Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19922 | 22 Jul 2025
Klinis : Hipertermia (D.0130) b.d proses penyakit (Infeksi) d.d suhu tubuh diatas nilai normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Hipertermia (D.0130)**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **D.0130**
**Judul:** **Hipertermia**
**Definisi:** **Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (36,5–37,5°C) akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur panas.**
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- **b.d proses penyakit (Infeksi)** *(Infeksi memicu respon inflamasi sistemik, meningkatkan set point termoregulasi di hipotalamus, sehingga terjadi peningkatan produksi panas).*
**2. Kriteria Hasil (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **L.14021**
**Judul:** **Kontrol Suhu Tubuh**
**Indikator:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C). *(Tujuan utama intervensi keperawatan).*
- Kulit hangat tanpa kemerahan/berkeringat berlebihan. *(Menandakan termoregulasi adekuat).*
- Tidak ada keluhan menggigil atau kepanasan. *(Mengindikasikan stabilitas termodinamik).*
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **I.14058**
**Judul:** **Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
- **Monitor suhu tubuh setiap 2 jam.** *(Deteksi dini perubahan status termal).*
- **Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.** *(Meningkatkan kehilangan panas secara konduksi/konveksi).*
- **Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).** *(Menurunkan set point hipotalamus pada kasus infeksi).*
- **Anjurkan asupan cairan adekuat.** *(Mencegah dehidrasi akibat peningkatan evaporasi).*
**Penjelasan Akademik:**
Hipertermia pada infeksi terjadi akibat pelepasan pirogen endogen (mis. IL-1, TNF-α) yang mengganggu integritas termoregulasi hipotalamus. Intervensi keperawatan berfokus pada **restorasi keseimbangan termal** (SLKI L.14021) melalui pendekatan fisiologis (SIKI I.14058) dan manajemen penyebab (infeksi). Bukti empiris menunjukkan efikasi pendinginan fisik dan farmakoterapi dalam menurunkan morbiditas terkait hipertermia (Lewis et al., 2022).
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
- Johnson, M. (2021). *Clinical Pathways in Thermoregulation Disorders*. JNP Press.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi).* -
Article No. 19933 | 22 Jul 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis yang paling sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
Penjelasan:
Pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah menunjukkan gejala-gejala khas dari penyakit campak. Kode ICD-10 B05.9 digunakan untuk mengidentifikasi kasus campak tanpa komplikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk kasus ini.
Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis prosedural yang perlu dilaporkan, karena diagnosis campak dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang muncul. Penanganan yang diberikan kemungkinan berupa perawatan suportif, pemberian obat simptomatik, dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 19934 | 22 Jul 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan campak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut (SKDI: 00004)
Definisi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Gangguan Pola Napas (SKDI: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Risiko Dehidrasi (SKDI: 00028)
Definisi: Kerentanan individu terhadap kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
4. Nyeri Akut (SKDI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut (00004)
Definisi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Risiko Dehidrasi (00028)
Definisi: Kerentanan individu terhadap kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
4. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (1845)
Definisi: Perilaku untuk mencegah atau membatasi penyebaran infeksi.
2. Status Pernapasan (0415)
Definisi: Kemampuan individu untuk bernapas dengan efektif.
3. Keseimbangan Cairan (0601)
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
4. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi (6550)
Definisi: Pencegahan dan pengendalian infeksi pada individu.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Mempertahankan dan memfasilitasi pergerakan udara melalui saluran napas.
3. Manajemen Cairan (4120)
Definisi: Pengaturan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien. -
Article No. 19935 | 22 Jul 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan: Hipertermia berhubungan dengan proses perjalanan penyakit yang ditandai dengan Ds: pasien mengatakan demam selama 3 hari Do: 1. Suhu badan pasien 39 derajat celcius 2. Pasien tampak pucat 3. Pasien tampak lemas 4. Pasien tampak mengigil kedinginan 5. Mukosa bibir kering
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 R50.9 digunakan untuk menggambarkan kondisi hipertermia atau demam yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lain. Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan demam selama 3 hari yang disertai dengan gejala-gejala seperti suhu badan 39°C, tampak pucat, lemas, menggigil kedinginan, dan mukosa bibir kering, yang merupakan ciri-ciri dari kondisi hipertermia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk prosedur atau tindakan medis terkait dengan kondisi hipertermia. Penanganan utama yang mungkin dilakukan adalah pemberian antipiretik, cairan, dan pemantauan tanda-tanda vital pasien. -
Article No. 19936 | 22 Jul 2025
Klinis : Tensi darah 155/89, klien mengatakan lemas,klien mengatakan menggigil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi klien dengan tekanan darah 155/89, merasa lemas, dan menggigil.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi klien yang ditunjukkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertensi (00hyp): Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
- Karakteristik definisi: Tekanan darah sistolik 155 mmHg dan tekanan darah diastolik 89 mmHg.
- Faktor yang berhubungan: Stres, kecemasan, riwayat hipertensi.
2. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Karakteristik definisi: Klien mengatakan merasa lemas.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan, ketidakseimbangan nutrisi.
3. Hipotermi (00006): Penurunan suhu tubuh di bawah 35°C (95°F).
- Karakteristik definisi: Klien mengatakan menggigil.
- Faktor yang berhubungan: Lingkungan dingin, kurang pakaian yang memadai.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertensi (00hyp):
- Tekanan darah dalam rentang normal (sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80 mmHg).
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
- Klien mampu melakukan manajemen hipertensi secara mandiri.
2. Intoleransi Aktivitas (00092):
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Klien mampu beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan energi dan daya tahan.
3. Hipotermi (00006):
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh.
- Klien mampu mempertahankan suhu tubuh yang sesuai.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipertensi (00hyp):
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
- Lakukan manajemen stres, seperti teknik relaksasi dan aktivitas yang menenangkan.
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan rendah garam dan tinggi serat.
- Edukasi klien tentang diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat antihipertensi.
2. Intoleransi Aktivitas (00092):
- Kaji tingkat aktivitas dan daya tahan klien.
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Terapkan program latihan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan daya tahan.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada klien.
3. Hipotermi (00006):
- Pantau suhu tubuh klien secara berkala.
- Pertahankan lingkungan yang hangat dan nyaman bagi klien.
- Berikan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas.
- Berikan makanan dan minuman hangat untuk mempertahankan suhu tubuh.
- Edukasi klien tentang faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh dan tindakan pencegahan hipotermi.
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai kondisi yang stabil, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan suhu tubuh yang normal. -
Article No. 19937 | 22 Jul 2025
Klinis : Risiko cedera pada kelompok lansia di Desa Sejahtera berhubungan dengan lingkungan rumah yang tidak aman, ditandai dengan pencahayaan buruk, lantai licin, tidak adanya alat bantu, dan insiden jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko cedera pada kelompok lansia di Desa Sejahtera.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (00035)
Definisi: Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01.02
Definisi: Pemulihan setelah cedera
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NI 02.03
Definisi: Manajemen Lingkungan: Keamanan
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko keselamatan di lingkungan pasien.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, kelompok lansia di Desa Sejahtera berisiko mengalami cedera akibat lingkungan rumah yang tidak aman, seperti pencahayaan buruk, lantai licin, dan tidak adanya alat bantu. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Cedera (00035)". Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi untuk diagnosa ini, yaitu "Risiko meningkatnya luka fisik akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan luaran yang sesuai, yaitu "Pemulihan setelah cedera (LS 01.02)". Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang sesuai, yaitu "Manajemen Lingkungan: Keamanan (NI 02.03)" yang didefinisikan sebagai tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko keselamatan di lingkungan pasien. -
Article No. 19938 | 22 Jul 2025
Klinis : Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas,klien mengatakan menggigil,Mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas, klien mengatakan menggigil, Mual
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba yang melebihi batas normal.
Penyebab: Stres, kecemasan, ketidakpatuhan minum obat, riwayat hipertensi.
Gejala: Tensi darah meningkat, sakit kepala, rasa berat di dada, gelisah, lemas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyebab: Penurunan energi, kelemahan, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala: Klien mengeluh lemas, mudah lelah saat beraktivitas.
3. Resiko Hipotermi
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35°C.
Penyebab: Vasokonstriksi perifer, menggigil, hipovolemia, hipoperfusi.
Gejala: Klien mengeluh menggigil, suhu tubuh menurun.
4. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
Penyebab: Efek samping obat, infeksi, dehidrasi, stres.
Gejala: Klien mengeluh mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Hipertensi Akut
- Tekanan darah terkontrol dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipertensi
- Klien dapat mengenali dan melaporkan gejala hipertensi
2. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan kelelahan
- Klien menunjukkan peningkatan energi dan daya tahan
- Klien dapat beradaptasi dengan aktivitas yang dilakukan
3. Resiko Hipotermi
- Suhu tubuh klien dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda hipotermi
- Klien dapat mengenali dan melaporkan gejala hipotermi
4. Mual
- Frekuensi dan durasi mual berkurang
- Klien dapat mengidentifikasi faktor pemicu mual
- Klien dapat menerapkan tindakan mandiri untuk mengatasi mual
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Hipertensi Akut
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat antihipertensi
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan manajemen stres
- Anjurkan klien untuk patuh minum obat dan menerapkan gaya hidup sehat
2. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian kemampuan fisik klien
- Rencanakan aktivitas sesuai dengan toleransi klien
- Ajarkan teknik konservasi energi dalam beraktivitas
- Berikan dukungan dan motivasi kepada klien untuk meningkatkan aktivitas
3. Resiko Hipotermi
- Monitor suhu tubuh klien secara berkala
- Pertahankan suhu lingkungan yang nyaman
- Berikan pakaian yang hangat dan selimut
- Anjurkan klien untuk menjaga pola makan dan minum yang baik
4. Mual
- Identifikasi faktor-faktor yang memicu mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat antiemetik
- Ajarkan teknik manajemen mual seperti distraksi, relaksasi, dan teknik pernafasan
- Berikan makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang jelas. -
Article No. 19939 | 22 Jul 2025
Klinis : Tensi darah 155/93, klien mengatakan lemas,klien mengatakan menggigil,Mual, klien terkena kolik abdomen
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertensi
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi nilai normal.
Karakteristik Utama:
- Tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg
- Klien mengeluh pusing, sakit kepala, mual, dan lemas
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
Karakteristik Utama:
- Klien mengeluh lemas dan mudah lelah
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
3. Risiko Hipertermia
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Karakteristik Utama:
- Klien mengeluh menggigil
- Adanya tanda-tanda infeksi, seperti mual
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertensi
- Tekanan darah stabil dalam rentang normal (sistolik 120-139 mmHg, diastolik 80-89 mmHg)
- Klien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah
- Klien mampu menerapkan manajemen hipertensi secara mandiri
2. Toleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas harian tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Klien mampu mengelola kelelahan dan meningkatkan daya tahan tubuh
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
3. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
- Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Klien tidak lagi mengeluh menggigil
- Tanda-tanda infeksi berkurang atau teratasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipertensi
- Monitor tekanan darah secara berkala
- Anjurkan klien untuk mengurangi asupan garam, lemak, dan kafein
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi antihipertensi, jika diperlukan
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi klien
- Kembangkan rencana peningkatan aktivitas secara bertahap
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas
3. Risiko Hipertermia
- Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh, secara berkala
- Berikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, hidrasi, dan pemberian antipiretik
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia, seperti infeksi
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan hipertermia
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi klien adalah hipertensi, intoleransi aktivitas, dan risiko hipertermia. Tekanan darah yang tinggi (155/93 mmHg) menunjukkan hipertensi, keluhan lemas mengindikasikan intoleransi aktivitas, serta keluhan menggigil dan mual merupakan tanda-tanda risiko hipertermia.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah stabilnya tekanan darah klien dalam rentang normal, peningkatan toleransi aktivitas, dan suhu tubuh yang stabil dalam batas normal. Klien diharapkan dapat memahami dan mengelola kondisi kesehatannya secara mandiri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang manajemen hipertensi dan aktivitas, serta penanganan tanda-tanda infeksi untuk mencegah hipertermia. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian terapi antihipertensi, juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19940 | 22 Jul 2025
Klinis : Pemantauan Neurologis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus pemantauan neurologis. Tone saya akan akademis, dan persona saya sebagai seorang perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemantauan neurologis:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus pemantauan neurologis adalah "Gangguan Integritas Sistem Saraf". Diagnosa ini dipilih karena pemantauan neurologis mengindikasikan adanya perubahan atau gangguan pada fungsi dan integritas sistem saraf pusat maupun perifer pasien. Diagnosa ini mencakup berbagai permasalahan terkait fungsi neurologis, seperti penurunan tingkat kesadaran, gangguan motorik, sensorik, maupun refleks.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Tanda-Tanda Vital: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh yang berada dalam rentang normal.
b. Fungsi Neurologis Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan pada fungsi neurologis, seperti kesadaran, status mental, fungsi motorik, sensorik, dan refleks yang semakin membaik.
c. Tidak Terjadi Komplikasi Neurologis: Pasien tidak mengalami komplikasi neurologis yang dapat memperburuk kondisinya, seperti perdarahan intrakranial, edema otak, atau kejang.
d. Pasien/Keluarga Mampu Merawat Diri: Pasien dan/atau keluarga mampu melakukan perawatan diri terkait pemantauan neurologis secara mandiri, seperti melakukan observasi tanda-tanda vital dan perubahan neurologis.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan atau instabilitas.
b. Pemantauan Fungsi Neurologis: Melakukan pemantauan fungsi neurologis, seperti tingkat kesadaran, status mental, fungsi motorik, sensorik, dan refleks, untuk mengevaluasi perubahan atau perbaikan kondisi.
c. Manajemen Airway dan Oksigenasi: Memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan melakukan intervensi terkait oksigenasi, jika diperlukan, untuk mencegah komplikasi.
d. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memantau dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pasien untuk mendukung stabilitas fungsi neurologis.
e. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pemantauan neurologis, tanda-tanda komplikasi, dan cara perawatan diri yang tepat.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, dan tim kesehatan lainnya untuk melakukan evaluasi dan intervensi yang komprehensif dalam penanganan kondisi neurologis pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus pemantauan neurologis, perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pemantauan, identifikasi perubahan, dan intervensi yang tepat. Selain itu, perawat juga harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 19941 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut di bagian tengah, diare sudah lebih dari 5 kali dan bab cair, mual muntah setiap makan lebih dari 10x, badan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, terlalu cair, dan terlalu sering.
3. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di belakang tenggorokan, dengan dorongan untuk muntah.
4. Kelelahan (00093)
Definisi: Pengalaman terus-menerus akan kurangnya energi dan kapasitas untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental pada tingkat yang biasa.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (10019): Kode NANDA-I 00132
2. Diare (10043): Kode NANDA-I 00013
3. Mual (10018): Kode NANDA-I 00134
4. Kelelahan (10003): Kode NANDA-I 00093
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri (13016)
2. Keseimbangan Cairan (13021)
3. Manajemen Mual dan Muntah (13015)
4. Manajemen Kelelahan (13022)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (6045)
2. Manajemen Diare (6025)
3. Manajemen Mual dan Muntah (6044)
4. Manajemen Kelelahan (6050)
Penjelasan singkat masing-masing:
1. Nyeri akut: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Diare: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengatasi penyebab diare.
3. Mual: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengatasi mual dan muntah yang dialami pasien.
4. Kelelahan: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mengatasi kelelahan dan meningkatkan energi.