Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4829 | 06 Nov 2024
Klinis : Sesak nafas, batuk berdahak kental warna putih kekuningan, lelah. RR 28. Wheezing. Ronkhi, batuk produktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Pasien mengalami sesak nafas, batuk berdahak kental berwarna putih kekuningan, dan wheezing, yang menandakan adanya sumbatan pada saluran pernapasan.
- Ronkhi dan batuk produktif juga menunjukkan adanya sekresi berlebih yang menghambat ventilasi.
- Peningkatan frekuensi pernapasan (RR 28) mengindikasikan upaya tubuh untuk mempertahankan ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- Pasien mengalami kelelahan, yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen selama aktivitas.
- Sesak nafas dan hambatan pada saluran pernapasan dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, dengan kriteria hasil seperti frekuensi pernapasan normal, tidak ada suara tambahan pada pernapasan, dan mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal, dengan kriteria hasil seperti pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih dan mampu mempertahankan kapasitas fungsional.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memposisikan pasien, terapi oksigen, terapi nebulizer, suction, dan latihan batuk efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi. -
Article No. 4830 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyonya N berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir. Ia mengaku sering merasa pusing,terutama ketika berdiri, dan merasa sesak napas setelah melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci atau mengangkat barang. Pasien juga mengeluh selera makannya menurun dan ia merasa tidak bertenaga. Ia juga menyampaikan bahwa mengalami menstruasi yang cukup banyak setiap bulan, yang membuatnya khawatir akan kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg dan nadi 110 X/ menit. Kulitnya tampak pucat, dan pemeriksaan konjungtiva menunjukkan palpebra inferior pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 9g/dL. jumlah sel darah merahnya tercatat 3,2 juta sel/mm3, tes Coombs negatif.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.0
- Deskripsi: Anemia besi defisiensi dengan anemia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC)
Penjelasan:
Pasien Nyonya N, berusia 30 tahun, datang dengan keluhan utama merasa mudah lelah dan lemas selama dua bulan terakhir, disertai dengan gejala-gejala seperti pusing saat berdiri, sesak napas setelah aktivitas ringan, penurunan selera makan, dan menstruasi yang cukup banyak. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah rendah (90/60 mmHg), denyut nadi yang cepat (110 x/menit), kulit pucat, dan konjungtiva yang anemis. Pemeriksaan laboratorium mengonfirmasi adanya anemia dengan kadar hemoglobin 9 g/dL dan jumlah sel darah merah 3,2 juta sel/mm3, serta tes Coombs yang negatif.
Berdasarkan gambaran klinis dan hasil pemeriksaan, pasien ini memenuhi kriteria untuk diagnosis Anemia Besi Defisiensi dengan Anemia (Kode ICD-10: D50.0). Untuk manajemen pasien, dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count - CBC) sebagai tindakan diagnostik (Kode ICD-9-CM: 85.11). -
Article No. 4832 | 06 Nov 2024
Klinis : Terai akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Terapi akupunktur" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
2. Risiko cedera berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang dan dapat beradaptasi dengan nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mengurangi nyeri akut, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dan teknik nonfarmakologis lainnya.
2. Risiko Cedera berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI: Kerentanan untuk pengalaman kerusakan fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh.
- SLKI: Pasien tidak mengalami cedera selama dan setelah prosedur akupunktur.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah cedera, seperti memastikan sterilitas alat, pemilihan titik akupunktur yang aman, dan pemantauan komplikasi.
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur tindakan akupunktur
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh sumber yang dapat diidentifikasi.
- SLKI: Pasien melaporkan level kecemasan yang menurun dan dapat mengatasi kecemasan.
