Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4240 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan frekuensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
Karakteristik Definisi (SDKI):
1. Disertai peningkatan frekuensi jantung
2. Penurunan volume sekuncup
3. Penurunan volume darah yang dipompa jantung per menit
Faktor Berhubungan (SLKI):
1. Gangguan kontraktilitas miokardium
2. Gangguan pengisian ventrikel
3. Obstruksi aliran darah keluar jantung
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian oksigen sesuai indikasi
3. Manajemen cairan dan elektrolit
4. Kolaborasi pemberian terapi obat
5. Edukasi pasien dan keluarga
Penjelasan Singkat:
Penurunan curah jantung merupakan suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa volume darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh gangguan pada kontraktilitas miokardium, pengisian ventrikel, atau obstruksi aliran darah keluar jantung. Peningkatan frekuensi jantung merupakan salah satu karakteristik dari penurunan curah jantung. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, kolaborasi pemberian terapi obat, serta edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 4241 | 01 Nov 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan pada tingkat energi yang tersedia.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, gangguan neuromuskular, gangguan kardiovaskular, atau gangguan respirasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas harian sesuai kemampuan, mempertahankan tingkat energi yang adekuat, dan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen energi: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatur pola aktivitas dan istirahat untuk mempertahankan energi yang adekuat.
- Terapi latihan: Memfasilitasi latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan toleransi terhadap aktivitas.
- Manajemen oksigenasi: Memantau dan mempertahankan status oksigenasi pasien.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen energi, terapi latihan, dan manajemen oksigenasi untuk membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas. -
Article No. 4242 | 01 Nov 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakcukupan energi fisiologis untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab:
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Keterbatasan mekanis
- Gangguan neuromuskular
- Kelelahan
Gejala dan Tanda:
- Kelelahan yang berlebihan saat aktivitas
- Napas pendek saat aktivitas
- Perubahan tanda-tanda vital (peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan frekuensi napas)
- Kelemahan otot
- Mereduksi atau menghindari aktivitas
Tujuan Keperawatan:
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai gejala intoleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan:
1. Asesmen toleransi aktivitas klien
2. Atur aktivitas sesuai kemampuan klien
3. Anjurkan klien untuk beristirahat setelah aktivitas
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen intoleransi aktivitas
Evaluasi:
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai gejala intoleransi aktivitas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 4243 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan frekuensi,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Peningkatan Frekuensi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Faktor yang berhubungan dapat berupa peningkatan frekuensi jantung, gangguan kontraktilitas jantung, atau obstruksi aliran darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Penurunan Curah Jantung adalah Curah Jantung Membaik, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, perfusi jaringan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Penurunan Curah Jantung meliputi Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Cairan, Terapi Oksigen, Manajemen Aktivitas, dan Edukasi Pasien/Keluarga. Tujuannya adalah untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat dan mencegah komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu memperhatikan standar praktik yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan. -
Article No. 4244 | 01 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan badannya lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona Anda sebagai pakar dan kondisi pasien yang mengeluhkan badan terasa lemas, maka berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Definisi SDKI:
Pengalaman subjektif yang terus-menerus akan kurangnya energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Batasan Karakteristik SDKI:
1. Kelelahan fisik
2. Kelelahan mental
3. Penurunan motivasi
4. Penurunan konsentrasi
5. Penurunan toleransi aktivitas
Faktor Berhubungan SDKI:
1. Depresi
2. Malnutrisi
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
4. Anemia
5. Penyakit kronis
Luaran SLKI:
1. Tingkat energi meningkat
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
3. Motivasi meningkat
4. Konsentrasi meningkat
5. Toleransi aktivitas meningkat
Intervensi SIKI:
1. Manajemen Energi
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Cairan
4. Terapi Aktivitas
5. Dukungan Psikologis
Dalam kondisi ini, pasien mengeluhkan badan terasa lemas, yang merupakan gejala utama dari diagnosa keperawatan Fatigue (Kelelahan). Perawat perlu menggali lebih lanjut faktor-faktor yang berhubungan, seperti depresi, malnutrisi, atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Selanjutnya, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada upaya meningkatkan tingkat energi, memulihkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, serta meningkatkan motivasi dan konsentrasi pasien. -
Article No. 4245 | 01 Nov 2024
Klinis : os masuk igd dgn keluhan diare sejak 2 hari yang lalu BAB 1 hari 8 x cair warna kecoklatan dan berbau busuk,perut terasa mules dan badan lemas Tidak nafsu makan,makan hanya 2 sendok Hasil pemeriksaaan TTV:TD:110/70 mmgh,suhu:38,nadi 98x/I,RR:16x/i BU:37x/I,turgor kulit kering. Pada saat masuk ke ruang perawatan keluhan pasien masih mules,BAB sudah 5x Minum hanya 2 gelas selama 8 jam Pasien sudah terpasang infus RL di ugd 6jam/kolf dan sudah masuk 400 ml TB:160 cm BB:50 turun menjadi 48 kg Hasil pemeriksaan LAB Feses Amuba +,natrium 128,kalium:3 Usia :24 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi parasit (Amuba +) ditandai dengan BAB cair 8x/hari, mules perut, dan badan lemah.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih (diare) ditandai dengan turgor kulit kering, nadi cepat, dan penurunan berat badan.
3. Risiko malnutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi kurang ditandai dengan nafsu makan menurun dan hanya makan 2 sendok.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Diare akut:
SDKI: Pemantauan dan pengelolaan diare, perawatan kenyamanan, dan edukasi terkait pencegahan komplikasi.
SLKI: Pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen nutrisi, dan peningkatan kenyamanan.
SIKI: Intervensi keperawatan berkaitan dengan manajemen diare, seperti pemberian cairan, pengaturan diet, dan edukasi.
