Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4347 | 03 Nov 2024
Klinis : Ny B usia 23 tahun, saat ini hamil 28 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. Ny B mengatakan ia merasakan kontraksi sejak 2 hari yang lalu. Terdapat pengeluaran lendir dan darah dari vagina. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan serviks Ny B mencapai 6 cm. Ny B segera dilakukan operasi sesar. Saat ini, bayi Ny B dirawat di ruang NICU karena berat badan lahir rendah. Berdasarkan kasus tersebut, buatlah diagnosa, luaran dan intervensinya berdasarkan buku SDKI, SLKI dan SIKI!
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Nyonya. Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Persalinan Prematur (SDKI)
Definisi: Risiko kondisi dimana ibu hamil memiliki kemungkinan melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Janin (SDKI)
Definisi: Penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke otak janin yang dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Persalinan Prematur:
- Durasi Kontraksi Uterus
- Frekuensi Kontraksi Uterus
- Status Persalinan
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Janin:
- Status Hemodinamik Janin
- Perfusi Jaringan Serebral Janin
- Integritas Otak Janin
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Persalinan Prematur:
- Pemantauan Kontraksi Uterus
- Pemberian Obat Tocolytic
- Penundaan Persalinan
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral Janin:
- Pemantauan Hemodinamik Janin
- Pemberian Oksigen
- Pengaturan Posisi Ibu
Tindakan yang dilakukan oleh tim medis, seperti operasi sesar dan perawatan bayi di NICU, juga sesuai dengan kondisi klinis yang dialami oleh Nyonya B. Peran perawat dalam kasus ini adalah melakukan pemantauan, pemberian intervensi keperawatan, dan kolaborasi dengan tim medis lainnya untuk mencegah komplikasi dan memastikan kesejahteraan ibu dan bayi. -
Article No. 4348 | 03 Nov 2024
Klinis : Klien masuk IGD RSPP pada tanggal 02 April 2019 pukul 20.40 WIB, klien datang dengan keluhan badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Diagnosa Medis: Infeksi Saluran Kemih. Setelah mendapatkan terapi dan dilakukan pemeriksaan laboratorium, klien disarankan untuk di rawat. Klien masuk rawat inap pada tanggal 02 April 2019 pukul 22.48 WIB di kamar 436, kelas superior, Ruang Bentayan Lantai IV B Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Nomor Register 699717 dengan diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih. Klien bernama Nn. T, Klien berumur 17 tahun, Klien berjenis kelamin perempuan, belum menikah, Klien beragama islam, pendidikan klien saat ini SMA, bahasa yang di gunakan bahasa Indonesia, dan bertempat tinggal di Jalan Ulujami Raya Gg. Palem Pesanggrahan Jakarta selatan, sumber biaya selama perawatan ditanggung oleh pribadi, dan sumber informasi diperoleh dari klien, keluarga klien, perawat ruangan, dan status file pasien. Klien mengeluh badan demam dan mengeluh sakit ulu hati, serta anyang-anyangan dan nyeri saat BAK. Upaya mengatasinya klien banyak minum air putih dan keluarga membawa ke IGD RSPP.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit, klien tidak mempunyai riwayat alergi obat, dan klien tidak mempunyai riwayat dalam pemakaian obat. Klien bernama Nn. T, berumur 17 tahun, klien anak ketiga dari tiga bersaudara. Klien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kedua kakaknya. Keluarga klien mengatakan nenek dan kakeknya meninggal karena sudah tua. Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko penyakitnya. Orang terdekat klien adalah Ibunya. Pola komunikasi didalam keluarga klien adalah komunikasi terbuka, segala sesuatu dibicarakan bersama dan pembuat keputusan secara musyawarah. Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan dilingkungannya. Keluarga klien mengatakan dampak penyakit klien terhadap keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dan cemas dengan keadaan klien. Klien mengatakan mekanisme koping terhadap stress adalah tidur. Klien memikirkan penyakitnya saat ini dan berharap sakitnya tidak terasa lagi dan cepat sembuh agar bisa masuk sekolah. Tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien selalu sholat 5 waktu Keluarga klien mengatakan lingkungan sekitar rumah klien tidak padat, tidak terkontaminasi dengan lingkungan yang tercemar, rumah klien bersih, nyaman dan jauh dari jalan raya sehingga terasa tenang dan tidak berisik. Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak berbau. Selama dirumah sakit klien makan 3 kali sehari, tidak nafsu makan, klien makan setengah porsi, tidak menggunakan alat bantu makan seperti NGT. Frekuensi BAB klien 1 kali sehari pada waktu pagi hari, warnanya kuning kecokelatan, konsistensinya lembek, klien tidak mempunyai keluhan dalam BAB, dan tidak menggunakan laxatif. Selama dirumah sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa, merasa nyeri setiap kali beraktivitas. Klien memiliki perilaku buruk yaitu kebiasaan menahan berkemih, kurang minum air putih, klien tidak sering mengganti pembalut saat sedang menstruasi, dan mengenakan celana dalam yang terlalu ketat. Berat badan 42 kg, Tinggi badan klien 157 cm. Keadaan umum klien sedang, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. konjungtiva pucat, kornea klien normal, sklera klien anikterik, pupil isokor, klien tidak mempunyai kelainan pada otot-otot mata, fungsi penglihatan klien baik, Sistem Pendengaran, tidak ada tinitus, tidak ada gangguan keseimbangan, fungsi pendengaran klien normal, dan klien tidak menggunakan alat bantu dengar, Sistem wicara klien normal, gaya bicara klien normal dan dapat dimengerti. Tidak ada aphasia, aphonia, dysartria, dysphasia maupun anarthia. Jalan nafas klien bersih tidak ada sumbatan, tidak ada sesak saat bernafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas 18x/menit, irama teratur, jenis pernafasan spontan, pernafasan klien dalam. Tidak ada batuk, tidak ada sputum, palpasi dada simetris, suara nafas klien vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, klien tidak menggunakan alat bantu nafas. Sirkulasi Perifer: nadi 74x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD: 113/74 mmHg, klien tidak terdapat distensi vena jugularis kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada edema. Sirkulasi Jantung: kecepatan denyut apical 80x/menit, irama jantung teratur, tidak terdapat kelainan bunyi jantung murmur dan gallop, tidak ada sakit dada. Tidak ada keluhan sakit kepala, bising usus 10 kali per menit, Klien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, intake klien 1250 ml (oral 750 ml dan infus 500 ml), output klien 1100 ml (urin 1100 ml), jadi balance cairan klien adalah 150cc. Klien terdapat perubahan pola berkemih yaitu retensi, warna urin kuning kental/coklat, terdapat ketegangan kandung kemih, klien mengeluh sakit pinggang dengan skala nyeri 7. Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelainan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot klien baik. Kekuatan Otot ekstremitas kiri atas 5555, ekstremitas kiri bawah 5555, ekstremitas kanan atas 5555, ekstremitas kanan bawah 5555. Klien paham tentang penyakitnya tetapi hanya sedikit yang di pahami. Klien mengatakan penyakitnya disebabkan oleh mikroorganisme yaitu bakteri. Klien dan keluarga mengatakan mengetahui tentang penyakit nya dari dokter yang memeriksa saat di IGD. Hasil Lab Tanggal 02 April 2019 pukul 21.54 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Urine Lengkap (UF) Warna Urin Kuning agak keruh Kuning Berat Jenis Urin 1.015 1.003 – 1.030 pH Urin Asam Asam Nitrit Urin Negatif Negatif Protein Positif 1 Negatif Glukosa Urin Negatif Negatif Aseton Urin Negatif Negatif Urobilinogen Urin Positif 1 Positif 1 Bilirubin Urin Negatif Negatif Leukosit Esterase Positif 3 Negatif Sedimen Epitel H 36 /uL < 13 Eritrosit H 28 /uL < 20 Leukosit H 2171 /uL < 40 Silinder 1 /uL < 3 Silinder Patologis 1 /uL < 3 Kristal 1 /uL < 10 Bakteri H 8.65 10 ̂ 5/mL < 1.25 RBC Info Ismorphic *Ismorphic: Hematuri berasal dari tractus urinarius bawah (non glomeruler) 5.Penatalaksanaan a.Infus Nacl 500ml. b.Obat-obatan Ketesse 50gr 3 x 1 IV Moxifloxacin 400gr 1 x 1 IV Lansoprazole 30gr 2 x 1 IV
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Klien masuk IGD RSPP dengan diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih, ditandai dengan klien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri saat berkemih.
2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan infeksi saluran kemih, ditandai dengan adanya perubahan warna urin, frekuensi berkemih meningkat, dan keluhan rasa nyeri.
3. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake dan output cairan yang tidak seimbang, ditandai dengan adanya keluhan demam dan tanda-tanda dehidrasi.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit infeksi saluran kemih, ditandai dengan klien dan keluarga hanya memahami sedikit tentang penyakitnya.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan.
2. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah dan oksigen ke jaringan, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan: Berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang dapat mengancam kesehatan.
4. Defisit Pengetahuan: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan untuk mengontrol pengalaman sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Perfusi Jaringan: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
3. Keseimbangan Cairan: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan internal yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Pemahaman: Kemampuan untuk memperoleh dan memahami informasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam mengurangi atau menghilangkan nyeri.
2. Manajemen Perfusi Jaringan: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jaringan.
3. Manajemen Cairan: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan internal yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Edukasi Kesehatan: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang kondisi kesehatannya. -
Article No. 4349 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien sesak ada suara ronki dan weezing PCo2 meningkat PH rendah, mengeluh nyeri di kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas dengan adanya suara ronki dan wheezing, serta peningkatan PCO2 dan penurunan pH, yang menunjukkan adanya gangguan dalam proses pertukaran gas di paru-paru.
2. Nyeri Kepala
Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri di kepala, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peningkatan tekanan intrakranial, gangguan suplai oksigen, atau kondisi lainnya.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Penjelasan: Kondisi sesak napas dan peningkatan PCO2 dapat menyebabkan gangguan dalam penyaluran oksigen ke jaringan, sehingga berisiko terjadi ketidakefektifan perfusi jaringan.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka dan memfasilitasi pertukaran gas yang efektif.
Intervensi: Pemberian oksigen, suction, penggunaan bronkodilator, dll.
2. Manajemen Nyeri
Tujuan: Mengurangi intensitas nyeri kepala yang dirasakan pasien.
Intervensi: Pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dll.
3. Pemantauan Perfusi Jaringan
Tujuan: Memantau dan mempertahankan perfusi jaringan yang efektif.
Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, oksimetri, dan pemeriksaan laboratorium.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Intervensi: Memberikan oksigen, melakukan suction, memantau saturasi oksigen, mengatur posisi pasien, mengobservasi efektivitas terapi bronkodilator, dll.
2. Manajemen Nyeri
Intervensi: Memberikan analgesik sesuai instruksi, menggunakan teknik relaksasi, melakukan kompres hangat/dingin, memantau respon terhadap intervensi, dll.
3. Pemantauan Perfusi Jaringan
Intervensi: Mengukur tanda-tanda vital, melakukan oksimetri, memantau hasil pemeriksaan laboratorium, mengobservasi tanda-tanda perfusi yang adekuat, dll.
Dengan pendekatan akademis dan peran sebagai pakar, perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi untuk mengelola kondisi pasien. -
Article No. 4350 | 03 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh pusing, merasa mual, pasien mengeluhkan perasaan bingung dan khawatir dengan kondisi kesehatanan yang dialami. Pasien mengatakan sering berkeringat dingin di malam hari. Pasien mengatakan sulit tidur di malam hari dan sulit berkonsentrasi. Saat dikaji pasien tampak gelisah dan tegang. Pasien tampak lemas saat bergerak dan berjalan. Pasien memiliki riwayat hipertensi, pada saat dilakukan pemeriksaan diperoleh TD: 130/90 mmHg, N: 79 x/menit, S: 36.8 oC, pernapasan 18 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari keterangan yang diberikan, pasien menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Pusing
2. Mual
3. Bingung dan khawatir dengan kondisi kesehatan
4. Sering berkeringat dingin di malam hari
5. Sulit tidur di malam hari
6. Sulit berkonsentrasi
7. Tampak gelisah dan tegang
8. Tampak lemas saat bergerak dan berjalan
9. Riwayat hipertensi
10. Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 79 x/menit, suhu 36,8°C, pernapasan 18 x/menit
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dapat diberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ditandai dengan perasaan khawatir, sulit tidur, dan gelisah.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikolngkal individu terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Pasien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan, dapat melakukan teknik relaksasi, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dan edukasi tentang kecemasan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan, ditandai dengan tampak lemas saat bergerak dan berjalan.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen energi, latihan aktivitas, dan edukasi tentang manajemen kelelahan.
Dengan diagnosis keperawatan tersebut, perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 4351 | 03 Nov 2024
Klinis : 22. Ny B usia 23 tahun, saat ini hamil 28 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. Ny B mengatakan ia merasakan kontraksi sejak 2 hari yang lalu. Terdapat pengeluaran lendir dan darah dari vagina. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan serviks Ny B mencapai 6 cm. Ny B segera dilakukan operasi sesar. Saat ini, bayi Ny B dirawat di ruang NICU karena berat badan lahir rendah. Berdasarkan kasus tersebut, buatlah diagnosa, berdasarkan buku SDKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku pakar keperawatan akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan sebelumnya.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. B adalah:
1. Risiko Persalinan Prematur
Definisi: Kondisi ketika ibu hamil berisiko melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Faktor Terkait: Kontraksi uterus, perdarahan, pembukaan serviks.
