Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6375 | 19 Nov 2024
Klinis : . Keluhan utama sesak napas, nyeri uluh hati dan badan terasa lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Pola Napas" (00032). Kondisi sesak napas, nyeri uluh hati, dan badan terasa lemas menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas pasien. Diagnosa ini mencerminkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output berikut:
a. Pemulihan Pola Napas (0403): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Manajemen Nyeri (1400): Pasien dapat mengontrol dan mengurangi rasa nyeri di area uluh hati.
c. Peningkatan Tenaga (0002): Pasien dapat meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lemas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk "Pemulihan Pola Napas" (0403):
- Monitor pola dan frekuensi napas pasien
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Latih teknik pernapasan diafragmatik dan relaksasi
b. Intervensi untuk "Manajemen Nyeri" (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien (lokasi, intensitas, kualitas, durasi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti teknik relaksasi dan distraksi
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien
c. Intervensi untuk "Peningkatan Tenaga" (0002):
- Evaluasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat energi pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi energi
- Anjurkan istirahat yang cukup dan pola tidur yang baik
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diinginkan, yaitu pemulihan pola napas, manajemen nyeri yang efektif, dan peningkatan tenaga. -
Article No. 6376 | 19 Nov 2024
Klinis : . Keluhan utama sesak napas, nyeri ulu hati dan badan terasa lemas, meringis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/ output yang diharapkan dalam SLKI, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan utama pasien yaitu sesak napas, nyeri ulu hati, dan badan terasa lemas serta meringis, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Faktor fisologis berupa adanya sekret yang berlebih atau tidak efektif, serta kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan tanda mayor: Sesak napas, napas dangkal, dan meringis.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Cedera pada jaringan seperti nyeri ulu hati.
Gejala dan tanda mayor: Laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Irama pernapasan teratur
- Tidak ada tanda-tanda sesak napas
- Kemampuan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
2. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan pengkajian jalan napas secara komprehensif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik batuk efektif
- Berikan suction jika diperlukan
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan bersihan jalan napas
2. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulus nyeri
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 6377 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Diare merupakan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal yang ditandai dengan pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan diare, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mencegah komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, pengaturan diet, serta edukasi tentang diare dan penatalaksanaannya.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan diare, tujuan yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6378 | 19 Nov 2024
Klinis : klien dibawa ke bangsal jiwa Bima. Klien sudah terlihat tenang saat dibawa ke ruangan. Saat di dalam ruangan rawat inap klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menjawab pertanyaan perawat, dan gerakan bola mata yang cepat. Dari rekam medis didapatkan bahwa diagnosis pasien Schizophrenia tak terinci. TD: 120/80 mm Hg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu 36,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Halusinasi: Gangguan persepsi sensori yang terjadi pada klien dengan skizofrenia. Klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, yang dapat merupakan indikasi adanya halusinasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Klien mengenali halusinasi yang dialami.
2. Klien dapat mengendalikan perilaku akibat halusinasi.
3. Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi.
2. Kaji faktor pencetus halusinasi.
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengatasi halusinasi.
4. Berikan obat antipsikotik sesuai resep dokter.
5. Libatkan keluarga dalam manajemen halusinasi.
6. Monitoring tanda-tanda vital dan efek samping obat.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan diagnosis skizofrenia, seperti perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menanggapi pertanyaan, dan gerakan bola mata yang cepat. Hal ini dapat mengarah pada adanya halusinasi pada klien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Halusinasi.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mengenali halusinasi yang dialami, mengendalikan perilaku akibat halusinasi, dan mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi identifikasi tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi; pengkajian faktor pencetus; pembelajaran teknik distraksi dan relaksasi; pemberian obat antipsikotik; pelibatan keluarga; serta monitoring tanda-tanda vital dan efek samping obat.
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu klien mengendalikan gejala halusinasi dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6379 | 19 Nov 2024
Klinis : klien dibawa ke bangsal jiwa Bima. Klien sudah terlihat tenang saat dibawa ke ruangan. Saat di dalam ruangan rawat inap klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menjawab pertanyaan perawat, dan gerakan bola mata yang cepat. Dari rekam medis didapatkan bahwa diagnosis pasien Schizophrenia tak terinci. TD: 120/80 mm Hg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu 36,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan Berhubungan dengan Gejala Psikotik
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau merusak properti.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu menunjukkan perilaku tidak merusak diri sendiri, orang lain, atau properti.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda perilaku kekerasan, membina hubungan saling percaya, mengajarkan strategi koping, dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
2. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Gejala Psikotik
Penjelasan:
- SDKI: Individu mengalami gangguan dalam kemampuan berpikir, mempersepsikan realita, dan mengambil keputusan.
- SLKI: Individu menunjukkan proses pikir yang realistis dan logis.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain membina hubungan saling percaya, memberikan lingkungan yang tenang dan aman, serta menggunakan komunikasi terapeutik.
3. Isolasi Sosial Berhubungan dengan Gangguan Proses Pikir
Penjelasan:
- SDKI: Individu mengalami keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain.
- SLKI: Individu menunjukkan kemampuan berinteraksi sosial yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mendorong partisipasi dalam kegiatan, melibatkan keluarga, dan menyediakan lingkungan yang mendukung.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6380 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi mual muntah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.1
- Deskripsi: Induksi muntah
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 digunakan untuk menyatakan kondisi mual dan muntah yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Mual dan muntah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obat-obatan, kondisi medis tertentu, atau bahkan kehamilan.
Dalam kasus mual dan muntah, prosedur yang mungkin dilakukan adalah induksi muntah (kode ICD-9-CM 94.1). Induksi muntah dilakukan untuk membantu membuang isi lambung dan mencegah komplikasi akibat menelan zat berbahaya. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya oleh tenaga medis yang terlatih.
Selain induksi muntah, penanganan lain yang mungkin dilakukan antara lain pemberian antiemetik (obat-obatan untuk mengurangi mual dan muntah), penggantian cairan tubuh, dan identifikasi serta penanganan penyebab utama mual dan muntah. -
Article No. 6381 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual Muntah
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang disertai dengan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
Penyebab:
1. Faktor gastrointestinal (misalnya gastroparesis, ulkus, obstruksi usus)
2. Faktor metabolik (misalnya uremia, diabetik ketosis)
3. Faktor neurologi (misalnya stroke, tumor otak)
4. Faktor psikologis (misalnya kecemasan, depresi)
5. Efek samping pengobatan (misalnya kemoterapi, radiasi)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mual
2. Muntah
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual
2. Kontrol Muntah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual
2. Manajemen Muntah
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Mual Muntah" mengacu pada kondisi di mana pasien mengalami sensasi tidak nyaman di perut yang disertai dengan keinginan untuk memuntahkan isi perut. Penyebabnya dapat berasal dari faktor gastrointestinal, metabolik, neurologi, psikologis, atau efek samping pengobatan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mencakup "Mual" dan "Muntah" sebagai diagnosis yang terkait dengan kondisi ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyarankan "Kontrol Mual" dan "Kontrol Muntah" sebagai luaran yang diharapkan. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) mengusulkan "Manajemen Mual" dan "Manajemen Muntah" sebagai intervensi keperawatan yang dapat diterapkan.
Sebagai perawat, penting untuk melakukan penilaian menyeluruh, mengidentifikasi penyebab, dan menerapkan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah mual dan muntah pada pasien. -
Article No. 6382 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi mual muntah, dimulai dengan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah adalah "Mual (00134)". Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Diagnosis ini mencakup komponen-komponen seperti:
1. Perasaan terganggu di perut atau dada yang mengarah pada keinginan untuk muntah
2. Penurunan atau hilangnya nafsu makan
3. Perasaan tidak nyaman di perut
4. Peningkatan produksi saliva
5. Keringat dingin
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan mual muntah dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual (1618): Pasien dapat mengendalikan keinginan untuk muntah.
a. Indikator: Frekuensi mual berkurang
b. Indikator: Durasi mual berkurang
c. Indikator: Intensitas mual berkurang
2. Manajemen Muntah (1570): Pasien dapat mengelola episode muntah.
a. Indikator: Frekuensi muntah berkurang
b. Indikator: Durasi muntah berkurang
c. Indikator: Jumlah muntahan berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Mual (4605):
a. Identifikasi penyebab mual (misalnya: obat-obatan, nyeri, kecemasan, dll)
b. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
c. Berikan antiemetik sesuai indikasi
d. Lindungi pasien dari stimuli yang dapat menyebabkan mual (misalnya: bau, pemandangan, dll)
e. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang dapat ditoleransi
2. Manajemen Muntah (4610):
a. Siapkan wadah untuk muntahan dan lindungi pasien dari ceceran
b. Beri instruksi pada pasien untuk memuntahkan dengan lembut
c. Berikan antiemetik sesuai indikasi
d. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan elektrolit tidak seimbang
e. Berikan perawatan mulut untuk mencegah iritasi dan infeksi
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan mengatasi kondisi mual muntah secara efektif. -
Article No. 6383 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memobilisasi, mengeluarkan, atau membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi:
- Batuk tidak efektif
- Dispnea
- Suara napas tidak normal
- Produksi sekret yang berlebihan
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Karakteristik Definisi:
- Kelelahan
- Dispnea
- Perubahan frekuensi nadi
- Perubahan tekanan darah
3. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan berat badan
- Kehilangan nafsu makan
- Keletihan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas terbuka
- Tidak ada obstruksi pada jalan napas
- Tidak ada sekret yang tertahan
- Tidak ada suara napas abnormal
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Tidak ada dispnea saat aktivitas
- Tidak ada kelelahan saat aktivitas
- Tidak ada perubahan frekuensi nadi yang signifikan saat aktivitas
- Tidak ada perubahan tekanan darah yang signifikan saat aktivitas
3. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada kehilangan nafsu makan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas:
- Monitor fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, suara napas)
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Bantu pasien batuk dan ekspektorasi sekret
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
2. Manajemen Aktivitas:
- Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Latih teknik bernapas untuk membantu aktivitas
- Berikan edukasi tentang menghemat energi saat melakukan aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas
3. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan, nafsu makan)
- Konsultasikan ke ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
- Berikan makanan sesuai kebutuhan dan preferensi pasien
- Monitor asupan dan output cairan
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, seperti batuk berdahak, sesak napas, demam, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya bersihan jalan napas efektif, toleransi aktivitas yang meningkat, dan status nutrisi yang membaik. Hal ini akan membantu pasien dalam proses pemulihan dan mengatasi komplikasi yang mungkin timbul akibat tuberkulosis paru.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan fungsi pernapasan, pemberian oksigenasi, bantuan ekspektorasi sekret, latihan aktivitas, konsultasi dengan ahli gizi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Semua intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi proses pemulihan pasien secara holistik. -
Article No. 6384 | 19 Nov 2024
Klinis : diagnosa pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertensi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke jaringan jantung yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Peningkatan tekanan darah, penyakit pembuluh darah, kerusakan otot jantung.
Tanda dan Gejala: Nyeri dada, dispnea, edema perifer, gangguan irama jantung.
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Penurunan kekuatan, keletihan, dan peningkatan kebutuhan oksigen.
Tanda dan Gejala: Dispnea, kelelahan, kelemahan, peningkatan denyut jantung.
c. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, sumber daya, atau motivasi.
Tanda dan Gejala: Perilaku tidak sesuai dengan rencana pengobatan, kesulitan dalam menerapkan regimen perawatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik
Definisi: Suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan jantung.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada nyeri dada
- Irama jantung teratur
- Tidak ada edema perifer
- Tidak ada gangguan Hemodinamik
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Kriteria Hasil:
- Mampu melakukan aktivitas tanpa dispnea
- Tidak ada peningkatan denyut jantung yang berlebihan
- Tidak ada kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
c. Manajemen Kesehatan Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
Kriteria Hasil:
- Mampu melaksanakan regimen pengobatan sesuai dengan rencana
- Mampu mengidentifikasi tanda dan gejala komplikasi
- Mampu menggunakan sumber daya kesehatan secara efektif
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Perfusi Jaringan Kardiak Membaik:
- Monitor Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Sirkulasi
- Terapi Oksigen
b. Intervensi untuk Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Manajemen Aktivitas
- Peningkatan Kapasitas Fisik
- Terapi Energi
- Edukasi Aktivitas
c. Intervensi untuk Manajemen Kesehatan Efektif:
- Edukasi Kesehatan
- Peningkatan Pemahaman Kesehatan
- Dukungan Pengambilan Keputusan
- Manajemen Regimen Pengobatan
Melalui diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mengelola kondisinya secara efektif dan mencapai hasil yang optimal.