Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4840 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien nyeri akut, penanganan terapi akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu singkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut antara lain: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai, Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, dan Pasien mengatakan dapat beristirahat yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani Nyeri Akut, antara lain: Manajemen Nyeri, Pemberian Obat Nyeri, Terapi Nonfarmakologis (seperti akupuntur), Distraksi, Relaksasi, dan Terapi Modalitas.
Dalam kasus ini, dengan kondisi pasien nyeri akut dan penanganan terapi akupunktur, perawat dapat menerapkan intervensi Terapi Nonfarmakologis melalui Terapi Akupunktur untuk membantu mengurangi nyeri pasien. Perawat dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan, prosedur, dan ekspektasi hasil dari terapi akupunktur kepada pasien secara akademis dan komprehensif, sesuai dengan peran sebagai seorang pakar keperawatan. -
Article No. 4841 | 06 Nov 2024
Klinis : Pengkajian pasien nyeri akut, dengan teknik terapi akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pengkajian pasien nyeri akut dengan teknik terapi akupunktur:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor Terkait:
- Agen cedera biologis (misalnya, penyakit, infeksi, pembedahan)
- Agen cedera kimiawi (misalnya, obat-obatan, zat kimia)
- Agen cedera fisik (misalnya, trauma, kebakaran, fraktur)
Karakteristik Mayor:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi nyeri (misalnya, gerakan tubuh, ekspresi wajah)
- Perilaku protektif
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
- Identifikasi faktor presipitasi dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
- Identifikasi dampak nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat nyeri menurun
- Koping efektif terhadap nyeri
- Kepuasan terhadap pengelolaan nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri
- Akunpungtur (Akupunktur)
- Distraksi
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut" mengacu pada pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Terkait dengan kondisi pasien nyeri akut yang menggunakan terapi akupunktur, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, termasuk identifikasi karakteristik, faktor penyebab, dan dampak nyeri. Kemudian, perawat dapat menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti manajemen nyeri, pemberian akupunktur, dan distraksi, dengan tujuan menurunkan tingkat nyeri, meningkatkan koping pasien, dan mencapai kepuasan terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 4842 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan batuk berdahak, sariawan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sariawan, pernapasan cuping hidung, bunyi napas tambahan (ronchi, wheezing).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI terdiri dari berbagai diagnosis keperawatan yang dirumuskan berdasarkan bukti ilmiah dan praktik keperawatan.
- Diagnosa Keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" termasuk dalam SDKI dan telah distandarisasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", beberapa luaran yang diharapkan antara lain: Jalan napas terbuka, Pola napas efektif, dan Bebas dari sputum.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" antara lain: Manajemen jalan napas, Pemberian bronkodilator, dan Terapi laring.
Dengan tone akademis dan persona pakar, penjelasan singkat di atas dapat menjadi referensi bagi seorang "nurse" dalam memahami dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan. -
Article No. 4843 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan sariawan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Oral
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Oral adalah ketidakmampuan untuk mentoleransi makanan atau cairan melalui mulut yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
2. Pemulihan Mukosa Oral
3. Pemeliharaan Nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Mulut
3. Terapi Nutrisi
Kondisi pasien dengan sariawan menunjukkan adanya intoleransi oral yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri saat mengonsumsi makanan atau cairan melalui mulut. Perawatan yang diberikan mencakup manajemen nyeri, perawatan mulut, dan terapi nutrisi untuk membantu proses penyembuhan dan mempertahankan status nutrisi pasien. -
Article No. 4844 | 06 Nov 2024
Klinis : klien 2 tahun dengan keluhan demam 2 hari suhu 36.9 sariawan batuk berdahak muntaah saat minum susu apa 2 diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus di atas serta masukan data subyektif dan obyektif pada masing2 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi klien yang Anda berikan, berikut adalah dua diagnosa keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, beserta penjelasan singkat dan data subyektif dan obyektif untuk masing-masing diagnosa:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang efektif.
Data Subyektif:
- Klien mengeluhkan batuk berdahak
- Klien mengeluhkan kesulitan saat minum susu
Data Objektif:
- Terdapat tanda-tanda infeksi saluran pernapasan (batuk berdahak)
- Klien mengalami muntah saat minum susu
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Data Subyektif:
- Klien mengeluhkan demam selama 2 hari
Data Objektif:
- Suhu tubuh klien 36,9°C
- Terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sariawan)
Penjelasan singkat:
Pada kasus ini, diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas dan Hipertermia adalah yang paling sesuai. Klien mengalami gejala infeksi saluran pernapasan, seperti batuk berdahak dan kesulitan minum susu, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan pola napas. Selain itu, klien juga mengalami demam dan tanda-tanda infeksi lainnya, seperti sariawan, yang menunjukkan adanya hipertermia.
Kedua diagnosa keperawatan ini perlu diidentifikasi dan ditangani dengan tepat untuk memastikan pemulihan klien yang optimal. -
Article No. 4845 | 06 Nov 2024
Klinis : ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E16.2
- Deskripsi: Hipoglisemia, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.98
- Deskripsi: Pemantauan kadar glukosa darah
Penjelasan:
Kode ICD-10 E16.2 (Hipoglisemia, tidak terspesifikasi) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah. Hipoglisemia, atau penurunan kadar glukosa darah di bawah normal, merupakan manifestasi utama dari ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Untuk prosedur medis yang terkait, kode ICD-9-CM 75.98 (Pemantauan kadar glukosa darah) dapat digunakan. Prosedur ini meliputi pemantauan dan pengukuran kadar glukosa darah, baik secara berkala maupun kontinyu, untuk memantau dan mengelola fluktuasi kadar glukosa darah pada pasien.
