Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4487 | 04 Nov 2024
Klinis : bronkopneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Bronkopneumonia:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengganti udara di paru-paru, yang dapat mengakibatkan pertukaran gas tidak adekuat.
Ciri-ciri: Takipnea, penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi, dispnea.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka.
Ciri-ciri: Batuk tidak efektif, sputum berlebihan, ronki.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal karena ketidakmampuan regulasi suhu.
Ciri-ciri: Peningkatan suhu tubuh, menggigil.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menstandarisasi diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI untuk menstandarisasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan di Indonesia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI untuk menstandarisasi tindakan keperawatan yang dilakukan di Indonesia.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, serta memudahkan komunikasi antar-profesi kesehatan. -
Article No. 4488 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologik positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Biopsi transtrakeal paru
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologik positif) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala yang khas untuk tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang merupakan ciri khas dari tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 33.24 (Biopsi transtrakeal paru) dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika dokter melakukan prosedur ini untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, misalnya dengan mengambil sampel jaringan paru melalui biopsi transtrakeal untuk pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Catatan: Kode prosedur ICD-9-CM hanya akan digunakan jika memang ada tindakan medis yang dilakukan. Jika tidak ada tindakan medis yang dilakukan, maka hanya kode ICD-10 untuk diagnosis yang akan digunakan. -
Article No. 4489 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memperhatikan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Peningkatan kemampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan individu dalam mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosis awal tuberkulosis paru memerlukan penanganan terkait bersihan jalan napas yang tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan defisit nutrisi. Intervensi keperawatan akan berfokus pada memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI akan memandu perawat dalam menentukan diagnosis, hasil, dan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 4490 | 04 Nov 2024
Klinis : RESIKO INFEKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Risiko Infeksi" dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Penurunan sistem pertahanan tubuh
2. Paparan mikroorganisme patogen
3. Prosedur invasif
4. Perilaku tidak sehat
5. Lingkungan yang tidak higienis
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tanda-tanda infeksi minimal
3. Perilaku pencegahan infeksi yang memadai
4. Pemantauan tanda-tanda infeksi yang efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang bersih dan higienis
2. Edukasi Pencegahan Infeksi: Mengajarkan perilaku higienis dan pencegahan infeksi
3. Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi: Memantau secara rutin tanda-tanda awal infeksi
4. Penatalaksanaan Prosedur Invasif: Menerapkan teknik aseptik saat melakukan prosedur invasif
5. Kolaborasi Penanganan Infeksi: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penanganan infeksi
Harapan yang ingin dicapai dengan penerapan diagnosa dan intervensi keperawatan ini adalah mencegah terjadinya infeksi, meminimalkan tanda-tanda infeksi, meningkatkan perilaku pencegahan infeksi, dan melakukan pemantauan yang efektif untuk deteksi dini tanda-tanda infeksi pada pasien. -
Article No. 4491 | 04 Nov 2024
Klinis : PASIEN POST OP BENIGNA PROSTAT HYPERLASIA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien post operasi benigna prostat hiperplasia, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan prostat
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan prostat
3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembatasan aliran urin akibat pembengkakan prostat
4. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan prostat
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Risiko perdarahan: Rentan terhadap kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
- Gangguan pola eliminasi urin: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara adekuat.
- Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, tanda-tanda vital stabil, dan fungsi neurologis normal.
- Risiko perdarahan: Tidak terjadi perdarahan, tanda-tanda vital stabil, dan jumlah darah dalam batas normal.
- Gangguan pola eliminasi urin: Pasien dapat berkemih dengan lancar, volume urin dalam batas normal, dan tidak ada keluhan disuria.
- Risiko infeksi: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital stabil, dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Manajemen nyeri, relaksasi, dan pemberian analgesik.
- Risiko perdarahan: Pemantauan tanda-tanda vital, kontrol perdarahan, dan pemberian terapi sesuai kebutuhan.
- Gangguan pola eliminasi urin: Pemasangan kateter, latihan berkemih, dan edukasi terkait pola eliminasi.
- Risiko infeksi: Perawatan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Dalam penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat menggunakan pendekatan berbasis bukti dan berpusat pada pasien untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas pada pasien post operasi benigna prostat hiperplasia. -
Article No. 4492 | 04 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum dan selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Defisit Nutrisi
Penjelasan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- Penyebab: Kelemahan fisik, dispnea, dan penurunan energi.
