Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4275 | 02 Nov 2024
Klinis : klien sulit fokus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klien yang sulit fokus, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir adalah ketidakmampuan individu untuk memproses informasi secara efektif, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memfokuskan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fokus Perhatian Membaik
2. Kemampuan Memproses Informasi Membaik
3. Kemampuan Memecahkan Masalah Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Lingkungan: Meminimalkan Distraksi
2. Terapi Aktivitas: Aktivitas Stimulasi Kognitif
3. Edukasi Kesehatan: Manajemen Gangguan Proses Pikir
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan Gangguan Proses Pikir dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar PPNI. Saya akan menyampaikannya dengan nada yang formal dan informasi yang terstruktur. -
Article No. 4276 | 02 Nov 2024
Klinis : Mood labil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu mood labil dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Disregulasi Emosi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kegagalan individu dalam mengatur emosi secara adaptif yang ditandai dengan fluktuasi emosi yang tidak sesuai dengan situasi.
- Faktor yang Berhubungan: Stres, riwayat trauma, konsep diri negatif, kurangnya dukungan sosial.
- Gejala dan Tanda: Mood yang mudah berubah-ubah, reaksi emosional yang tidak proporsional dengan situasi, kesulitan mengontrol emosi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Individu mampu mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara adaptif, mengelola emosi dengan baik, dan menunjukkan peningkatan stabilitas emosi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Disfungsi Emosi, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, Konseling Individu, Edukasi Manajemen Stres.
- Tujuan Intervensi: Membantu individu mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara adaptif, meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi, dan mencapai stabilitas emosi yang lebih baik.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Disregulasi Emosi" menggambarkan kegagalan individu dalam mengatur emosi secara adaptif, yang ditandai dengan fluktuasi emosi yang tidak sesuai dengan situasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen disfungsi emosi, terapi relaksasi, terapi kognitif, konseling individu, dan edukasi manajemen stres. Tujuannya adalah membantu individu mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara adaptif, meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi, dan mencapai stabilitas emosi yang lebih baik. -
Article No. 4277 | 02 Nov 2024
Klinis : Klien masuk IGD RSPP pada tanggal 02 April 2019 pukul 20.40 WIB, klien datang dengan keluhan badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Diagnosa Medis: Infeksi Saluran Kemih. Setelah mendapatkan terapi dan dilakukan pemeriksaan laboratorium, klien disarankan untuk di rawat. Klien masuk rawat inap pada tanggal 02 April 2019 pukul 22.48 WIB di kamar 436, kelas superior, Ruang Bentayan Lantai IV B Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Nomor Register 699717 dengan diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih. Klien bernama Nn. T, Klien berumur 17 tahun, Klien berjenis kelamin perempuan, belum menikah, Klien beragama islam, pendidikan klien saat ini SMA, bahasa yang di gunakan bahasa Indonesia, dan bertempat tinggal di Jalan Ulujami Raya Gg. Palem Pesanggrahan Jakarta selatan, sumber biaya selama perawatan ditanggung oleh pribadi, dan sumber informasi diperoleh dari klien, keluarga klien, perawat ruangan, dan status file pasien. Klien mengeluh badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Upaya mengatasinya klien banyak minum air putih dan keluarga membawa ke IGD RSPP.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit, klien tidak mempunyai riwayat alergi obat, dan klien tidak mempunyai riwayat dalam pemakaian obat. Klien bernama Nn. T, berumur 17 tahun, klien anak ketiga dari tiga bersaudara. Klien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kedua kakaknya. Keluarga klien mengatakan nenek dan kakeknya meninggal karena sudah tua. Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko penyakitnya. Orang terdekat klien adalah Ibunya. Pola komunikasi didalam keluarga klien adalah komunikasi terbuka, segala sesuatu dibicarakan bersama dan pembuat keputusan secara musyawarah. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan dilingkungannya. Keluarga klien mengatakan dampak penyakit klien terhadap keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dan cemas dengan keadaan klien. Klien mengatakan mekanisme koping terhadap stress adalah tidur. Klien memikirkan penyakitnya saat ini dan berharap sakitnya tidak terasa lagi dan cepat sembuh agar bisa masuk sekolah. Tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien selalu sholat 5 waktu Keluarga klien mengatakan lingkungan sekitar rumah klien tidak padat, tidak terkontaminasi dengan lingkungan yang tercemar, rumah klien bersih, nyaman dan jauh dari jalan raya sehingga terasa tenang dan tidak berisik. Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak berbau. Selama dirumah sakit klien makan 3 kali sehari, tidak nafsu makan, klien makan setengah porsi, tidak menggunakan alat bantu makan seperti NGT. Frekuensi BAB klien 1 kali sehari pada waktu pagi hari, warnanya kuning kecokelatan, konsistensinya lembek, klien tidak mempunyai keluhan dalam BAB, dan tidak menggunakan laxatif. Selama dirumah sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa, merasa nyeri setiap kali beraktivitas. Klien memiliki perilaku buruk yaitu kebiasaan menahan berkemih, kurang minum air putih, klien tidak sering mengganti pembalut saat sedang menstruasi, dan mengenakan celana dalam yang terlalu ketat. Berat badan 42 kg, Tinggi badan klien 157 cm. Keadaan umum klien sedang, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. konjungtiva pucat, kornea klien normal, sklera klien anikterik, pupil isokor, klien tidak mempunyai kelainan pada otot-otot mata, fungsi penglihatan klien baik, Sistem Pendengaran, tidak ada tinitus, tidak ada gangguan keseimbangan, fungsi pendengaran klien normal, dan klien tidak menggunakan alat bantu dengar, Sistem wicara klien normal, gaya bicara klien normal dan dapat dimengerti. Tidak ada aphasia, aphonia, dysartria, dysphasia maupun anarthia. Jalan nafas klien bersih tidak ada sumbatan, tidak ada sesak saat bernafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas 18x/menit, irama teratur, jenis pernafasan spontan, pernafasan klien dalam. Tidak ada batuk, tidak ada sputum, palpasi dada simetris, suara nafas klien vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, klien tidak menggunakan alat bantu nafas. Sirkulasi Perifer: nadi 74x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD: 113/74 mmHg, klien tidak terdapat distensi vena jugularis kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada edema. Sirkulasi Jantung: kecepatan denyut apical 80x/menit, irama jantung teratur, tidak terdapat kelainan bunyi jantung murmur dan gallop, tidak ada sakit dada. Tidak ada keluhan sakit kepala, bising usus 10 kali per menit, Klien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, intake klien 1250 ml (oral 750 ml dan infus 500 ml), output klien 1100 ml (urin 1100 ml), jadi balance cairan klien adalah 150cc. Klien terdapat perubahan pola berkemih yaitu retensi, warna urin kuning kental/coklat, terdapat ketegangan kandung kemih, klien mengeluh sakit pinggang dengan skala nyeri 7. Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelainan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot klien baik. Kekuatan Otot ekstremitas kiri atas 5555, ekstremitas kiri bawah 5555, ekstremitas kanan atas 5555, ekstremitas kanan bawah 5555. Klien paham tentang penyakitnya tetapi hanya sedikit yang di pahami. Klien mengatakan penyakitnya disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri. Klien dan keluarga mengatakan mengetahui tentang penyakit nya dari dokter yang memeriksa saat di IGD.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih
2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan mobilitas
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih
SDKI: Nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu tertentu, yang disebabkan oleh adanya infeksi pada saluran kemih.
SLKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Infeksi.
SIKI: Pengkajian nyeri, Pemberian analgetik, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih
SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara normal, yang disebabkan oleh infeksi pada saluran kemih.
SLKI: Manajemen Eliminasi Urin, Manajemen Infeksi.
SIKI: Pengkajian pola eliminasi urin, Pemberian terapi farmakologi, Edukasi tentang pola eliminasi urin yang baik.
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan mobilitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, yang disebabkan oleh penurunan mobilitas akibat infeksi saluran kemih.
SLKI: Peningkatan Perawatan Diri, Peningkatan Mobilitas.
SIKI: Pengkajian kemampuan perawatan diri, Pemberian bantuan perawatan diri, Edukasi tentang perawatan diri yang baik.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan klien dengan infeksi saluran kemih. -
Article No. 4278 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru pada pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi jaringan paru atau bronkus
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Hal ini sesuai dengan gejala klinis pasien dan hasil pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi jaringan paru atau bronkus) dapat digunakan jika diperlukan tindakan diagnostik lebih lanjut untuk memastikan diagnosis tuberkulosis, misalnya melalui biopsi jaringan paru atau pemeriksaan sputum.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan bahwa kode diagnosa dan tindakan yang digunakan sesuai dengan kondisi klinik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang yang ada. Pengkodean yang tepat akan membantu dalam manajemen pasien, pencatatan medical record, dan pelaporan yang akurat. -
Article No. 4279 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi yang Anda berikan, diagnosis kemungkinan besar mengarah pada Campak (Measles). Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.01
- Deskripsi: Pemberian vaksin yang mengandung campak, mumps, dan rubella (MMR)
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, diagnosis yang paling sesuai adalah Campak (Measles). Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Morbillivirus dan ditandai dengan gejala-gejala tersebut.
