Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18588 | 14 Jun 2025
Klinis : sesak napas, nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: sesak napas, nyeri ulu hati
Berdasarkan kondisi yang Anda sebutkan, yaitu sesak napas dan nyeri ulu hati, maka diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di alveolus.
Penyebab: Obstruksi jalan napas, gangguan mekanis pernapasan, gangguan difusi, gangguan perfusi.
Gejala: Sesak napas, napas cuping hidung, sianosis, ortopnea, takipnea.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
Penyebab: Agen cedera biologi, kimia, fisik, psikologis.
Gejala: Nyeri ulu hati, nyeri dada, gelisah, takikardi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bernapas dengan normal.
- Pasien melaporkan tidak ada lagi sesak napas.
- Pasien menunjukkan perbaikan status oksigenasi (saturasi oksigen dalam batas normal).
2. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri ulu hati.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas tanpa disertai nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (tekanan darah, nadi, pernapasan).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama) dan oksigenasi (saturasi oksigen).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membebaskan jalan napas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan pertukaran gas.
2. Nyeri Akut
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas).
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kesejahteraan pasien. -
Article No. 18499 | 13 Jun 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan belum berani untuk menggerakkan badannya karena masih takut setelah 2 jam operasi - Pasien menanyakan bagaimana cara miring kanan dan kiri - Pasien menanyatakan belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan - Pasien menyatakan masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein seperti daging, ikan dah telur setelah melahirkan - Pasien mengatakan tidak pernah mencari informasi tentang perawatan luka paska caesar DO: - Pasien tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya - Pasien tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman - Pasien tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi - Masih banyak makanan junk food di meja pasien dan di konsumsi pasien (rocket chicken)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan deskripsi kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Konseling berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan penyesuaian
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.71
- Deskripsi: Perawatan luka pasca pembedahan (tidak termasuk luka bakar)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z71.1 (Konseling berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan penyesuaian) sesuai dengan kondisi pasien yang:
- Masih takut untuk menggerakkan badan setelah operasi
- Belum mengetahui cara miring kanan dan kiri
- Belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan
- Masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein setelah melahirkan
- Belum pernah mencari informasi tentang perawatan luka pasca sesar
2. Kode ICD-9-CM 59.71 (Perawatan luka pasca pembedahan) sesuai dengan kondisi pasien yang:
- Tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya
- Tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman
- Tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi
Catatan:
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik tercatat dalam kasus ini. Namun, kode 59.71 (Perawatan luka pasca pembedahan) dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan perawatan luka yang perlu dilakukan pada pasien. -
Article No. 18500 | 13 Jun 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan belum berani untuk menggerakkan badannya karena masih takut setelah 2 jam operasi - Pasien menanyakan bagaimana cara miring kanan dan kiri - Pasien menanyatakan belum mengetahui perawatan luka yang harus dilakukan - Pasien menyatakan masih mengikuti budaya tidak boleh makan protein seperti daging, ikan dah telur setelah melahirkan - Pasien mengatakan tidak pernah mencari informasi tentang perawatan luka paska caesar DO: - Pasien tampak kebingungan saat menyatakan pengetahuannya tentang bagaimana mencegah infeksi pada lukanya - Pasien tampak masih kebingungan saat memposisikan dirinya supaya nyaman - Pasien tampak masih suka mengenjan saat berpindah posisi - Masih banyak makanan junk food di meja pasien dan di konsumsi pasien (rocket chicken)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah penjelasan singkat masing-masing diagnosa beserta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan (00126)
- SDKI: Kurang Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik.
- SLKI: Pengetahuan Meningkat
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Bimbingan, Konseling
2. Diagnosa Keperawatan: Mobilitas Fisik Terganggu (00085)
- SDKI: Mobilitas Fisik Terganggu adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
- SLKI: Mobilitas Fisik Membaik
- SIKI: Terapi Latihan Gerak, Perawatan Fisik, Manajemen Nyeri
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, Edukasi Kesehatan
4. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi Membaik
- SIKI: Terapi Nutrisi, Edukasi Gizi, Konseling Gizi
Dalam pendekatan akademis, persona sebagai perawat profesional, diagnosa keperawatan ini dapat dijadikan landasan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 18501 | 13 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa Icd, sdki, slki, siki, Nanda, pemeriksaan penunjang, obat obatan yang sesuai untuk pasien
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi dengan biopsiFasilitas dan Intervensi Keperawatan (SDKI):
- Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas
Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen oksigenasi, Manajemen batuk
Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan (SLKI):
- Hasil Keperawatan: Permeabilitas jalan napas, Ventilasi paru
Diagnosis NANDA:
- Diagnosis: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Pemeriksaan Penunjang:
- Rontgen toraks: Menunjukkan adanya lesi di paru
- Pemeriksaan sputum: untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru
Pengobatan:
- Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol (Kombinasi obat anti-tuberkulosis)
- Bronkodilator (jika diperlukan untuk mengatasi sesak napas)
- Antipiretik (untuk mengatasi demam)
Pasien ini didiagnosis dengan tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen batuk untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas dan ventilasi paru yang efektif. Pengobatan utama adalah kombinasi obat anti-tuberkulosis yang sesuai, disertai dengan terapi simptomatik jika diperlukan. -
Article No. 18502 | 13 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa Icd, sdki, slki, siki, Nanda, pemeriksaan penunjang, obat obatan yang sesuai untuk pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (Impaired Airway Clearance)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Karakteristik Mayor: Adanya sputum berlebih, perubahan suara napas, sianosis, gangguan pernapasan.