Gejala/Tanda Mayor: Kontraksi uterus, pengeluaran lendir dan darah dari vagina, pembukaan serviks 6 cm.
2. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Fetus
Definisi: Kondisi ketika fetus berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat.
Faktor Terkait: Persalinan prematur, berat badan lahir rendah.
Gejala/Tanda Mayor: Bayi dirawat di NICU karena berat badan lahir rendah.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor Terkait: Kontraksi uterus, pembukaan serviks.
Gejala/Tanda Mayor: Nyeri pada perut bagian bawah.
Sesuai dengan SDKI, diagnosa keperawatan tersebut akan menjadi dasar bagi perawat untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh Ny. B dan bayi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, silakan sampaikan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 4260 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh dema 3 hari, diare 5kali, muntah 2 kali, pusing, mimisan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi kekurangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Utama: Dema, diare, muntah, pusing, dan mimisan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala kekurangan cairan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan monitor tanda-tanda vital secara berkala.
2. Kaji status hidrasi pasien (warna kulit, turgor kulit, intake dan output cairan).
3. Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan pasien.
4. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan oral.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Dalam konteks persona "pakar, nurse", maka penjelasan tersebut disampaikan dengan nada akademis dan dengan pemahaman mendalam tentang standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4261 | 02 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh dema 3 hari, diare 5kali, muntah 2 kali, nyeri perut, mimisan berulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare, Muntah, dan Mimisan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami berkurangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain:
a. Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi
c. Berikan diet rendah serat dan mudah dicerna
d. Lakukan edukasi pada pasien dan keluarga terkait pencegahan dehidrasi
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada risiko dehidrasi, seperti diare, muntah, dan mimisan yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare, Muntah, dan Mimisan". Intervensi keperawatan yang diberikan harus fokus pada pemantauan kondisi pasien, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi untuk pencegahan dehidrasi. -
Article No. 4262 | 02 Nov 2024
Klinis : MCBURNEY SIGN POSITIVE
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "MCBURNEY SIGN POSITIVE" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada abdomen (SDKI)
Penjelasan:
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (SDKI).
- Tanda dan gejala pasien dengan MCBURNEY SIGN POSITIVE menunjukkan adanya inflamasi pada abdomen, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
- Nyeri akut pada kondisi ini perlu mendapatkan pengkajian dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Nyeri
- Pengurangan Nyeri
- Pemantauan Tanda Vital
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak terjadi komplikasi akibat nyeri.
Dalam menangani kasus ini, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi manajemen nyeri yang sesuai, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 4263 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pada awalnya mengeluh mual muntah, namun saat dilakukan pengkajian kembali didapat data mcburney positive dan alvarado score 7
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala awal mual dan muntah, yang kemudian disertai dengan tanda-tanda McBurney's positive dan skor Alvarado 7, yang mengarah pada diagnosis nyeri akut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut ditandai dengan keluhan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital, perubahan ekspresi wajah, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, dapat beraktivitas sesuai toleransi, dan menunjukkan tanda-tanda vital yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri akut antara lain:
1. Manajemen nyeri: pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi.
2. Pemantauan tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
3. Edukasi tentang manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri akut yang dialaminya. -
Article No. 4264 | 02 Nov 2024
Klinis : nama: nur rochmah umur= 30 tahun keluhan nyeri perut, bab sedikit- sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu pasien bernama Nur Rochmah, berusia 30 tahun, dengan keluhan nyeri perut dan buang air besar sedikit-sedikit, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan Eliminasi Fekal
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, atau pengosongan usus yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal seseorang.
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Eliminasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- Penyebab: Kemungkinan adanya nyeri yang disebabkan oleh kondisi tertentu di dalam perut, seperti infeksi, inflamasi, atau gangguan pencernaan lainnya.
- Tujuan Luaran: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dan dapat mengontrol nyeri dengan baik.
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Gangguan Eliminasi Fekal
- Penyebab: Kemungkinan adanya gangguan dalam proses pengeluaran feses, seperti konstipasi, diare, atau perubahan pola defekasi.
- Tujuan Luaran: Pasien dapat mencapai pola eliminasi yang normal.
- Intervensi: Manajemen eliminasi, termasuk pemberian laksatif atau supositoria jika diperlukan, pemberian nutrisi yang sesuai, dan edukasi tentang pola eliminasi yang sehat.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasannya ini dirumuskan berdasarkan informasi yang diberikan. Untuk kondisi yang lebih kompleks, diperlukan pengkajian lebih lanjut dan kemungkinan adanya diagnosa keperawatan tambahan.