Kode ICD-10 B05.9 digunakan untuk mengidentifikasi Campak tanpa komplikasi. Ini merupakan kode yang paling umum digunakan untuk kasus Campak tanpa adanya komplikasi yang lebih serius.
Dalam kasus ini, tidak disebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan. Namun, sebagai tindakan pencegahan, pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, and Rubella) dapat dipertimbangkan. Kode ICD-9-CM 99.01 digunakan untuk mengkodekan pemberian vaksin MMR.
Penatalaksanaan lanjutan dapat berupa pemberian terapi simptomatik, seperti antipiretik untuk menurunkan demam, serta pemantauan keadaan umum pasien dan pencegahan komplikasi. Edukasi kepada keluarga pasien mengenai isolasi dan pencegahan penularan juga sangat penting. -
Article No. 4280 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penyakit Campak
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Hal ini terkait dengan penyakit campak yang disebabkan oleh virus Morbillivirus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi serta dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah perawatan simptomatik, pemberian terapi antivirus (jika indikasi), edukasi terkait pencegahan penularan, dan pemantauan tanda-tanda vital secara ketat.
Sebagai seorang perawat, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan rencana perawatan yang sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 4281 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung akibat infark miokard akut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Ketidakefektifan pola napas: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri: Kemampuan untuk mengontrol tingkat nyeri yang dialami.
2. Pola napas efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
2. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif.
3. Manajemen aktivitas: Tindakan untuk memfasilitasi toleransi aktivitas fisik.
Dalam kasus ini, pasien wanita usia 60 tahun mengalami infark miokard akut, yang merupakan kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Perawat berperan penting dalam mengelola nyeri, mempertahankan pola napas yang efektif, dan memfasilitasi toleransi aktivitas agar pasien dapat memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 4282 | 02 Nov 2024
Klinis : Bicara tidak nyambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Komunikasi Verbal
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan untuk menyampaikan atau menerima pesan verbal secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gangguan neurologis, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Gangguan Komunikasi Verbal adalah pasien dapat berkomunikasi secara efektif, baik dalam menyampaikan maupun menerima pesan verbal. Pasien dapat menggunakan strategi komunikasi yang sesuai dengan kondisinya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Gangguan Komunikasi Verbal meliputi:
1. Asesmen komunikasi, untuk mengidentifikasi masalah dan faktor penyebabnya.
2. Manajemen komunikasi, dengan mengajarkan teknik komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Terapi wicara, untuk melatih kemampuan berbicara dan berbahasa pasien.
4. Modifikasi lingkungan, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi.
5. Konseling, untuk membantu pasien dan keluarga beradaptasi dengan masalah komunikasi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi masalah komunikasi yang Anda alami. Selanjutnya, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan rencana perawatan yang sesuai, dengan tujuan meningkatkan kemampuan komunikasi Anda secara efektif. -
Article No. 4283 | 02 Nov 2024
Klinis : os mengeluh pusing dan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal, seperti ulkus peptikum atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, mempertahankan fungsi dan mobilitas, serta mengetahui strategi penanganan nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi relaksasi, pengaturan posisi, dan edukasi tentang faktor pencetus serta cara penanganan nyeri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan saluran cerna.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan ideal, menunjukkan perbaikan pada parameter laboratorium terkait status nutrisi, dan mampu mengonsumsi makanan sesuai jumlah dan jenis yang direkomendasikan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian status nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, edukasi tentang diet yang sesuai, serta pemantauan asupan dan output cairan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan merujuk pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4284 | 02 Nov 2024
Klinis : Mata kanan bengkak, nyeri, kemerahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi Mata (Eye Infection)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Adanya infiltrasi, peradangan, dan/atau reaksi abnormal pada mata atau kelopak mata.
- Penyebab: Bakteri, virus, jamur, trauma, atau faktor predisposisi lainnya.
- Tanda dan Gejala: Mata bengkak, nyeri, kemerahan, dan ketidaknyamanan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan tanda dan gejala infeksi mata.
- Kriteria Hasil: Mata tidak bengkak, nyeri berkurang, dan warna kemerahan menurun.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan Mata: Membersihkan mata dengan cairan mata steril, mengoleskan obat tetes mata sesuai resep, dan memantau respons terhadap pengobatan.
b. Manajemen Nyeri: Mengevaluasi tingkat nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan menggunakan kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan perawatan infeksi mata.
Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan terkait kondisi mata yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan.