Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4200 | 01 Nov 2024
Klinis : Peningkatan TIK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan tekanan di dalam rongga kranium, yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Intrakranial Tekanan terkontrol
2. Perfusi Serebral Memadai
3. Status Neurologis Memadai
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Tekanan Intrakranial
2. Manajemen Tekanan Intrakranial
3. Manajemen Pergeseran Massa Intrakranial
Sebagai seorang perawat profesional, kami memahami bahwa peningkatan TIK merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera dan komprehensif. Kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memantau, mengelola, dan meminimalkan risiko yang terkait dengan kondisi ini, serta memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 4201 | 01 Nov 2024
Klinis : Batuk kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk kering.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk tidak efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Batuk tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengeluaran jalan napas yang efektif
2. Pola napas efektif
3. Bebas komplikasi saluran napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Terapi oksigen
3. Manajemen batuk
Sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya memahami bahwa kondisi batuk kering merupakan suatu gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi saluran pernapasan, alergi, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa keperawatan "Batuk tidak efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien dalam mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif, yang dapat berdampak pada pola napas dan risiko komplikasi saluran napas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, pemberian terapi oksigen, dan manajemen batuk. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pengeluaran sekret, meningkatkan pola napas yang efektif, dan mencegah komplikasi saluran napas. Evaluasi keberhasilan intervensi dapat dilihat dari luaran keperawatan, seperti pengeluaran jalan napas yang efektif, pola napas yang efektif, dan bebas komplikasi saluran napas. -
Article No. 4202 | 01 Nov 2024
Klinis : Batuk kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk kering.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, dengan kriteria hasil seperti frekuensi napas dalam batas normal, suara napas bersih, tidak ada sputum yang tertahan, dan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan, pengisapan saluran napas, pemberian obat bronkodilator, terapi pernapasan, dan edukasi mengenai teknik batuk efektif.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 4203 | 01 Nov 2024
Klinis : Belum mengetahui cara merawat bayi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat berpengalaman yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi di mana klien belum mengetahui cara merawat bayi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan terkait Perawatan Bayi
- Definisi: Klien menunjukkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai cara merawat bayi secara tepat.
- Penyebab: Kurangnya paparan informasi dan pengalaman dalam merawat bayi.
- Tanda dan Gejala: Klien tidak dapat menyebutkan langkah-langkah dalam memandikan, mengganti popok, menyusui, atau memberikan perawatan dasar lainnya pada bayi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan yang dialami oleh klien.
- Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Pengetahuan terkait Perawatan Bayi".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- Untuk kasus ini, salah satu luaran yang diharapkan adalah "Klien dapat mendemonstrasikan teknik perawatan bayi yang tepat".
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Dalam kasus ini, intervensi yang dapat dilakukan antara lain "Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Bayi" dan "Bimbingan Ketrampilan Perawatan Bayi".
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Pengetahuan terkait Perawatan Bayi", yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan luaran dan intervensi keperawatan berdasarkan standar SLKI dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan berusaha menjawab dengan sebaik-baiknya. Terima kasih. -
Article No. 4204 | 01 Nov 2024
Klinis : - Ny. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 140/90 namun Ny. S belum pernah memeriksa ke dokter untuk kepastian diagnosanya karena belum merasakan keluhan yang berat. - Tn. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 130/90 namun tidak mau memeriksa ke dokter karena lebih memilih tidak mengetahui penyakit supaya lebih tenang. - Keluarga jarang mengakses fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan cenderung ke klinik dan membeli obat bebas di warung - Keluarga kadang mengonsumsi sayur karena tidak menyukainya, kadang mengonsumsi buah. - An. S lebih sering mengonsumsi cemilan dan makanan pedas seperti seblak sehingga An. S sering mengalami radang pada kerongkongan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10 (Hipertensi esensial (primer))
- Deskripsi: Kondisi Ny. S dan Tn. S menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah di atas batas normal, namun belum didiagnosis secara formal oleh tenaga kesehatan. Hipertensi esensial (primer) adalah peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01 (Pengukuran tekanan darah arteri, tidak terspesifikasi)
- Deskripsi: Prosedur pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh Ny. S dan Tn. S di luar fasilitas kesehatan, seperti di rumah atau tempat umum.
Selain itu, beberapa temuan lainnya yang perlu diperhatikan:
- Keluarga jarang mengakses fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan cenderung ke klinik dan membeli obat bebas di warung, menunjukkan kurangnya akses dan pemanfaatan layanan kesehatan yang seharusnya.
- Pola makan keluarga yang kurang seimbang, seperti konsumsi sayur dan buah yang tidak memadai, serta konsumsi makanan yang kurang sehat (cemilan, makanan pedas) dapat berkontribusi pada risiko penyakit tidak menular, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan saluran cerna.
- Perilaku Tn. S yang memilih untuk tidak mengetahui penyakitnya agar lebih tenang merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan penanganan penyakit secara dini.
Secara keseluruhan, kasus ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan akses masyarakat, khususnya keluarga Ny. S dan Tn. S, terhadap layanan kesehatan yang berkualitas serta edukasi mengenai gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengelola kondisi medis yang mungkin muncul. -
Article No. 4205 | 01 Nov 2024
Klinis : - Ny. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 140/90 namun Ny. S belum pernah memeriksa ke dokter untuk kepastian diagnosanya karena belum merasakan keluhan yang berat. - Tn. S mengatakan sudah beberapa kali diperiksa tekanan darah dan hasilnya diatas 130/90 namun tidak mau memeriksa ke dokter karena lebih memilih tidak mengetahui penyakit supaya lebih tenang. - Keluarga jarang mengakses fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan cenderung ke klinik dan membeli obat bebas di warung - Keluarga kadang mengonsumsi sayur karena tidak menyukainya, kadang mengonsumsi buah. - An. S lebih sering mengonsumsi cemilan dan makanan pedas seperti seblak sehingga An. S sering mengalami radang pada kerongkongan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ny. S: Risiko Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan pemeriksaan kesehatan
2. Tn. S: Risiko Hipertensi berhubungan dengan penolakan pemeriksaan kesehatan
3. Keluarga: Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan
4. An. S: Risiko Infeksi Gastrointestinal berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Hipertensi: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko peningkatan tekanan darah di atas normal, yang dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ tubuh.
- Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko ketidakmampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan.
- Risiko Infeksi Gastrointestinal: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko terjadinya infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk Risiko Hipertensi: Stabilitas Tanda-Tanda Vital, Kontrol Hipertensi, dan Kepatuhan Terhadap Pengobatan.
- Untuk Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Pengetahuan Keluarga Tentang Kesehatan, Partisipasi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan, dan Perilaku Sehat Keluarga.
- Untuk Risiko Infeksi Gastrointestinal: Gejala Infeksi Gastrointestinal, Pemulihan dari Infeksi Gastrointestinal, dan Pencegahan Infeksi Gastrointestinal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk Risiko Hipertensi: Manajemen Hipertensi, Edukasi Kesehatan, dan Konseling Kesehatan.
- Untuk Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Dukungan Keluarga, Edukasi Kesehatan Keluarga, dan Pemberdayaan Keluarga.
- Untuk Risiko Infeksi Gastrointestinal: Manajemen Nutrisi, Manajemen Gejala, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 4206 | 01 Nov 2024
Klinis : Belum mengetahui cara menyusui Belum mengetahui cara memandikan bayi Belum mengetahui cara merawat tali pusat bayi Mengatakan mau belajar cara merawat bayi Tampak bingung saat ingin memandikan Tampak bingung saat ingin menyusui Tampak bingung saat ingin membersihkan popok bayi Tampak bingung saat ingin merawat tali pusat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan terkait Perawatan Bayi
- Definisi: Ketidakmampuan klien untuk memperoleh dan memproses informasi yang diperlukan untuk perawatan bayi yang benar.
- Penyebab: Kurangnya paparan dan pengalaman dalam perawatan bayi.
- Tanda dan Gejala: Belum mengetahui cara menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat bayi, tampak bingung saat ingin melakukan aktivitas perawatan bayi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan tentang Perawatan Bayi
- Indikator: Klien dapat menjelaskan teknik menyusui yang benar, teknik memandikan bayi, teknik perawatan tali pusat bayi.
- Target: Klien dapat mendemonstrasikan teknik perawatan bayi dengan benar.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Perawatan Bayi
- Definisi: Pemberian informasi dan instruksi kepada klien terkait teknik perawatan bayi yang benar, seperti menyusui, memandikan, dan merawat tali pusat.
- Aktivitas:
- Asesmen pengetahuan klien tentang perawatan bayi.
- Identifikasi kebutuhan belajar klien.
- Berikan edukasi dan demonstrasi teknik perawatan bayi yang benar.
- Berikan kesempatan klien untuk mempraktikkan teknik perawatan bayi.
- Evaluasi pemahaman dan kemampuan klien dalam melakukan perawatan bayi.
Dalam pendekatan akademis, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI untuk membantu klien mencapai kemampuan yang diharapkan dalam merawat bayi. -
Article No. 4207 | 01 Nov 2024
Klinis : Rehabilitas jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi rehabilitasi jantung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Penurunan kekuatan otot-otot pernapasan, kelelahan, dan gangguan struktur atau fungsi pernapasan.
2. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, kelelahan, dan gangguan kardiovaskular.
3. Kurang pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik.
- Penyebab: Kurangnya paparan, kurangnya minat, dan kurangnya motivasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
3. Pengetahuan meningkat
- Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan suatu topik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ventilasi
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
2. Manajemen aktivitas
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Edukasi kesehatan
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam menangani pasien dengan rehabilitasi jantung. Saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif, memastikan pemulihan yang optimal, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 4208 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan dan suplai oksigen atau nutrisi ke jaringan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang dapat dicapai dengan pengelolaan penurunan curah jantung antara lain:
1. Perfusi Jaringan Efektif
2. Perfusi Miokard Memadai
3. Stabilitas Hemodinamik
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung meliputi:
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Cairan
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Aktivitas
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai standar asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) untuk memastikan pemberian perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan penurunan curah jantung. Hal ini akan membantu mencapai luaran keperawatan yang optimal dan meningkatkan kesejahteraan pasien. -
Article No. 4209 | 01 Nov 2024
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
Penyebab Potensial:
1. Gangguan fungsi jantung (misal: penyakit jantung iskemik, kardiomiopati, aritmia)
2. Gangguan volume cairan (misal: dehydrasi, perdarahan, ketidakseimbangan cairan)
3. Gangguan afterload (misal: peningkatan resistensi pembuluh darah)
Gejala dan Tanda:
1. Tekanan darah rendah
2. Nadi lemah dan cepat
3. Penurunan perfusi perifer
4. Penurunan curah jantung
5. Peningkatan kadar laktat
6. Perubahan status mental
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan ini termasuk dalam domain Kardiovaskular dengan kelas Fungsi Jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan penurunan curah jantung adalah:
1. Perfusi perifer membaik
2. Tekanan darah stabil
3. Nadi teratur
4. Kadar laktat normal
5. Status mental membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian oksigen
3. Manajemen cairan
4. Pemberian obat-obatan sesuai resep
5. Edukasi pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan memastikan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi penurunan curah jantung pada pasien.