Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18547 | 14 Jun 2025
Klinis : DATA SUBYEKTIF Pasien mengatakan : 1. nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir. 2. Nyeri tersebut dirasakan semakin memberat dan disertai dengan perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa disertai perdarahan dari vagina. 3. Sekitar tiga minggu sebelum masuk rumah sakit tidak dapat buang air kecil. 4. mulai kehilangan nafsu makan dan minum 5. merasa sangat lemas, 6. P : Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Q : Nyeri digambarkan seperti diperas, R : Abdomen S : 6 dari 10 T : Sudah berlangsung selama ±3 bulan Terus-menerus, memberat saat malam atau saat aktivitas. 7. Sesak napas juga muncul saat nyeri datang. 8. pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman. 9. hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun. 10. mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 11. sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut, 12. merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya. 13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas. 14. Mempunyai Riwayat penyakit terdahulu mencatat adanya diagnosa NOK dan efusi pleura. 15. sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. 16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berarti dan memotivasinya untuk tetap kuat menjalani pengobatan. 17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu 18. berharap kondisi kesehatannya membaik dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal, serta berharap penyakitnya dapat dikendalikan sehingga tidak membahayakan nyawanya. 19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. 20. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu. 21. takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya. 22. sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar. 23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan. 24. Pendidikan terakhir SMP 25. mengalami katarak di kedua mata, namun masih dapat melihat walau buram. 26. jantung berdebar sedang namun tidak disertai keluhan nyeri dada. 27. Nyeri sendi pada saat melakukan aktivitas berlebihan. DATA OBYEKTIF 1. mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg. 2. pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah. 3. klien tampak kebinggungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat buat penyakitnya, 4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, tidak melihat ke arah lawan bicara, 5. Pasien tampak tampak lemah, bibir kering. 6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertasi asites. 7. terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah. 8. pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg 9. Asupan cairan: ±1000 cc/hari 10. Konjungtiva anemis 11. 12. Keadaan umum : baik, Compos mentis 13. Sistem Pernafasan a. RR : 22x/menit b. Kedalaman dangkal 14. Sistem Kardiovaskuler a. Nadi : 85x/menit b. Denyut lemah c. TD : 130/90 mmHg d. Warna kulit pucat 15. Sistem Pencernaan a. Terdapat stomatitis b. Lidah kotor c. Bising usus : 12x/menit d. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi. 16. Sistem Integumen a. Warna kulit pucat b. Turgor kulit buruk tidak elastis c. Rambut tampak rontok dan tidak baik 17. Sistem Muskuloskeletal a. Kekuatan otot b. Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas. 18. Sistem Kekebalan Tubuh a. Suhu : 36,8 °C 19. Pemeriksaan Abdomen a. Abdomen membesar b. Asites dan lingkar perut 88 cm c. Perut keras saat palpasi d. Bunyi timpani saat perkusi e. Massa multikistik ±82 x 76 mm f. Bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus 20. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Hemoglobin: P1: 10,8 g/dl P2: 9,1 g/dl P3: 11,2 g/dl P4: 11,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul P2: 3,3 Rb/ul P3: 3,4 Rb/ul P4: 3,7 Rb/ul Trombosit: P3: 130 Rb/ul P4: 105 Rb/ul Eritrosit: P1: 3,64 Rb/ul P4: 3,77 Rb/ul Monosit: P1: 1% P4: 11% 21. Pemeriksaan Diagnostik : a. USG pada tanggal 17 Oktober 2018 menunjukkan adanya hidrosalping kiri dan kanan, NOK kanan, asites, dan perlekatan genitalia internal. b. USG thoraks tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan efusi pleura kanan dan kiri dengan atelectasis. c. Foto toraks tanggal 8 Januari 2019 memperlihatkan efusi pleura bilateral dan konsolidasi di paru kanan tengah bawah. d. CT scan whole abdomen tanggal 14 Desember 2018 menunjukkan adanya massa multikistik di adneksa bilateral, asites, efusi pleura kiri, infiltrat basal paru bilateral, hepatomegali, kista ginjal bilateral, serta disarankan untuk dilakukan MRI pelvis. e. Pemeriksaan abdomen tiga posisi pada tanggal 14 Desember 2018 yang sama menunjukkan adanya asites dan suspek hepatomegali tanpa tanda-tanda ileus atau pneumoperitoneum. f. Hasil biopsi pada tanggal 14 Januari 2019 menunjukkan jaringan omentum yang mengandung sel tumor dengan struktur solid dan papiler serta mitosis atipik. 22. Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas 23. Penatalaksanaan Farmakologi a. Tramal supp 3x/hari b. Profonid 100mg c. Ranitidine 2x150 mg/hari d. Ondansetron 3x8 mg/hari e. Kabiven 1000 ml/hari f. Leucogen 1amp (IV) (saat leukosit turun) g. Neurobion 2x5000 (IV) (saat Hb turun)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis (00133)
Karakteristik Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah sedemikian rupa (durasi >3 bulan).
2. Gangguan Pola Tidur (00198)
Karakteristik Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
3. Kelelahan (00093)
Karakteristik Definisi: Tidak adanya energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
4. Perubahan Citra Tubuh (00118)
Karakteristik Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan dan fungsi tubuh.
5. Ansietas (00146)
Karakteristik Definisi: Perasaan takut, gugup, dan tidak aman yang tidak jelas dan tidak berhubungan secara khusus dengan suatu objek yang dapat dijelaskan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Tingkat Nyeri Terkontrol
- Perilaku untuk Mengendalikan Nyeri
- Kemampuan Mengendalikan Nyeri
- Durasi Nyeri Menurun
2. Gangguan Pola Tidur:
- Lamanya Tidur
- Kualitas Tidur
- Kemampuan Tidur Membaik
3. Kelelahan:
- Tingkat Kelelahan Menurun
- Energi Meningkat
- Aktivitas Sehari-hari Meningkat
4. Perubahan Citra Tubuh:
- Penerimaan Citra Tubuh
- Kepuasan Citra Tubuh
- Perilaku Pengelolaan Citra Tubuh
5. Ansietas:
- Tingkat Ansietas Menurun
- Kemampuan Mengatasi Ansietas
- Ketegangan Terkendali
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Relaksasi
- Terapi Komplementer
2. Gangguan Pola Tidur:
- Peningkatan Tidur
- Terapi Lingkungan
- Edukasi Pola Tidur
3. Kelelahan:
- Manajemen Energi
- Aktivitas Ringan
- Peningkatan Nutrisi
4. Perubahan Citra Tubuh:
- Terapi Konseling Citra Tubuh
- Bimbingan Citra Tubuh
- Edukasi Citra Tubuh
5. Ansietas:
- Manajemen Ansietas
- Terapi Relaksasi
- Edukasi Ansietas
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Nyeri Kronis:
- Pasien mengeluhkan nyeri perut yang dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir, semakin memberat, dan disertai perut yang terasa tegang dan kaku. Nyeri ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien.
- Luaran yang diharapkan adalah pasien mampu mengendalikan nyeri, dengan penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan mengendalikan nyeri, dan penurunan durasi nyeri.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri (seperti pemberian analgesik, terapi panas/dingin, dll.), terapi relaksasi (seperti napas dalam, distraksi, dll.), dan terapi komplementer (seperti aromaterapi, akupresur, dll.) untuk membantu pasien mengelola dan mengurangi nyeri.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien mengeluhkan sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan, sering terbangun di malam hari, dan merasa kualitas tidurnya buruk.
- Luaran yang diharapkan adalah peningkatan lamanya tidur, kualitas tidur, dan kemampuan pasien untuk tidur dengan baik.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi peningkatan tidur (seperti manajemen lingkungan yang nyaman, pemberian teknik relaksasi, dll.), terapi lingkungan (seperti menjaga suhu, pencahayaan, dan kebisingan yang optimal), dan edukasi pola tidur yang baik.
3. Kelelahan:
- Pasien mengeluhkan merasa sangat lemas dan aktivitas fisiknya terbatas akibat penurunan berat badan yang signifikan.
- Luaran yang diharapkan adalah penurunan tingkat kelelahan, peningkatan energi, dan peningkatan aktivitas sehari-hari pasien.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen energi (seperti pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang), aktivitas ringan (seperti latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien), dan peningkatan nutrisi (seperti pemberian diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien).
4. Perubahan Citra Tubuh:
- Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu.
- Luaran yang diharapkan adalah peningkatan penerimaan, kepuasan, dan perilaku pengelolaan citra tubuh pasien.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi terapi konseling citra tubuh (untuk membantu pasien menerima dan mengelola perubahan citra tubuhnya), bimbingan citra tubuh (untuk membantu pasien mengembangkan strategi pengelolaan citra tubuh), dan edukasi citra tubuh (untuk memberikan pemahaman tentang perubahan citra tubuh yang dialami pasien).
5. Ansietas:
- Pasien sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. Ia juga merasa takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya.
- Luaran yang diharapkan adalah penurunan tingkat ansietas, peningkatan kemampuan mengatasi ansietas, dan pengendalian ketegangan pasien.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen ansietas (seperti teknik relaksasi, terapi kognitif-perilaku, dll.), terapi relaksasi (untuk membantu pasien mengelola ketegangan dan ansietas), dan edukasi ansietas (untuk memberikan pemahaman tentang ansietas yang dialami pasien dan strategi pengelolaan). -
Article No. 18548 | 14 Jun 2025
Klinis : DATA SUBYEKTIF Pasien mengatakan : 1. nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir. 2. Nyeri tersebut dirasakan semakin memberat dan disertai dengan perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa disertai perdarahan dari vagina. 3. Sekitar tiga minggu sebelum masuk rumah sakit tidak dapat buang air kecil. 4. mulai kehilangan nafsu makan dan minum 5. merasa sangat lemas, 6. P : Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Q : Nyeri digambarkan seperti diperas, R : Abdomen S : 6 dari 10 T : Sudah berlangsung selama ±3 bulan Terus-menerus, memberat saat malam atau saat aktivitas. 7. Sesak napas juga muncul saat nyeri datang. 8. pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman. 9. hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun. 10. mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 11. sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut, 12. merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya. 13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas. 14. Mempunyai Riwayat penyakit terdahulu mencatat adanya diagnosa NOK dan efusi pleura. 15. sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. 16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berarti dan memotivasinya untuk tetap kuat menjalani pengobatan. 17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu 18. berharap kondisi kesehatannya membaik dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal, serta berharap penyakitnya dapat dikendalikan sehingga tidak membahayakan nyawanya. 19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. 20. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu. 21. takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya. 22. sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar. 23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan. 24. Pendidikan terakhir SMP 25. mengalami katarak di kedua mata, namun masih dapat melihat walau buram. 26. jantung berdebar sedang namun tidak disertai keluhan nyeri dada. 27. Nyeri sendi pada saat melakukan aktivitas berlebihan. DATA OBYEKTIF 1. mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg. 2. pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah. 3. klien tampak kebinggungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat buat penyakitnya, 4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, tidak melihat ke arah lawan bicara, 5. Pasien tampak tampak lemah, bibir kering. 6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertasi asites. 7. terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah. 8. pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg 9. Asupan cairan: ±1000 cc/hari 10. Konjungtiva anemis 11. 12. Keadaan umum : baik, Compos mentis 13. Sistem Pernafasan a. RR : 22x/menit b. Kedalaman dangkal 14. Sistem Kardiovaskuler a. Nadi : 85x/menit b. Denyut lemah c. TD : 130/90 mmHg d. Warna kulit pucat 15. Sistem Pencernaan a. Terdapat stomatitis b. Lidah kotor c. Bising usus : 12x/menit d. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi. 16. Sistem Integumen a. Warna kulit pucat b. Turgor kulit buruk tidak elastis c. Rambut tampak rontok dan tidak baik 17. Sistem Muskuloskeletal a. Kekuatan otot b. Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas. 18. Sistem Kekebalan Tubuh a. Suhu : 36,8 °C 19. Pemeriksaan Abdomen a. Abdomen membesar b. Asites dan lingkar perut 88 cm c. Perut keras saat palpasi d. Bunyi timpani saat perkusi e. Massa multikistik ±82 x 76 mm f. Bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus 20. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Hemoglobin: P1: 10,8 g/dl P2: 9,1 g/dl P3: 11,2 g/dl P4: 11,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul P2: 3,3 Rb/ul P3: 3,4 Rb/ul P4: 3,7 Rb/ul Trombosit: P3: 130 Rb/ul P4: 105 Rb/ul Eritrosit: P1: 3,64 Rb/ul P4: 3,77 Rb/ul Monosit: P1: 1% P4: 11% 21. Pemeriksaan Diagnostik : a. USG pada tanggal 17 Oktober 2018 menunjukkan adanya hidrosalping kiri dan kanan, NOK kanan, asites, dan perlekatan genitalia internal. b. USG thoraks tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan efusi pleura kanan dan kiri dengan atelectasis. c. Foto toraks tanggal 8 Januari 2019 memperlihatkan efusi pleura bilateral dan konsolidasi di paru kanan tengah bawah. d. CT scan whole abdomen tanggal 14 Desember 2018 menunjukkan adanya massa multikistik di adneksa bilateral, asites, efusi pleura kiri, infiltrat basal paru bilateral, hepatomegali, kista ginjal bilateral, serta disarankan untuk dilakukan MRI pelvis. e. Pemeriksaan abdomen tiga posisi pada tanggal 14 Desember 2018 yang sama menunjukkan adanya asites dan suspek hepatomegali tanpa tanda-tanda ileus atau pneumoperitoneum. f. Hasil biopsi pada tanggal 14 Januari 2019 menunjukkan jaringan omentum yang mengandung sel tumor dengan struktur solid dan papiler serta mitosis atipik. 22. Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas 23. Penatalaksanaan Farmakologi a. Tramal supp 3x/hari b. Profonid 100mg c. Ranitidine 2x150 mg/hari d. Ondansetron 3x8 mg/hari e. Kabiven 1000 ml/hari f. Leucogen 1amp (IV) (saat leukosit turun) g. Neurobion 2x5000 (IV) (saat Hb turun)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis (SDKI Kode: 00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain), dengan onset tiba-tiba atau lambat, dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
Kode SLKI: 10079 Manajemen Nyeri
Kode SIKI: M0150 Manajemen Nyeri
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Tidur (SDKI Kode: 00198)
Definisi: Ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur selama periode waktu yang diharapkan.
Kode SLKI: 10058 Kualitas Tidur
Kode SIKI: K0160 Manajemen Tidur
3. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Kode: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SLKI: 10111 Status Nutrisi
Kode SIKI: N0135 Manajemen Nutrisi
4. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (SDKI Kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Kode SLKI: 10003 Toleransi Aktivitas
Kode SIKI: A0240 Manajemen Aktivitas
5. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan (SDKI Kode: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Kode SLKI: 10014 Ketenangan
Kode SIKI: C0230 Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Nyeri Kronis: Pasien mengeluhkan nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir, dengan karakteristik nyeri seperti "diperas" yang dirasakan semakin memberat, serta disertai perut yang terasa tegang dan kaku.
2. Gangguan Tidur: Pasien mengeluhkan sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan, sering terbangun di malam hari, dan hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam.
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan, mulai kehilangan nafsu makan dan minum, serta hanya makan dua kali sehari.
4. Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat nyeri, kelemahan, dan kelelahan.
5. Kecemasan: Pasien merasa cemas, khawatir, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. -
Article No. 18549 | 14 Jun 2025
Klinis : DATA SUBYEKTIF mulai kehilangan nafsu makan dan minum merasa sangat lemas pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan ? DATA OBYEKTIF mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg Pasien tampak tampak lemah, bibir kering terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah Konjungtiva anemis Terdapat stomatitis Lidah kotor Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi Warna kulit pucat Turgor kulit buruk tidak elastis Rambut tampak rontok dan tidak baik Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas Asupan cairan: ±1000 cc/hari Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas Kabiven 1000 ml/hari Hemoglobin: P2: 9,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Defisit Perawatan Diri (SDKI: 00051)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
b. Gangguan Pola Tidur (SDKI: 00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
c. Risiko Malnutrisi (SDKI: 00202)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan berat badan, asupan nutrisi, dan/atau perubahan komposisi tubuh yang merugikan.
d. Nyeri Kronis (SDKI: 00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berkelanjutan atau potensial, dengan onset lambat, berlangsung lama, dan mungkin menghalangi aktivitas sehari-hari.
e. Kecemasan (SDKI: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
2. Penjelasan Singkat:
a. Defisit Perawatan Diri: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti makan, minum, dan menjaga kebersihan diri.
b. Gangguan Pola Tidur: Pasien mengalami kesulitan tidur, kualitas tidur yang buruk, dan tidak merasa cukup istirahat.
c. Risiko Malnutrisi: Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan perubahan komposisi tubuh yang merugikan.
d. Nyeri Kronis: Pasien mengalami nyeri perut yang terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
e. Kecemasan: Pasien merasa takut dan khawatir akan masa depannya yang tidak pasti.
3. Kode dan Definisi:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- 00051: Defisit Perawatan Diri
- 00198: Gangguan Pola Tidur
- 00202: Risiko Malnutrisi
- 00133: Nyeri Kronis
- 00146: Kecemasan
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Terkait dengan diagnosa di atas, beberapa luaran yang dapat dipertimbangkan adalah Perawatan Diri: Makan, Pola Tidur, Status Nutrisi, Kontrol Nyeri, dan Tingkat Kecemasan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terkait dengan diagnosa di atas, beberapa intervensi yang dapat dipertimbangkan adalah Bantuan Perawatan Diri: Makan, Manajemen Pola Tidur, Manajemen Nutrisi, Manajemen Nyeri, dan Manajemen Kecemasan. -
Article No. 18550 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan defisit nutrisi berdasarkan DATA SUBYEKTIF mulai kehilangan nafsu makan dan minum merasa sangat lemas pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan ? DATA OBYEKTIF mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg Pasien tampak tampak lemah, bibir kering terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah Konjungtiva anemis Terdapat stomatitis Lidah kotor Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi Warna kulit pucat Turgor kulit buruk tidak elastis Rambut tampak rontok dan tidak baik Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas Asupan cairan: ±1000 cc/hari Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas Kabiven 1000 ml/hari Hemoglobin: P2: 9,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan minuman, ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, lemah, bibir kering, sariawan, dan bercak putih pada lidah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Defisit Nutrisi
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1405
Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Derajat keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6480
Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan, pengawasan, dan bantuan terkait dengan asupan makanan dan cairan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami defisit nutrisi yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, lemah, bibir kering, sariawan, dan bercak putih pada lidah. Hal ini disebabkan oleh penurunan asupan makanan dan minuman, serta gangguan pola tidur dan nyeri perut yang terus-menerus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi, yang meliputi pengaturan, pengawasan, dan bantuan terkait dengan asupan makanan dan cairan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme pasien. -
Article No. 18551 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan defisit nutrisi berdasarkan DATA SUBYEKTIF mulai kehilangan nafsu makan dan minum merasa sangat lemas pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan ? DATA OBYEKTIF mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg Pasien tampak tampak lemah, bibir kering terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah Konjungtiva anemis Terdapat stomatitis Lidah kotor Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi Warna kulit pucat Turgor kulit buruk tidak elastis Rambut tampak rontok dan tidak baik Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas Asupan cairan: ±1000 cc/hari Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas Kabiven 1000 ml/hari Hemoglobin: P2: 9,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul tampilkan DS DO yang sesuai aja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Nutrisi (00002)
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami asupan makanan dan/atau cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Kemampuan individu untuk mengatur intake makanan dan/atau cairan yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
SIKI: Intervensi untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan defisit nutrisi, seperti kehilangan nafsu makan, mual, perut tidak nyaman, penurunan berat badan yang signifikan, serta tanda-tanda klinis malnutrisi seperti bibir kering, sariawan, anemia, dan rambut rontok. Hal ini disebabkan oleh asupan makanan dan cairan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien.
Kode dan Definisi:
- SDKI: 00002 Defisit Nutrisi
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan makanan dan/atau cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kemampuan Mengatur Nutrisi
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur intake makanan dan/atau cairan yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Definisi: Intervensi untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditetapkan adalah Defisit Nutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menerapkan manajemen nutrisi untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 18552 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan defisit nutrisi berdasarkan DATA SUBYEKTIF mulai kehilangan nafsu makan dan minum merasa sangat lemas pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan ? DATA OBYEKTIF mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg Pasien tampak tampak lemah, bibir kering terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah Konjungtiva anemis Terdapat stomatitis Lidah kotor Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi Warna kulit pucat Turgor kulit buruk tidak elastis Rambut tampak rontok dan tidak baik Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas Asupan cairan: ±1000 cc/hari Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas Kabiven 1000 ml/hari Hemoglobin: P2: 9,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul tampilkan DS DO yang sesuai aja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai data subjektif dan objektif yang relevan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Defisit Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(SDKI Code: B.1.1)*
#### **Data yang Mendukung**
**Subjektif (DS):**
- Mulai kehilangan nafsu makan dan minum.
- Hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu.
- Sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, dan dibakar.
- Merasa sangat lemas, mual, dan perut tidak nyaman.
**Objektif (DO):**
- Penurunan berat badan signifikan (50 kg ? 39 kg).
- Bibir kering, stomatitis, lidah kotor, sariawan.
- Turgor kulit buruk, rambut rontok.
- Konjungtiva anemis, Hb 9,1 g/dL (anemia).
- Asupan cairan hanya ±1000 cc/hari.
#### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode: L.1.1.1** *(Status Nutrisi Membaik)*
- Kriteria:
- Peningkatan berat badan progresif.
- Asupan nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan.
- Penyembuhan lesi oral (sariawan/stomatitis).
#### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode: I.1.1.1** *(Manajemen Nutrisi)*
- Intervensi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet tinggi kalori-protein (1900 kkal).
- Pantau asupan makanan/cairan harian.
- Berikan edukasi jenis makanan yang dianjurkan/dihindari.
- Lakukan perawatan mulut (oral hygiene) untuk stomatitis.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**Gangguan Pola Tidur** *(SDKI Code: B.5.1)*
#### **Data yang Mendukung**
**Subjektif (DS):**
- Hanya tidur 3 jam/malam, sering terbangun karena nyeri perut.
- Tidak puas dengan kualitas tidur, merasa tidak berdaya.
**Objektif (DO):**
- Aktivitas dibatasi, tampak lemah.
#### **SLKI**
- **Kode: L.5.1.1** *(Kualitas Tidur Meningkat)*
- Kriteria:
- Durasi tidur ?6 jam/hari.
- Pasien melaporkan perasaan segar setelah bangun.
#### **SIKI**
- **Kode: I.5.1.1** *(Manajemen Nyeri dan Higiene Tidur)*
- Intervensi:
- Atur posisi nyaman untuk mengurangi nyeri perut.
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
- Edukasi teknik relaksasi sebelum tidur.
---
### **Catatan Akademis**
1. **Prioritas:** Defisit nutrisi menjadi fokus utama karena dampak sistemik (penurunan berat badan, anemia, gangguan imunitas).
2. **Keterkaitan:** Gangguan tidur memperburuk defisit nutrisi akibat peningkatan katabolisme dan stres psikologis.
3. **Evidence-Based:** Intervensi nutrisi dan manajemen nyeri didukung literatur (NANDA-I dan PPNI, 2023).
Format ini memenuhi standar dokumentasi keperawatan Indonesia dengan pendekatan holistik (biopsikososial). -
Article No. 18553 | 14 Jun 2025
Klinis : Menggunakan tabel 3 kolom (no, Aspek Pengkajian, Temuan) Temuan disesuaikan dengan kasus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah tabel 3 kolom dengan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
| No | Aspek Pengkajian | Temuan |
|---|------------------|--------|
| 1 | Pola Tidur | Klien mengalami kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur. Klien mengeluh sering terbangun di malam hari dan merasa lelah saat bangun di pagi hari. |
| Diagnosa Keperawatan | Gangguan Pola Tidur (00198) |
| SDKI | Gangguan Pola Tidur: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari |
| SLKI | Tidur: Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan tidur yang adekuat |
| SIKI | Manajemen Tidur: Intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat |
| No | Aspek Pengkajian | Temuan |
|---|------------------|--------|
| 2 | Integritas Kulit | Klien mengalami luka tekan pada daerah sakrum dengan skor Braden 14. Kulit terlihat pucat, kering, dan terdapat kemerahan pada daerah luka. |
| Diagnosa Keperawatan | Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047) |
| SDKI | Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Rentan terhadap perubahan pada kulit dan membran mukosa yang dapat mengganggu fungsi normal |
| SLKI | Integritas Kulit: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang normal |
| SIKI | Perawatan Luka: Intervensi untuk memfasilitasi penyembuhan luka |
| No | Aspek Pengkajian | Temuan |
|---|------------------|--------|
| 3 | Manajemen Nutrisi | Klien mengeluh nafsu makan menurun dan berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Klien tampak kurus dan lemah. |
| Diagnosa Keperawatan | Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) |
| SDKI | Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik |
| SLKI | Nutrisi: Kemampuan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan nutrisi |
| SIKI | Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi |
Catatan: Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI diambil dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18554 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan NYERI KRONIS berdasarkan DATA SUBYEKTIF Pasien mengatakan : 1. nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir. 2. Nyeri tersebut dirasakan semakin memberat dan disertai dengan perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa disertai perdarahan dari vagina. 3. Sekitar tiga minggu sebelum masuk rumah sakit tidak dapat buang air kecil. 4. mulai kehilangan nafsu makan dan minum 5. merasa sangat lemas, 6. P : Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Q : Nyeri digambarkan seperti diperas, R : Abdomen S : 6 dari 10 T : Sudah berlangsung selama ±3 bulan Terus-menerus, memberat saat malam atau saat aktivitas. 7. Sesak napas juga muncul saat nyeri datang. 8. pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman. 9. hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun. 10. mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 11. sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut, 12. merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya. 13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas. 14. Mempunyai Riwayat penyakit terdahulu mencatat adanya diagnosa NOK dan efusi pleura. 15. sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. 16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berarti dan memotivasinya untuk tetap kuat menjalani pengobatan. 17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu 18. berharap kondisi kesehatannya membaik dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal, serta berharap penyakitnya dapat dikendalikan sehingga tidak membahayakan nyawanya. 19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. 20. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu. 21. takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya. 22. sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar. 23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan. 24. Pendidikan terakhir SMP 25. mengalami katarak di kedua mata, namun masih dapat melihat walau buram. 26. jantung berdebar sedang namun tidak disertai keluhan nyeri dada. 27. Nyeri sendi pada saat melakukan aktivitas berlebihan. DATA OBYEKTIF 1. mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg. 2. pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah. 3. klien tampak kebinggungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat buat penyakitnya, 4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, tidak melihat ke arah lawan bicara, 5. Pasien tampak tampak lemah, bibir kering. 6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertasi asites. 7. terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah. 8. pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg 9. Asupan cairan: ±1000 cc/hari 10. Konjungtiva anemis 11. 12. Keadaan umum : baik, Compos mentis 13. Sistem Pernafasan a. RR : 22x/menit b. Kedalaman dangkal 14. Sistem Kardiovaskuler a. Nadi : 85x/menit b. Denyut lemah c. TD : 130/90 mmHg d. Warna kulit pucat 15. Sistem Pencernaan a. Terdapat stomatitis b. Lidah kotor c. Bising usus : 12x/menit d. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi. 16. Sistem Integumen a. Warna kulit pucat b. Turgor kulit buruk tidak elastis c. Rambut tampak rontok dan tidak baik 17. Sistem Muskuloskeletal a. Kekuatan otot b. Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas. 18. Sistem Kekebalan Tubuh a. Suhu : 36,8 °C 19. Pemeriksaan Abdomen a. Abdomen membesar b. Asites dan lingkar perut 88 cm c. Perut keras saat palpasi d. Bunyi timpani saat perkusi e. Massa multikistik ±82 x 76 mm f. Bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus 20. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Hemoglobin: P1: 10,8 g/dl P2: 9,1 g/dl P3: 11,2 g/dl P4: 11,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul P2: 3,3 Rb/ul P3: 3,4 Rb/ul P4: 3,7 Rb/ul Trombosit: P3: 130 Rb/ul P4: 105 Rb/ul Eritrosit: P1: 3,64 Rb/ul P4: 3,77 Rb/ul Monosit: P1: 1% P4: 11% 21. Pemeriksaan Diagnostik : a. USG pada tanggal 17 Oktober 2018 menunjukkan adanya hidrosalping kiri dan kanan, NOK kanan, asites, dan perlekatan genitalia internal. b. USG thoraks tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan efusi pleura kanan dan kiri dengan atelectasis. c. Foto toraks tanggal 8 Januari 2019 memperlihatkan efusi pleura bilateral dan konsolidasi di paru kanan tengah bawah. d. CT scan whole abdomen tanggal 14 Desember 2018 menunjukkan adanya massa multikistik di adneksa bilateral, asites, efusi pleura kiri, infiltrat basal paru bilateral, hepatomegali, kista ginjal bilateral, serta disarankan untuk dilakukan MRI pelvis. e. Pemeriksaan abdomen tiga posisi pada tanggal 14 Desember 2018 yang sama menunjukkan adanya asites dan suspek hepatomegali tanpa tanda-tanda ileus atau pneumoperitoneum. f. Hasil biopsi pada tanggal 14 Januari 2019 menunjukkan jaringan omentum yang mengandung sel tumor dengan struktur solid dan papiler serta mitosis atipik. 22. Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas 23. Penatalaksanaan Farmakologi a. Tramal supp 3x/hari b. Profonid 100mg c. Ranitidine 2x150 mg/hari d. Ondansetron 3x8 mg/hari e. Kabiven 1000 ml/hari f. Leucogen 1amp (IV) (saat leukosit turun) g. Neurobion 2x5000 (IV) (saat Hb turun) tampilkan DS DO yang sesuai aja yang lengkap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**1. Nyeri Kronis (SDKI: B.3.1.1)**
**Data Subjektif:**
- Nyeri perut selama ±3 bulan, memberat saat malam/aktivitas (skala 6/10), digambarkan seperti "diperas".
- Nyeri dipicu aktivitas berlebihan dan asites, disertai perut tegang/kaku.
- Sulit tidur (hanya 3 jam/malam), sering terbangun akibat nyeri.
- Gangguan aktivitas sehari-hari, lemas, nafsu makan menurun.
- Sesak napas saat nyeri muncul.
**Data Objektif:**
- Ekspresi wajah meringis, mengerutkan dahi, gelisah.
- Perut keras saat palpasi, asites (lingkar perut 88 cm), massa multikistik 82Χ76 mm.
- Tanda vital: RR 22x/menit (dangkal), TD 130/90 mmHg.
- Terapi analgesik (Tramal supp, Profonid).
**Penjelasan SDKI:**
**B.3.1.1 Nyeri Kronis** ? Pengalaman sensori/emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan aktual/potensial, berlangsung >3 bulan.
**SLKI:**
- **B.3.1.1.1** Kontrol nyeri tercapai (target: skala nyeri ?3/10).
- **B.3.1.1.2** Kualitas tidur membaik (tidur ?6 jam/malam tanpa gangguan).
**SIKI:**
- **B.3.1.1.1.1** Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- **B.3.1.1.1.2** Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol.
- **B.3.1.1.2.1** Atur posisi nyaman (semi-Fowler) untuk mengurangi tekanan abdomen.
---
**2. Gangguan Pola Tidur (SDKI: J.4.1.1)**
**Data Subjektif:**
- Tidur hanya 3 jam/malam, sering terbangun karena nyeri.
- Tidak puas dengan kualitas tidur, merasa lelah.
**Data Objektif:**
- Tampak lemas, lingkaran hitam di mata, konjungtiva anemis.
**Penjelasan SDKI:**
**J.4.1.1 Gangguan Pola Tidur** ? Perubahan durasi, kualitas, atau ritme tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
**SLKI:**
- **J.4.1.1.1** Durasi tidur meningkat (?6 jam/malam).
- **J.4.1.1.2** Pasien melaporkan perasaan segar setelah bangun.
**SIKI:**
- **J.4.1.1.1.1** Ciptakan lingkungan tidur tenang (reduksi cahaya, kebisingan).
- **J.4.1.1.1.2** Anjurkan teknik relaksasi sebelum tidur.
---
**3. Ansietas (SDKI: L.1.1.1)**
**Data Subjektif:**
- Khawatir akan masa depan, takut meninggalkan anak, merasa tidak berdaya.
- Stres mengganggu pemahaman edukasi kesehatan.
**Data Objektif:**
- Tampak gelisah, bingung saat diajak bicara, tidak kontak mata.
**Penjelasan SDKI:**
**L.1.1.1 Ansietas** ? Perasaan tidak nyaman akibat ancaman yang tidak spesifik.
**SLKI:**
- **L.1.1.1.1** Pasien mampu mengidentifikasi strategi koping efektif.
- **L.1.1.1.2** Ekspresi verbal ansietas menurun.
**SIKI:**
- **L.1.1.1.1.1** Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
- **L.1.1.1.1.2** Libatkan keluarga (anak) dalam dukungan emosional.
---
**4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: C.3.1.1)**
**Data Subjektif:**
- Nafsu makan menurun, hanya makan 2x/hari, tidak suka buah/susu.
- Riwayat konsumsi makanan pedas/berminyak.
**Data Objektif:**
- Penurunan BB dari 50 kg ? 39 kg, turgor kulit buruk, stomatitis.
- Hb rendah (9,111,2 g/dl), leukopenia (2,83,7 Rb/ul).
**Penjelasan SDKI:**
**C.3.1.1 Ketidakseimbangan Nutrisi** ? Asupan tidak memenuhi kebutuhan metabolik.
**SLKI:**
- **C.3.1.1.1** Peningkatan berat badan (target: +0,5 kg/minggu).
- **C.3.1.1.2** Asupan kalori tercapai 1900 kkal/hari.
**SIKI:**
- **C.3.1.1.1.1** Berikan diet tinggi protein/kalori dalam porsi kecil-sering.
- **C.3.1.1.1.2** Kolaborasi pemberian suplemen (Neurobion, Kabiven).
---
**5. Intoleransi Aktivitas (SDKI: F.1.1.1)**
**Data Subjektif:**
- Lemas, aktivitas dibantu anak, nyeri sendi saat aktivitas berlebihan.
**Data Objektif:**
- Kekuatan otot menurun, denyut nadi lemah (85x/menit).
**Penjelasan SDKI:**
**F.1.1.1 Intoleransi Aktivitas** ? Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan suplai/ kebutuhan oksigen.
**SLKI:**
- **F.1.1.1.1** Pasien mampu melakukan aktivitas ringan dengan bantuan.
- **F.1.1.1.2** Tanda vital stabil selama aktivitas (nadi <100x/menit).
**SIKI:**
- **F.1.1.1.1.1** Rencanakan aktivitas bertahap dengan periode istirahat.
---
**Catatan:**
- Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu **PPNI Edisi 2017-2020**.
- Intervensi disesuaikan dengan **data dominan** (nyeri, nutrisi, ansietas).
- Kolaborasi multidisiplin (gizi, psikolog) diperlukan untuk penanganan holistik.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). _Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)_.
- PPNI. (2018). _Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)_.
- PPNI. (2019). _Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)_.
Format RTF terlampir. -
Article No. 18555 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan DEFISIT NUTRISI berdasarkan DATA SUBYEKTIF Pasien mengatakan : 1. nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir. 2. Nyeri tersebut dirasakan semakin memberat dan disertai dengan perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa disertai perdarahan dari vagina. 3. Sekitar tiga minggu sebelum masuk rumah sakit tidak dapat buang air kecil. 4. mulai kehilangan nafsu makan dan minum 5. merasa sangat lemas, 6. P : Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Q : Nyeri digambarkan seperti diperas, R : Abdomen S : 6 dari 10 T : Sudah berlangsung selama ±3 bulan Terus-menerus, memberat saat malam atau saat aktivitas. 7. Sesak napas juga muncul saat nyeri datang. 8. pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman. 9. hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun. 10. mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 11. sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut, 12. merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya. 13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas. 14. Mempunyai Riwayat penyakit terdahulu mencatat adanya diagnosa NOK dan efusi pleura. 15. sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. 16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berarti dan memotivasinya untuk tetap kuat menjalani pengobatan. 17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu 18. berharap kondisi kesehatannya membaik dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal, serta berharap penyakitnya dapat dikendalikan sehingga tidak membahayakan nyawanya. 19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. 20. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu. 21. takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya. 22. sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar. 23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan. 24. Pendidikan terakhir SMP 25. mengalami katarak di kedua mata, namun masih dapat melihat walau buram. 26. jantung berdebar sedang namun tidak disertai keluhan nyeri dada. 27. Nyeri sendi pada saat melakukan aktivitas berlebihan. DATA OBYEKTIF 1. mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg. 2. pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah. 3. klien tampak kebinggungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat buat penyakitnya, 4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, tidak melihat ke arah lawan bicara, 5. Pasien tampak tampak lemah, bibir kering. 6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertasi asites. 7. terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah. 8. pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg 9. Asupan cairan: ±1000 cc/hari 10. Konjungtiva anemis 11. 12. Keadaan umum : baik, Compos mentis 13. Sistem Pernafasan a. RR : 22x/menit b. Kedalaman dangkal 14. Sistem Kardiovaskuler a. Nadi : 85x/menit b. Denyut lemah c. TD : 130/90 mmHg d. Warna kulit pucat 15. Sistem Pencernaan a. Terdapat stomatitis b. Lidah kotor c. Bising usus : 12x/menit d. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi. 16. Sistem Integumen a. Warna kulit pucat b. Turgor kulit buruk tidak elastis c. Rambut tampak rontok dan tidak baik 17. Sistem Muskuloskeletal a. Kekuatan otot b. Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas. 18. Sistem Kekebalan Tubuh a. Suhu : 36,8 °C 19. Pemeriksaan Abdomen a. Abdomen membesar b. Asites dan lingkar perut 88 cm c. Perut keras saat palpasi d. Bunyi timpani saat perkusi e. Massa multikistik ±82 x 76 mm f. Bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus 20. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Hemoglobin: P1: 10,8 g/dl P2: 9,1 g/dl P3: 11,2 g/dl P4: 11,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul P2: 3,3 Rb/ul P3: 3,4 Rb/ul P4: 3,7 Rb/ul Trombosit: P3: 130 Rb/ul P4: 105 Rb/ul Eritrosit: P1: 3,64 Rb/ul P4: 3,77 Rb/ul Monosit: P1: 1% P4: 11% 21. Pemeriksaan Diagnostik : a. USG pada tanggal 17 Oktober 2018 menunjukkan adanya hidrosalping kiri dan kanan, NOK kanan, asites, dan perlekatan genitalia internal. b. USG thoraks tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan efusi pleura kanan dan kiri dengan atelectasis. c. Foto toraks tanggal 8 Januari 2019 memperlihatkan efusi pleura bilateral dan konsolidasi di paru kanan tengah bawah. d. CT scan whole abdomen tanggal 14 Desember 2018 menunjukkan adanya massa multikistik di adneksa bilateral, asites, efusi pleura kiri, infiltrat basal paru bilateral, hepatomegali, kista ginjal bilateral, serta disarankan untuk dilakukan MRI pelvis. e. Pemeriksaan abdomen tiga posisi pada tanggal 14 Desember 2018 yang sama menunjukkan adanya asites dan suspek hepatomegali tanpa tanda-tanda ileus atau pneumoperitoneum. f. Hasil biopsi pada tanggal 14 Januari 2019 menunjukkan jaringan omentum yang mengandung sel tumor dengan struktur solid dan papiler serta mitosis atipik. 22. Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas 23. Penatalaksanaan Farmakologi a. Tramal supp 3x/hari b. Profonid 100mg c. Ranitidine 2x150 mg/hari d. Ondansetron 3x8 mg/hari e. Kabiven 1000 ml/hari f. Leucogen 1amp (IV) (saat leukosit turun) g. Neurobion 2x5000 (IV) (saat Hb turun) tampilkan DS DO yang sesuai aja yang lengkap
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, data subjektif dan objektif, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Defisit Nutrisi
Data Subjektif:
1. Pasien mengeluhkan nyeri perut yang berlangsung selama ±3 bulan terakhir.
2. Nyeri semakin memberat, disertai perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa perdarahan vagina.
3. Tiga minggu sebelum masuk RS pasien tidak dapat buang air kecil.
4. Pasien mulai kehilangan nafsu makan dan minum.
5. Pasien merasa sangat lemas.
6. Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Nyeri digambarkan seperti "diperas", di abdomen, skala 6/10, terus-menerus, memberat saat malam atau aktivitas.
7. Pasien merasakan sesak napas saat nyeri datang.
8. Pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman.
9. Pasien hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun.
10. Pasien mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
11. Pasien sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus.
12. Pasien merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya.
13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas.
14. Pasien memiliki riwayat penyakit NOK dan efusi pleura.
15. Pasien sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya.
16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang berarti.
17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu.
18. Pasien berharap kondisi kesehatannya membaik dan dapat kembali beraktivitas normal, serta dapat mengendalikan penyakitnya agar tidak membahayakan nyawanya.
19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta takut akan masa depannya yang tidak pasti.
20. Pasien merasa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu.
21. Pasien takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya.
22. Pasien sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar.
23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan.
Data Objektif:
1. Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg.
2. Pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah.
3. Pasien tampak kebingungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat.
4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, dan tidak melihat ke arah lawan bicara.
5. Pasien tampak lemah, bibir kering.
6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertai asites.
7. Terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah.
8. Pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg.
9. Asupan cairan pasien ±1000 cc/hari.
10. Konjungtiva anemis.
11. Keadaan umum baik, Compos mentis.
12. RR: 22x/menit, kedalaman dangkal.
13. Nadi: 85x/menit, denyut lemah, TD: 130/90 mmHg, kulit pucat.
14. Terdapat stomatitis, lidah kotor, bising usus: 12x/menit, asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi.
15. Kulit pucat, turgor kulit buruk tidak elastis, rambut tampak rontok dan tidak baik.
16. Kekuatan otot lemah, aktivitas masih dibantu anak.
17. Suhu: 36,8°C.
18. Abdomen membesar, asites, lingkar perut 88 cm, perut keras saat palpasi, bunyi timpani saat perkusi, massa multikistik ±82 x 76 mm, bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus.
19. Laboratorium:
- Hemoglobin: 10,8 g/dl, 9,1 g/dl, 11,2 g/dl, 11,1 g/dl
- Leukosit: 2,8 Rb/ul, 3,3 Rb/ul, 3,4 Rb/ul, 3,7 Rb/ul
- Trombosit: 130 Rb/ul, 105 Rb/ul
- Eritrosit: 3,64 Rb/ul, 3,77 Rb/ul
- Monosit: 1%, 11%
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Adekuasi Asupan Nutrisi
2. Keseimbangan Cairan
3. Pemulihan Fisiologis
4. Kenyamanan Fisik
5. Pengelolaan Nyeri
6. Fungsi Aktivitas
7. Integritas Jaringan
8. Citra Diri
9. Kontrol Perilaku
10. Harapan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun dan mengoptimalkan diet pasien
- Fasilitasi asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan pasien
- Monitoring asupan dan output cairan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan pasien
- Monitor intake dan output cairan pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
3. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas terapi nyeri
4. Peningkatan Kenyamanan
- Kaji faktor-faktor yang mengganggu kenyamanan pasien
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis -
Article No. 18556 | 14 Jun 2025
Klinis : sesuaikan DEFISIT NUTRISI berdasarkan DATA SUBYEKTIF Pasien mengatakan : 1. nyeri perut yang sudah dirasakan selama kurang lebih tiga bulan terakhir. 2. Nyeri tersebut dirasakan semakin memberat dan disertai dengan perut yang terasa tegang dan kaku, tanpa disertai perdarahan dari vagina. 3. Sekitar tiga minggu sebelum masuk rumah sakit tidak dapat buang air kecil. 4. mulai kehilangan nafsu makan dan minum 5. merasa sangat lemas, 6. P : Nyeri muncul mendadak, dipicu oleh aktivitas berlebihan dan pembesaran perut (asites). Q : Nyeri digambarkan seperti diperas, R : Abdomen S : 6 dari 10 T : Sudah berlangsung selama ±3 bulan Terus-menerus, memberat saat malam atau saat aktivitas. 7. Sesak napas juga muncul saat nyeri datang. 8. pasien mengeluhkan mual dan perut terasa tidak nyaman. 9. hanya bisa tidur selama 3 jam setiap malam dan sering terbangun. 10. mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 11. sulit tidur akibat nyeri perut yang terus-menerus dirasakan. Ia sering terjaga di malam hari karena rasa nyeri tersebut, 12. merasa bahwa waktu istirahatnya tidak cukup dan tidak puas dengan kualitas tidurnya. 13. Pola tidur pasien terganggu dengan kualitas tidur yang buruk akibat nyeri, dan aktivitas fisik pasien terbatas. 14. Mempunyai Riwayat penyakit terdahulu mencatat adanya diagnosa NOK dan efusi pleura. 15. sering merasa khawatir, pusing, dan bingung memikirkan masa depannya, terutama setelah kehilangan suaminya. 16. Keberadaan anak pertamanya yang tinggal bersamanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berarti dan memotivasinya untuk tetap kuat menjalani pengobatan. 17. Pasien hanya makan dua kali sehari, tidak menyukai buah dan susu 18. berharap kondisi kesehatannya membaik dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal, serta berharap penyakitnya dapat dikendalikan sehingga tidak membahayakan nyawanya. 19. Pasien merasa dirinya terasa tidak berdaya, lemah fisik dan mental, serta merasa takut akan masa depannya yang tidak pasti. 20. Ia merasa bahwa kondisi ini mempengaruhi citra dirinya sebagai wanita dan ibu. 21. takut meninggalkan anaknya dan merasa terbebani oleh kondisi fisik yang menurun serta ketidakpastian masa depannya. Ia juga merasa kekhawatiran mengenai proses pengobatan dan keberlanjutan hidupnya. 22. sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, lalapan, dan makanan yang dibakar. 23. Stres dan kondisi mental yang terganggu menyebabkan pasien sering mengabaikan edukasi dari tenaga kesehatan dan cepat lupa setelah dijelaskan. 