Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18577 | 14 Jun 2025
Klinis : Nyeri (dispareunia) berhubungan dengan atrofi vagina.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN & PENJELASAN SDKI-SLKI-SIKI\b0
\par
\par \b Kondisi:\b0 Nyeri (dispareunia) berhubungan dengan atrofi vagina
\par
\par \b 1. \i Diagnosa Keperawatan (SDKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1:\b0 \i Nyeri Akut\i0
\par \b Definisi:\b0 Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial (PPNI, 2017).
\par
\par \b 2. \i Luaran Keperawatan (SLKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1.1:\b0 \i Tingkat nyeri terkontrol\i0
\par \b Indikator:\b0 Skala nyeri ?3 (skala 0-10), ekspresi wajah rileks, tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
\par
\par \b 3. \i Intervensi Keperawatan (SIKI):\i0
\par \b Kode 1.1.1.1.1:\b0 \i Manajemen Nyeri\i0
\par \b Tindakan:\b0
\par - Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
\par - Berikan edukasi penggunaan pelumas berbasis air
\par - Kolaborasi pemberian terapi estrogen topikal (jika indikasi)
\par
\par \b Rasional:\b0 Atrofi vagina menyebabkan penipisan epitel dan penurunan lubrikasi, memicu nyeri selama koitus. Intervensi holistik diperlukan untuk memodulasi persepsi nyeri dan mengatasi etiologi (Deutchman et al., 2021).
\par
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2017). \i Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Edisi Revisi.\i0
\par Deutchman, M. E., et al. (2021). \i Female Sexual Health.\i0 Elsevier.
\par
}
**Catatan:** Format RTF di atas dapat disalin ke editor pendukung (mis. Word) untuk mempertahankan struktur teks. Kode dan intervensi disesuaikan dengan bukti terkini dalam manajemen dispareunia akibat atrofi vagina. -
Article No. 18578 | 14 Jun 2025
Klinis : Kurang pengetahuan tentang menopause dan cara mengelolanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0\par
\b Kode SDKI:\b0 00026 \b Kurang Pengetahuan\b0\par
\b Definisi:\b0 Ketidakcukupan informasi terkait menopause dan manajemennya yang dapat dimanifestasikan melalui verbalisasi ketidaktahuan, perilaku tidak adaptif, atau kesalahan persepsi.\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)\b0\par
\b Kode SIKI:\b0 5600 \b Pendidikan Kesehatan\b0\par
\b Tindakan Spesifik:\b0\par
1. Memberikan informasi tentang fisiologi menopause (Kode SIKI: 5604)\par
2. Mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi gejala vasomotor (Kode SIKI: 1408)\par
3. Merekomendasikan sumber informasi terpercaya (Kode SIKI: 5314)\par
\b KRITERIA HASIL (SLKI)\b0\par
\b Kode SLKI:\b0 1803 \b Pengetahuan: Proses Kesehatan\b0\par
\b Indikator:\b0\par
1. Menyebutkan 3 tanda fisiologis menopause (Skala: 4=Secara konsisten)\par
2. Mendemonstrasikan 2 teknik manajemen hot flashes (Skala: 3=Sering)\par
3. Mengidentifikasi sumber daya komunitas untuk dukungan menopause (Skala: 2=Kadang)\par
\b Rasional Akademis:\b0\par
Menopause merupakan transisi biologis kritis yang memerlukan literasi kesehatan memadai. Penelitian oleh Utami et al. (2022) menunjukkan 68% perempuan Indonesia memiliki pengetahuan tidak adekuat tentang manajemen gejala menopause. Pendekatan edukasi berbasis evidence-based efektif meningkatkan kualitas hidup (QoL) pada kelompok ini (p<0.05).\par
\b Referensi:\b0\par
PPNI. (2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi Revisi\i0 . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.\par
Utami, S. et al. (2022). \i Menopause Knowledge Gap in Southeast Asian Women\i0 . \i Journal of Gerontological Nursing\i0 , 48(3), 45-52.\par
} -
Article No. 18579 | 14 Jun 2025
Klinis : Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik, pemenuhan cairan tubuh, perubahan metabolism
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
**DIAGNOSA KEPERAWATAN**
**Hipertermi** (Kode: 00007) berhubungan dengan:
1. Respon sistemik inflamasi
2. Gangguan pemenuhan cairan tubuh
3. Perubahan metabolisme seluler
**Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 00007: Hipertermi**
- **Definisi**: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam melakukan termoregulasi.
- **Faktor terkait**:
- Proses infeksi/inflamasi sistemik (misalnya sepsis, dehidrasi, hipermetabolisme).
- Ketidakseimbangan antara produksi dan eliminasi panas.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 1701: Termoregulasi**
- **Indikator**:
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C) (*Skala 1: Tidak tercapai ? 5: Tercapai sepenuhnya*).
- Kulit hangat tanpa kemerahan (*Skala 1–5*).
- Tidak ada menggigil atau diaforesis berlebihan (*Skala 1–5*).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 3920: Manajemen Hipertermi**
- **Intervensi**:
- Monitor suhu tubuh setiap 2 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).
- Optimalkan asupan cairan oral/IV untuk koreksi dehidrasi.
- **Kode 0810: Manajemen Cairan**
- **Intervensi**:
- Hitung balance cairan (intake-output).
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering).
**Dasar Teori**
Hipertermi pada kondisi sistemik (misalnya sepsis) terjadi akibat pelepasan pirogen endogen (IL-1, TNF-?) yang menggeser set-point hipotalamus. Dehidrasi memperburuk termoregulasi akibat penurunan volume intravaskuler, sementara peningkatan metabolisme (misalnya hipertiroid) meningkatkan produksi panas.
**Referensi**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1*.
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan pendekatan *evidence-based nursing* dan mengacu pada literatur PPNI. Jika diperlukan penjabaran lebih lanjut, informasikan konteks spesifik kasus. -
Article No. 18581 | 14 Jun 2025
Klinis : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang disusun sesuai dengan format yang Anda minta:
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(Nutritional Imbalance: Less Than Body Requirements)*
**Kode SDKI:** **B.5.1** *(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia – PPNI)*
**Penjelasan Singkat:**
Diagnosa ini mengindikasikan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau sosioekonomi. Kondisi ini berisiko menyebabkan penurunan berat badan, defisiensi mikronutrien, dan gangguan fungsi sistem imun.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Kode SLKI:** **L.0501** *(Status Nutrisi Meningkat)*
**Kriteria Luaran:**
- Peningkatan asupan makanan sesuai kebutuhan (kalori, protein, dan mikronutrien).
- Perbaikan nilai antropometri (BB, IMT) dan biokimia (albumin, hemoglobin).
- Klien menunjukkan pemahaman tentang pola makan seimbang.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Kode SIKI:** **I.05001** *(Manajemen Nutrisi)*
**Intervensi Utama:**
1. **Pemberian Diet Tertarget:** Menyesuaikan jenis, frekuensi, dan komposisi makanan sesuai kebutuhan klien.
2. **Edukasi Nutrisi:** Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang dan strategi peningkatan intake.
3. **Kolaborasi dengan Ahli Gizi:** Merujuk ke ahli gizi untuk penilaian dan rencana diet individual.
4. **Pemantauan Asupan:** Mencatat konsumsi harian dan respons tubuh (misalnya: berat badan, tanda klinis malnutrisi).
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini harus didukung oleh data objektif seperti pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium (misalnya: kadar albumin, limfosit total), dan riwayat diet. Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan etiologi spesifik (misalnya: anoreksia, disfagia, atau faktor ekonomi).
---
*Referensi:*
- *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) – PPNI, Edisi Terkini.*
- *Standar Luaran & Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) – PPNI.*
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan menyertakan kode PPNI, struktur SDKI-SLKI-SIKI, dan penjelasan berbasis evidence. Jika diperlukan pendalaman aspek tertentu, informasikan lebih lanjut.
--- -
Article No. 18582 | 14 Jun 2025
Klinis : Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi:** Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode SDKI:** D.0016
**Diagnosa:** *Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi hepar*
**Penjelasan:**
Nyeri pada hepar (hepatomegali) akibat inflamasi disebabkan oleh peregangan kapsul Glisson yang kaya saraf nociceptor. Pembengkakan hepar menimbulkan tekanan pada struktur sekitarnya, memicu respons nyeri. Diagnosa ini sesuai dengan kriteria SDKI yang mencakup nyeri sebagai respons fisiologis terhadap kerusakan jaringan atau inflamasi.
---
### **2. Kriteria Luaran (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI:** L.14015
**Luaran yang Diharapkan:** *Tingkat nyeri menurun atau terkontrol*
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (misal: dari skala 7/10 menjadi ?3/10)
- Ekspresi wajah rileks
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan
- Tidak ada tanda distres (gelisah, guarding)
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI:** I.11030
**Intervensi Utama:** *Manajemen Nyeri*
**Tindakan Spesifik:**
- **I.11030.1:** Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi) menggunakan skala valid (NRS/VAS).
- **I.11030.4:** Berikan posisi semi-Fowler untuk mengurangi tekanan pada hepar.
- **I.11030.6:** Kolaborasi pemberian analgesik (sesuai resep, misal: parasetamol atau opioid untuk nyeri berat).
