Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4336 | 02 Nov 2024
Klinis : P E S dari defisit nutrisi pada pasien HF etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakadekuatan Asupan pada Pasien Gagal Jantung
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, pengobatan, depresi, atau hambatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Defisit Nutrisi pada pasien Gagal Jantung antara lain:
1. Asupan Nutrisi Adekuat
2. Berat Badan Ideal
3. Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Malnutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pengkajian Nutrisi Komprehensif
2. Edukasi Gizi dan Manajemen Diet
3. Kolaborasi dengan Ahli Gizi untuk Terapi Nutrisi yang Tepat
4. Pemantauan Asupan, Status Gizi, dan Berat Badan
5. Intervensi untuk Mengatasi Faktor-faktor yang Memengaruhi Defisit Nutrisi
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat membantu pasien Gagal Jantung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, mencapai berat badan ideal, dan mencegah komplikasi terkait malnutrisi. -
Article No. 4337 | 02 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 27 tahun, bernama Rina, datang ke klinik dengan keluhan gatal, rasa terbakar, dan keputihan yang kental serta berbau ringan di area genital. Rina menyebutkan bahwa keluhan ini sudah berlangsung selama beberapa hari dan membuatnya merasa tidak nyaman, terutama saat buang air kecil. Dia juga merasa gatal dan sedikit kemerahan di sekitar area yang terinfeksi. Rina memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 dan sedang menjalani terapi antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan selama dua minggu terakhir. Dia merasa khawatir karena gejala ini belum pernah dialaminya sebelumnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk Rina:
Diagnosa Keperawatan:
1. Infeksi Vagina berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2 dan terapi antibiotik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Adanya infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, atau parasit.
- Penyebab: Faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi vagina antara lain diabetes melitus, penggunaan antibiotik, dan perubahan pH vagina.
- Gejala dan Tanda: Gatal, rasa terbakar, keputihan kental berbau, nyeri saat berkemih, dan kemerahan di area genital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak ada tanda-tanda infeksi vagina, mengelola gejala yang ada, dan meningkatnya pengetahuan pasien tentang perawatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen infeksi vagina, perawatan diri genital, edukasi tentang infeksi vagina dan manajemen gejala.
Penjelasan Singkat:
Rina mengalami infeksi vagina yang kemungkinan disebabkan oleh faktor risiko yang dimilikinya, yaitu diabetes melitus tipe 2 dan penggunaan antibiotik. Perawat perlu membantu Rina dalam mengelola infeksi vagina, mengatasi gejala yang ada, serta memberikan edukasi terkait perawatan diri dan pencegahan infeksi vagina di masa depan. -
Article No. 4338 | 02 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 27 tahun, bernama Rina, datang ke klinik dengan keluhan gatal, rasa terbakar, dan keputihan yang kental serta berbau ringan di area genital. Rina menyebutkan bahwa keluhan ini sudah berlangsung selama beberapa hari dan membuatnya merasa tidak nyaman, terutama saat buang air kecil. Dia juga merasa gatal dan sedikit kemerahan di sekitar area yang terinfeksi. Rina memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 dan sedang menjalani terapi antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan selama dua minggu terakhir. Dia merasa khawatir karena gejala ini belum pernah dialaminya sebelumnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Rina.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita berhubungan dengan proses penyakit diabetes melitus tipe 2 dan terapi antibiotik yang sedang dijalani.
Penjelasan:
- Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen di saluran reproduksi wanita yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti gatal, rasa terbakar, keputihan, dan bau yang tidak sedap.
- Faktor risiko yang mempengaruhi adalah kondisi diabetes melitus tipe 2 yang dimiliki Rina dan terapi antibiotik yang sedang dijalani, yang dapat menurunkan pertahanan tubuh dan menyebabkan ketidakseimbangan flora normal di area genital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Tidak Terjadi Infeksi Saluran Reproduksi, yang ditandai dengan tidak adanya gejala infeksi (gatal, rasa terbakar, keputihan, dan bau yang tidak sedap) serta pemeriksaan laboratorium yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Diri: Higienis Genital, Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi, serta Edukasi tentang Pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi.
Dengan penanganan yang tepat dan pengawasan yang ketat, diharapkan kondisi Rina dapat segera membaik dan infeksi saluran reproduksi dapat diatasi. -
Article No. 4339 | 02 Nov 2024
Klinis : intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dengan intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Rasa Nyaman adalah keadaan dimana individu mengalami pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisik, emosional, dan psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mencapai rasa nyaman yang optimal, yang ditandai dengan pasien melaporkan rasa nyaman yang meningkat, pasien terlihat rileks, dan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Nyeri (D.0074)
b. Manajemen Kecemasan (D.0076)
c. Manajemen Stres (D.0077)
d. Dukungan Emosional (D.0099)
e. Terapi Relaksasi (D.0122)
Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk membantu pasien mencapai rasa nyaman yang optimal dengan mengelola gejala fisik, emosional, dan psikologis yang dialami oleh pasien. -
Article No. 4340 | 02 Nov 2024
Klinis : intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R45.8
- Deskripsi: Gejala dan tanda lainnya yang berhubungan dengan keadaan emosional
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.12
- Deskripsi: Terapi psikologis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R45.8 (Gejala dan tanda lainnya yang berhubungan dengan keadaan emosional) sesuai dengan kondisi "intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman". Kode ini mencakup berbagai gejala dan tanda yang berhubungan dengan keadaan emosional, termasuk gangguan rasa nyaman.