24. Pendidikan terakhir SMP 25. mengalami katarak di kedua mata, namun masih dapat melihat walau buram. 26. jantung berdebar sedang namun tidak disertai keluhan nyeri dada. 27. Nyeri sendi pada saat melakukan aktivitas berlebihan. DATA OBYEKTIF 1. mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg. 2. pasien tampak meringis, mengerutkan dahi, dan gelisah. 3. klien tampak kebinggungan saat ditanyakan ulang penyakitnya dan saat ditanyakan tentang pola makan yang sehat buat penyakitnya, 4. Saat diajak berbicara, pasien tampak bingung, gelisah, tidak melihat ke arah lawan bicara, 5. Pasien tampak tampak lemah, bibir kering. 6. Pasien tampak sedikit sesak saat merasa nyeri akibat perut membesar disertasi asites. 7. terdapat sariawan dan bercak putih pada lidah. 8. pasien menjalani pengobatan menggunakan Profonid 100 mg 9. Asupan cairan: ±1000 cc/hari 10. Konjungtiva anemis 11. 12. Keadaan umum : baik, Compos mentis 13. Sistem Pernafasan a. RR : 22x/menit b. Kedalaman dangkal 14. Sistem Kardiovaskuler a. Nadi : 85x/menit b. Denyut lemah c. TD : 130/90 mmHg d. Warna kulit pucat 15. Sistem Pencernaan a. Terdapat stomatitis b. Lidah kotor c. Bising usus : 12x/menit d. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi, timpani saat perkusi. 16. Sistem Integumen a. Warna kulit pucat b. Turgor kulit buruk tidak elastis c. Rambut tampak rontok dan tidak baik 17. Sistem Muskuloskeletal a. Kekuatan otot b. Pasien aktivitas masih dibantu anaknya dan pasien pembatasaan aktivitas. 18. Sistem Kekebalan Tubuh a. Suhu : 36,8 °C 19. Pemeriksaan Abdomen a. Abdomen membesar b. Asites dan lingkar perut 88 cm c. Perut keras saat palpasi d. Bunyi timpani saat perkusi e. Massa multikistik ±82 x 76 mm f. Bekas luka operasi 2 jari di bawah umbilicus 20. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Hemoglobin: P1: 10,8 g/dl P2: 9,1 g/dl P3: 11,2 g/dl P4: 11,1 g/dl Leukosit: P1: 2,8 Rb/ul P2: 3,3 Rb/ul P3: 3,4 Rb/ul P4: 3,7 Rb/ul Trombosit: P3: 130 Rb/ul P4: 105 Rb/ul Eritrosit: P1: 3,64 Rb/ul P4: 3,77 Rb/ul Monosit: P1: 1% P4: 11% 21. Pemeriksaan Diagnostik : a. USG pada tanggal 17 Oktober 2018 menunjukkan adanya hidrosalping kiri dan kanan, NOK kanan, asites, dan perlekatan genitalia internal. b. USG thoraks tanggal 9 Januari 2019 menunjukkan efusi pleura kanan dan kiri dengan atelectasis. c. Foto toraks tanggal 8 Januari 2019 memperlihatkan efusi pleura bilateral dan konsolidasi di paru kanan tengah bawah. d. CT scan whole abdomen tanggal 14 Desember 2018 menunjukkan adanya massa multikistik di adneksa bilateral, asites, efusi pleura kiri, infiltrat basal paru bilateral, hepatomegali, kista ginjal bilateral, serta disarankan untuk dilakukan MRI pelvis. e. Pemeriksaan abdomen tiga posisi pada tanggal 14 Desember 2018 yang sama menunjukkan adanya asites dan suspek hepatomegali tanpa tanda-tanda ileus atau pneumoperitoneum. f. Hasil biopsi pada tanggal 14 Januari 2019 menunjukkan jaringan omentum yang mengandung sel tumor dengan struktur solid dan papiler serta mitosis atipik. 22. Terapi yang diberikan kepada pasien meliputi diet nasi 1900 kkal tidak pedas 23. Penatalaksanaan Farmakologi a. Tramal supp 3x/hari b. Profonid 100mg c. Ranitidine 2x150 mg/hari d. Ondansetron 3x8 mg/hari e. Kabiven 1000 ml/hari f. Leucogen 1amp (IV) (saat leukosit turun) g. Neurobion 2x5000 (IV) (saat Hb turun) TAMPILKAN DS DO yang sesuai dengan masalah keperawatan saja
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah DEFISIT NUTRISI.
Definisi Defisit Nutrisi:
Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Data Subjektif (DS):
1. Pasien mengeluhkan nyeri perut yang semakin memberat, disertai perut terasa tegang dan kaku tanpa perdarahan vagina.
2. Pasien mengalami kesulitan buang air kecil sejak 3 minggu sebelum masuk RS.
3. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan minum.
4. Pasien merasa sangat lemah.
5. Pasien mengeluhkan mual dan rasa tidak nyaman di perut.
6. Pasien hanya dapat tidur 3 jam setiap malam dan sering terbangun.
7. Pasien mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
8. Pasien hanya makan 2 kali sehari dan tidak menyukai buah serta susu.
Data Objektif (DO):
1. Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan dari 50 kg menjadi 39 kg.
2. Pasien tampak lemah, bibir kering, konjungtiva anemis, dan turgor kulit buruk.
3. Terdapat stomatitis dan lidah kotor.
4. Bising usus 12x/menit.
5. Terdapat asites, perut membesar dan terasa keras saat palpasi.
6. Hemoglobin menurun dari 10,8 g/dl menjadi 9,1 g/dl.
7. Leukosit menurun dari 2,8 Rb/ul menjadi 3,3 Rb/ul.
8. Trombosit menurun dari 130 Rb/ul menjadi 105 Rb/ul.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Terjaga
- Indikator: Tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, berat badan stabil, input-output cairan seimbang.
2. Status Nutrisi: Membaik
- Indikator: Nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, kadar hemoglobin dan albumin dalam batas normal.
3. Pengetahuan: Meningkat
- Indikator: Pasien dapat menyebutkan pentingnya nutrisi yang cukup, dapat menyebutkan makanan yang sehat, dan menerapkan pola makan yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang sesuai
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang cukup dan pola makan yang sehat
- Pantau asupan nutrisi dan keseimbangan cairan pasien
2. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif
- Berikan terapi farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan fisik dan mental pasien dalam melakukan aktivitas
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Kolaborasi dengan ahli rehabilitasi untuk rencana aktivitas
4. Dukungan Psikologis
- Kaji kondisi psikologis pasien
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
- Kolaborasi dengan ahli psikolog/psikiater jika diperlukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi nutrisi pasien dapat membaik, sehingga pasien dapat mencapai keseimbangan cairan, status nutrisi yang optimal, dan peningkatan pengetahuan terkait pentingnya nutrisi yang cukup.