- Faktor Berhubungan: Sekresi pernapasan berlebih, lemahnya batuk.
2. Intoleransi Aktivitas (Impaired Physical Mobility)
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Karakteristik Mayor: Kelemahan, kelelahan, dispnea, angina pada aktivitas.
- Faktor Berhubungan: Penyakit pernapasan kronis.
3. Risiko Infeksi (Risk for Infection)
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Imunitas tubuh yang menurun, adanya penyakit kronis.
Diagnosa ICD: A15.0 Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Indikator: Jalan napas terbebas dari sekret, frekuensi pernapasan dalam batas normal, tidak ada kesulitan bernafas.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Bebas Infeksi
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Auskultasi suara napas, berikan nebulizer, ajari teknik batuk efektif, kolaborasi pemberian bronkodilator.
2. Manajemen Aktivitas
- Tindakan: Evaluasi tingkat aktivitas, atur aktivitas sesuai toleransi, anjurkan istirahat yang cukup.
3. Manajemen Infeksi
- Tindakan: Monitor tanda-tanda infeksi, kolaborasi pemberian antibiotik, edukasi pencegahan infeksi.
Pemeriksaan Penunjang:
- Rontgen Thoraks: Lesi di paru
- Sputum BTA: Pemeriksaan mikrobiologi tuberkulosis
Obat-obatan:
- Antibiotik: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol (Rejimen 4 Obat Anti Tuberkulosis)
- Bronkodilator: Salbutamol, Ipratropium Bromida
- Kortikosteroid: Prednison
Dalam menangani pasien dengan tuberkulosis paru, perawat perlu mengintegrasikan pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan status pernapasan, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan komplikasi infeksi. Kolaborasi yang erat dengan tim medis sangat penting untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 18503 | 13 Jun 2025
Klinis : POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF" dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan irama napas
2. Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
3. Napas dangkal
4. Takipnea
5. Hipoksemia
6. Retraksi dinding dada
7. Ortopnea
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pemeliharaan Pola Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan irama napas yang teratur
b. Menunjukkan kedalaman napas yang adekuat
c. Menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal
d. Menunjukkan penggunaan otot napas yang minimal
e. Menunjukkan oksigenasi yang adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Memfasilitasi dan mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
Aktivitas:
a. Memantau pola napas, kedalaman, dan frekuensi napas
b. Memposisikan klien untuk memaksimalkan fungsi pernapasan
c. Memberikan oksigen sesuai indikasi
d. Memfasilitasi batuk efektif dan pengeluaran sekret
e. Mengajarkan teknik pernapasan diafragma atau pernapasan dalam
2. Manajemen Ventilasi
Tujuan: Memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
Aktivitas:
a. Mengkaji kebutuhan ventilasi mekanik
b. Mengatur ventilator sesuai kondisi klien
c. Memantau parameter ventilasi
d. Melakukan suction trakea/endotrakeal secara rutin
e. Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif
3. Manajemen Oksigenasi
Tujuan: Mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Aktivitas:
a. Memantau kadar oksigen dalam darah
b. Mengatur oksigenasi sesuai indikasi
c. Memfasilitasi mobilisasi untuk meningkatkan oksigenasi
d. Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi oksigenasi
e. Mengajarkan teknik oksigenasi yang aman dan efektif
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pemeliharaan pola napas, ventilasi, dan oksigenasi, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu menunjukkan pola napas yang efektif dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 18504 | 13 Jun 2025
Klinis : hamil dengan anemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "hamil dengan anemia":
1. Kode ICD-10:
- Kode: O99.0
- Deskripsi: Anemia yang kompleks atau yang memburuk selama kehamilan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi darah, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 O99.0 digunakan untuk menggambarkan kondisi anemia yang kompleks atau memburuk selama kehamilan. Anemia selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti defisiensi nutrisi, perdarahan, atau kondisi medis lainnya. Kondisi ini memerlukan pemantauan dan penanganan yang tepat oleh tenaga kesehatan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Kode ICD-9-CM 99.04 merujuk pada tindakan transfusi darah yang mungkin diperlukan untuk mengatasi anemia yang terjadi selama kehamilan. Transfusi darah dapat diberikan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan memastikan suplai oksigen yang memadai bagi ibu dan janin.