Dengan menggunakan kode-kode ini, pihak medis dapat mendokumentasikan diagnosis dan prosedur terkait dengan kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah secara akurat dan terstandar, sehingga dapat membantu dalam proses perawatan, pengkodean, dan penagihan biaya kesehatan yang sesuai. -
Article No. 4608 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak hari Senin (28 Oktober 2024). Keluhan disertai dengan mual dan muntah (setiap makan muntah), nyeri punggung sampe bawah, perut bagian ulu hati hingga ke punggung, dan pusing cekot-cekot dan buyer, dan BAB hitam 1 kali. Tadi pagi pasien periksa ke poli urologi karena ISK.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami nyeri punggung sampai bagian bawah, nyeri pada perut bagian ulu hati hingga punggung, serta pusing yang dirasakan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh proses penyakit yang sedang dialami oleh pasien.
2. Mual dan Muntah berhubungan dengan efek samping pengobatan
Penjelasan:
Mual dan muntah yang dialami oleh pasien dapat berhubungan dengan efek samping pengobatan yang sedang dijalani, dalam hal ini pemeriksaan ke poli urologi karena ISK (Infeksi Saluran Kemih).
3. Risiko Perdarahan berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan:
Pasien mengalami BAB berwarna hitam, yang dapat mengindikasikan adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perdarahan berhubungan dengan proses penyakit.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan standar yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. Dengan mengacu pada standar ini, perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 4609 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak hari Senin (28 Oktober 2024). Keluhan disertai dengan mual dan muntah (setiap makan muntah), nyeri punggung sampe bawah, perut bagian ulu hati hingga ke punggung, dan pusing cekot-cekot dan buyer, dan BAB hitam 1 kali. Tadi pagi pasien periksa ke poli urologi karena ISK.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Ditandai dengan adanya keluhan nyeri punggung sampai bawah, nyeri pada ulu hati hingga ke punggung, serta pusing cekot-cekot dan buyer.
- Disebabkan oleh faktor patologis, seperti infeksi atau gangguan gastrointestinal.
2. Mual dan Muntah
- Ditandai dengan adanya keluhan mual dan muntah setiap kali makan.
- Disebabkan oleh faktor patologis, seperti infeksi atau gangguan gastrointestinal.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan
- Ditandai dengan adanya keluhan demam, mual, muntah, dan BAB hitam.
- Disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh melalui muntah dan diare.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat terhadap respons pasien terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan. SDKI terdiri dari 188 diagnosis keperawatan yang disusun berdasarkan determinan masalah kesehatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. SLKI terdiri dari 215 luaran keperawatan yang disusun berdasarkan domain dan kelas NANDA-I.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI terdiri dari 536 intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan domain dan kelas Nursing Interventions Classification (NIC).
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang muncul adalah Nyeri Akut, Mual dan Muntah, serta Risiko Kekurangan Volume Cairan. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 4610 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak hari Senin (28 Oktober 2024). Keluhan disertai dengan mual dan muntah (setiap makan muntah), nyeri punggung sampe bawah, perut bagian ulu hati hingga ke punggung, dan pusing cekot-cekot dan buyer, dan BAB hitam 1 kali. Tadi pagi pasien periksa ke poli urologi karena ISK.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal, seperti ulkus peptikum atau pankreatitis, ditandai dengan keluhan nyeri pada ulu hati hingga punggung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan, ditandai dengan keluhan pusing, mual, dan muntah.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan potensi infeksi saluran kemih (ISK) yang sedang dialami pasien.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Intoleransi aktivitas: Tidak dapat melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri: Kemampuan untuk mengatur pengalaman rasa sakit.
2. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang tidak semestinya.
3. Bebas infeksi: Terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa sakit.
2. Manajemen energi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi.
3. Pencegahan infeksi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI ini, diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4611 | 05 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak hari Senin (28 Oktober 2024). Keluhan disertai dengan mual dan muntah (setiap makan muntah), nyeri punggung sampe bawah, perut bagian ulu hati hingga ke punggung, dan pusing cekot-cekot dan buyer, dan BAB hitam 1 kali. Tadi pagi pasien periksa ke poli urologi karena ISK.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Penyebab: Terdapat kemungkinan adanya infeksi atau gangguan pada organ dalam seperti yang dirasakan pasien (demam, nyeri perut, dan nyeri punggung).
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat dari ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- Penyebab: Pasien mengalami keluhan mual, muntah, dan pusing yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Pasien memiliki riwayat ISK dan keluhan BAB hitam yang dapat mengindikasikan adanya infeksi atau gangguan pada saluran pencernaan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengkajian nyeri, manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, evaluasi nyeri.
- Intoleransi Aktivitas: Pengkajian toleransi aktivitas, manajemen energi, peningkatan aktivitas.
- Risiko Infeksi: Pengkajian faktor risiko infeksi, identifikasi tanda dan gejala infeksi, pencegahan infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Kontrol nyeri, tingkat nyeri yang terkendali.
- Intoleransi Aktivitas: Tingkat aktivitas, kemampuan melakukan aktivitas.
- Risiko Infeksi: Tidak terjadi infeksi, tanda dan gejala infeksi terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Manajemen nyeri, terapi farmakologis nyeri, terapi komplementer nyeri.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, asuhan aktivitas.
- Risiko Infeksi: Identifikasi risiko infeksi, pencegahan infeksi, manajemen infeksi.
Kesimpulan, pasien perlu mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif terkait dengan nyeri, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi yang dialaminya. Intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu meningkatkan kondisi pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.