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti pemberian informasi yang adekuat, teknik relaksasi, dan pendampingan selama prosedur.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengelola kondisi pasien yang menjalani terapi akupunktur. -
Article No. 4833 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut dengan teknik terapi akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Faktor yang berhubungan (SDKI):
- Agen cedera biologis (infeksi, inflamasi)
- Agen cedera fisik (luka, trauma)
- Agen cedera psikologis (kecemasan, takut)
Karakteristik Mayor (SDKI):
- Laporan pasien tentang adanya nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, beratnya)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, akunpunktur, dll)
2. Terapi Komplementer: Akunpunktur
- Identifikasi titik-titik akunpunktur yang sesuai dengan lokasi nyeri
- Lakukan stimulasi pada titik akunpunktur sesuai prosedur
- Evaluasi efektivitas akunpunktur terhadap penurunan nyeri
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Nyeri terkendali
- Pasien mampu mengontrol nyeri menggunakan teknik akunpunktur
- Tidak ada komplikasi akibat nyeri
Kesimpulan:
Terapi akunpunktur merupakan salah satu intervensi nonfarmakologis yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri akut. Perawat berperan dalam mengkaji nyeri, memberikan terapi akunpunktur, serta mengevaluasi efektivitasnya dalam menurunkan nyeri pasien. -
Article No. 4834 | 06 Nov 2024
Klinis : Laki-laki berusia 22 tahun, diantar ambulans melalui panggilan darurat dengan perubahan tingkat kesadaran, terdapat depresi pernapasan. Pasien dalam posisi recovery pada saat datang. Riwayat: Ditemukan dalam keadaan tidak sadar oleh seorang teman, berbaring di kamar tidur. Temannya tersebut tidak dapat membangunkan pasien. Lalu keluarga memanggil dokter. Ambulans dipanggil oleh dokter setibanya di rumah. Pertolongan pertama sudah diberikan oleh dokter sebelum ambulans datang. Saat pengkajian di RS didapatkan data: Airway – terdapat obstruksi pada jalan napas Breathing – bradipneu Circulation –Nadi teraba, irregular, warna kulit pucat, CRT >2 detik Disability – Pasien hanya berespon dengan rangsangan nyeri saja Pulse rate 142 kali per menit, irregular ECG rate 142 kali per menit, Sinus Takikardia RR 8 kali per menit, dangkal SpO2 99% dengan O2 15 lpm menggunakan Bag Valve Mask (BVM) BP 90/Palpable GCS (E2, V4, M5) Pupil Pinpoint Suara bising usus hipoaktif Pengkajian Riwayat SAMPLE (KOMPAK) • A: alergi tidak diketahui • M: kecanduan obat-obatan • P: Riwayat medis tidak diketahui • L: Semalam (10 jam yang lalu) • E: ditemukan pingsan di tempat tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Pemantauan Respirasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia
- SDKI: Penurunan Cardiac Output
- SLKI: Pemantauan Kardiovaskular
- SIKI: Manajemen Aritmia
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat
- SDKI: Penurunan Kesadaran
- SLKI: Pemantauan Neurologis
- SIKI: Manajemen Toksikologi
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas:
- Pasien mengalami obstruksi jalan napas yang menyebabkan gangguan pertukaran gas.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen jalan napas, pemantauan respirasi, dan dukungan ventilasi.
2. Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan Aritmia:
- Pasien mengalami aritmia yang menyebabkan penurunan cardiac output.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen aritmia, pemantauan kardiovaskular, dan dukungan hemodinamik.
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Overdosis Obat:
- Pasien mengalami penurunan kesadaran akibat overdosis obat-obatan.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen toksikologi, pemantauan neurologis, dan stabilisasi kondisi pasien. -
Article No. 4835 | 06 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. - Pasien mengeluh sesak napas, terutama saat berbaring atau setelah aktivitas fisik. - Pasien merasa pusing - Keluhan jantung berdebar-debar atau nyeri dada. - Merasa cemas atau tidak nyaman secara umum, terutama karena kondisi jantungnya. DO : - Adanya edema pada tungkai atau ekstremitas bawah. - Kulit pucat, dingin, dan mungkin sedikit lembap. - TTV : TD : 93/66 mmHg N : 62 x/menit RR : 20X/Menit S : 36.1 SPO2 : 96%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan adalah pengalaman subyektif dan obyektif berupa kekurangan energi, motivasi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan Kelelahan adalah peningkatan toleransi terhadap aktivitas, pemulihan energi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Kelelahan meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, terapi modalitas, dan dukungan emosional.
2. Intoleransi Aktivitas (Activity Intolerance)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan Intoleransi Aktivitas adalah peningkatan toleransi terhadap aktivitas, pemulihan energi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, dan terapi modalitas.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 4836 | 06 Nov 2024
Klinis : riwayat dm tipe 2, nilai gcs sebelum makan 150
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi riwayat DM tipe 2, nilai GCS sebelum makan 15, dengan tone akademis, persona pakar, nurse:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
2. Risiko Komplikasi
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami komplikasi akibat penyakit atau kondisi yang dideritanya.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Individu dengan riwayat DM tipe 2 memiliki risiko tinggi mengalami fluktuasi kadar glukosa darah.
