala, dan letargi.
d. Pengetahuan tentang Hipertermia: Pasien dan/atau keluarga memahami tentang hipertermia, faktor penyebab, dan tindakan pencegahan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
a. Manajemen Suhu Tubuh:
- Memantau suhu tubuh secara berkala
- Memberikan tindakan penurunan suhu tubuh, seperti kompres dingin, mandi air hangat, atau pemberian obat antipiretik
- Mengatur lingkungan yang sejuk dan nyaman
b. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Memantau asupan dan output cairan
- Memberikan cairan intravena atau oral untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat
- Mengawasi keseimbangan elektrolit
c. Manajemen Gejala:
- Mengelola gejala-gejala terkait hipertermia, seperti memberikan analgesik untuk mengatasi sakit kepala
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
d. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertermia, termasuk penyebab, gejala, dan tindakan pencegahan
- Memberikan informasi tentang pentingnya mempertahankan hidrasi dan mengatur lingkungan yang sejuk
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas suhu tubuh, hidrasi yang adekuat, manajemen gejala yang baik, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang hipertermia. -
Article No. 20430 | 05 Aug 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri akut berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah melakukan Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan nyeri akut adalah:
a. Klien melaporkan nyeri terkontrol: Klien mampu melaporkan penurunan intensitas nyeri sesuai dengan target yang ditetapkan.
b. Klien mendemonstrasikan manajemen nyeri: Klien mampu mendemonstrasikan teknik-teknik manajemen nyeri yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
c. Klien menunjukkan perilaku dalam rentang normal: Klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritualnya selama proses pemulihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan nyeri akut meliputi:
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan/intensitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, terapi musik, atau terapi komplementer lainnya.
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai nyeri, penyebab, dan manajemen nyeri yang tepat.
- Dorong klien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam manajemen nyeri.
- Berikan informasi tentang sumber daya yang tersedia untuk mendukung manajemen nyeri.
c. Monitoring dan Evaluasi:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan respon klien terhadap intervensi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Dokumentasikan setiap langkah asuhan keperawatan yang dilakukan.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan perilaku dalam rentang normal selama proses pemulihan. -
Article No. 20431 | 05 Aug 2025
Klinis : m klien mengeluh mual muntah tidak ada dan nafas terasa sesak diagnosa medis ilius obstuktif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi klien dengan keluhan mual muntah, sesak napas, dan diagnosa medis ileus obstruktif, maka kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K56.6
- Deskripsi: Ileus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.91
- Deskripsi: Kolonoskopi, tidak lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 K56.6 (Ileus, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan diagnosis medis ileus obstruktif yang dialami oleh klien. Ileus adalah kondisi yang ditandai dengan obstruksi pada saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sesak napas.
Dalam kasus ini, tidak terdapat kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik. Namun, jika diperlukan tindakan diagnostik, kode 45.91 (Kolonoskopi, tidak lain) dapat dipertimbangkan untuk mengevaluasi kondisi saluran pencernaan klien.
Sebagai seorang dokter atau perekam medis, kita harus memberikan kode diagnosis dan prosedur yang akurat berdasarkan informasi klinis yang tersedia, sehingga dapat membantu dalam proses perawatan, dokumentasi, dan penagihan yang tepat. -
Article No. 20432 | 05 Aug 2025
Klinis : STROKE
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut informasi yang dapat saya berikan terkait kode ICD-10 untuk diagnosis STROKE dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I64
- Deskripsi: Stroke, tidak ditentukan apakah sebagai perdarahan atau infark.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 38.12
- Deskripsi: Trombektomi perkutaneus transluminal intrakranial.
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Transfusi darah, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Terapi transfusi, lainnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I64 digunakan untuk mengklasifikasikan stroke yang tidak ditentukan apakah disebabkan oleh perdarahan atau infark. Ini mencakup kondisi seperti stroke akut, serangan stroke, dan trombosis serebrovaskular.
2. Terkait prosedur/tindakan medis, beberapa kode ICD-9-CM yang mungkin digunakan adalah:
- 38.12 Trombektomi perkutaneus transluminal intrakranial, yang merupakan prosedur pembedahan untuk menghilangkan trombus atau sumbatan dalam pembuluh darah otak.
- 99.10 Transfusi darah, yang mungkin diperlukan untuk mengganti volume darah yang hilang akibat stroke perdarahan.
- 99.19 Terapi transfusi lainnya, yang dapat mencakup terapi plasma, trombosit, atau komponen darah lainnya.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika terdapat pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. -
Article No. 20433 | 05 Aug 2025
Klinis : KEJANG DEMAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi kejang demam:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R56.0
- Deskripsi: Kejang demam
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14
- Deskripsi: Pemantauan elektroensefalografi [EEG]
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R56.0 (Kejang demam) digunakan untuk mengkodekan kondisi kejang yang terjadi pada anak-anak dengan demam yang tinggi. Kejang demam biasanya terjadi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun dan dapat disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh akibat infeksi.
2. Dalam kasus kejang demam, prosedur pemantauan elektroensefalografi (EEG) dengan kode ICD-9-CM 89.14 dapat dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas listrik otak dan membantu dalam diagnosis serta manajemen kejang demam. Pemeriksaan EEG dapat membantu mengidentifikasi pola aktivitas otak yang abnormal yang mungkin terkait dengan kejang.
Secara umum, penanganan kejang demam meliputi pemberian obat antipiretik untuk menurunkan demam, serta pemantauan ketat pasien untuk mencegah komplikasi. Dalam beberapa kasus yang lebih kompleks, evaluasi lebih lanjut dengan pemeriksaan EEG dapat dilakukan untuk menentukan penyebab dan rencana perawatan yang tepat. -
Article No. 20434 | 05 Aug 2025
Klinis : KEJANG DEMAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi medis KEJANG DEMAM, kode dan deskripsinya adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R56.0
- Deskripsi: Kejang demam
Penjelasan:
Kejang demam (febrile seizures) adalah kejang yang terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh, biasanya akibat infeksi. Kode ICD-10 R56.0 digunakan untuk mengkodekan kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk kejang demam.
- Deskripsi: Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat antikonvulsan, penurunan demam, dan pemantauan kesehatan pasien.
Penjelasan:
Untuk kejang demam, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik. Tindakan medis yang biasanya dilakukan adalah pemberian obat antikonvulsan untuk menghentikan kejang, usaha penurunan demam (seperti kompres air hangat atau pemberian obat penurun demam), serta pemantauan kesehatan pasien selama episode kejang demam.