Penanganan yang komprehensif untuk kondisi hamil dengan anemia dapat melibatkan berbagai intervensi, seperti pemberian suplemen nutrisi, pengobatan penyebab anemia, serta pemantauan ketat kondisi ibu dan janin. Kode ICD-9-CM 99.04 hanya mewakili satu tindakan spesifik yang mungkin diperlukan, tetapi tidak mencakup keseluruhan penatalaksanaan yang diperlukan. -
Article No. 18505 | 13 Jun 2025
Klinis : AMIL 36 MINGGU TERPASANG COLOSTOMY
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi "AMIL 36 MINGGU TERPASANG COLOSTOMY", diperoleh kode dan deskripsi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64.1
- Deskripsi: Colostomy, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 46.13
- Deskripsi: Konstruksi kolostomi, kolon dibawa ke permukaan kulit
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K64.1 (Colostomy, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan kondisi pasien dengan kolostomi yang tidak didefinisikan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 46.13 (Konstruksi kolostomi, kolon dibawa ke permukaan kulit) menggambarkan prosedur pembentukan kolostomi, di mana sebagian kolon dibawa ke permukaan kulit. Prosedur ini dilakukan untuk mengelola kondisi medis tertentu, seperti penyakit Crohn, kanker kolorektal, atau trauma pada kolon.
Penggunaan kode-kode ini membantu dalam dokumentasi dan pelaporan kondisi medis pasien serta prosedur yang dilakukan, yang penting untuk keperluan klinis, administrasi, dan tujuan lainnya. -
Article No. 18506 | 13 Jun 2025
Klinis : hAMIL 36 MINGGU TERPASANG COLOSTOMY
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu "HAMIL 36 MINGGU TERPASANG COLOSTOMY", maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O26.8
- Deskripsi: Komplikasi lainnya yang timbul terutama pada ibu, spesifik pada kehamilan, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus ini, kondisi hamil dengan kolostomi terpasang.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 46.10
- Deskripsi: Kolostomi, tidak dinyatakan apakah sementara atau permanen. Prosedur ini dilakukan untuk membuat stoma pada kolon untuk memungkinkan pembuangan feses secara artifisial.
Penjelasan:
Kode ICD-10 O26.8 digunakan untuk menggambarkan komplikasi lainnya yang timbul terutama pada ibu, spesifik pada kehamilan, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus ini, kondisi hamil dengan kolostomi terpasang dapat diklasifikasikan menggunakan kode ini.
Kode ICD-9-CM Procedure 46.10 merujuk pada prosedur kolostomi, tanpa menyatakan apakah sementara atau permanen. Prosedur ini dilakukan untuk membuat stoma pada kolon, yang memungkinkan pembuangan feses secara artifisial. -
Article No. 18507 | 13 Jun 2025
Klinis : Ny. S adalah seorang perempuan berusia 44 tahun yang tinggal di Jakarta barat. Ia berstatus menikah, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir SMA dan bekerja di sektor swasta. Ny. S masuk Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta barat pada tanggal 09 April 2025 pukul 21.50 WIB dan dilakukan pengkajian pada tanggal 10 April 2025 pukul 15.00 WIB dengan diagnosa medis gastritis. Saat masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri hebat di daerah ulu hati yang telah dirasakan sejak enam jam sebelum masuk rumah sakit, disertai mual, muntah, pusing, serta tampak pucat dan lemas. Pasien memiliki riwayat gastritis dan mengatakan bahwa rasa nyeri muncul karena sering telat makan dan hanya makan satu kali dalam sehari. Saat pengkajian dilakukan, pasien mengeluhkan nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 6. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan selama di rumah sakit hanya mampu makan 4–5 sendok makan sebanyak tiga kali sehari. Di rumah, pasien hanya makan sekali sehari. Selain itu, pasien melaporkan buang air besar dua kali dengan konsistensi lembut, serta tampak lemas, lesu, dan merasa kurang tenaga. Pasien menyebutkan bahwa nyeri yang dirasakan bersifat berulang dan tidak menentu, dengan durasi sekitar 15–20 menit setiap kali muncul. Untuk meredakan nyeri, pasien biasanya akan berbaring hingga nyeri menghilang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Ny. S, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pengendalian Nyeri (10010)
Definisi: Kemampuan untuk meminimalkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri (10006)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan rasa nyeri yang dialami pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Intake Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Intake Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (10021)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan Nutrisi (10015)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nutrisi (10011)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi asupan nutrisi yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan: Keletihan
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keletihan (10022)
Definisi: Perasaan kelelahan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Energi (10017)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan dan meningkatkan energi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Energi (10012)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi peningkatan dan pemulihan energi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, definisi, dan kode SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terencana untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Ny. S.