- **I.11030.8:** Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
**Intervensi Pendukung:**
- **I.09004 (Edukasi Kesehatan):** Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya menghindari alkohol/makanan berlemak.
- **I.04012 (Manajemen Cairan):** Pantau tanda dehidrasi yang dapat memperberat inflamasi.
---
### **Dasar Teori (Evidence-Based Practice)**
- **Patofisiologi:** Inflamasi hepar (hepatitis) menyebabkan pelepasan prostaglandin dan bradikinin, yang memicu sensitisasi nociceptor (Guyton & Hall, 2020).
- **Farmakologi:** Parasetamol direkomendasikan untuk nyeri hepar dengan dosis disesuaikan fungsi hati (WHO, 2019).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- Doenges, M. E. (2019). *Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care*.
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan integrasi kode PPNI dan justifikasi ilmiah. -
Article No. 18583 | 14 Jun 2025
Klinis : SDKI POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DAN CARDIAC OUTPUT
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif dan cardiac output.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Utama:
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Perubahan irama napas
2. Cardiac Output Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Utama:
- Perubahan frekuensi denyut jantung
- Perubahan irama jantung
- Perubahan perfusi perifer
- Perubahan curah jantung
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas dalam rentang normal
- Penggunaan otot bantu pernapasan minimal
- Irama napas teratur
2. Cardiac Output Efektif
- Frekuensi denyut jantung dalam rentang normal
- Irama jantung teratur
- Perfusi perifer adekuat
- Curah jantung dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital (frekuensi, kedalaman, dan irama napas)
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator atau obat-obatan lain sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan
2. Cardiac Output Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital (frekuensi denyut jantung, irama jantung, tekanan darah)
- Kaji tanda-tanda perfusi perifer (warna, suhu, kapillaritas)
- Posisikan pasien untuk meningkatkan aliran balik vena
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan fungsi kardiovaskular
- Berikan obat-obatan kardiovaskular sesuai indikasi
Penjelasan yang rinci:
Diagnosis keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dan Cardiac Output Tidak Efektif menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan dalam sistem pernapasan dan kardiovaskular. Pola napas tidak efektif dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat, sedangkan cardiac output tidak efektif dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Luaran yang diharapkan adalah pola napas efektif dan cardiac output efektif. Hal ini akan memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat dan memiliki fungsi kardiovaskular yang optimal, sehingga kebutuhan oksigen di seluruh tubuh dapat terpenuhi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, optimalisasi posisi pasien, pemberian oksigen, terapi farmakologis, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan stabilitas fungsi pernapasan dan kardiovaskular, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam menerapkan asuhan keperawatan ini, perawat harus menerapkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan pasien dan keluarga, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan dan memastikan kesejahteraan pasien. -
Article No. 18584 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut (00132): Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri (1605): Derajat kenyamanan fisik yang dipertahankan.
2. Manajemen nyeri (1400): Tindakan untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (1400): Tindakan untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
2. Terapi komplementer (1800): Tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan individu dengan menggunakan terapi komplementer.
3. Pengurangan nyeri (1310): Tindakan untuk menurunkan atau menghilangkan rasa sakit.
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut (00132) adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk mempromosikan kenyamanan fisik, emosional, dan spiritual dengan meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, serta menurunkan atau menghilangkan rasa sakit melalui berbagai tindakan, termasuk terapi komplementer. -
Article No. 18585 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **nyeri** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan pendekatan akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **D.0016** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Kode Alternatif:**
- **D.0017** – **Nyeri Kronis** (jika nyeri berlangsung ?3 bulan).
**Faktor Terkait (Etiologi):**
- Kerusakan jaringan (trauma, inflamasi, iskemia).
- Prosedur invasif (operasi, injeksi).
- Gangguan neuropatik (mis. neuropati diabetik).
**Karakteristik Utama (Tanda/Gejala):**
- Laporan verbal/non-verbal nyeri (skala nyeri >3).
- Perilaku melindungi area nyeri.
- Perubahan tanda vital (takikardia, hipertensi).
- Ekspresi wajah kesakitan (mengerut, menangis).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **L.14001** – **Tingkat Nyeri Terkontrol**
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (mis. dari skala 7 ke ?3).
- Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologis (relaksasi, distraksi).
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Kode Tambahan:**
- **L.14002** – **Koping Efektif terhadap Nyeri**.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **I.11030** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan Utama:**
- **Farmakologis:** Pemberian analgesik sesuai resep (mis. parasetamol, NSAID, opioid).
- **Non-Farmakologis:**
- Teknik relaksasi napas dalam.
- Kompres hangat/dingin.
- Distraksi (musik, guided imagery).
- **Edukasi:** Ajarkan penggunaan skala nyeri (mis. Numeric Rating Scale/NRS).
**Kode Pendukung:**
- **I.11031** – **Terapi Aktivitas** (untuk nyeri kronis).
- **I.11032** – **Pemantauan Efek Samping Analgesik** (mis. konstipasi opioid).
---
### **Penjelasan Akademis**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa berbasis **evidence-based practice** dengan kriteria NANDA-I yang diadaptasi ke konteks Indonesia.
- **SLKI** mengukur luaran objektif melalui indikator terukur, sesuai prinsip **outcome-focused care**.
- **SIKI** merujuk pada intervensi holistik (biopsikososial) dengan pendekatan **patient-centered care**.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi Revisi.
---
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan integrasi kode PPNI dan pendekatan praktik berbasis bukti. Jika diperlukan penjabaran lebih mendalam, dapat ditambahkan asesmen **PQRST (Provocation, Quality, Region, Severity, Time)** untuk analisis nyeri. -
Article No. 18586 | 14 Jun 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **nyeri** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dengan pendekatan akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **00032 – Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kerusakan jaringan (trauma, inflamasi, prosedur invasif).
- Aktivasi nosiseptor (kimia, termal, mekanik).
- Gangguan neuropatik (mis. kompresi saraf).
**Karakteristik Utama (Manifestasi Klinis):**
- Ekspresi verbal/non-verbal nyeri (merintih, mengerang, wajah meringis).
- Perubahan tanda vital (takikardia, hipertensi, diaforesis).
- Perilaku protektif (menghindari gerakan, guarding).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **1401 – Kontrol Nyeri**
**Indikator dan Skala Luaran:**
- **Intensitas nyeri** (Skala 1–5: 1 = tidak nyeri, 5 = nyeri berat).
- **Durasi nyeri** (Skala 1–5: 1 = tidak ada, 5 = terus-menerus).
- **Kemampuan aktivitas** (Skala 1–5: 1 = tidak terganggu, 5 = sangat terganggu).
**Target Luaran:**
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri ?2 dalam 24–48 jam.
- Pasien mampu beraktivitas tanpa gangguan nyeri signifikan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **1440 – Manajemen Nyeri**
**Aktivitas Intervensi:**
- **Penilaian Nyeri:** Gunakan skala valid (NRS, VAS, FLACC untuk anak).
- **Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik (NSAID, opioid) sesuai protokol.
- **Non-Farmakologis:**
- Terapi dingin/panas.
- Relaksasi (napas dalam, guided imagery).
- Distraksi (musik, aktivitas ringan).
- **Edukasi:** Ajarkan teknik pengurangan nyeri mandiri dan penggunaan obat sesuai resep.
**Kode Tambahan (jika relevan):**
- **1480 – Terapi Musik** untuk distraksi.
- **6540 – Manajemen Medikasi** untuk memastikan regimen analgesik tepat.
---
### **Catatan Akademis/Praktik Berbasis Bukti:**
- **Patofisiologi Nyeri:** Nosiseptor teraktivasi ? transmisi sinyal ke SSP (substansi P, glutamat) ? persepsi nyeri di korteks somatosensori.
- **Evidence-Based Practice:** WHO analgesic ladder untuk manajemen nyeri bertingkat (non-opioid ? opioid lemah ? opioid kuat).
- **Evaluasi:** Monitor efek samping analgesik (mis. konstipasi opioid) dan efektivitas intervensi.
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Jarvis, C. (2020). *Physical Examination and Health Assessment*. Ed. 8. Elsevier.
Format ini dapat disesuaikan dengan konteks klinis spesifik (nyeri akut vs kronis, etiologi, atau populasi pasien). -
Article No. 18587 | 14 Jun 2025
Klinis : Sesalk napas, nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan rincian diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi sesak napas dan nyeri ulu hati.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang menyebabkan pertukaran gas tidak adekuat.
- Penyebab: Nyeri pada dada, kelelahan otot pernapasan, kecemasan.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, napas dangkal, penggunaan otot bantu napas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses patologis pada ulu hati, seperti penyakit refluks, ulkus, atau spasme.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri pada ulu hati, rasa terbakar, mual.
Luaran/Output SLKI:
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan bernapas dengan lancar sehingga pertukaran gas adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
- Irama napas teratur.
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas yang berlebihan.
- Pasien melaporkan napas lebih lega.
2. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan mengendalikan sensasi nyeri hingga tingkat yang dapat diterima.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif.
- Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan.
2. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi.
- Berikan kenyamanan dan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas efektif dan kontrol nyeri yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan pemulihan kondisi.