- Gejala: Kelelahan, sesak napas, dan penurunan kapasitas fungsional.
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, penurunan nafsu makan, dan peningkatan kebutuhan nutrisi.
- Gejala: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan malnutrisi.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, perawat akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan pasien ini, dengan tujuan meningkatkan status kesehatan, mencegah komplikasi, dan memaksimalkan kualitas hidup pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 4493 | 04 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Faktor Risiko:
- Trauma fisik (lecet, goresan, luka)
- Keterbatasan mobilitas
- Usia lanjut
- Malnutrisi
- Penyakit kronis
Karakteristik Mayor:
- Perubahan warna kulit
- Kerusakan jaringan
- Nyeri
Rencana Keperawatan:
- Perawatan luka secara aseptik
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Peningkatan asupan nutrisi
- Mobilisasi sesuai kondisi
- Edukasi perawatan kulit dan luka
2. Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Faktor Penyebab:
- Kerusakan jaringan (luka lecet)
Karakteristik Mayor:
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Verbal: mengeluh nyeri
- Perilaku protektif terhadap area yang nyeri
Rencana Keperawatan:
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Terapi kompres dingin/hangat
- Distraksi dan relaksasi
- Edukasi manajemen nyeri
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi definisi, faktor risiko, dan karakteristik diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan, dikembangkan oleh PPNI.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan, dikembangkan oleh PPNI.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang diberikan, serta untuk memudahkan komunikasi dan dokumentasi dalam praktik keperawatan. -
Article No. 4494 | 04 Nov 2024
Klinis : Pelo, kelemahan ekstremitas, hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan persona sebagai pakar dan perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pelo, kelemahan ekstremitas, dan hipertensi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
2. Intoleransi Aktivitas
3. Hipertensi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terkoordinasi dari satu atau lebih anggota tubuh.
- SLKI: Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas fisik yang terencana dan terkoordinasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan individu dalam melakukan pergerakan fisik yang terencana dan terkoordinasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan pada energi, kekuatan, atau daya tahan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas rutin tanpa merasa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas rutin tanpa merasa kelelahan yang berlebihan.
3. Hipertensi
- SDKI: Tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang meningkat di atas nilai normal.
- SLKI: Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik ke dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk memfasilitasi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik ke dalam rentang normal.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, standar hasil (SLKI), dan standar intervensi (SIKI) yang sesuai dapat digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 4496 | 04 Nov 2024
Klinis : pasien komplien lama masuk ruang keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien komplien lama masuk ruang keperawatan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko masuknya patogen ke dalam tubuh pasien yang dapat menyebabkan penyakit.
- Faktor risiko: Kondisi pasien komplien lama masuk ruang keperawatan, yang dapat meningkatkan risiko terpapar patogen.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas.
- Faktor risiko: Kondisi pasien komplien lama masuk ruang keperawatan, yang dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik.
3. Risiko Jatuh
- Definisi: Peningkatan risiko terjatuh yang dapat menyebabkan cedera.
- Faktor risiko: Kondisi pasien komplien lama masuk ruang keperawatan, yang dapat meningkatkan risiko jatuh akibat penurunan mobilitas fisik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan di Indonesia bertujuan untuk mencapai kualitas dan keseragaman asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Hal ini membantu perawat dalam memberikan intervensi yang tepat dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan perawatan pasien. -
Article No. 4497 | 04 Nov 2024
Klinis : Kecemasan dan Ketidakpuasan terkait dengan keterlambatan pelayanan serta ketidakpastian mengenai perawatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan berhubungan dengan keterlambatan pelayanan dan ketidakpastian mengenai perawatan.
Penjelasan:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) mengidentifikasi kecemasan sebagai diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang dipaparkan. Kecemasan dapat timbul akibat adanya keterlambatan pelayanan dan ketidakpastian mengenai perawatan yang akan diterima oleh pasien.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi beberapa luaran yang dapat dicapai untuk mengatasi kecemasan, seperti tingkat kecemasan yang menurun, kemampuan mengatasi kecemasan yang meningkat, dan kenyamanan pasien yang membaik.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan, seperti terapi relaksasi, manajemen kecemasan, dukungan emosional, dan komunikasi terapeutik.
Secara akademis, sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk mengatasi kecemasan dan ketidakpuasan terkait dengan keterlambatan pelayanan serta ketidakpastian mengenai perawatan.