- Pemantauan kadar glukosa darah secara teratur, manajemen diet, dan penggunaan obat antidiabetik yang tepat dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah.
2. Risiko Komplikasi
- Individu dengan DM tipe 2 memiliki risiko mengalami komplikasi, seperti neuropati, retinopati, nefropati, dan penyakit kardiovaskular.
- Pengelolaan DM yang komprehensif, termasuk pemantauan, terapi, dan edukasi, dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi.
Dalam konteks ini, perawat berperan penting dalam:
- Melakukan pengkajian komprehensif terhadap kondisi pasien.
- Mengidentifikasi masalah keperawatan dan potensi risiko yang mungkin terjadi.
- Menyusun rencana keperawatan yang berfokus pada pencegahan komplikasi dan stabilisasi kadar glukosa darah.
- Memberikan intervensi keperawatan yang tepat, termasuk edukasi, konseling, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
- Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk memastikan efektivitas intervensi dan mencegah komplikasi. -
Article No. 4837 | 06 Nov 2024
Klinis : lemas, sesak hilang timbul. Ada mual, dan nyeri ulu hati, muntah tidak ada. Kedua kaki tampak agak bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan atau diperlukan.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Gejala: Lemas, sesak napas, dan nyeri ulu hati.
2. Edema perifer
- Definisi: Akumulasi cairan di jaringan interstisial yang menyebabkan pembengkakan.
- Penyebab: Gangguan pada sistem kardiovaskular, ginjal, atau limfatik.
- Gejala: Pembengkakan pada kedua kaki.
3. Mual
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mungkin mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan gastrointestinal, efek samping obat, atau stres.
- Gejala: Mual tanpa disertai muntah.
SDKI:
- Intoleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas berkurang akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Edema perifer: Akumulasi cairan di jaringan interstisial yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas bawah.
- Mual: Perasaan tidak nyaman di perut yang mungkin mengarah pada keinginan untuk muntah.
SLKI:
- Intoleransi aktivitas: Klien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi.
- Edema perifer: Edema ekstremitas bawah berkurang.
- Mual: Klien dapat mengelola mual.
SIKI:
- Intoleransi aktivitas: Manajemen intoleransi aktivitas, monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan latihan aktivitas.
- Edema perifer: Manajemen edema, elevasi ekstremitas, dan pemantauan tanda-tanda vital.
- Mual: Manajemen mual, pemberian antiemetik, dan pengaturan diet.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 4838 | 06 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut dengan teknik terapi akunpuntur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut bersifat mendadak, dengan intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut meliputi kontrol nyeri, peningkatan koping, peningkatan kualitas hidup, dan pemulihan fungsi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri akut meliputi terapi akunpuntur, pemberian analgesik, terapi komplementer, edukasi tentang nyeri, dan manajemen lingkungan.
Penerapan Terapi Akunpuntur:
Terapi akunpuntur merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk menangani nyeri akut. Akunpuntur memanfaatkan stimulasi titik-titik tertentu di tubuh untuk memblokir transmisi impuls nyeri dan meningkatkan pelepasan endorfin, sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat memberikan edukasi dan panduan kepada pasien mengenai teknik terapi akunpuntur yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut yang dialaminya. Saya akan menjelaskan prinsip kerja akunpuntur, identifikasi titik-titik akunpuntur yang sesuai, serta prosedur pelaksanaan dengan cermat dan komprehensif. -
Article No. 4839 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien nyeri akut, penanganan terapi akunpuntur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.35
- Deskripsi: Akupunktur
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami nyeri akut dan mendapatkan penanganan terapi akupunktur. Pada klasifikasi ICD-10, kode yang sesuai adalah R52 (Nyeri akut), yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami nyeri tanpa penyebab yang jelas.
Untuk tindakan medis yang dilakukan, yaitu terapi akupunktur, terdapat kode ICD-9-CM 93.35. Kode ini menggambarkan prosedur atau tindakan penggunaan akupunktur sebagai modalitas terapi untuk penanganan kondisi tertentu, dalam hal ini nyeri akut yang dialami pasien.
Penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis merupakan standar yang umum digunakan dalam dokumentasi dan pencatatan rekam medis pasien. Hal ini penting untuk memastikan ketepatan dan keakuratan dalam pengkodean, serta memfasilitasi proses penagihan, analisis data, dan pengambilan keputusan klinis yang lebih baik.