2. Kekurangan volume cairan:
SDKI: Pemantauan status hidrasi, pengelolaan cairan, dan perawatan integritas kulit.
SLKI: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, dan pemeliharaan integritas kulit.
SIKI: Intervensi keperawatan terkait dengan manajemen cairan, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan intake output, dan perawatan kulit.
3. Risiko malnutrisi:
SDKI: Asesmen status nutrisi, perencanaan diet, dan edukasi gizi.
SLKI: Pemantauan status nutrisi, manajemen nutrisi, dan peningkatan intake nutrisi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan manajemen nutrisi, seperti pemberian diet, konsultasi gizi, dan edukasi nutrisi.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Wr. Wb. -
Article No. 4246 | 01 Nov 2024
Klinis : px mengatakan mual/muntah sebanyak 5x, pusing, leher terasa panas, dan memiliki riwayat penyakit gastritis. hasil ttv (TD : 109/74 mmHg, Suhu : 36°C, Nadi : 91×/menit, RR : 20×/menit, SPO2 : 98%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan keluhan yang disampaikan oleh pasien, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, serta riwayat penyakit gastritis, maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini memiliki diagnosis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis spesifik yang dapat dikodekan dalam ICD-9-CM berdasarkan informasi yang diberikan.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan keluhan utama pasien berupa mual dan muntah sebanyak 5 kali.
2. Tidak ada tindakan medis spesifik yang dapat dikodekan dalam ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan tidak mencakup adanya prosedur atau intervensi medis yang dilakukan.
Perekam medis atau dokter harus mencatat informasi tambahan, seperti pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau pencitraan, serta rencana tatalaksana yang akan dilakukan, untuk dapat mengkode tindakan medis yang sesuai. -
Article No. 4247 | 01 Nov 2024
Klinis : px mengatakan mual/muntah sebanyak 5x, pusing, leher terasa panas, dan memiliki riwayat penyakit gastritis. hasil ttv (TD : 109/74 mmHg, Suhu : 36°C, Nadi : 91×/menit, RR : 20×/menit, SPO2 : 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual/Muntah berhubungan dengan Gastritis
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual/Muntah: Sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan di perut yang dapat memicu refleks muntah.
- Gastritis: Peradangan pada lapisan lambung yang dapat menyebabkan iritasi dan rasa tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Mual/Muntah: Kemampuan individu untuk mengatur sensasi mual dan keinginan untuk muntah.
- Manajemen Gastritis: Kemampuan individu untuk mengelola kondisi peradangan pada lambung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual/Muntah: Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau mencegah mual dan muntah.
- Terapi Gastritis: Tindakan keperawatan untuk mengelola peradangan pada lambung.
Dengan kondisi pasien yang mengalami mual/muntah, pusing, leher terasa panas, dan memiliki riwayat gastritis, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Mual/Muntah berhubungan dengan Gastritis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Mual/Muntah dan Terapi Gastritis untuk mengelola keluhan pasien. -
Article No. 4248 | 01 Nov 2024
Klinis : px mengatakan mual/muntah sebanyak 5x, pusing, leher terasa panas, dan memiliki riwayat penyakit gastritis. hasil ttv (TD : 109/74 mmHg, Suhu : 36°C, Nadi : 91×/menit, RR : 20×/menit, SPO2 : 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual/Muntah berhubungan dengan kondisi gastritis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Mual/Muntah: Perasaan tidak nyaman yang mendorong seseorang untuk mengeluarkan isi lambung melalui mulut.
- Faktor Pencetus: Gastritis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Mual/Muntah: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengatasi rasa mual dan muntah.
- Indikator: Frekuensi mual/muntah menurun, tidak terjadi dehidrasi, dan intake nutrisi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual/Muntah: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan muntah.
- Intervensi: Identifikasi faktor penyebab, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antiemetik, pengaturan diet, dan edukasi pasien/keluarga.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami mual/muntah yang berhubungan dengan riwayat gastritis. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang tepat, serta melakukan edukasi dan pendampingan kepada pasien/keluarga untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 4249 | 01 Nov 2024
Klinis : px mengatakan mual/muntah sebanyak 5x, pusing, leher terasa panas, dan memiliki riwayat penyakit gastritis. hasil ttv (TD : 109/74 mmHg, Suhu : 36°C, Nadi : 91×/menit, RR : 20×/menit, SPO2 : 98%. analisis masalah keperawatan dan planning/intervensinya adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I: 00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan tidak tahan untuk muntah.
Penyebab: Faktor fisiologis, seperti gastritis.
Gejala: Mual, muntah, pusing, leher terasa panas.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual: Perasaan tidak nyaman dan tidak tahan untuk muntah.
- Penyebab: Gangguan gastrointestinal, seperti gastritis.
- Gejala: Mual, muntah, pusing, leher terasa panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Mual: Kemampuan untuk mengendalikan rasa mual.
- Indikator: Frekuensi mual/muntah berkurang, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual: Tindakan untuk mengendalikan rasa mual.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab mual, berikan antiemetik, atur diet, terapi relaksasi.
Analisis Masalah Keperawatan:
Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 5 kali, disertai pusing dan leher terasa panas. Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali denyut nadi yang meningkat. Ini menunjukkan adanya gangguan gastrointestinal yang menyebabkan mual dan muntah.
Planning/Intervensi Keperawatan:
1. Kaji penyebab mual dan muntah, misalnya dari riwayat penyakit gastritis.
2. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi mual dan muntah.
3. Atur diet pasien, berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna.
4. Ajarkan teknik relaksasi, misalnya napas dalam, untuk mengurangi rasa mual.
5. Monitor tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tanda-tanda dehidrasi.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab dasar mual dan muntah.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.