2. Kode ICD-9-CM 94.12 (Terapi psikologis, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi "intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman". Kode ini mencakup berbagai jenis terapi psikologis yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain, termasuk intervensi terkait gangguan rasa nyaman.
Dalam praktik klinis, penentuan kode diagnosis dan kode prosedur/tindakan medis harus dilakukan dengan cermat berdasarkan informasi klinis yang lengkap dan sesuai dengan pedoman pengodean ICD-10 dan ICD-9-CM yang berlaku. -
Article No. 4341 | 02 Nov 2024
Klinis : intervensi D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan rasa nyaman, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan rasa nyaman merupakan diagnosa keperawatan yang didefinisikan sebagai pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisik, psikologis, spiritual, atau sosial yang mempengaruhi kemampuan berespon secara normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa gangguan rasa nyaman antara lain:
1. Klien melaporkan rasa nyaman yang meningkat
2. Klien menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang santai
3. Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
4. Klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi gangguan rasa nyaman, salah satunya adalah D.0074 Intervensi Gangguan Rasa Nyaman. Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan rasa nyaman klien melalui manajemen gejala, relaksasi, dan strategi koping.
Beberapa aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi sumber dan faktor yang memengaruhi rasa tidak nyaman
2. Fasilitasi manajemen nyeri atau gejala terkait
3. Berikan terapi relaksasi sesuai preferensi klien
4. Bantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen gangguan rasa nyaman
Dengan pemahaman mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait gangguan rasa nyaman, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada peningkatan rasa nyaman klien. -
Article No. 4173 | 01 Nov 2024
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, status cerai hidup dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki satu anak laki-laki. Sebelum sakit, Ny. R bekerja sebagai pedagang sapu lidi di Aceh Tamiang dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa bantuan suami. Pasien diantar oleh keluarga ke rumah sakit jiwa dengan keluhan sering mengamuk, keluyuran, curiga pada orang lain, sulit tidur malam, serta sering berbicara dan tertawa sendiri. Ny. R juga sering mendengar suara seorang perempuan di telinganya, yang membuatnya merasa gelisah karena suara tersebut mengingatkannya pada mantan suami yang dikatakan jahat dan berselingkuh. Pasien mengaku sering menengadahkan tangan untuk berdoa agar terhindar dari ancaman suara halusinasinya. Ny. R memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya pada usia 25 tahun oleh mantan suami yang juga berselingkuh dengan teman dekatnya sendiri. Pasien pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan saat kecil yang mengakibatkan benturan pada kepala. Sejak tahun 2013, pasien telah mengalami tujuh kali rawat inap di rumah sakit jiwa karena ketidakpatuhan dalam konsumsi obat, yang menurutnya disebabkan oleh efek samping seperti rasa mengantuk, lemas, dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien menunjukkan gejala-gejala halusinasi pendengaran, termasuk perilaku sering mondar-mandir, berbicara sendiri, dan menengadahkan tangan setelah berbicara.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. R dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan riwayat kekerasan dalam rumah tangga dan cedera kepala.
2. Kecemasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran dan riwayat trauma.
3. Ketidakpatuhan Pengobatan berhubungan dengan efek samping obat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
- Definisi: Persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar oleh individu tanpa ada rangsangan nyata.
- Karakteristik: Mendengar suara, percakapan, atau komentar yang tidak nyata.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psiologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- Karakteristik: Merasa khawatir, gelisah, takut.
3. Ketidakpatuhan Pengobatan
- Definisi: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan keperawatan/kesehatan.
- Karakteristik: Menolak atau tidak mengkonsumsi obat sesuai instruksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Halusinasi Terkendali
2. Tingkat Kecemasan Terkontrol
3. Kepatuhan Pengobatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Halusinasi
2. Manajemen Kecemasan
3. Manajemen Regimen Terapeutik: Obat
Dalam kasus Ny. R, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien mengendalikan halusinasi, mengelola kecemasan, serta meningkatkan kepatuhan pengobatan dengan memperhatikan efek samping obat yang dialami. Hal ini penting untuk membantu pasien mencapai pemulihan dan fungsi yang optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 4174 | 01 Nov 2024
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, status cerai hidup dengan pendidikan terakhir SMA dan memiliki satu anak laki-laki. Sebelum sakit, Ny. R bekerja sebagai pedagang sapu lidi di Aceh Tamiang dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa bantuan suami. Pasien diantar oleh keluarga ke rumah sakit jiwa dengan keluhan sering mengamuk, keluyuran, curiga pada orang lain, sulit tidur malam, serta sering berbicara dan tertawa sendiri. Ny. R juga sering mendengar suara seorang perempuan di telinganya, yang membuatnya merasa gelisah karena suara tersebut mengingatkannya pada mantan suami yang dikatakan jahat dan berselingkuh. Pasien mengaku sering menengadahkan tangan untuk berdoa agar terhindar dari ancaman suara halusinasinya. Ny. R memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya pada usia 25 tahun oleh mantan suami yang juga berselingkuh dengan teman dekatnya sendiri. Pasien pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan saat kecil yang mengakibatkan benturan pada kepala. Sejak tahun 2013, pasien telah mengalami tujuh kali rawat inap di rumah sakit jiwa karena ketidakpatuhan dalam konsumsi obat, yang menurutnya disebabkan oleh efek samping seperti rasa mengantuk, lemas, dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien menunjukkan gejala-gejala halusinasi pendengaran, termasuk perilaku sering mondar-mandir, berbicara sendiri, dan menengadahkan tangan setelah berbicara.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F20.0
- Deskripsi: Skizofrenia paranoid. Pasien menunjukkan gejala-gejala utama skizofrenia seperti halusinasi pendengaran, delusi, serta perilaku yang terganggu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Pengobatan psikiatri, terapi rawat inap, terutama untuk menangani kondisi psikotik dan halusinasi yang dialami pasien. Riwayat rawat inap sebelumnya menunjukkan perlunya intervensi medis yang berkelanjutan untuk mengelola gejala-gejala skizofrenia.
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny. R, seorang wanita berusia 42 tahun, menunjukkan gejala-gejala utama skizofrenia paranoid. Pasien mengalami halusinasi pendengaran, delusi, serta perilaku yang terganggu seperti sering mengamuk, keluyuran, dan berbicara sendiri. Riwayat KDRT yang dialaminya di masa lalu, serta trauma kepala sebelumnya, kemungkinan berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini.
Pasien juga memiliki riwayat rawat inap berulang di rumah sakit jiwa, yang mengindikasikan perlunya pengobatan yang teratur dan berkelanjutan untuk mengelola gejala-gejala psikotik. Terapi rawat inap (kode ICD-9-CM 94.24) dapat menjadi intervensi yang diperlukan untuk menstabilkan kondisi pasien dan membantu mengatasi halusinasi serta perilaku yang terganggu. -
Article No. 4175 | 01 Nov 2024
Klinis : Perempuan umur 18 tahun mengatakan diare sejak kemarin secara terus menerus dengan cair melebihi 8 kali dalam sehari dikarenakan setelah makanan-makanan udang mual dan gatal-gatal diagnosa medisnya GEA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang dalam jumlah yang berlebih (> 3 kali per hari).
- Penyebab: Infeksi bakteri, virus, atau parasit, reaksi obat, alergi, dan gangguan sistem pencernaan.
- Tanda dan Gejala: Feses cair atau lembek, sering buang air besar (> 3 kali per hari), dehidrasi, nyeri abdomen, mual, dan muntah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perbaikan pola defekasi, tidak terjadi dehidrasi, dan menunjukkan pengetahuan dalam penatalaksanaan diare.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pantau tanda-tanda vital, input-output cairan, dan karakteristik feses; Berikan terapi rehidrasi oral atau intravena; Edukasi tentang diet dan perawatan diare; Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi.
Dalam kasus ini, pasien perempuan berusia 18 tahun mengalami diare akut sejak kemarin dengan frekuensi cair melebihi 8 kali dalam sehari, serta mual dan gatal-gatal setelah mengonsumsi makanan udang. Diagnosis medis yang diberikan adalah Gastroenteritis Akut (GEA). Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah pemantauan tanda-tanda vital, intake-output cairan, karakteristik feses, pemberian terapi rehidrasi, edukasi tentang diet dan penatalaksanaan diare, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi. -
Article No. 4176 | 01 Nov 2024
Klinis : 1. Gangguan persepsi sensori penglihatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Gangguan persepsi sensori penglihatan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
Definisi:
Persepsi sensori: penglihatan adalah kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimuli visual.
Gangguan persepsi sensori: penglihatan adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimuli visual secara akurat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan persepsi sensori: penglihatan ditandai dengan kemampuan penglihatan yang terganggu, ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus visual, dan kesulitan dalam mengorganisasikan informasi visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan persepsi sensori: penglihatan adalah pasien dapat menginterpretasikan dan mengorganisasikan stimulus visual secara akurat, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan persepsi sensori: penglihatan meliputi:
1. Asesmen fungsi penglihatan
2. Edukasi terkait gangguan penglihatan
3. Manajemen lingkungan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan
4. Terapi stimulasi visual
5. Koordinasi dengan tim kesehatan lain (terapis okupasi, oftalmolog, dll)
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah dalam menangani kondisi gangguan persepsi sensori: penglihatan pada pasien.