Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4397 | 03 Nov 2024
Klinis : NYERI ULU HATI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri ulu hati dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut Berhubungan dengan Gangguan Pencernaan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1994).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, dan pasien dapat beraktivitas tanpa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen nyeri: melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis mengatasi nyeri.
2. Pemantauan tanda-tanda vital: mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan secara berkala.
3. Edukasi: memberikan edukasi terkait penyebab nyeri, manajemen nyeri, dan gaya hidup sehat.
4. Kolaborasi dengan tim medis: berkoordinasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri ulu hatinya dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 4398 | 03 Nov 2024
Klinis : Kulit bayi tampak ikterik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hiperbilirubinemia Neonatorum
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hiperbilirubinemia Neonatorum adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang menyebabkan kulit bayi tampak ikterik (kuning).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar bilirubin menurun
2. Tidak terjadi komplikasi
3. Bayi tampak tidak ikterik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan kadar bilirubin
2. Pemberian terapi fototerapi atau transfusi tukar bila perlu
3. Edukasi dan konseling kepada orang tua mengenai perawatan bayi ikterik
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sesuai indikasi
Sebagai perawat, saya memahami bahwa kondisi hiperbilirubinemia neonatorum membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang serius. Pemantauan ketat dan pemberian terapi yang tepat sangat penting untuk memastikan pemulihan bayi. Saya akan bekerja sama dengan dokter dan orang tua bayi untuk memastikan perawatan yang optimal. -
Article No. 4399 | 03 Nov 2024
Klinis : Kulit bayi tampak ikterik, minum susu tidak mau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hyperbilirubinemia Neonatorum
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hyperbilirubinemia Neonatorum adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan ikterik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar bilirubin dalam batas normal
2. Intake nutrisi adekuat
3. Tanda-tanda ikterik berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan kadar bilirubin
2. Pemberian nutrisi adekuat
3. Terapi fototerapi bila diperlukan
4. Edukasi pada orang tua tentang perawatan bayi ikterik
Penjelasan singkat:
Bayi tampak ikterik dan tidak mau minum susu mengindikasikan adanya peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hyperbilirubinemia). Tujuan keperawatan adalah menurunkan kadar bilirubin, memastikan intake nutrisi adekuat, dan mengurangi tanda-tanda ikterik. Intervensi keperawatan meliputi pemantauan kadar bilirubin, pemberian nutrisi yang cukup, terapi fototerapi jika diperlukan, serta edukasi pada orang tua tentang perawatan bayi ikterik. -
Article No. 4400 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri abdomen skala 4 , tensi 120/80 mmHg, nadi 102 x/menit , RR 20 ×/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Peningkatan sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan individu akibat adanya kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dirasakan individu.
- SIKI: Pengkajian, penatalaksanaan, dan evaluasi terhadap sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan individu akibat adanya kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluhkan nyeri abdomen dengan skala 4, menunjukkan adanya nyeri akut. Tujuan perawatan adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pasien, melalui pengkajian, penatalaksanaan, dan evaluasi terhadap sensasi nyeri yang dirasakan.
Kondisi Lain:
- Tensi 120/80 mmHg, nadi 102 x/menit, dan RR 20 x/menit berada dalam rentang normal.
- Tone = akademis, persona = pakar, nurse menunjukkan bahwa pasien memiliki kemampuan kognitif yang baik dan memiliki pengetahuan yang luas terkait kondisi kesehatannya.
Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk menentukan penyebab nyeri abdomen dan rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 4401 | 03 Nov 2024
Klinis : DEMAM MERIANG, BATUK PILEK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi DEMAM MERIANG dan BATUK PILEK.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Bersihan jalan napas tidak efektif
Penjelasan singkat:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal
- SLKI: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat antipiretik, kompres hangat, dan peningkatan asupan cairan.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan bersihan jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas
- SLKI: Adanya produksi sekret berlebih atau ketidakmampuan mengeluarkan sekret
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian bronkodilator, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir.
Diagnosa dan intervensi keperawatan ini berlandaskan pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi kesehatan Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 4402 | 03 Nov 2024
Klinis : Pathways gagal jantung defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Pathways gagal jantung defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, ditandai dengan Berat Badan Kurang (IMT < 18,5), Kadar Albumin Serum Rendah, dan Asupan Makanan Kurang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan gejala klinik: Berat Badan Kurang, Kadar Albumin Serum Rendah, Asupan Makanan Kurang.
- Faktor yang berhubungan: Intake nutrisi yang tidak adekuat, Gangguan Fungsi Pencernaan, Penyakit Kronis, Faktor Ekonomi, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Berat Badan Membaik, Kadar Albumin Serum Meningkat, Asupan Makanan Memadai.
- Kriteria Hasil: Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam batas normal, Kadar Albumin Serum dalam batas normal, Asupan Makanan Adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Terapi Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Kolaborasi dengan Ahli Gizi.
- Contoh Intervensi: Pengkajian Status Gizi, Pemberian Makanan Bergizi, Pemberian Suplemen Nutrisi, Edukasi Diet dan Manajemen Nutrisi.
Peran Perawat:
Sebagai seorang pakar dan profesional keperawatan, perawat berperan penting dalam mengelola masalah defisit nutrisi pada pasien dengan gagal jantung. Perawat melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang tepat, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan sampaikan. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 4403 | 03 Nov 2024
Klinis : Pathways gagal jantung defisit nutrisi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter/Perekam Medik,
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 263.9
- Deskripsi: Kekurangan gizi, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
Untuk kondisi "Pathways gagal jantung defisit nutrisi", kode ICD-10 yang sesuai adalah I50.9 untuk gagal jantung yang tidak dispesifikasi. Hal ini karena kondisi ini menggambarkan adanya gagal jantung tanpa adanya rincian lebih lanjut.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 263.9 untuk kekurangan gizi yang tidak dispesifikasi juga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi defisit nutrisi yang terkait dengan gagal jantung. Kode ini mencakup berbagai bentuk malnutrisi, termasuk yang disebabkan oleh kondisi medis seperti gagal jantung.
Perlu diperhatikan bahwa dalam kasus seperti ini, dapat saja diperlukan kode tambahan untuk menjelaskan penyebab utama dari defisit nutrisi, misalnya kode terkait dengan malabsorpsi atau masalah metabolik. Selain itu, tergantung pada manifestasi klinis yang spesifik, kode tambahan juga dapat dibutuhkan untuk menggambarkan komplikasi atau kondisi terkait yang mungkin timbul. -
Article No. 4404 | 03 Nov 2024
Klinis : Pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara adekuat, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbon dioksida dalam darah.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama napas.
2. Faktor Berhubungan: Gangguan fungsi paru, gangguan neuromuskular, kecemasan, nyeri, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
2. Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, irama napas teratur, dan tidak ada retraksi otot bantu napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, manajemen oksigenasi, dan intervensi terkait penyebab.
2. Aktivitas Keperawatan: Mengobservasi pola dan karakteristik napas, memfasilitasi bina nafas, mempertahankan jalan napas, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan lain-lain.
Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi pola napas tidak efektif, memahami penyebabnya, dan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 4405 | 03 Nov 2024
Klinis : Pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Pola nafas tidak efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau melakukan ventilasi yang adekuat yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen/karbondioksida.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Gangguan mekanis pada system pernapasan
2. Kelelahan otot pernapasan
3. Kecemasan
4. Nyeri
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas
2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. Perubahan warna kulit
4. Sianosis
5. Rasa sesak
Tujuan (SLKI):
1. Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
2. Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan pola napas.
Intervensi (SIKI):
1. Pantau pola napas, kedalaman, dan irama
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan pola napas tidak efektif
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Latih teknik pernapasan yang benar
5. Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pernapasan
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
Evaluasi (SLKI):
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
2. Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan pola napas.
Jadi, dalam kondisi "Pola Nafas Tidak Efektif", perawat perlu melakukan assessment, identifikasi faktor penyebab, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif dan beradaptasi dengan perubahan pola napas. -
Article No. 4406 | 03 Nov 2024
Klinis : Pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Pola Napas Tidak Efektif adalah:
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif
2. Pasien menunjukkan kecukupan oksigenasi
3. Pasien menunjukkan kenyamanan pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif antara lain:
1. Pengaturan posisi tidur
2. Pemberian oksigen
3. Latihan pernapasan
4. Manajemen rasa nyeri
5. Terapi farmakologi (sesuai indikasi)
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya menjelaskan bahwa pola napas tidak efektif merupakan suatu kondisi yang harus segera ditangani untuk memastikan kebutuhan oksigenasi pasien terpenuhi. Penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini.